Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA
MODUL I : DIODA
MODUL II : TRANSISTOR
MODUL III : OPERATIONAL AMPLIFIER
MODUL IV : FUNGSI FILTER

DISUSUN OLEH :
Muhammad Fathurrohman Nur
14101102
Tanggal Pratikum Dikumpulkan : 06 Januari 2016

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
MODUL I : DIODA

DISUSUN OLEH :
Muhammad Fathurrohman Nur
14101102

NAMA PARTNER
1. Muhammad Rikhi Roikhan ( 14101103 )
2. Nizam Khoirunnidzom ( 14101104 )
Tanggal Pratikum : 11 Desember 2015
Asisten Praktikum : 1. Nurul Fatonah
2. Rema Hindarko
3. Stefanus Tommy Christian Widianto

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
MODUL I
RANGKAIAN ARUS SEARAH
I. DASAR TEORI
Dioda adalah komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda)
tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya. Yang berfungsi
sebagai penyearah arus listrik. Ada dua jenis diode yaitu tabung dan diode
semikonduktor. Oleh karena itu, diode sering dipergunakan sebagai
penyearah dalam rangkaian elektronika. Dalam pembahasan ini hanya
dibahas diode semikonduktor saja sebab diode tabung sekarang jarang
dipakai. [1]
Bahwa sambungan semikonduktor P-N hanya dapat mengalirkan arus
listrik pada saat diberi prasikap maju (Io diabaikan karena terlalu kecil).
Dengan kata lain sambungan semikonduktor P-N hanya dapat mengalirkan
arus ke satu arah. Dioda semikonduktor dibuat dari sambungan P-N ini.
Terminal pada P disebut anoda, sedang terminal N disebut katoda. Gambar
1.1 menunjukkan sambungan P-N nya, sedangkan gambar 1.2
menunjukkan lambang atau simbolnya. Arah panah menunjukkan arah
hole (arus listrik) jika diberi tegangan maju (prasikap maju). [1]

[1 ]
Gambar 1.1 Sambungan P-N

[1 ]
Gambar 1.2 Simbol
Dalam menunjukan anoda dan kotadanya pabrik memberikan tanda
berupa simbol diatas atau gelang pada badannya seperti gambar.
[1 ]
Gambar 1.3 Simbol Anoda dan Katoda
Penyearah merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC yang berdenyut. Pada umumnya
penyearah dibagi menjadi dua jenis yaitu penyearah setengah gelombang
dan penyearah gelombang penuh. Ini menggunakan sifat dioda secara
umum. Pada setengah perioda positif dioda akan mendapat bias maju
sedangkan pada setengah perioda negatif akan rnendapat bias mundur. Hal
ini yang rnenyebabkan tegangan pada RL rnerupakan sinyal setengah
gelornbang. [2]
Tegangan DC dari hasil penyearahan ini adalah \JK = Vpln .
Antara sinyal masukan dan sinyal keluaran mempunyai perioda yang sama
sehingga frekuensi keluaran pada penyearah setengah gelombang sama
dengan frekuensi masukannya (fo fm). [2]
Pada penyearah gelombang penuh ada 2 jenis yaitu menggunakan
trafo CT dan trafo non CT. Penyearah dengan trafo CT menggunakan dua
buah dioda yang akan menyearahkan ayunan positif dan negatif
gelombang masukan. Harga rata-rata dari penyearahan tni adalah VK = 2
Vp/z. Frekuensi yang dihasilkan adalah dua kali frekuensi masukannya
sebab untuk setiap satu gelombang masukan akan menghasilkan dua
puncak gelombang positif. Fo = 2 Fin. [2]
II. HASIL DATA

