Anda di halaman 1dari 32

Sebagai pelaksanaan tahun ke lima dari perencanaan jangka menengah,

perumusan prioritas pembangunan tahun 2012 dilakukan dengan tetap mangacu

pada RPJMD Kota Batu Tahun 2007-2012. Di samping itu guna menjamin

konsistensi dengan perencanaan pembangunan tingkat provinsi dan nasional;

maka penyusunan prioritas ini juga mengacu pada prioitas yang tercantum pada

RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun

2012.

Tema pembangunan Pemerintah Kota Batu tahun 2012 adalah: Percepatan

Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran menuju Perluasan

Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan didukung Pemantapan Tata

Kelola Kepemerintahan untuk Mewujudkan Kemakmuran Yang Lebih Baik

melalui Pengembangan Kota Batu Sebagai Sentra Pariwisata Berbasis

Pertanian.

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kota Batu Tahun 2012

No Prioritas Pembangunan Jumlah Sasaran


Peningkatan Kualitas Prasarana Kota, Permukiman, Penataan
1 6 Sasaran
Ruang Dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Percepatan Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi yang
2 9 Sasaran
Berkualitas
Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran serta Peningkatan
3 8 Sasaran
Kesejahteraan Sosial
Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Pelayanan
4 7 Sasaran
Kesehatan
Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Kinerja Pemerintahan
5 6 Sasaran
(Good Governance)
Keamanan Ketertiban, Supremasi Hukum dan HAM, serta
6 4 Sasaran
Partisipasi Sosial
7 Peningkatan Pemahaman Nilai-Nilai Agama dan kearifan lokal 1 Sasaran

Jumlah 41 Sasaran
3.3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama

Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, serta

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka

Pemerintah Kota Batu telah menetapkan Indikator Kinerja Utama di lingkungan

Pemerintah Daerah Kota Batu.

Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut sebagian besar telah tercantum di

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu

tahun 2007-2012. IKU Pemerintah Kota Batu merupakan ukuran tolok ukur

keberhasilan organisasi secara menyeluruh yang menggambarkan tugas, peran

dan fungsi organisasi Pemerintah Kota Batu. Dalam suatu organisasi pemerintah

daerah, yang merupakan miniatur dari organisasi pemerintah pusat di daerah,

terdapat puluhan bahkan ratusan indikator atau ukuran yang dapat dipergunakan

dan dilaporkan namun adalah suatu hal yang tidak rasional apabila seluruh

indikator tersebut dilaporkan kepada stakeholder sebagai laporan

pertanggungjawaban dari pelaksana atas tingkat keberhasilan kinerjanya.

Untuk itu, sebagai langkah yang rasional untuk menilai keberhasilan

pelaksanaan kinerja Pemerintah Kota Batu dilaporkan beberapa indikator kinerja

yang paling utama sebagai kriteria keberhasilan kinerja organisasi. Indikator

kinerja tersebut merupakan Indikator Kinerja Utama (Key Performance

Indicators) Pemerintah Kota Batu. Capaian indikator kinerja utama ini diharapkan

secara proporsional dan akuntabel memberikan gambaran tentang sejauh mana


Pemerintah Kota Batu dapat mencapai kinerjanya sesuai dengan tugas, peran

dan fungsi yang diembannya.

Indikator kinerja utama di lingkungan Pemerintah Kota Batu yang

ditetapkan tersebut disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012, Rencana Strategis Satuan Kerja

Pemerintah Daerah (SKPD) tahun 2007-2012, Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) tahun 2011 serta dengan mengakomodasikan keinginan para

stakeholder.

Dalam pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan

akuntabilitas kinerja setiap instansi pemerintah pada tahun 2012 yang juga

merupakan periode akhir RPJMD, Pemerintah Kota Batu berpedoman pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor

PER/09/M.MENPAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator

Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, telah menetapkan key

performance indicator sebanyak 11 (Sebelas) Indikator Kinerja Utama (11 IKU),

dimana 4 IKU diturunkan dari dan/atau mengikuti IKU provinsi Jawa Timur

sedangkan 7 IKU merupakan IKU spesifik Kota Batu, yang rinciannya

sebagaimana ditetapkan dalam dokumen RPJMD Kota Batu Tahun 2007-2012,

meliputi Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000,

Pertumbuhan Investasi, Pertumbuhan Kunuungan Wisatawan, Pertumbuhan

sektor pertanian, Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), PDRB per kapita

ADHK, Indeks Daya Beli (IDB), Menigkatnya kualitas lingkungan hidup, Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT), Persentase Penduduk Miskin terhadap Total

Penduduk Kota Batu (Tingkat Kemiskinan), serta Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).
Tabel berikut menunjukkan ikhtisar IKU yang sekaligus merupakan

Indikator Kinerja Tingkat Daerah/Kota yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota

Batu tahun 2012. Indikator kinerja, target, dan realisasinya dapat ditunjukkan

pada Tabel 3.1.

Indikator Kinerja Utama Daerah


Kota Batu 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi %


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertumbuhan Ekonomi Persen 7,46 8,13 109,05
2. Pertumbuhan investasi Persen 6,50 9,25 142,31
3. Pertumbuhan Kunjungan
Persen 6,00 7,04 117,33
Wisatawan
Meningkatnya Kesejahteraan 4. Pertumbuhan sektor Pertanian Persen 3,00 6,18 206,00
Ekonomi masyarakat 5. Jumlah PAD Rp. Milyar 32,00 38,79 121,22
6. PDRB per kapita ADHK Rp. Juta 8,1 8,76 108,10
7. Indeks Daya Beli Point 61,41 66,61 108,47
8. Meningkatnya kualias Lingkungan Meningka
Kategoti Meningkat 100,00
Hidup t
1. Tingkat Pengangguran Persen 6,50 4,57 142,23
Meningkatnya Kesejahteraan
Sosial masyarakat 2. Tingkat Kemiskinan Persen 7.00 6,61 105,88
3. Angka IPM Point 74,59 75,90 101,76
Sumber: Hasil analisis, 2013

Mencermati 11 (Sebelas) Indikator Kinerja Utama Kota Batu sebagai

bagian dari kinerja agregat ekonomi dan sosial, dilihat dari perkembangan

beberapa capaian Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Kota Batu Tahun 2012,

sebagian besar menunjukkan peningkatan yang mampu mencapai target

maupun melampaui target yang ditetapkan. Capaian ini mendeskripsikan pula

perkembangan terhadap capaian Indikator Kinerja Utama yang menjadi

komitmen capaian keberhasilan kinerja Pemerintah Kota Batu dalam

mewujudkan Visi, Misi, Tujuan serta Sasaran Tahun 2007-2012.


Capaian 11 (Sebelas) Indikator Kinerja Utama Tahun 2012 sebagaimana

terlihat pada Gambar di bawah ini dengan penjelasan sebagai berikut:

Capaian Kinerja Utama Kota Batu


Tahun 2008-2012

1. Persentase Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2000

Capaian indikator kinerja Persentase Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 Kota Batu pada tahun 2012 sebesar

Delapan koma Tigabelas (8,13) Persen lebih tinggi dibanding tahun 2011 sebesar

Tujuh koma Tigapuluh Delapan (7,38) Persen. Pertumbuhan tahun 2012 ini lebih

tinggi dari pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang diperkirakan sebesar 7,27

persen pada tahun 2012.


