Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

PROFIL PENGUSAHA SUKSES DI BIDANG


KESEHATAN

DISUSUN OLEH:

MAULLA ROKHIMAGFIROH (14.063)

AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2016/2017
PROFIL PENGUSAHA SUKSES DI BIDANG
KESEHATAN

Profil pemilik usaha Bank Sampah

Nama : Bambang Suwerda

Usaha : Bank Sampah

Nama Usaha : Bank Sampah Gemah Ripa

Biografi singkat : Bank ini adalah bank sampah. Bank yang bernama Bank Sampah Gemah
Ripah, kini sudah diterapkan di 20 desa di Bantul, DI Yogyakarta. Bank ini
lahir dari ide seorang dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan di Yogyakarta bernama Bambang Suwerda. Keaktifannya
mengajar sebagai dosen tak membuat Bambang terjebak rutinitas. Ketika
ide itu muncul, langsung dia berusaha mewujudkannya.
Visi :
1. Menyelamatkan lingkungan disekitar rumah
2. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
3. Memilah milah sampah
4. Memberikan lapangan pekerjaan di sekitar lingkungan Bank Sampah Gemah Ripa
5. Bisa mengajak warga untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan. Dengan kepedulian
itu, kasus DBD otomatis akan turun jumlahnya.

Misi :

1. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya


2. Mengelompokkan sampah menjadi 3 yaitu kertas, plastic, dan kaleng/botol
3. Mengumpulkan sampah sampah tak terpakai
4. Mendaur ulang sampah layak pakai menjadi barang yang baru dengan cara kerajinan
tangan.
Budaya nilai yang di cantumkan di perusahaan:

1. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat


2. Mencegah adanya penyakit
3. Mengurangi penumpukan sampah yang ada
4. Memberikan lowongan pekerjaan
5. Menciptakan usaha yang berbeda dengan yang lain

Komentar saya :

Menurut saya usaha Bank Sampah Gemah Ripa milik pak Bambang Suwerda yang berada di
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah sebuah ide yang unik, menarik dan membuat
penasaran di kalangan umum. Usaha Bank Sampah ini patut di contoh untuk mengurangi volume
sampah saat ini. Selain itu juga dapat mengurangi penyebab munculnya penyakit dan dapat
menciptkan lingkungan yang sehat dan bersih.

Bambang Suwerda

Pak bambang suwerda ini adalah pendiri Bank sampah yaitu Bank Sampah Gemah Ripa dan kini
sudah diterapkan di 20 desa di Bantul, DI Yogyakarta.
Ketika berbicara masalah bank, hal terpikirkan dalam benak orang banyak adalah suatu tempat
terjadinya transaksi uang, baik berupa aktivitas menabung, mentransfer, atau mengambil uang.

Namun, tidak demikian halnya untuk bank yang ini. Bank ini adalah bank sampah. Bank yang
bernama Bank Sampah Gemah Ripah, kini sudah diterapkan di 20 desa di Bantul, DI
Yogyakarta.

Bank ini lahir dari ide seorang dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di
Yogyakarta bernama Bambang Suwerda. Keaktifannya mengajar sebagai dosen tak membuat
Bambang terjebak rutinitas. Ketika ide itu muncul, langsung dia berusaha mewujudkannya.

Dalam benak Bambang, dengan membentuk bengkel kesehatan lingkungan, ia bisa mengajak
warga untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan. Dengan kepedulian itu, kasus DBD
otomatis akan turun jumlahnya.

Saya mulai dari hal sederhana, yakni membuang sampah, seperti kaleng bekas, pada
tempatnya agar tidak menampung air. Masyarakat saya ajak untuk mengumpulkan sampah dan
memilahnya. Awalnya respons masyarakat tidak terlalu bagus karena mereka menilai sampah

Sebagai dosen kuliah kesehatan masyarakat,Dia ingin menggagas hal baru untuk menyelamatkan
lingkungan disekitar rumahnya, oleh karena itu ia mengagas Bank sampah karena didaerah
rumahnya sudah menjadi masalah besar tentang sampah.akan tetapi,Respons warga tidak
menggembirakan dan hal itu membuat dia harus berpikir keras. Sampai suatu saat ia melihat
tayangan televisi yang menceritakan aktivitas sebuah komunitas dalam membangun bank
sampah.Pak Bambang mencoba mengadopsi konsep bank konvensional pada bank sampah yang
digagasnya. Waktu itu saya kepikiran bagaimana mengelola sampah seperti mengelola uang di
bank. Gagasan itu kemudian saya lontarkan kepada anggota kelompok dan mereka menerima,
katanya.Tapi seing berjalannya waktu , terjdi gempa tahun 2007, dan moment itu dimanfaatkan
untuk mengagas bank sampah , tetapi pada wal berdirinya banksampah kurang efektif dan
hampir 3 bulan tidak ada warga yang ikut berpartisipasi.
Para peserta bank sampah disebut nasabah. Setiap nasabah datang dengan tiga kantong sampah
yang berbeda. Kantong pertama berisi sampah plastik; kantong kedua adalah sampah kertas; dan
kantong ketiga berisi sampah kaleng dan botol.