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Arus
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Semakin besar nilai hambatan maka arus yang dihasilkan semakin
kecil.
2. Bahwa penyearah setengah gelombang dapat mengubah tegangan
AC ke tegangan DC.
3. Dengan menggunakan penyearah setengah gelombang tidak
membutuhkan banyak data.
4. Semakin besar nilai hambatan maka arus yang dihasilkan semakin
kecil.
B. Saran
1. Dalam melakukan percobaan dengan menggunakan osiloskop
pastikan kabel terhubung dengan sesuai.
2. Ketika merubah tegangan pada power supply hendaknya mengukur
kembali dengan multimeter.
3. Perhatikan ketika melihat satuan yang muncul pada multimeter.
4. Sebaiknya kalibrasikan terlebih dahulu multimeternya sesuai
dengan apa yang akan diukur agar tidak terjadi konsleting pada
multimeter.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous. Pengertian dan Karakteristik dioda. [Online].
HYPERLINK
http://staff.uny.ac.id/system/files/pendidikan/jurnadi,%20M.Pd.,%20
Dr./Pengertian%20dan%20karakteristik%20dioda.pdf
[2] Anonymous. Dasar Elektronika. [Online]. HYPERLINK
http://fti.unissula.ac.id/download/Modul%20Pratikum%20TE/dasar%
20elka.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
MODUL II : TRANSISTOR

DISUSUN OLEH :
Muhammad Fathurrohman Nur
14101102

NAMA PARTNER
1. Muhammad Rikhi Roikhan ( 14101103 )
2. Nizam Khoirunnidzom ( 14101104 )
Tanggal Pratikum : 14 Desember 2015
Asisten Praktikum : 1. Nurul Fatonah
2. Rema Hindarko
3. Stefanus Tommy Christian Widianto

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
MODUL II
TRANSISTOR
I. DASAR TEORI
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir desember 1947 di
Bell Telephone Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang
mempunyai sifat menguatkan yaitu yang disebut dengan transistor.
Keuntungan komponen transistor ini merupakan ukuran yang sangat kecil
dan ringan yang dibuat dari satu keeping silikon. [1]
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Sehingga transistor
mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut.
[2] Transisitor memiliki arus bias pada umumnya mempunyai 3 cara yaitu,
rangkaian CE (Common Emitter), CC (Common Collector). Dan CB
(Common Base), dijelaskan bias transistor rangkaian CE, dengan
Menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter dan
berguna untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi tertentu, untuk
aplikasi pengelohan sinyal frekuensi audio. [3] Struktur dan symbol
transistor bipolar dapat dilihat pada terlihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Struktur dan Simbol Transistor Bipolar [1]


Gambar bentuk fisik transistor pada dibawah ini.

Gambar 1.2 Gambar Fisik Transistor [2]

Gambar 1.3 Gambar Fisik Transistor [2]


Prinsip Transistor sebagai penguat (amplifier) yang artinya
transistor bekerja pada wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut
off), tetapi tidak pada kondisi keduanya. [2]
Prinsip Transistor sebagai penghubung (saklar) yaitu, transistor
akan mengalami (cut off) apabila arus yang melalui basis sangat kecil
sekali sehingga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan
transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu
besar sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung
dengan tegangan antara kolektor. [2]
II. HASIL DATA

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Arus
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
5. Vpp output selalu lebih besar bila dibandingkan dengan arus
keluaran.
6. Arus masukan baik dalam common emmiter maupun penguat
comman collector lebih besar dibandingkan dengan arus keluaran.
7. Transistor memiliki 3 kaki (Pm) yaitu, basis, emitor, dan kolektor.
8. Pembangkit fungsi (Function Generator) berfungsi untuk mengatur
amplitude dan frekuensi pada rangkaian yang memiliki tegangan
yang jelas.
D. Saran
5. Aturlah potensiometer dengan sebisa-bisanya akurat dengan apa
yang diperintahkan.
6. Sebaiknya sebelum melakukan pratikum pastikan rangkaian yang
telah tersusun benar sesuaiperintah, agar tidak akan terjadi
kesalahan pada pengukuran.
7. Jangan menyalakan osiloskop jika belum terpasang dengan baik
sumber teganganya.
8. Saat mengukur tegangan kolektor dengan mengatur tahanan variable,
jangan lupa pembangkit fungsi dalam keadaan OFF.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous. Elektronika Teori dan Penerapan. [Online].
HYPERLINK
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Herman%20Dwi%
20Surjono,%20Drs.,%20M.Sc.,%20MT.,%20Ph.D./Elektronika%20-
%20Teori%20dan%20Penerapan-BAB3-sc.pdf
[2] Anonymous. Elektronika. [Online]. HYPERLINK
http://repository.upi.edu/10132/3/s_te_0704606_chapter2.pdf