Capaian indikator kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar 8,13 Persen,

menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Batu telah berbuat banyak dalam upaya

mewujudkan Tema Perencanaan Pembangunan Tahun 2012 yaitu Percepatan

Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran menuju Perluasan Pembangunan

Ekonomi yang Berkeadilan didukung Pemantapan Tata Kelola Kepemerintahan

untuk Mewujudkan Kemakmuran Yang Lebih Baik melalui Pengembangan Kota

Batu Sebagai Sentra Pariwisata Berbasis Pertanian terutama berbagai upayaa

untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan penggangguran sehingga

pembangunan Kota Batu semakin mendekati paradigma pembangunan yang pro

growth, sekaligus pro poor, dan pro job seperti yang dicanangkan oleh

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 8,13 Persen ini, menunjukkan

adanya peningkatan perekonomian yang ditimbulkan berkembangnya ekonomi

masyarakat Kota Batu, terutama di sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pertanian dan khususnya ditunjang dengan semakin menguatnya sektor

riil dan usaha mikro, kecil dan menengah. Selain itu, meningkatnya

perekonomian Kota Batu merupakan implikasi dari berbagai kebijakan prioritas

pembangunan Pemerintah Kota Batu maupun Provinsi Jawa Timur serta kinerja

sektor swasta yang menguntungkan, sehingga bisa menciptakan kondisi

perekonomian Kota Batu yang semakin membaik.

Ditinjau dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menunjukkan

peningkatan signifikan, pada tahun 2012 mencapai sebesar Empat Trilyun

Empatratus Sembilan Milyar Rupiah (Rp.4.409 Milyar) lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar Tiga Trilyun Tujuhratus

Sembilanpuluh Sembilan Milyar Rupiah (Rp.3,799 Trilyun) atau meningkat


sebesar Tujuhratus Sebelas koma Enam Milyar Rupiah (Rp.711,6 Milyar) atau

naik 19,25 Persen dari tahun 2011.

Sedangkan, PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Kota Batu

Tahun 2012 adalah sebesar Satu Trilyun Enamratus Tujuhpuluh Tiga Milyar

(Rp.1.673 Milyar) lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 1,53

Trilyun Rupiah yang berarti meningkat sebesar Seratus Duapuluh Lima koma

Delapan Milyar Rupiah (Rp.125,8 Milyar) atau naik/tumbuh sebesar 8,13 Persen.

Selain itu, dilihat dari pertumbuhan PDRB sektoral yang merupakan sektor-sektor

strategis dan potensial di Kota Batu, nampak bahwa kontribusi pertumbuhan

sektor PDRB mengalami perubahan. Tingginya pertumbuhan ekonomi Kota Batu

ini terutama didukung oleh sektor Bangunan sebesar 11,85 Persen; sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran yang tumbuh sebesar 9,07 Persen; sektor

Jasa-jasa 8,42 Persen, dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh

sebesar 7,36 Persen.

Capaian indikator kinerja pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun 2012

sebesar 8,13 Persen ini telah melampaui target yang ditetapkan tahun 2012

dalam dokumen RKPD tahun 2012 yaitu 6,90-8,01 Persen atau median 7,46

Persen.

Besarnya kontribusi ini menunjukkan bahwa kebijakan program-program

pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu, DPRD Kota Batu

beserta seluruh Stakeholder, untuk dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat serta menurunkan jumlah masyarakat miskin secara berkelanjutan

telah menampakkan hasil yang nyata.

2. Pertumbuhan Investasi
Indikator investasi di Kota Batu dimaksudkan untuk menggambarkan

besarnya nilai investasi dan jumlah investor yang masuk di Kota Batu. Semakin

besar nilai investasi yang ditanamkan semakin meningkat pula kondisi

perekonomian. Gambaran tentang besarnya dan pertumbuhan investasi antar

waktu, salah satunya, dapat didekati dengan besarnya posisi kredit investasi

yang diberikan oleh kalangan perbankan kepada masyarakat Kota Batu pada

tahun tertentu.

Laju pertumbuhan investasi di Kota Batu tahun 2012 mencapai angka

9,25 Persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sekitar 9,17 Persen. Tahun

2012 merupakan tahun kelanjutan investasi dari tahun sebelumnya dimana

beberapa investor skala besar menanamkan modalnya di Kota Batu termasuk di

antaranya di bidang perdagangan dan pariwisata. Kondisi ini ditunjang pula

dengan semakin besarnya distribusi kredit perbankan di Kota Batu pada tahun

2012. Berdasarkan Laporan Bank Indonesia laju pertumbuhan kredit di Kota Batu

tahun ini sebesar 43,01% (yoy) dengan porsi terbesar terletak pada sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mencapai Rp. 132.265 juta dengan

growth mencapai 111,82 Persen

Angka-angka tersebut menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Batu

untuk membangun perekonomian dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan

dan pengangguran di wilayah Kota Batu di antaranya berusaha mengundang

para investor serta dengan menjaga dan terus memperbaiki iklim investasi.

Capaian kinerja Pertumbuhan Investasi Kota Batu tahun 2012 sebesar

9,25 Persen menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi di Kota Batu telah

melampaui nilai varian target yang ditetapkan dalam RKPD tahun 2012 sebesar
6,50 Persen.

3. Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan

Salah satu kekuatan iklim investasi Kota Batu terletak pada sektor

pariwisata. Para investor yang datang, tentunya sebagian merupakan pengusaha

yang bergerak dalam bidang pariwisata, seperti objek wisata, hotel, rumah

makan atau usaha lain. Dalam hal ini Pemerintah Kota Batu memiliki komitmen

dan kepedulian tinggi dalam mengembangkan sektor pariwisata. Karena

komitmen itulah, dunia pariwisata terus berkembang.

Pada tahun 2012 diperkirakan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batu

sebesar 2.766.700 wisatawan baik domestik maupun manca negara atau

meningkat atau tumbuh sebesar 7,04% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada

Tahun 2011 kunjungan wisatawan meningkat tercatat sebanyak 2.584.777

wisatawan.

Komitmen dan konsistensi Pemerintah Kota Batu dalam mengemban visi

dan misi pengembangan pariwisata berbasis agropolitan tersebut telah

membuahkan hasil dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatwan,

berkembangnya agrobisnis, serta semakin dikenalnya Kota Batu di dunia

internasional. Semua komponen stakeholder sudah berupaya membangun Kota

Batu supaya lebih baik. Mereka memprioritaskan pembangunan di sektor

pariwisata. Pembangunan tersebut bukan hanya dilakukan di tengah perkotaan,

tetapi juga masuk ke pelosok desa. Mereka juga sudah mengangkat semua

potensi untuk pengembangan pariwisata.

Capaian kinerja Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu tahun


2012 sebesar 7,04% Persen menunjukkan bahwa Kunjungan Wisatawan ke Kota

Batu telah mencapai dan bahkan melampaui nilai varian target RKPD yang

ditetapkan tahun 2012 sebesar 6,0 Persen.

4. Pertumbuhan Sektor Pertanian

Sesuai dengan kondisi geografis maupun geomorfologis, sebagian besar

penduduk Kota Batu mengandalkan aktivitas ekonomi pada sektor primer

sebagai sumber mata pencaharian, terutama pada sub sektor pertanian pangan,

peternakan dan perikanan. Bidang pertanian selama ini masih mempunyai peran

yang cukup strategis dalam perekonomian dan mempunyai multiplier effects

yang besar, karena sekitar 40 % masyarakat Kota Batu menggantungkan

hidupnya di sektor ini. Selain itu, mata rantai yang timbul dari sektor pertanian

sangat besar sehingga dampak yang ditimbulkan sangat luas. Sebagai bagian

dari pembangunan ekonomi, pembangunan pertanian di Kota Batu diupayakan

sinergis dengan pembangunan sektor lainnya bahkan merupakan titik pusat

sebagai penggerak sektor lain dengan pengembangan sistem agribisnis

termasuk agroindustri yang tahan terhadap guncangan ekonomi. Pada masa

krisis, pertanian merupakan sektor yang paling tahan terhadap badai krisis dan

masih menjadi penopang untuk tidak menjadikan krisis ekonomi menjadi

berkelanjutan.

