Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat
mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi
dari :
4) Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan
(personal autonomy).
1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi,
sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
(1) Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
(2) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
(3) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering
diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat
seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap
tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung
pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman
orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak
atau sedikitnya pengalaman seseorang.
2) Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia
katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
3) Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
4) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut
kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik
lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2003)
Perilaku merupakan respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Faktor-faktor yang
membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku
dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya tigkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. Faktor ekternal yaitu
lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik dan sebagainya. (Anonim, 2011).
Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil
bersama atau resultanre antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Dengan kata lain perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai bentangan yang
sangat luas. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Ghana (2008) perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adlah faktor yang ada dalam dirinya yaitu ras/ keturunan, jenis
kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat dan intelegensia. Sedangkan faktor eksternalnya
antara lain pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan dan sosial ekonomi.
Menurut Anderson R (1968) dalam behavioral model of families use of health services,
perilaku orang sakit berobat ke pelayanan kesehatan secara bersama-sama dipengaruhi oleh
faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), faktor pemungkin (ekonomi
keluarga, akses terhadap sarana pelayanan kesehatan yang ada dan penanggung biaya
berobat) dan faktor kebutuhan (kondisi individu yang mencakup keluhan sakit). (Supardi
dkk, 2011).
Menurut J. Winardi (2001), perilaku tidak hanya dideterminasi oleh keinginan saja,
akan tetapi perilaku juga dipengaruhi juga oleh lingkungan, pengetahuan, persepsi, norma-
norma social, sikap-sikap dan mekanisme-mekanisme pertahanan.
1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut teori WHO, pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. (Bascom, 2009).
a. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajarinya, seperti
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangtan yang telah diterima.
b. Memahami
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi/ suatu obyek kedalam
komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada
aitannya satu sama lain.
e. Sintesis
f. Evaluasi
2 . Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek, sikap sering diperoleh
dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. (Bascom, 2009).
Newcomb, salah seorang ahli psikologis social, menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau esediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan
motif-motif. Tertentu. (Notoadmojo, 2003).
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
a. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan objek.
b. Merespon
c. Menghargai
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang dideskripsikan dalam bentuk tindakan
yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki.
(Wikipedia, 2011).
a. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu sesuai denagn benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
d. Adopsi
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Umur
b. Interval 5 tahun
2) 5-9 Tahun
3) 10-14 tahun dan sebagainya
a. < 20 tahun
b. 21-35 tahun
c. > 35 tahun
Penelitian Supardi dkk (2011) mengatakan bahwa sebagian besar berusia antara
26-35 tahun (28,8%) yang berobat ke Puskesmas dan proporsi penduduk yang
memilih berobat di rumah lebih banyak pada kelompok umur pra lansia atau lansia.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada
manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan. (Wikipedia, 2011).
Jenis kelamin dikaitkan pula dengan aspek gender, karena terjadi diferensiasi
peran sosial yang dilekatkan pada masing-masing jenis kelamin. Pada masyarakat
yang mengenal machoisme, umpamanya, seorang laki-laki diharuskan berperan
secara maskulin (jantan dalam bahasa sehari-hari) dan perempuan berperan secara
feminin. (Wikipedia, 2011).
Setiap masyarakat menekankan peran tertentu yang setiap jenis kelamin harus
bermain, meskipun ada lintang luas dalam perilaku yang dapat diterima untuk setiap
gender. (Anonim, 2011).
Pendidikan
Dari hasil penelitian Supardi dkk (2011) tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku pasien berobat ke Puskesmas diperoleh karakteristik pasien rawat
jalan dan rawat inap di Puskesmas adalah pendidikan SD (tamat/ tidak tamat SD).
Persentase pasien dengan pendidikan dasar lebih cenderung rawat inap di Puskesmas
dibandingkan dengan yang berpendidikan lanjutan.
Pendapatan/ penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. (Syafruddin dkk, 2009).
Berdasarkan peraturan Gubernur Aceh tahun 2011 upah minimal regional daerah
Aceh sebesar Rp 1.350.000 perbulan. Ini menggambarkan bahwa penghasilan
keluarga minimal untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga di Aceh adalah Rp
1.350.000 perbulan. Pengasilan menurut (Pergub Aceh) ada 3 kategori :
Pekerjaan
Menurut Daryanto (1997) pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan subjek
penelitian diluar rumah yang menghasilkan imbalan materi maupun uang.
(Nurhasanah, 2008).
Nurhasanah (2008) membagi pekerjaan menjadi 2 yaitu bekerja dan tidak bekerja.
Bekerja apabila subjek penelitian memiliki kegiatan rutin yang dilakukan diluar
rumah yang menghasilkan imbalan materi maupun uang. Sedangkan tidak bekerja
apabila subjek penelitian tidak memiliki kegiatan rutin yang dilakukan diluar rumah
yang menghasilkan imbalan materi maupun uang.
Persentase pasien tidak bekerja yang rawat jalan di Puskesmas lebih besar
daripada yang bekerja. Hubungan antara pekerjaan pasien dan perilaku pasien rawat
jalan di Puskesmas secara statistik bermakna. (Supardi dkk, 2011).
Hasil penelitian Herlina (2001) menunjukkan bahwa variabel sikap dan pekerjaan
berhubungan dengan pemilihan jenis pengobatan alternatif.