[3] Anonymous. Transistor. [Online]. HYPERLINK


http://xa.yimg.com/kq/groups/30101561/809726438/name/transistor_
fet_bjt.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
MODUL III : OPERATIONAL AMPLIFIER

DISUSUN OLEH :
Muhammad Fathurrohman Nur
14101102

NAMA PARTNER
1. Muhammad Rikhi Roikhan ( 14101103 )
2. Nizam Khoirunnidzom ( 14101104 )
Tanggal Pratikum : 18 Desember 2015
Asisten Praktikum : 1. Nurul Fatonah
2. Rema Hindarko
3. Stefanus Tommy Christian Widianto

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
MODUL III
OPERATIONAL AMPLIFIER
I. DASAR TEORI
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat
berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang
memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal
output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional
amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp)
merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang
bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak
linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar.
Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog
yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC. [1]

Gambar 1.1 Simbol Operasional Amplifier (Op-Amp) [1]


A. Inverting Amplifier
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional
sebagai penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki
phase yang berkebalikan dengan fase sinyal input. Pada dasarnya penguat
operasional (Op-Amp) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi
(100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting
amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik (feedback)
dan resistor input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting
amplifier (penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor
feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor penguatan dari penguat
membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali. [2]
Gambar 1.2 Rangkaian Penguat Membalik [2]
B. Non Inverting Amplifier
Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan
penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-
inverting amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional,
karena penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik
membalik ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini
dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan
keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan
dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga
sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm. [3]

Gambar 1.3 Rangkaian Penguat Tak-Membalik [3]


Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-
membalik menggunakan operasional amplifier (Op-Amp) tipe 741 dan
memnggunakan sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input yang
diberikan pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan
tegangan rangkaian penguat tak membalik diatas tergantung pada harga
Rin dan Rf yang dipasang. [3]
C. Komperator
Komparator tegangan adalah sebuat rangkaian yang dapat membandingkan
besar teganganmasukan. Komparator tegangan biasanya menggunakan
Op-Amp sebagai pembanding atara tegangan yang masuk pada input (+)
dan inut (-). Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan
mengeluarkan tegangan positif dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+)
maka op omp akan mgeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian op
amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang
berbeda. [4]

Gambar 1.4 Rangkaian Komperator [4]


D. Voltage Follower
Rangkaian voltage follower atau sering dikenal sebagai rangkaian buffer
adalah suatu rangkaian yang memiliki fungsi untuk menyangga supaya
dihasilkan tegangan keluaran yanag sama besarnya maupun tandanya
dengan tegangan masukan. [5]

Gambar 1.5 Rangkaian Voltage Follower [5]


E. Summing Amplifier
Summing amplifier digunakan untuk menjumlahkan beberapa
sinyal input sehingga dihasilkan sebuah sinyal output. Sinyal output
tersebut bisa berupa hasil penjumlahan matematis langsung dari sinyal-
sinyal input, atau bisa juga mengandung penguatan (gain) tertentu. Dalam
kasus dimana sinyal output merupakan hasil penjumlahan matematis
langsung, semua resistor input dan resistor feedback dibuat sama nilainya
yaitu berkisar antara 10-100kO. Dalam kasus lain, yaitu apabila diinginkan
adanya gain tertentu, maka resistor feedback dibuat lebih besar nilainya.
Summing amplifier bisa juga berupa penjumlahan berskala (scaling
adder), di mana resistor-resistor input nilainya ditentukan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gain yang berbeda-beda untuk setiap input. Sesuai
dengan kebutuhan, summing amplifier ini bisa dibuat dalam konfigurasi
inverting maupun non-inverting. [5]

Gambar 1.6 Rangkaian Summing Amplifier [5]