Setelah ditimbang, nasabah akan mendapatkan bukti setor dari petugas yang diibaratkan sebagai
teller bank. Bukti setoran itu menjadi dasar penghitungan nilai rupiah sampah yang kemudian
dicatat dalam buku tabungan nasabah.

Setelah sampah yang terkumpul cukup banyak, petugas bank sampah akan menghubungi
pengumpul barang bekas. Pengumpul barang bekas yang memberikan nilai ekonomi setiap
kantong sampah milik nasabah. Catatan nilai rupiah itu lalu dicocokkan dengan bukti setoran,
baru kemudian dibukukan.

Harga sampah dari warga itu bervariasi, tergantung klasifikasinya. Kertas karton, misalnya,
dihargai Rp 2.000 per kilogram dan kertas arsip Rp 1.500 per kg. Sedangkan plastik, botol, dan
kaleng harganya disesuaikan dengan ukuran.

Setiap nasabah memiliki karung ukuran besar yang ditempatkan di bank untuk menyimpan
sampah yang mereka tabung. Setiap karung diberi nama dan nomor rekening masing-masing
nasabah. Karung-karung sampah itu tersimpan di gudang bank yang terletak tak jauh dari rumah
Bambang.

Tak jauh berbeda dengan bank konvensional umumnya, bank sampah juga menerapkan sistem
bagi hasil dengan memotong 15 persen dari nilai sampah yang disetor individu nasabah.
Sedangkan sampah suatu kelompok dipotong 30 persen. Dana itu digunakan untuk biaya
operasional bank sampah.

Jika nasabah bank konvensional bisa mengambil dananya setiap saat, nasabah bank sampah
hanya bisa menarik dana setiap tiga bulan sekali. Tujuannya agar dana yang terkumpul bisa lebih
banyak sehingga uang tersebut bisa dimanfaatkan sebagai modal kerja atau keperluan yang
sifatnya produktif.

Kalau dibebaskan (nasabah bisa mengambil kapan saja), mereka bisa jadi konsumtif. Dana
baru terkumpul Rp 20.000-Rp 30.000, mereka sudah tergiur mengambilnya. Dengan aturan
sekali dalam tiga bulan, mereka bisa menarik dananya Rp 100.000-Rp 200.000, tergantung
banyaknya sampah yang ditabung, kata Bambang.

Tak semua sampah nasabah disetorkan kepada pengumpul barang bekas. Sebagian di antaranya,
seperti sampah plastik bekas pembungkus makanan dan gabus, diolah sendiri oleh bank sampah.
Plastik diolah menjadi aneka produk, seperti tas, dompet, dan rompi.

Kesuksesan Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun Bandegan, Bantul, Yogyakarta, itu
menginspirasi daerah lain. Kini, bank sampah telah diterapkan di 20 desa di Bantul, melibatkan
sekitar 1.000 keluarga.

Dengan moto Menabung sampah, hidup lebih bersih dan hari esok lebih baik, bank sampah
menjadi solusi penanganan sampah yang selama ini menumpuk. Sebagai daerah yang memiliki
tempat pembuangan akhir (TPA), setiap hari Bantul menerima 350-400 ton sampah.

Garis besarnya prinsip bank sampah seniri yaiu: social marketing:


1. Memasarkan gagasannya terlebih dahulu yaitu dengan : apa adanya , ada perbedaan dari yang
lain , positioning, dan ada keunikan terleih dahulu

Kata pak Bambang Suwerda , Untuk menjadi mahasiswa pada zaman sekarang harus inovatif
dan kreatif karena zaman semakin keras dan Mahasiswa sekarang harusnya megubah mindset
untuk tidak berorientasi menjadi seorang PNS , berusahalah menjadi wirausaha muda, dengan
bnyak hal, untuk menjadi wirausaha harus mengerti tentang marketing dan jangan menggnggap
pesaing kita untuk menjadi pesiang tetapai menjadi kawan dalam berbisnis,

Nah ini beberapa tips untuk menjadi wira usaha pada bank sampah:
1. Untuk menjadi wira usaha , harus berfikir gila , nah gila disini atinya berani untuk berrjuang
dan jangan takut dengan apapun
2. Wirausaha sendiru artinya berani berdaya upaya, seorang wirausahawan harus berani memiliki
tekat yang kuat untuk menghasilkan seusatu.
3. Untuk memulai menjadi seorang enetrpreneurship : a. Harus memulai dari bidang yang
diminati b. Kerja keras dan cerdas merealisasikan mimpi
4. Unggulkan competitor
5. Calon wirausaha yaitu a. Jangan tunggu orang lain b. Jangan tunda waktu c. Jangan terlalu
besar