Pada tahun 2012 sektor pertanian di Kota Batu tumbuh sebesar 6,18

persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sebesar 4,89 persen. Kontribusi

pertumbuhan ini terutama dikdukung oleh membaiknya kondisi pada sub sektor

perikanan, sub sektor peternakan serta sub sektor tanaman bahan makanan.
Sedangkan subsektor lainnya seperti tanaman perkebunan dan kehutanan relatif

lambat pertumbuhannya yakni rata-rata 3-4 Persen pada tahun 2012.

Untuk lebih mengembangkan sektor pertanian ini, Pemerintah Kota Batu

mempunyai komitmen penerapan sistem pertanian organik melalui BATU GOES

ORGANIC yang akan diterapkan di seluruh desa dan kelurahan di Kota Batu.

Program go organik merupakan program utama Pemerintah Kota Batu demi

mendukung pengembangan pertanian dan agropolitan. Dengan begitu program

tersebut harus dilaksanakan, termasuk pemerintah desa. Kebijakan diambil

dengan mensyaratkan setiap desa menyediakan lahan dari kas desa atau tanah

kelurahan khusus menanam produk pertanian yang bebas bahan kimia.

Diharapkan hal tersebut akan mampu memberikan image bahwa produk

pertanian asal Kota Batu lebih aman dikonsumsi karena bebas bahan kimia.

Capaian kinerja petumbuhan sektor pertanian tahun 2012 sebesar 6,18

Persen ini telah mampu melampaui target RKPD sebesar 3,0 Persen pada tahun

yang sama.

5. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah Kota Batu antar waktu selalu mengalami

peningkatan secara berkelanjutan mulai Rp.4.958.041.591,00 pada tahun 2002

meningkat menjadi Rp.13.283.274.381,07 pada tahun 2007 dan mencapai

Rp.17.474.763.544,44 pada tahun 2009. Pada tahun 2010 PAD mengalami

peningkatan meskipun percepatannya sedikit mengalami perlambatan mencapai

Rp.17.735.602.953,95. Selama kurun waktu tersebut varian target PAD

sebagaimana tercantum dalam RPJMD belum pernah tercapai atau terlampaui.


Pada tahun 2011, jumlah PAD mencapai Rp.30.257.308.053,14 atau

100,36% dari yang ditargetkan. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah PAD

mencapai Rp.38.794.059.670,38 atau mencapai 121,22% dari yang ditargetkan.

Kinerja PAD Kota Batu tahun 2012 terutama masih ditopang oleh peningkatan

kinerja pos pajak daerah dan Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan. Berkorelasi dengan hal itu, maka Rasio kontribusi PAD

terhadap APBD mengalami kenaikan pula dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Hal ini mengindikasikan mulai berjalannya upaya intensifikasi

maupun ekstensifikasi yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Batu.

Capaian kinerja Jumlah PAD tahun 2012 sebesar Rp.38.794.059.670,38

menunjukkan bahwa Jumlah PAD telah mencapai nilai varian target RKPD yang

ditetapkan untuk tahun 2012 sebesar Rp.32.000.000.000,00.

6. PDRB per kapita ADHK

Secara agregat perkembangan jumlah penduduk dan pendapatan per

kapita masyarakat mencerminkan perkembangan / peningkatan kesejahteraan

masyarakat Kota Batu selama tahun 2004-2011. Pendapatan per kapita

penduduk Kota Batu baik ADHB maupun ADHK mengalami peningkatan secara

berkelanjutan sejak tahun 2005-2011.

Jumlah PDRB per Kapita ADHB tahun 2011 mencapai Rp.17,92 Juta

meningkat Rp.824,35 ribu per kapita dibandingkan tahun 2010 yang nilainya

sebesar Rp. 17,09 Juta atau naik 4,82 Persen. Sedangkan jumlah PDRB per

Kapita ADHK tahun 2011 mencapai Rp.7,60 Juta meningkat 1,64 Persen atau

Rp.122,27 ribu per kapita dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp. 17,09 Juta.
Pada tahun 2012 nilai PDRB per Kapita ADHK mencapai Rp.8,76 juta atau

meningkat sebesar 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun kecenderungannya terus meningkat dari tahun ke tahun,

capaian kinerja PDRB per kapita ADHK Kota Batu masih relatif rendah jika

dibandingkan dengan PDRB per Kapita ADHK Provinsi Jawa Timur. Tahun 2012

PDRB per Kapita Kota Batu sebesar Rp.8,76 juta menunjukkan bahwa PDRB

per kapita ADHK telah mencapai nilai varian target RKPD yang ditetapkan tahun

2012 sebesar Rp.8,10 juta.

7. Indeks Daya Beli (IDB)

Kemampuan daya beli penduduk Kota Batu mengalami peningkatan

secara stabil dari tahun-tahun sebelumnya. Indeks Daya Beli Kota Batu dari

tahun 2005 sampai tahun 2009 berfluktuasi, naik dari 57,45 pada tahun 2005

menjadi 56,41 pada tahun 2006 dan kembali mengalami kenaikan menjadi 57,24

pada tahun 2007. Pada tahun 2008 naik menjadi 63,79 kemudian pada tahun

2009 menjadi 65,48. Peningkatan tersebut terus berlanjut sehingga tahun 2010

menjadi 64,44 dan tahun 2011 meningkat kembali menjadi 64,84. Pada tahun

2012 IDB Kota Batu meningkat menjadi sebesar 66,61 index point atau

meningkat sebesar 8,47% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan IDB menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kota Batu

selama kurun waktu tersebut terus mengalami peningkatan sesuai dengan

peningkatan pendapatan yang diterima. Indeks IDB tersebut mengkonfirmasikan

peningkatan kesejahteraan ekonomis masyarakat Kota Batu secara gradual dan


berkelanjutan.

Capaian kinerja Indeks Daya Beli (IDB) Kota Batu tahun 2012 sebesar

66,61 menunjukkan bahwa IDB Kota Batu telah mencapai nilai varian target yang

ditetapkan dalam RKPD tahun 2012 sebesar 61,41.

8. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup

Hutan di wilayah Kota Batu sebagian besar merupakan kawasan dengan

topografi yang cenderung berbukit dan terjal. Luas hutan di Kecamatan Bumiaji

paling luas yaitu 6.682,30 Ha. Penggunaan lahan di Kecamatan Batu didominasi

untuk pekarangan dan bangunan yaitu seluas 2.077,25 Ha. Hal ini terjadi karena

Kecamatan Batu merupakan pusat kegiatan dan aktivitas Kota.

Kota Batu hingga saat ini masih menghadapi permasalahan lingkungan

yang sering terjadi yaitu masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam

menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya yang mengancam wilayah

penyangga Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Batu.

Pemerintah Kota Batu mengantisipasi hal ini dengan melaksanakan

kegiatan dengan tujuan (a) Menyediakan unit pengolahan sampah (komposting)

untuk mengurangi beban pencemaran di TPA dan mengubahnya sebagai pupuk

tanaman; (b) Tersedianya unit/instalasi pengolahan limbah hewan ternak menjadi

biogas, (c) Tersedianya sarana dan prasarana pemantauan kualitas lingkungan

terutama air, (d) Terselamatkannya sumber-sumber mata airmelalui pembuatan

sumur resapan dan penanaman pohon di sekitar sumber mata air, (e)

Tersusunnya jurnal lingkungan hidup sebagai media data dan informasi

lingkungan, serta (f) Tersedianya bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Wetland Treatment untuk pengolahan air limbah domestik.