F. Difference Amplifier
Differential amplifier adalah rangkaian yang banyak digunakan
dalam IC.Perhatikan bahwa rangkaian mempunyai dua input dan dua
output. Jika sinyal inputdiaplikasikan pada salah satu input, dengan input
yang lain dihubungkan ke ground,operasi kerjanya disebut dengan single-
ended. Jika dua input dengan polaritasber lawanan diaplikasikan, disebut
dengan double-ended. Jika input yang sama diaplikasikan pada ke dua
terminal input, disebut dengan common mode dalam operasi common-
mode, input sinyal yang sama menghasilkan sinyal yang berlawanan pada
masing-masing collector. Kedua sinyal saling meniadakan sehingga
outputnya menjadi nol. Dalam praktek, nilai output tidak benar-benar nol,
tapi menghasilkan sinyal yang kecil. Fitur utama dari differential amplifier
adalah gain yang sangat besar jika sinyal yang berlawanan diberikan pada
input, dibandingkan dengan gain yang sangat kecil yang dihasilkan dari
common input. Ratio dari perbedaan penguatan ini disebut common mode
rejection. [6]
Gambar 1.7 Rangkaian Diffrential [6]
II. HASIL DATA

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Arus
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
E. Kesimpulan
9. Dioda
F. Saran
9. Ketelitian
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous. Operasional Amplifier. [Online]. HYPERLINK
http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp

Anonymous. Rangkaian Penguat Membalik Inverting. [Online].


[2] HYPERLINK http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-
membalik-inverting-amplifier

[3] Anonymous. Penguat Tak-Membalik. [Online]. HYPERLINK


http://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-
amplifier
[4] Abdurrochman. Rangkaian Dasar Op-Amp. [Online]. HYPERLINK
http://www.slideshare.net/rochmanrasta/laporan-rangkaian-dasar-op-
amp-44071763

[5] Anonymous. Operational Amplifier. [Online]. HYPERLINK


http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/395/jbptunikompp-gdl-daviedguna-
19712-7-6.bab2.pdf

[6] Irwan Setyadi. Differential Amplifier. [Online]. HYPERLINK


http://id.scribd.com/doc/42197173/Differential-Amplifier#scribd
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTORNIKA
MODUL IV : FILTER AKTIF

DISUSUN OLEH :
Muhammad Fathurrohman Nur
14101102

NAMA PARTNER
1. Muhammad Rikhi Roikhan ( 14101103 )
2. Nizam Khoirunnidzom ( 14101104 )
Tanggal Pratikum : 21 Desember 2015
Asisten Praktikum : 1. Nurul Fatonah
2. Rema Hindarko
3. Stefanus Tommy Christian Widianto

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
MODUL IV
FILTER AKTIF
I. DASAR TEORI
Filter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk
membuang tegangan output pada frekuensi tertentu, dimana untuk
perancangannya dapat dilakukan dengan komponen filter pasif yaitu R, C,
L maupun filter aktif yaitu Op-Amp, transistor. [1]
Filter Aktif adalah sebuah Filter yang menggunakan komponen
aktif. Filter aktif mempunyai beberapa manfaat lebih dari filter pasif. Pada
penggunaan OP-AMP sebagai komponen dasar filter aktif. Perubahan
penguatan filter dapat dicapai. OP-AMP juga kemungkinan menyetel
range filter lebar tanpa merubah respon frekuensi dandapat memisahkan
beban dari sumber karena Zin tingi dan Zout rendah.Tetapi filter aktif
tidak sempurna. Ada beberapa kekurangannya. Pertama, responfrekuensi
tergantung pada penggunaan tipe OP-AMP dan sebagian besar tidak
mempunyai respon frekuensi tinggi yang layak. Kedua OP-AMP
keberadaannya memerlukan daya operasi dimana filter pasif tidak
memerlukan daya operasi. [2]
A. High Pass Filter (HPF)
Filter aktif high pass atau sering disebut dengan Active High Pass
Filter (Active HPF) atau juga disebut dengan filter aktif lolos atas
adalah rangkaian filter yang akan melewatkan sinyal input dengan
frekuensi diatas frekuensi cut-off rangkaian dan akan melemahkan
sinyal input dengan frekuensi dibawah frekuensi cut-off rangkaian
dan ditambahkan rangkaian penguat tegangan menggunakan
operasional amplifier (Op-Amp). Rangkaian high pass filter aktif
pada dasarnya sama saja dengan filter pasif high pass,
perbedaannya pada bagian output filter aktif high pass
ditambahkan rangkaian penguat tegangan. Rangkaian dasar dari
sebuah filter aktif high pass (Active High Pass Filter, HPF) dapat
dilihat pada gambar rangkaian berikut. [3]
Gambar 1.1 Rangkaian Filter Aktif High Pass [3]
Rangkaian filter aktif high pass pada gambar diatas adalah filter
aktif high pass jenis butterworth dimana besarnya penguatan
tegangan (Av) yang terjadi pada filter aktif high pass ini dapat
dituliskan dengan persamaan matematis. [3]
B. Low Pass Filter (LPF)
Low pass filter yang dibahas disini adalah model butterworth dan
beberapa model lainnya antara lain adalah model buffer model
inverting. Low Pass Filter adalah filter yang akan meloloskan
frekuensi yang berada dibawah frekuensi cut off (fc) dan meredam
frekuensi diatas fc. Filter aktif low pass adalah rangkaian filter
yang menggunakan penguat operasional (Op-AMP) rangkaian
terpadu (IC) dimana rangkaian filter aktif low pass ini akan
meloloskan sinyal input dengan frekuensi cut off rangkaian dan
akan melemahkan sinyal input dengan frekuensi diatas frekuensi
cut-off rangkaian filter aktif low pass tersebut. Seperti tampak pada
gambar ini adalah Low Pass Filter Butterworth. [4]

