Anda di halaman 1dari 2

Revisi Analisis Kasus

Keluhan tajam penglihatan yang menurun disebabkan oleh adanya sesuatu yang menghalangi
media refraksi. Pada lensa, proses hidrasi dan denaturasi protein yang menghamburkan
berkas cahaya sehingga mengurangi transparansi lensa. Keluhan fotofobia atau mata silau
diakibatkan adanya bagian lensa yang jernih dan keruh yang menyebabkan pantulan cahaya
menjadi tidak sama.

Hasil pemeriksaan fisik pada mata kanan pasien, terdapat tajam penglihatan yang kurang dari
6/6, yaitu 6/18 bahkan tidak dapat dikoreksi lebih lanjut setelah menggunakan pin hole. Hal
ini mengindikasikan bahwa kelainan fungsi penglihatan berupa mata kabur pada pasien
bukan disebabkan oleh kelainan refraksi, namun oleh penyebab organik. Inspeksi langsung
pada mata, mata terlihat tenang. Sehingga untuk menegakkan diagnosis banding penurunan
tajam penglihatan pada pasien yaitu penyakit atau kelainan mata dengan gejala mata tenang,
visus turun perlahan.

Pemeriksaan pada mata selanjutnya memberikan gambaran kornea yang jernih, ini
menandakan gejala penglihatan kabur yang bukan disebabkan oleh terganggunya fungsi
kornea sebagai media refraksi, dapat disingkirkan. Kemudian lebih dalam lagi terlihat
opasitas pada lensa, dilakukan pemeriksaan shadow test dan mengarahkan kemungkinan
diagnosis ke arah katarak. Hasil pemeriksaan yaitu shadow test positif, dimana masih dapat
terlihat bayangan iris pada sebagian permukaan lensa. Hal ini pada katarak menunjukkan fase
imatur. Kemudian untuk mengetahui lokasi terjadinya opasitas lensa tersebut, dilakukanlah
pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp. Kemudian diadapatkan bahwa kekeruhan
terdapat pada seluruh bagian lensa tetapi tingkat opasitas belum merata (kekeruhan parsial).
Pada pemeriksaan funduskopi direk, dilakukan untuk melihat ketebalan katarak dan
disesuaikan dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan visus. Pada kasus ini refleks fundus
mata kanan (+) dan masih dapat ditembus oleh cahaya. Terdapat kekeruhan pada lensa secara
parsial, sehingga segmen posterior mata sulit dinilai. Hal ini membantu penegakan diagnosis
mata kanan pasien ke arah katarak imatur. Pada katarak imatur, sebagian lensa keruh atau
katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur akan dapat
bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.

Pada katarak terjadi kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut
yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari usia 60 tahun. Seiring dengan penambahan
usia, lensa akan mengalami pertambahan berat dan juga ketebalan, dan pengerasan dari
nukleus lensa (nuclear sclerosis). Protein yang terdapat pada serat lensa (crystallins) akan
beragregasi menjadi protein dengan berat molekular yang lebih tinggi. Modifikasi dari
protein lensa tersebut akan menyebabkan perubahan warna pigmen lensa menjadi kuning-
kecoklatan. pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang
menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansinya. Serat lensa yang yang
sudah menua akan terdorong kearah sentral dan menggumpal membentuk nukleus.
Sedangkan serat-serat perifer (kortikal) akan mengalami pemisahan lamel-lamel dimana akan
membentuk cairan diantara serat-serat lensa. Hal ini akan mengganggu dari metabolisme
lensa dan akan terjadi koagulasi dari protein pada serat lensa. Dimana manifestasi yang
terjadi pada lensa adalah pembentukan warna abu-abu yang timbul sebagai peningkatan
opasitas dari lensa.

Anda mungkin juga menyukai