Selain itu, juga dilaksanakan Koordinasi Penyusunan AMDAL. Kegiatan

ini meliputi Penyusunan Dokumen Lingkungan bagi kegiatan usaha. Dokumen

Lingkungan Hidup yang disusun dalam jenis DPLH (Dokumen Pengelolaan

Lingkungan Hidup) yang dikenakan bagi kegiatan usaha dan/ atau kegiatan yang

sudah memiliki perijinan tetapi belum memiliki Dokumen Lingkungan. Program ini

sangat efektif mengingat usaha yang bersangkutan sudah memiliki perijinan dan

beroperasi tetapi masih belum memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

Terkait dengan hal ini, kegiatan di bidang lingkungan hidup adalah

Pengujian kualitas air terutama analisa pengujian air di sungai brantas dari hulu

sampai hilir pada 29 titik sebanyak 2 kali, kegiatan prokasih yang dtitikberatkan

pada kegiatan bersih-bersih sungai di tiga kecamatan di Kota Batu,

Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Ternak menjadi Biogas sebanyak 8

unit di Kota Batu, Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-

Sumber Air melalui pembuatan sumur resapan sebanyak 22 buah yang tersebar

di tiga kecamatan se-Kota Batu, peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam

Perlindungan dan Konservasi SDA dengan Penanaman 9 (sembilan) jenis pohon

di sekitar 17 (tujuh belas) mata air yang tersebar di 11 (sebelas) desa di Kota

Batu, Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat Di Bidang Lingkungan

Hidup (Adiwiyata) yaitu meningkatkan peran serta warga sekolah dalam upaya

pengelolaan lingkungan hidup dengan melibatkan semua sekolah yang ada di

Kota Batu, Pengujian Emisi atau Polusi Udara Akibat Aktivitas Industri,

Pembangunan instalasi pembuangan gas methan, serta pembangunan Taman

Alun-Alun (lanjutan).

9. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Batu tahun 2011 mencapai

sebesar Tujuh koma Enampuluh Lima Persen (7,65 Persen), menurun dibanding

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2010 sebesar Tujuh koma

Sembilanpuluh Persen (7,90 Persen). Pada tahun 2012, TPT turun dengan

cukup signifikan menjadi 4,57%.

Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ini secara langsung

maupun tidak langsung merupakan dampak dari beberapa kebijakan prioritas

pembangunan yang terkait dengan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor

antara lain dampak dari Program Perluasan Lapangan Kerja, Peningkatan

Efektivitas Penanggulangan Pengangguran di Pedesaan maupun Perkotaan,

Pemberdayaan Kelompok Masyarakat, Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis,

Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pengembangan UKM, Perluasan

Kesempatan Berusaha dan Menumbuhkan Wira Usaha Baru (WUB) serta

Peningkatan Daya Saing Industri yang Menyerap Tenaga Kerja. Indikasi

penurunan ini ditunjukkan dari hasil survey BPS Kota Batu dengan indikator

Jumlah Pengangguran tahun 2011 sebanyak 4.526 Jiwa, menurun bila dibanding

tahun 2010 sebanyak 5.418 Jiwa. Pada tahun 2012 jumlah penganggur terbuka

di Kota Batu diperkirakan mencapai 3.930 jiwa.

Capaian indikator kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Batu

tahun 2012 sebesar 4,57 Persen, menunjukkan bahwa besaran telah mampu

mencapai nilai varian target yang ditetapkan dalam RKPD untuk Tahun 2012

yaitu 6,50 Persen. Dengan demikian keinginan Pemerintah Kota Batu untuk

meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi agar lebih pro job dan menurunkan

tingkat pengangguran terbuka mulai menunjukkan hasil yang nyata.


10. Persentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk

Persentase Penduduk Miskin (yakni miskin dan mendekati miskin)

terhadap Jumlah Penduduk Kota Batu tahun 2011 mencapai sebesar Delapan

koma Limapuluh Dua Persen (8,52 Persen) menurun bila dibandingkan tahun

2010 sebesar Sembilan koma Delapanpuluh Tiga Persen (9,83 Persen) dengan

rata-rata tingkat penerunan sebesar Lima koma Sembilanpuluh Tujuh Persen

(5,97 persen) per tahun. Angka ini sudah berada di bawah standar nasional

sebesar Sebelas Persen (11 Persen). Pada saat ini angka untuk Jawa Timur

diperkirakan masih di atas 11 persen. Pada tahun 2012 jumlah keluarga miskin

yang ada di Kota Batu berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan sebanyak

3.408 dan yang berpotensi untuk miskin sebanyak 130 orang. Dengan demikian

tingkat kemiskinan di Kota Batu pada tahun 2012 turun menjadi 6,61 Persen.

Menurunnya penduduk miskin di Kota Batu tahun 2012 dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya selain ditimbulkan oleh dampak kebijakan

prioritas program pembangunan, juga implikasi dari perlakuan khusus

Pemerintah Kota Batu terhadap komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat baik di pedesaan maupun

perkotaan.

Berbagai kebijakan prioritas yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah

kemiskinan meliputi Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan,

Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan serta Peningkatan Partisipasi

Masyarakat Dalam Membangun Desa. Program-program ini bertujuan untuk

menumbuhkan kemandirian masyarakat melalui Pengurangan beban dan


Peningkatan kualitas hidup masyarakat kecil serta Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Masyarakat Desa, Pengembangan usaha, perluasan lapangan kerja dan

peningkatan pendapatan masyarakat serta Pemberdayaan Masyarakat berbasis

pada modal sosial dan budaya lokal, Penanggulangan masalah sosial, serta

Budaya lokal.

Capaian indikator kinerja Persentase Penduduk Miskin di Kota Batu tahun

2012 sebesar 6,61 Persen, telah melampaui angka varian target yang ditetapkan

dalam RKPD tahun 2012 antara 7,00 Persen.

11. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Capaian kinerja Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu tahun 2011

mencapai sebesar Tujuhpuluh Lima koma Empatbelas (75,14) yang berarti naik

0,79 Persen bila dibandingkan tahun 2010 sebesar Tujuhpuluh Empat koma

Tigapuluh Lima (74,35) dan berada pada peringkat ke 8 di Provinsi Jawa Timur.

Pada tahun 2012 angka IPM meningkat menjadi Tujuhpuluh Lima koma

Sembilanpuluh (75,90) index point atau meningkat 1,76 Persen dibandingkan

tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, nilai IPM di Kota Batu mengalami kenaikan dari

tahun 2006 hingga 2011, menunjukkan tren/kecenderungan yang meningkat

secara gradual dan signifikan dan berkelanjutan (sustainable). Kenaikan IPM ini

dikarenakan adanya berbagai program pemerintah baik provinsi maupun Kota

Batu untuk meningkatkan angka IPM, seperti program di bidang Kesehatan,

Pendidikan, Ekonomi dan peningkatan kualitas sarana prasarana lainnya.

Keberhasilan program tersebut juga dpengaruhi oleh pola pikir masyarakat


setempat dalam pemanfaatan sarana dan sumber daya alam yang tersedia.

Perlu disadari bahwa investasi pembangunan dalam rangka

pembangunan manusia, yang hasilnya digambarkan dalam angka IPM,

sebenarnya tidak terlihat signifikan di tahun berikutnya, sebagai contoh program

Peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang dimanifestasikan dalam

program Wajar Dikdas 9 Tahun (Pendidikan Dasar), dampaknya baru dapat

dirasakan pada beberapa tahun kemudian.

