Hai! Berikut ini merupakan beberapa gambaran permasalahan yang ada di Indonesia.
Permasalahan secara garis besar dapat dilihat menjadi lima topik besar yaitu Maritim,
Agraria, Kesehatan, SDM, Pendidikan dan Kebudayaan. Permasalahan tersebut dapat
digunakan untuk membantu kamu dalam memilih satu topik yang kamu minati untuk
didiskusikan saat Workshop
MARITIM
Tol Laut
Tol Laut sebagai salah satu program utama Presiden Jokowi telah dicanangkan pada 4
November 2015, sekaligus untuk menegaskan bahwa negara benar-benar hadir ke seluruh
daerah lewat kapal-kapal yang terjadwal rutin berlayar. Program Tol Laut ini merupakan
salah satu pilar guna mendukung Indonesia menjadi negara poros maritim dunia dan
mewujudkan visi Indonesia Hebat.
Tol Laut sebagai sebuah konsep dirancang untuk memperkuat jalur pelayaran yang
ditujukan bagi pemerataan pertumbuhan ke Indonesia bagian timur, menurunkan biaya
logistik, juga menjamin ketersediaan pokok strategis di seluruh wilayah Indonesia dengan
harga relatif sama sehingga kesejahteraan rakyat semakin merata
Produk olahan perikanan Indonesia hanya menguasai 11 persen pangsa pasar, kalah jauh
jika dibandingkan dengan Thailand sebesar 48% pangsa pasar produk olahannya. Padahal
kawasan laut Indonesia 17 kali lebih besar dibanding Thailand.
Saat ini potensi lahan marikultur (budi daya perikanan laut) Indonesia yang mencapai 4,58
juta hektare baru dimanfaatkan sekitar 2 persen.
AGRARIA
Kehutanan
Dalam 25 tahun terakhir, hutan Indonesia berkurang 42,35 juta hektar dan terus merosot.
Berbagai bentuk instrumen kebijakan terbukti tak efektif untuk mengelola hutan produksi
secara berkelanjutan.
Selama 25 tahun terdapat 318 perusahaan hutan alam tak beroperasi sehingga hutan alam
produksi seluas 42,35 juta ha (69 persen) berubah menjadi hutan sekunder.
Hutan sekunder itu, hingga awal 2016, telah diusahakan 281 perusahaan hutan tanaman
dengan luas 10,33 juta ha. Jika dikalkulasi, pemanfaatan hutan alam produksi yang kini
telantar 35,02 juta ha. Di lapangan, sebagian hutan telantar itu terdapat usaha tambang,
kebun, atau permukiman sehingga dipenuhi klaim dan konflik.
Padahal, sebanyak 50-60 persen tanah di Indonesia belum memiliki sertifikat karena
membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama. Selama ini petani hanya menikmati 40
persen dari hasil pertanian. Sedangkan 60 persen lainnya dinikmati oleh para tengkulak dan
distributor.
KESEHATAN
Derajat Kesehatan
- Jumlah kasus AIDS: 43 (2015), 6.612 (2014),
- Jumlah kematian ibu dan bayi: 71 Ibu, 274 Bayi (2013), 18 Ibu, 44 Bayi (2015)
- Kasus Positif Malaria yang Mendapat Pengobatan ACT ada 3 (2014), 6 (2015) kontras
dengan Papua 53.50, Sumatera Utara 2.659, NTT ada 5.279, Lampung 2.593
- Jumlah Penderita DBD 12.139 (2014), 3.151 (2015)
- Balita gizi buruk
Upaya Kesehatan
http://jakarta.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/77
Rokok vs Kemiskinan
Pada tahun 2015, dari hasil Susenas, penduduk berusia 15 tahun keatas yang
mengkonsumsi rokok sebesar 22,57 persen di perkotaan dan 25,05 persen di pedesaan.
Rata-rata jumlah batang rokok yang dihabiskan selama seminggu mencapai 76 batang di
perkotaan dan 80 batang di pedesaan.
Rokok memiliki share terbesar kedua setelah beras baik di pedesaan maupun perkotaan.
Menurut Kepala BPS, Ketika seseorang yang dikatakan miskin ini mengkonsumsi rokok,
ada kemungkinan Ia menjadi tidak miskin apabila mengalihkan pengeluarannya untuk rokok
menjadi pengeluaran untuk komoditi makanan yang memiliki kilokalori
https://www.bps.go.id/KegiatanLain/view/id/133
SUMBER DAYA MANUSIA
Lingkungan
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan DKI Jakarta merupakan
kota dengan volume sampah sebesar 6.500 -7.000 ton per hari, dan jumlah itu bertambah
setiap tahunnya.
http://www.beritasatu.com/megapolitan/338886-jakarta-hasilkan-7000-ton-sampah-per-hari.
html
IPM
Indeks Pembangunan Manusia DKI Jakarta telah mencapai 78,99, angka ini meningkat
0,60 poin dibandingkan dengan IPM DKI Jakarta 2014 sebesar 78,39.
http://jakarta.bps.go.id/Brs/view/id/171
2016-08-05
Kemiskinan
Buruknya kondisi ekonomi DKI Jakarta ditandai oleh tingkat pengangguran terbesar di
Indonesia adalah di DKI Jakarta dan Banten. Di Banten sebanyak 8,85 persen, sementara
di DKI Jakarta sebanyak 8,36 persen, jauh diatas rata rata Indonesia.
Jumlah kemiskinan di DKI Jakarta telah meningkat secara terus menerus dari tahun ke
tahun. Jika jumlah penduduk miskin tahun 2012 sebanyak 363.200 orang, tahun 2015
menjadi 398,920 orang atau meningkat 9,83 persen.
Kelemahan utama pemerintah DKI jakarta adalah realisasi belanja daerah adalah yang
terendah. Realisasi belanja 2015 senilai 37,8 triliun Rp. sebesar 53,39 persen dari yang
direncanakan.
Paling banyak pengaduan adalah kesalahan sistem PPDB online yang salah membaca
NIK siswa yang berdomisili atau kartu keluarganya di Jakarta, sehingga untuk mengubah
orang tua siswa harus melapor ke Dinas Pendidikan DKI di Jalan Gatot Subroto. Di Dinas
Pendidikan orang tua siswa harus antri panjang karena nomor antrian mencapai 700.
Pengaduan mengenai NIK berasal dari seluruh wilayah Jakarta.