Gambar 1.2 Rangkaian Dasar Filter Aktif Low Pass (LPF) [4]
C. Band Pass Filter (BPF)
Band pass filter (BPF) adalah filter yang akan meloloskan sinyal
pada range frekuensi diatas frekuensi batas bawah (fL) dan
dibawah frekuesni batas atas (fH). Dalam band pass filter (BPF) ini
dikenal 2 jenis rangkaian band pass filter (BPF) yaitu band pass
filter (BPF) bidang lebar dan band pass filter (BPF) bidang sempit.
Untuk membedakan kedua rangkaian ini adalah dengan melihat
dari nilai figure of merit (FOM) atau Faktor kualitas (Q). Bila Q <
10, maka digolongkan sebagai band pass filter (BPF) bidang lebar,
tetapi bila Q > 10, maka digolongkan sebagai band pass filter
(BPF) bidang sempit. Syarat BPF bidang lebar adalah Q < 10,
biasaanya didapat dari 2 rangkaian filter HPF dan LPF yang
mereka saling di serie dengan urutan tertentu dan frekuensi cut off
harus tertentu. Misalanya urutan serie adalah HPF disusul LPF, dan
L f dari HPF harus lebih kecil dari H f dari LPF. Contoh rangkaian
seperti gambar berikut. [5]

Gambar 1.3 Rangkaian Band Pass Filter (BPF) Bidang Lebar [5]
Syarat BPF bidang sempit adalah Q > 10. Pada gambar diatas tapi
ada rangkaian khusus untuk BPF bidang sempit. Rangkaian khusus
inipun bisa pula digunakan untuk BPF bidang lebar, tapi
spesialisnya untuk bidang sempit. Rangkaian ini sering disebut
multiple feedback filter karena satu rangkaian menghasilkan 2
batasan Lf dan Hf. Persamaan persamaannya pun beda dan
tersendiri. Komponen pasif yang digunakan sama dengan
komponen pasif dari LPF dan HPF. [5]
II. HASIL DATA

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Arus

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


G. Kesimpulan
10. Dioda
H. Saran
10. Ketelitian
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Anti, "Filter Aktif," [Online]. Available:
https://www.academia.edu/12277813/Filter_Aktif. [Accessed 30
Desember 2015].
[2] Anonymous, "Filter Aktif," [Online]. Available:
http://documents.tips/documents/laporan-3-filter-aktif.html .
[Accessed 30 Desember 2015].
[3] Anonymous, "Filter Aktif High Pass," [Online]. Available:
http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-high-pass-hpf.html.
[Accessed 30 Desember 2015].
[4] Anonymous, "Filter Aktif Low Pass," [Online]. Available:
http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-low-pass-lpf.html.
[Accessed 30 Desember 2015].
[5] Anonymous, "Band Pass Filter," [Online]. Available:
http://elektronika-dasar.web.id/band-pass-filter-bpf-aktif.html.
[Accessed 30 Desember 2015].

Anda mungkin juga menyukai