Adanya perbaikan Indeks Pembangunan Manusia ini menunjukkan bahwa

kinerja program pembangunan Kota Batu untuk meningkatkan kualitas

pelayanan pendidikan dan kualitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan

pendapatan masyarakat terbukti efektif dan efisien, sehingga ke depan

akselerasinya perlu dipacu.

Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu tercermin dari

meningkatnya 3 (tiga) dimensi yaitu Dimensi Kemampuan Menyerap Ilmu

Pengetahuan yang diukur dengan dua hal yaitu Angka Melek Huruf (AMH) Umur

15 tahun ke atas, tahun 2011 sebesar 98,86 Persen lebih baik dari tahun 2010

sebesar 98,74 Persen dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tahun 2011 sebesar

8,65 tahun sedikit lebih baik dari tahun 2010 sebesar 8,44 tahun. Pada tahun

2012 angka-angka tersebut meningkat lebih baik dimana angka AMH mencapai

99.9 Persen sedangkan RLS mencapai 9,00 tahun.

Kemudian, dilihat dari dimensi Hidup Panjang dan Sehat diukur dengan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 2011 sebesar 69,66 lebih tinggi dari

tahun 2010 sebesar 69,42. Pada tahun 2012 angka ini sebesar 69,99.

Sedangkan, dilihat dari dimensi Standar Hidup Layak yang diukur dengan Indeks
Daya Beli Masyarakat Kota Batu tahun 2011 sebesar 64,84 meningkat dibanding

tahun 2010 sebesar 64,44. Pada tahun 2012 angka ini kembali meningkat

menjadi 66,61 index point.

Capaian kinerja Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Batu tahun

2012 sebesar 75,90 menunjukkan bahwa IPM Kota Batu telah mencapai dan

melampaui nilai varian target yang ditetapkan tahun 2012 sebesar 74,59 atau

mencapai 101,76 Persen dari yang ditargetkan.

Capaian kinerja dihasilkan dari pengukuran kinerja yang dimaksudkan

untuk menilai tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan guna meningkatkan

kinerja organisasi. Capaian kinerja Pemerintah Kota Batu dalam

penyelenggaraan pemerintahan tahun 2012 sebesar 89,80% atau termasuk

katagori SANGAT BERHASIL. Secara garis besar sasaran-sasaran Pemerintah

Kota Batu yang telah ditetapkan dalam kinerja tahun 2012 dapat dirinci

pencapaiannya sebagai berikut:

Keberhasilan Kinerja Pemerintah Kota Batu


Berdasarkan Sasaran Tahun 2012

No Kategori pencapaian Sasaran Jumlah Sasaran


1 Sangat Berhasil 30 sasaran
2 Berhasil 6 sasaran
3 Cukup Berhasil 1 sasaran
4 Kurang Berhasil 4 sasaran
Jumlah 41 Sasaran

Hasil Analisis Capaian Kinerja

Berikut diuraikan capaian kinerja pembangunan daerah Kota Batu tahun

2012 berdasarkan prioritas pembangunan secara lebih terinci sebagaimana

tercantum dan diuraikan di dalam RKPD Kota Batu Tahun 2012. Capaian kinerja
dianalisis berdasarkan target kinerja disertai dengan program dan/atau kegiatan

utama yang menyertainya serta dilengkapi dengan beberapa data pendukung

untuk memperjelas analisis tersebut.

1. Peningkatan Kualitas Prasarana Kota, Permukiman,


Penataan
Ruang Dan Pelestarian Lingkungan Hidup
N Satua Nilai
Sasaran Indikator Persen
o n Target Capaian
Jalan dengan kondisi
% 20 21.58 107.90
baik
Jembatan dengan
% 40 40 100.00
kondisi baik
Meningkatnya kualitas
Sarana perhubungan
1 prasarana dan sarana % 62 40 64.52
dengan kondisi baik
perhubungan
Kondisi sarana Memada
Memadai 100.00
Transportasi i
Belum
Kondisi Terminal Baik 50.00
baik
Meningkatnya kualitas Saluran irigasi dalam
% 8 22 275.00
2 prasarana dan sarana kondisi baik
pengairan Kondisi jaringan irigasi % 78 100 128.21
Rumah layak huni % 95.63 96.58 100.99
Meningkatnya kualitas Sambungan air bersih % KK 95.63 96.31 100.71
prasarana dan sarana Jalan permukiman dg
3 % 75 75 100.00
perumahan dan kondisi baik
permukiman Rasio sampah
% 62 62 100.00
terangkut/produksi
Kualitas air sungai - Normal Normal 100.00
Luas Hutan % 7.5 7.5 100.00
Debit Sumber Air
% 25 n.a 50.00
Meningkatnya kualitas (meningkat)
4
lingkungan hidup Luas Lahan Kritis (%
yang menunjukkan % 20 5 25.00
kondisi terakhir)
Luas Lahan Konservasi % 13 13 100.00
Belum
Terjaganya fasilitas
5 Kualitas fasilitas publik Memadai Memada 50.00
publik
i
Terlaksan Terlaksa
Review RT/RW 100.00
a na
Kawasan yang memiliki
Kec. 3 3 100.00
RDTR
Meningkatnya Kawasan yang memiliki
6 Kec. 3 - 0
penataan ruang RTBL
Tertib administrasi
Kec. 3 3 100.00
pertanahan
Tertib pemanfaatan
Kec. 3 3 100.00
pertanahan