TUGAS KEWIRAUSAHAAN
PROFIL PENGUSAHA SUKSES DI BIDANG
PROPERTY

DISUSUN OLEH:

NOVANA ULIL ALBAB

AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2016/2017

Profil Pengusaha Yang Sukses - Ciputra


Profil pengusaha yang sukses akan membuat kita semakin bersengat untuk menjalakan bisnis
kita. Bayangkan seperti halnya sebuah mobil yang di isi bahan bakar. Motivasi profil
dari pengusaha yang suksestersebut menjadi bagian penting yaitu sebagai bahan bakar untuke
berjalannya usaha kita.

Tokoh yang satu ini adalah pengusaha yang sukses dibidang properti. Beliau sangat
menginspirasi para pengusaha lainya yang ada di Indonesia. Banyak yang salut dengan sepak
terjang ataupun trobosan yang dilakukan pengusaha ini. Yah...Ir.Ciputra namanya yang tak asing
lagi dikalangan pembisnis di Indonesia. Beliau juga menyebarkan virus entrepreneur memalui
program pendidik sekolah properti yang didirikannya. Untuk lebih jelasnya mari
simak perjalanan profil pengusaha yang sukses ini.

Ir. Ciputra

Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 81 tahun) adalah seorang
insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ia terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara
lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu ia juga dikenal sebagai
seorang filantropis, dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan
Universitas Ciputra.

Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Ir. Ciputra menduduki peringkat ke-
27 dengan total kekayaan US$ 950 juta.

Masa muda

Ciputra, yang memiliki nama lahir Tjie Tjin Hoan, menghabiskan masa kecil hingga remajanya
di Parigi, Sulawesi Tengah. Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup.
Bapaknya Tjie Siem Poe ditangkap oleh pasukan tak dikenal, karena dituduh sebagai mata-mata
Belanda/Jepang dan tidak pernah kembali lagi pada tahun 1944.

Ketika remaja ia bersekolah di SMP dan SMA Frater Don Bosco di Manado. Setamatnya dari
SMA, ia meninggalkan desanya menuju Jawa. Ia kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung.
Pada tingkat empat, ia bersama dua temannya mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan
yang berkantor di sebuah garasi. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur pada tahun 1960, ia
pindah ke Jakarta.

Karier dan bisnis

Setelah menyelesaikan kuliahnya di ITB, Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group,


perusahaan daerah milik Pemda DKI. Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai
dengan usia 65 tahun, dan setelah itusebagai penasihat. Di perusahaan tersebut, Ciputra diberi
kebebasan untuk berinovasi, termasuk di antaranya dalam pembangunan proyek Ancol.

Kemudian bersama dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Djuhar Sutanto
dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group, yang membangun perumahan
mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Pada masa itu, Ciputra duduk
sebagai direktur utama di Jaya Group dan di Metropolitan Group sebagai presiden komisaris.
Akhirnya Ciputra mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin
Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu, Bank Ciputra yang
didirikannya ditutup oleh Pemerintah karena dianggap tidak layak, dan Asuransi Jiwa Ciputra
Allstate yang baru dirintis menjelang krisis pun ikut ditutup. Dengan adanya kebijakan moneter
dari pemerintah dan diskon bunga dari beberapa bank, ia mendapat kesempatan untuk
merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini
Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.

Bidang pendidikan

Pada usianya yang ke-75, ia memilih untuk mengembangkan bidang pendidikan. Kemudian
didirikanlah sekolah dan Universitas Ciputra. Sekolah ini menitikberatkan pada kewirausahaan.
Dengan sekolah ini, Ciputra bertujuan untuk menyiapkan para lulusannya menjadipengusaha.

Ciputra saat ini dikenal sebagai sosok penyebar entrepreneurship / kewirausahaan di Indonesia.
Dalam setiap kesempatan, ia selalu menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk membuat
bangsa Indonesia maju.
Kiprah Ciputra diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan dua
rekor kepada Ciputra, yakni sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di berbagai
bidang dan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen terbanyak. Ciputra melalui
Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) telah memberikan pelatihan
entrepreneurship kepada setidaknya 1.600 dosen. Ciputra juga dinobatkan sebagai Entrepreneur
of The Year 2007 versi Ernst & Young.

Sungguh mantab sekali paparan perjalanan karir Ir.Ciputra. Saya berharap artikel tersebut di atas
bisa menginspirasi para pengusaha yang ada di Indonesia. Agar lebih maju dan semangat lagi
dalam mengembangkan usahanya yang nantinya akan semakin berkembang dan melakukan
percepatan dari segi bisnis masing-masing. Tetap semangatpara pengusaha Indonesia, Salam
wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai