BAB I
PENDAHULUAN
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan
produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan
perlu suatu filosofi untuk menghilangkan pemborosan. Selain itu, usaha
menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai bila proses
bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan
penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu
proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan
berkesinambungan.
2. Apa manfaat dan kekurangan dari Activity Based Costing dan activity
based manajemen?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Activity Based
Costing dan Activity BasedManajemen
BAB II
a. Tingkatan Unit
Biaya pada tingkatan unit adalah biaya yang akan bertambah besar jika
produksi ditingkatkan. Biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang dapat
dialokasikan secara akurat terhadap setiap unit sebanding dengan
volumenya. Contoh biaya dari tingkat unit ini adalah biaya listrik jika
mesin menggunakan listrik di dalam memproduksi produk dan biaya
tenaga kerja pemeriksa jika setiap unit yang diproduksi harus diperiksa
oleh tenaga kerja. Biaya ini merupakan biaya variable ini yang sangat
berfluktuasi sejalan dengan fluktuasi produksi. Pengendara tingkat unit
(unit tingkat drivers) adalah ukuran dari berbagai aktivitas yang
bervariasi terhadap volume produksi.
b. Tingkatan Batch
c. Tingkatan Produk
Tingkatan ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi lagi dan berada pada
satu tingkatan di atas tingkatan batch. Biaya pada tingkatan produk
adalah semua biaya yang timbul karena digunakan untuk mendukung
jumlah yang berberda-beda dari produk yang diproduksi. Tingkatan ini
tidak depengaruhi oleh produksi dan oleh penjualan batch atau unit.
Contohnya dari biaya tingkatan produk ini adalah serta merekayasa
produk, biaya pengembangan produk, membuat proto tipe produk serta
merekayasa produksi. Jika tenaga kerja yang ditugaskan untuk
memproduksi perlu menjalani latihan sebelum melakukan aktivitas
produksi maka biaya latihan ini akan dimasukkan sebagai biaya tingkatan
produk.
Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk
yaitu sebagai berikut :
Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional adalah
ketidaktepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk menjalankan
suatu pabrik manufakturing. Hal ini berbeda dengan sistem biaya ABC
yang memberikan informasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya ABC
menelusuri biaya produksi tidak langsung ke unit, batch, lintasan produk,
dan seluruh fasilitas berdasarkan aktivitas tiap level. Metode penentuan
biaya ini menghasilkan biaya akhir produk yang lebih akurat dan lebih
realistis.
2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu.
Sistem biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka
pendek seperti laba. Apabila sistem biaya tradisional digunakan untuk
penentuan harga dan profitabilitas produk, angka-angkanya tidak dapat
diandalkan.
3. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu.
Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen
persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan
memberikan suatu pandangan fungsional silang mengenai organisasi.
4. Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk
analisis varian dari pada sistem tradisional, karena kelompok biaya
(cost pools) dan pemacu biaya (cost driver) jauh lebih akurat dan jelas,
selain itu ABC dapat menggunakan data biaya historis pada akhir periode
untuk menghilang biaya aktual apabila kebutuhan muncul.
Sistem biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemacu biaya yang
berbasis unit sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya
produk yang terdistorsi. Distorsi yang terjadi berupa subsidi silang
(cross subsidy) antar produk, satu produk mengalami kelebihan biaya
(overcosting) dan produk lainnya mengalami kekurangan biaya
(undercosting). Tingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi
biaya overhead terhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya,
semakin besar distorsi yang terjadi demikian juga sebaliknya. Hal inilah
yang melandasi dikembangkannya sistem biaya Activity-Based Costing.
2. Ray H. Garrison
3. Douglas T. Hicks
4. L. Gayle Rayburn
MITOS
1. Cost is caused.
Dua keyakinan dasar yang melandasi ABC System tersebut disajikan lebih
jelas pada Gambar 3. Pada Gambar 3, menggambarkan bahwa
pengelolaan aktivitas ditujukan untuk mengarahkan seluruh aktivitas
organisasi ke penyediaan produk/jasa bagi kepentingan pemenuhan
kebutuhan costumers. Seluruh yang digunakan untuk menghasilkan
produk/jasa dinilai manfaatnya ditinjau dari sudut pandang costumers.
Contoh informasi tentang aktivitas adalah: customers yang mengkonsumsi
keluaran aktivitas, value-and non-value-added activities, resources driver,
activity driver, driver quantity, cycle effectiveness (CE), capacity resource,
budget type (fixed type, variable type, step type).
Tahap 1
Tahap II
Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik
aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang
tidak berkaitan dengan volume produk. BOP merupakan biaya yang akan
diatribusikan kepada produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers),
bukan berdasarkan volume produk.
Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang
bersama dengan satu dasar pembebanan
(cost driver). Cost pool digunakan untuk mempermudah manajemen dalam
membebankan biaya-biaya yang timbul. Cost pool berisi aktivitas yang
biayanya memiliki korelasi positif antara cost driver dengan biaya
aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-
transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang
dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang
dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang
menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan
sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.
Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tarif
biaya overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap
kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya
overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran
aktivitas kelompok tersebut.
Oleh karena itu pada tahap perkembangan awalnya ABC system digunakan
untuk memperbaiki metode penentuan biaya produk, maka sampai
sekarang masih ada sebagian orang yang memandang ABC system tidak
lebih sebagai sistem akuntansi biaya yang berfungsi mengukur,
mengklasifikasikan, dan mencatat data biaya serta menyajikan laporan
biaya kepada manajemen puncak. Pandangan seperti ini berakar dari
teknologi manual yang digunakan dalam proses akuntansi biaya
tradisional.
ABC system didesain dalam era teknologi informasi. Dengan teknologi ini,
data biaya dan data operasi dicatat dan diklasifikasikan dalam shared
database. Dari database ini, informasi biaya dapat di akses oleh personel
organisasi yang diberi wewenang untuk itu. Informasi yang dihasilkan ABC
system bersifat multidimensi dan berupa informasi keuangan dan
nonkeuangan.
2. Just-In-Time (JIT)
3. Proses re-engineering
B. TUJUAN ABM
2. Strategic Planning
3. Activity Accounting
5. Performance Management
6. Investment Management
7. Continuous Improvement
8. Benchmarking
Analisis Pareto adalah alat manajemen yang menunjukkan 20% cost driver
yang penting yang mempengaruhi 80% biaya yang dikeluarkan.
FUNGSI ABM
a. Efisiensi,
b. Kualitas,
c. Waktu.
d. Benchmarking ,
Pelaporan biaya bernilai tambah dan tak bernilai tambah. Pelaporan ini
adalah cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas. Suatu sistem
akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai
tambah dan tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktivitas
membutuhkan penghapusan tak bernilai tambah dan mengoptimalkan
aktivitas bernilai tambah. Mengetahui jumlah biaya yang dihemat
merupakan hal yang penting bagi tujuan strategis . Sebagai contoh , jika
suatu aktivitas dihapus, maka biaya yang dihemat seharusnya dapat
ditelusuri pada produk individual. Penghematan ini dapat menghasilkan
penurunan harga bagi pelanggan dan membuat perusahaan lebih
kompetitif.
Karena kepuasan total pelanggan telah menjadi isu vital dalam persiapan
bisnis baru , biaya hidup keseluruhan telah menjadi fokus utama dari
manajemen biaya daur hidup. Biaya hidup keseluruhan adalah biaya daur
hidup suatu produk plus biaya pasca pembelian oleh pelanggan yang
meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan dan pembuangan.
Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan pada manajemen
kesleuruhan rantai nilai . Rantai nilai adalah kumpulan aktivitas yang
dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan dan melayani suatu produk. Jadi , manajemen biaya daur
hidup memfokuskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga
terbentuk keunggulan bersaing jangka panjang. Untuk mencapai tujuan
ini, para manajer harus menyeimbangkan biaya hidup keseluruhan produk,
metode pengiriman, inovasi dan berbagai atribut produk termasuk kinerja,
keistimewaan yang ditawarkan, keandalan, kecocokan, ketahanannya,
keindahannya dan kualitas yang dimilikinya.
2. Biaya manufaktur ,
3. Biaya logistik,
1. Rekayasa berlawanan ,
2. Analisis nilai ,
3. Perbaikan proses.
= $ 200.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ABC system adalah system analisis biaya, system informasi biaya untuk
segala macam organisasi, system mencakup seluruh biaya, system
berfokus ke pengurangan biaya, dan system menyediakan informasi bagi
seluruh personil organisasi.
Activity based management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang
memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan
improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer,
dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Eti Rochaety dan Ratih Tresnati. 2005 Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
http://d-ekatnadi.blogspot.com/2010/11/makalah-paper-activity-based-
costing.html http://www.aas-sv.com/2013/10/activity-based-costing-abc-
dan-just-in.html
http://gakmesti.wordpress.com/2009/12/03/activity-based-costing/
http://www.slideshare.net/milatunnikmah/ak-28666360
http://naficenna.wordpress.com/2012/08/04/activity-based-management/