2. Percepatan Pemerataan Pertumbuhan


Ekonomi yang Berkualitas
Nilai
N Satua
Sasaran Indikator Capaia Persen
o n Target
n
Angka IPM Angka IPM point 74.59 75.90 101.76
Jumlah investasi yang Rp
135.38 288.05
terealisasi Milyar 389.97
Pertumbuhan investasi % 6.5 9.25 142.31
Meningkatnya kinerja Pertumbuhan ekonomi % 7.46 8.13 109.05
1
investasi Rp.
Jumlah PAD (Rp. Milyar ) 32 38.79 121.22
Milyar
PDRB per kapita ADHK
Rp. Juta 8.1 8.76 108.15
(Rp. Juta)
Meningkatnya produksi Rp 3,6 4,
2 Nilai PDRB (ADHB) 119.48
sektoral Milyar 90.51 409.43
Meningkatnya Nilai pendapatan per Rp
3 8.1 8.76 108.10
kesejahteraan kapita juta/th
Produksi Pertanian % 10 7.26 72.60
Pendapatan Petani % 10 n.a 50.00
Pertumbuhan Sektor
% 3 6.18 206.00
Pertanian
Kontrinusi sektor
Pertanian Terhadap % 19.5 19.53 100.15
PDRB
terbentuknya zona-zona
Terbent Terbent
pertanian dan kawasan 100.00
uk uk
agro industri
Meningkatnya daya Kondisi jaringan irigasi
4 % 9 9 100.00
saing sektor pertanian (meningkat)
Terminal agribisnis
Unit 1 0 0.00
(tambahan unit)
Pertumbuhan jumlah
usaha yang bergerak % 6 20.04 334.00
dibidang agro bisnis
Kualitas tingkat
pendidikan SDM di % 6 6 100.00
Sektor Pertanian
Stabilitas ketahanan
Stabil Stabil 100.00
pangan
Peningkatan Jumlah
kunjungan Wisman dan % 6.00 7.04 117.33
Wisnus
Adanya perbaikan dan
% 2.5 2.5 100.00
pemeliharaan ODTW
Promosi Wisata keg 60 60 100.00
Ketersediaan Pusat
Informasi Wisata di Unit 1 1 100.00
Ganesha Batu
Peningkatan SDM
pariwisata yang
profesional (pemerintah, % 2.5 2.5 100.00
Meningkatnya kuantitas pengelola pariwisata
dan kualitas produk dan masyarakat )
5
pariwisata yan memiliki
daya saing Perkembangan jumlah
% 7 7 100.00
kelompok sadar wisata
Bertambahnya jumlah
Unit 1 1 100.00
obyek wisata
Meningkatnya fungsi
kelembagaan pariwisata Meningk Meningk
- 100.00
dan meningkatkan at at
kerjasama promosi
Penataan dan
pengembangan wilayah
Terlaksa Terlaksa
pariwisata yang selaras - 100.00
na na
dan terpadu serta
berwawasan lingkungan
6 Meningkatnya Pertumbuhan sektor % 5.89 6.95 118.00
industri
Pertumbuhan sektor
% 8.71 9.07 104.13
perdagangan
Perkuatan daya saing
Meningk Meningk
produk industri kecil - 100.00
at at
menengah
Kebijaksanaan publik
berupa penyederhanaan
Terlaksa Terlaksa
regulasi untuk - 100.00
na na
pertumbuhan industri pengembangan dan
dan perdagangan perluasan insdustri
Kelancaran distribusi Meningk Meningk
- 100.00
barang dan jasa at at
Jumlah pasar yang
Unit 2 1 50.00
representatif
Kondisi fasilitas sarana Kurang
- Baik 100.00
dan prasarana pasar baik
Meningkatnya
Meningk Meningk
kebersihan, ketertiban - 100.00
at at
dan keamanan pasar
Peningkatan
Kinerja dalam
Pengelolaan BUMD dan Meningk Meningk
7 pengelolaan perusahaan - 50.00
Pengembangan Pasar at at
daerah
Daerah
Meningkatnya
produktifitas dan nilai
% 5 12 240.00
ekspor produk usaha
kecil dan menengah
Meningkatnya
presentase koperasi % 5 17.8 356.00
Pemberdayaan Koperasi dengan skor baik
8 Meningkatnya Asset dan
dan UMKM % 7.5 61.05 814.00
SHU koperasi
Meningkatnya
Presentase koperasi % 10 24 240.00
yang melaksanakan RAT
KSP/USP koperasi yang
Unit 15 18 120.00
berpredikat sehat
IKM 59 60 101.69
Meningkatnya UKM 254 450 177.17
9 Jumlah IKM yang terbina
Kontribusi UKM Kopera
139 127 91.37
si

3. Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran serta


Peningkatan Kesejahteraan Sosial
N Nilai
Sasaran Indikator Satuan Persen
o Target Capaian
Tingkat lowongan kerja Low 7961 356 4.47
Meningkatnya Penempatan kerja TK 500 185 37.00
1
kesempatan kerja Penyerapan pasca
TK 60 14 23.33
diklat tenaga kerja
Meningkatnya Perselisihan hubungan
2 kejadian 10 7 70.00
hubungan industrial kerja
Keselamatan dan
3 Menurunnya risiko kerja kejadian 10 15 150.00
kesehatan kerja
Indeks daya beli point 61.41 66.61 108.47

Meningkatnya Angka IPM point 74.59 75.90 101.76


4 kesejahteraan Tingkat Pengangguran % 6.5 4.57 142.23
Masyarakat Tingkat Kemiskinan % 7 6.61 105.88
Tingkat Perceraian
% 11 -149.06 0.00
(Penurunan)
Jumlah sanggar Budaya
Unit 1 1 100.00
Terpeliharanya seni dan / seni (bertambah)
5
budaya Jumlah Produk kesenian
Unit 1 1 100.00
(bertambah)
Meningkatnya kualitas Jumlah atilt berprestasi 1000.0
6 Orang 1 10
kinerja keolahragaan tingkat nasional 0
Anak terlantar Anak 81 11 736.36
8200.0
Lansia terlantar Orang 164 2
0
7 Menurunnya PMKS
Keluarga berumah tak
KK 301 240 125.42
layak huni
Korban bencana alam Jiwa 334 187 178.61

Peserta KB aktif Orang 120.09


31,000 37,228
Laju pertumbuhan
% 0.68 0.57 119.30
Meningkatnya keluarga penduduk
8
sejahtera Ribu
Jumlah penduduk 192.00 192.34 100.18
Jiwa

Kepadatan penduduk Jiwa/km 101.34


1,041 1,055

4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan


Pelayanan Kesehatan

N Nilai
Sasaran Indikator Satuan Persen
o Target Capaian
Angka melek huruf % 99.86 99.9 100.04
Rata-rata lama sekolah Tahun 8.75 9.00 102.86
APK:
SD/MI % 126.9 109.09 85.97
SMP/MTs % 109.5 113.36 103.53
SMA/MA/SMK % 100 72.05 72.05

Meningkatnya APM:
1 aksesbilitas pelayanan SD/MI % 97.92 96.5 98.55
dan kualitas pendidikan SMP/MTs % 82.47 75.55 91.61
SMA/MA/SMK % 50.55 53.05 104.95
Nilai UAN:
SD/MI Point 8 6.71 83.88
SMP/MTs Point 7.5 6.5 86.67
SMA/MA/SMK Point 7 6.2 88.57
Indeks Pendidikan Point 85.75 86.19 100.51
Rasio kelas dengan
murid:
a.SD/MI % 35.5 31.94 89.97
b. SMP/MTs % 38.5 34.92 90.70
c. SMA/SMK/MA % 33 39.34 119.21
Meningkatnya sarana
Rasio kelas dengan
2 pendidikan yang
kondisi rusak:
memadai
a. SD/MI % 4.5 24.2 537.78
b. SMP/MTs % 7.8 4.3 55.13
c. SMA/SMK/MA % 11 7.9 71.82
Ruang kelas dengan
% 95 95.07 100.07
kondisi baik
3 Meningkatnya kualitas Jumlah guru yang
Guru 1500 1653 110.20
pendidik berkualifikasi S1
Jumlah guru yg Guru 750 1145 152.67
bersertifikasi
Rasio kelayakan
% 95 70.16 73.85
mengajar
Indeks Harapan Hidup Tahun 77.5 74.90 96.65
Angka kesakitan % 26.5 33.55 126.60
Meningkatnya derajat Prosentase persalinan
4 % 96.1 97.60 101.56
kesehatan oleh tenaga kesehatan
Angka kematian bayi /1000 29.33 28.58 97.44
Angka kematian ibu /1000 7 3 42.86
Meningkatnya keluarga
5 Proporsi rumah sehat % 92.3 94.16 102.02
sehat
Prosentase Desa UCI % 100 95.83 95.83
Menurunnya prevalensi
6 Prosentase KEP pada
gizi balita Bayi <20 0.89 100.00
Balita
Prosentase kunjungan
Meningkatnya layanan
7 masy miskin ke tempat % 75 67.60 90.13
kesehatan
pelayanan kesehatan

5. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Kinerja


Pemerintahan (Good Governance)
N Nilai
Sasaran Indikator Satuan Persen
o Target Capaian
Kesesuaian pendidikan
dan keahlian dengan % 65 70 107.69
pekerjaan bidang/dinas
Meningkatnya kualitas
1 Aparat yang mendapat
aparatur
pelatihan:
Struktural Orang 52 40 76.92
Fungsional Orang 97 100 103.09
Efektifitas PERDA yang Meningk Meningk
- 100.00
dihasilkan at at
Instansi yang memiliki
SKPD 35 35 100.00
dan menerapkan SOP
Penanganan pengaduan
masyarakat di legislatif % 80 100 125.00
dan eksekutif
Meningkatnya efisiensi
2 Penanganan terhadap
birokrasi
pengaduan pelayanan % 80 100 125.00
publik
penerapan sistem
reward dan punishment - Berlaku Berlaku 100.00
bagi kinerja aparatur
Berlakunya sistem
- Berlaku Berlaku 100.00
pelayanan satu atap
Meningkatnya
Instansi yang menyusun
3 transparansi dan SKPD 35 36 102.86
RKT, PK dan LAKIP
akuntabilitas
Meningkatnya Banyaknya jenis media St. TV 2 3 150.00
informasi (arsip) dan yang digunakan Spanduk 100 141 141.00
4 komunikasi
komunikasi Baliho 15 47 313.33
pemerintahan Jumlah lembaga pers Unit 1 3 300.00
Meningkatnya kinerja Keterlibatan publik dlm
perencanaan yang perencanaan program
Prog. 19 20 105.26
didukung oleh: dan kegiatan
5 partisipasi masyarakat pembangunan
serta ketersediaan Ketersediaan kajian
Keg. 37 40 108.11
data dan kajian perencanaan
perencanaan Kajian 12 16 133.33
Wajar
Opini terhadap laporan
- dg n.a 50.00
keuangan (BPK)
catatan
Pengelolaan keuangan Kemandirian keuda
6 % 7.86 7.82 99.51
daerah (PAD/Pendapatan)
Point
Indeks Kemampuan
(Nasional 0.85 n.a 50.00
Fiskal Daerah (IKFD)
)

6. Keamanan Ketertiban, Supremasi Hukum


dan HAM, serta Partisipasi Sosial
N Nilai
Sasaran Indikator Satuan Persen
o Target Capaian

Penertiban PKL PKL 760 42.99


1,768
Tingkat kriminal
Meningkatnya % 11 26.91 244.64
(penurunan)
pemahaman dan
1 Kasus narkoba
ketaatan terhadap % 11 15.4 140.00
(penurunan)
peraturan
Indeks kerusuhan
Kali 0 0 -
berlatar belakang politik
Jumlah demonstrasi Kali 20 13 65.00
Meningkatnya
Tingkat penyelesaian
2 pelayanan hukum bagi Kasus 3 1 33.33
kasus hukum PNS
PNS
Jumlah posko
Meningkatnya penanggulangan Posko 3 3 100.00
3 kemampuan antisipasi bencana
bencana Adanya peta daerah Tersedi
- Tersedia 100.00
rawan bencana a
Meningkatnya
Frekuensi dialog
4 partisipasi masyarakat Kali 17 20 117.65
publik/hearing
dalam berpolitik

7. Peningkatan Pemahaman Nilai-Nilai Agama dan kearifan lokal

(Masuk di dalam prioritas 1-6 di atas)

Indikator makro pembangunan daerah merupakan uraian tentang

pencapaian hasil pelaksanaan strategi pembangunan daerah, yang disusun


melalui evaluasi kinerja terhadap indikator-indikator keberhasilan yang telah

disepakati sebelumnya. Indikator kinerja di atas adalah indikator wajib yang

diamanatkan RPJMD Tahun 2007-2012 dan merupakan sebagian di antara

banyak indikator kinerja Kota Batu. Capaian target indikator makro Kota Batu

sebagaimana ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Batu Tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut:

N 2008 2009 2010 2011 2012


Indikator Targ Capa Targ Capa Targ Capa Targe Capai Targe Capai
o
et i an et i an et i an t an t an
Misi 1
a. Tingkat kriminal (6.1 30,2 38,9 26.9
1 3 5 3 7 9 11
(% penurunan) 7) 6 2 1
b. Tingkat -
(57,
2 Perceraian (% 3 4.21 5 5.5 7 9 0 11 149.
4)
penuruanan) 06
c. Kasus Narkoba (100 13,3
3 3 5 (30) 7 13 9 11 15.4
(% penurunan) ) 3
Misi 2
a. Tingkat Buta 97.6 97,9 98,7 98,8 99.8
1 100 100 100 100 99.9
Huruf (%) 8 0 4 6 6
b. Angka Partisipasi
2
Kasar (APK)
126. 122. 126. 92.1 126. 129, 126. 130, 126, 109.
SD/MI (%)
9 5 9 6 9 95 9 11 9 09
109. 109. 89.5 109. 110, 109. 110, 109. 113.
SMP/MTs(%) 83.5
5 5 9 5 2 5 33 5 36
SMA/MA/SM 44.2 80.5 81,5 91,1 72.0
60 70 80 90 100
K(%) 2 6 0 8 5
70.5 70.4 71.5 74.3 72.5 74,3 73.5 75,1 74.5 75.9
3 c. Angka IPM
9 8 9 4 9 5 9 4 9 0
Indeks
73.9 73.4 74,0 74,4 74.9
Harapan 73.5 74.5 75.5 76.5 74.5
4 5 3 7 0
Hidup
Indeks 80.8 84.0 81.8 84.0 82.8 84,5 83.8 86,1 85.7 86.1
Pendidikan 6 0 6 8 6 8 6 2 5 9
Indeks Daya 57.4 53.5 58.4 65.4 59.4 64,4 60.4 64,8 61.4 66.6
Beli 1 0 1 8 1 4 1 4 1 1
a. Prosentase
89.0 88.6 90.0 90.2 90,0 96,4 90,0 98,1 97.6
4 persalinan oleh 96.1
0 3 0 0 0 0 0 8 0
tenaga kesehatan
b. Prosentase Desa
UCI (Universal 87.5 100 96.0 100 79,1 95.8
5 90 95 100 100
Child 0 % 0 % 7 3
Immunization)
6 c. Prosentase KEP <20 1.07 <20 1.30 <20 15.0 <20 14% <20 0.89
(kekurangan % % % 0 %
Energi Protein)
pada Balita
d. Cakupan
kunjungan
masyarakat 53.3 46.3 25.5 33,1 67.6
7 50% 55% 60% 65,0 75
miskin ke tempat 3 9 0 7 0
palayanan
kesehatan
a. Luas Lahan 94.8
8 5 7 7 9 7.00 11 20,0 13 13
Konservasi (%) 1
(5,62
b. Luas Hutan (%) 2.5 2.97 3.5 3.5 4.5 4.50 6.5 7.5 7.5
)
c. Debit Sumber Air 10.0
9 5 2.00 7 7 15 20 10 25 n.a
(% meningkat) 0
d. Luas Lahan Kritis
(% yang 73.7 40.0
80 65 65 50 35 8,62 20 5
menunjukkan 9 0
kondisi terakhir)
e. Kualitas Air Nor Nor Nor Nor Nor Nor Nor Nor Nor Nor
Sungai mal mal mal mal mal mal mal mal mal mal
1 a. Jumlah sanggar
- - 1 1 1 1.00 1 2 1 1
0 Budaya / seni
b. Jumlah Produk
- - 1 2 1 3.00 1 1 1 1
kesenian
c. Jumlah atilt
berprestasi - - 1 2 1 2.00 1 3 1 10
tingkat Nasional
Misi 3
a. Berlakunya
Mula
sistem Ber Ber Ber Ber Ber
1 - - - - i Ber
pelayanan satu laku laku laku laku laku
laku
atap
b. pertumbuhan 16.4
2 2.5 2.10 3.5 4.5 5.00 5.5 9,17 6.5 9.25
investasi (%) 7
c. Pertumbuhan
6.1 6.86 6.3 6.91 6.5 7,01 6.7 7,38 7.46 8.13
ekonomi (%)]
d. Tingkat
10.3
3 Pengangguran( 8.5 8 8.95 7.5 7,90 6 7,65 6.5 4.57
6
%)
e.Tingkat 10.5
11 9.22 10 9 9.83 8 8,52 7 6.61
Kemiskinan (%) 5
f. Jumlah PAD (Rp. 14.2 17.4 17.7 38.7
16 20 24 28 30,5 32
Milyar ) 0 7 0 9
g. PDRB per kapita
4 6 6.31 7 6.64 8 7,5 9 7,60 8.1 8.76
ADHK (Rp. Juta)
Misi 4
a. Prosentase
kesesuaian
pendidikan dan
keahlian 85.1
1 5 4 20 15 35 50 88,6 65 70
dengan 1
pekerjaan
bidang/dinas
(%)
b. Efektifitas PERDA Meni Meni Meni Meni Meni Meni Menig Menig Menig Menig
2
yang dihasilkan g kat g kat g kat g kat g kat g kat kat kat kat kat
c. Prosentase
penanganan
pengaduan
40 40 50 45 60 100 70 100 80 100
masyarakat di
legislatif dan
eksekutif (%)
d. Prosentase 40 40 50 45 60 78.0 70 80 80 100
penanganan 0
terhadap
pengaduan
pelayanan
publik (%)
Penerapan sistem
Mula
reward dan
i Ber Ber Ber Ber Ber
3 punishment - - - -
Berl laku laku laku laku laku
bagi kinerja
a ku
aparatur
Misi 5
a. Produksi (2.2
1 2 4 3 6 4.36 8 4,53 10 7.26
Pertanian (%) 8)
b. Pendapatan
2 6.12 4 3 6 6.00 8 9,32 10 n.a
Petani (%)
c. Pertumbuhan
Sektor 1 6.12 1.5 5.82 2 6.09 2.5 5,84 3 6.18
Pertanian (%)
d. Kontrinusi sektor
Pertanian 20.9 19.2 20.6 20,3 19.5 19.5
34 34 36 37
Terhadap PDRB 7 0 4 8 0 3
(%)
Terbentuknya zona- Ter
Teri Ter
ben Sdh Sdh Sdh Sdh Sdh
zona pertanian dan den iden Peme Peme
2 tifika tifika taan taan
tuk Terbe Terbe Terbe Terbe Terbe
kawasan agro zona- ntuk ntuk ntuk ntuk ntuk
industri si si
zona
a. Kondisi jaringan
3 5 6 7 7.00 8 10 9 8
irigasi (%)
b. Terminal
agribisnis 1 1 1 1.00 1 1 1 0
(tambahan unit)
c Pertumbuhan
jumlah usaha
yang bergerak 2 3 4 7.00 5 9,0 6 20.4
dibidang agro
bisnis (%)
Kualitas tingkat
pendidikan SDM di
4 2 62.0 3 2.5 4 5.00 5 5 6 6
Sektor Pertanian
(%)
Misi 6
a. Jumlah kinjungan
19.1 62.2 14,3 18,6
1 Wisman dan 2 3 4 5 6.00 7.04
1 4 0 3
Wisnus
b. Adanya
perbaikan dan
- - 0.5 1 1 1.00 1.5 4 2.5 2.5
pemeliharaan
ODTW (%)
c. Promosi Wisata 82.4 80.0
60 70 70 80 90 110 60 60
(%) 6 0
d. Ketersediaan
Pusat Informasi
- 1 1 1 1 1.00 1 2 1 1
Wisata di
Ganesha Batu
Peningkatan SDM
pariwisata yang
profesional
2 (pemerintah, 0.5 1.0 1 0.64 1.5 2.00 2 3 2.5 2.5
pengelola
pariwisata dan
masyarakat (%))
Perkembangan
3 jumlah kelompok 3 4.0 4 3.7 5 7.00 6 8,5 7 7
sadar wisata (%)
Bertambahnya
jumlah obyek 1
4 wisata 3 2 1 1 1 2.00 1 6 1
Misi 7
Kualitas fasilitas cuku cuku Mem Mem Mem Mem Mem Mem Mem Mem
1
publik p p adai adai adai adai a dai a dai a dai a dai
Sdh Sdh Sdh
Terla Terla Terla Terla Pela Pelak Pelak
Terla Terla Terla
2 a Review RT/RW ksan ksan ksan ksan ksan sana sana
ksan ksan ksan
a a a a aan an an
a a a
b. Kondisi Jalan (% 21.7 19,2 23,4 21.5
3 4 5 6 5.00 7 20
kualitas baik) 4 0 9 8
c. Kondisi Jembatan
39.6 39,6
(% kualitas 4 5 6 6.00 7 7,25 40 40
8 8
baik)
d. Kondisi Saluran
irigasi (% 4 8.33 5 8,33 6 5.00 7 20 78 100
kondisi baik)
cuku
e. Kondisi sarana cuku cuku
baik baik baik p baik baik baik baik
Transportasi p p
baik
cuku
cuku cuku
f. Kondisi Terminal baik baik baik p baik baik baik baik
p p
baik
Adanya peta Terla Terla Terla Terla Terla Terla Terla Terla Terla Terla
4 daerah rawan ksan ksan ksan ksan ksan ksan ksan ksan ksan ksan
bencana a a a a a a a a a a
Misi 8
a. Frekuensi dialog 28.0
1 5 14 8 11 11 14 21 17 20
publik/hearing 0
b. Jumlah lembaga
2 - - 1 2 1 2.00 1 2.00 1 3
pers
c. Jumlah media
3 elektronik dan - - 1 4 1 5.00 1 5.00 1 5
media massa
d. indeks
kerusuhan
4 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0
berlatar
belakang politik
e. Jumlah 23.0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Demonstrasi 0

Perkembangan indikator makro sebagai representasi dari keberhasilan maupun

keterhambatan, menggambarkan tingkat capaian seluruh bidang pembangunan

di Kota Batu. Keberhasilan pencapaian indikator makro bukan semata-mata

intervensi dari program maupun kegiatan yang dilakukan dan dibiayai oleh

Pemerintah Kota, akan tetapi dipengaruhi pula oleh semua program maupun

kegiatan yang dilakukan ataupun didanai oleh berbagai level pemerintahan, baik

Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Selain itu partisipasi aktif

masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, juga memiliki kontribusi positif

bagi pencapaian kinerja pembangunan di Kota Batu.


3.4 Pengalaman Belajar

Selama melakukan KKN-P pada instansi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah penulis mendapatkan beberapa pengalaman belajar yang berbeda dari

teori dan konsep yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Perancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Perencanaan menjadi kebutuhan utama yang harus dikerjakan dalam suatu

pembangunan. Dimana suatu perencanaan yang dibuat tidak hanya dibuat

dengan melihat kondisi yang ada melainkan juga menyesuaikan dengan

berbagai hal diantaranya pendanaan, waktu, sumber daya yang ada dan lainnya.

Sehingga diperlukan pemikiran yang serius dalam proses perencanaan tersebut.

Pelatihan pengembangan diri

Dengan melakukan KKN-P Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Batu, penulis dapat mengetahui bagaimana cara bekerja dalam sebuah tim

(teamwork) dimana membutuhkan kedisplinan, ketelititian, kejujuran, tanggung

jawab serta konsistensi dan komitment yang merupakan sebuah pondasi awal

untuk menuju sebuah kesuksesan.

Sharing dan diskusi

Penulis memperoleh pengalaman dan ilmu yang tak tergantikan melalui

kegiatan sharing dan diskusi saat KKN-P dilaksanakan. Tambahan wawasan,

pengetahuan, serta ketrampilan untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan

intelektual dan emosional diperoleh penulis dalam kegiatan KKN-P tersebut.

Anda mungkin juga menyukai