Anda di halaman 1dari 5

1.

GNEISS

WARNA : ABU-ABU KECOKLATAN

JENIS BATUAN : METAMORF

STRUKTUR : FOLIASI

TEKSTUR : KRISTALOBLASTIK

KOMPOSISI MINERAL : 1. AMPHIBOLE

2. MICA

3. PLAGIOCLASE

GENESA : Batuan yang berada pada tingkatan yang tinggi dari


metamorfisme regional di antara semua batuan
preformed. Mineral membentuk suatu penjajaran
mineral sebagai hasil dari temperatur dan tekanan
yang tinggi. Batu Gneiss (kasar berbentuk Granit)
boleh juga disebut sebagai batuan meta-sediments
atau batuan meta-igneous, dan terjadi bersama-sama
migmatites dan Granit. Batu Gneiss memiliki
komposisi sebagian

besar berasal dari lantai samudra bagian bawah.


KEGUNAAN : Digunakan sebagai agregat, atau sebagai batu untuk

bahan

bangunan (Building stone).

2. SERPENTINIT

WARNA : HIJAU GELAP/HIJAU TUA

JENIS BATUAN : METAMORF

STRUKTUR : FOLIASI

TEKSTUR : LEPIDOBLASTIK
KOMPOSISI MINERAL : 1. SERPENTINE

2. MICA

3. HORNBLENDE

GENESA : Batuan Serpentinite merupakan salah


satu jenis batuan metamorf yang terbentuk dari
mineral-mineral Serpentine. Proses pembentukan
batuan ini pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
karena adanya perubahan basalt dasar laut yang
bertekanan tinggi pada temperatur yang rendah.
Mineral Serpentine tergolong dalam kelas mineral
Silikat. Batuan ini merupakan batuan foliasi yang
merupakan hasil dari tahap metamorfisme
kontak dimana proses ini terjadi akibat adanya
intrusi tubuh magma panas pada batuan yang
dingin dalam kerak bumi.
KEGUNAAN : batuan sering digunakan sebagai batu hias dan
dipakai untuk industri mineral. Batuan ini banyak
ditemukan di negara Swedia, Rusia, dan
pertambangan Norberg.

3. SCHIST MUSCOVITE

WARNA : ABU-ABU GELAP (METALIK)

JENIS BATUAN : METAMORF

STRUKTUR : FOLIASI

TEKSTUR : GRANOBLASTIK

KOMPOSISI MINERAL : 1. BIOTITE

2. Ca-FELDSPAR

3. QUARTZ

GENESA : Batuan metamorf yang berbutir sedang-kasar dengan


memperlihatkan penjajaran mineral yang lebih besar,
seperti mika, yang dibariskan pada satu arah,
memperlihatkan struktur foliasi yang tidak teratur.
Terbentuk pada temperature (> 400 ) dan

tekanan yang cukup tinggi yang diperlukan selama


pembentukannya. suatu batuan metamorphic yang
telah mengalami proses metamorfisme sangat jauh
sehingga bentuknya sudah jauh berbeda dibanding
dengan Slate atau Phyllite. menjadi lebih
besar(Masive) dan secara keseluruhan lebih
Micaceous dibanding Phyllite.

KEGUNAAN : Digunakan dalam kontruksi suatu bangunan,

pembuatan alat-alat listrik, yertas dinding, bahan isian

(filter), minyak pelumas dan material tahan panas.

(atap, dll).

4. SCHIST MICA

WARNA : ABU-ABU TERANG (METALIK)

JENIS BATUAN : METAMORF

STRUKTUR : FOLIASI

TEKSTUR : LEPIDOBLASTIK

KOMPOSISI MINERAL: 1. MICA

2. QUARTZ

GENESA : Batuan ini terbentuk akibat proses perubahan tekanan


(P), temperatur (T) atau keduanya dimana batuan
memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya
perubahan komposisi kimia (isokimia) dan tanpa
melalui fasa cair (dalam keadaan padat) dengan
temperatur berkisar antara 200 0C 800 0C. Batuan ini
tidak mengalami penekanan yang berarti tetapi
mengalami peningkatan suhu sehingga mineral-
mineral didalamnya mengalami perubahan tekstur
dan struktur.
KEGUNAAN : Batuan ini digunakan sebagai salah satu komponen
penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor
dalam industri elektronika.

5. KUARSIT

WARNA : PUTIH KECOKLATAN

JENIS BATUAN : METAMORF

STRUKTUR : NON FOLIASI

TEKSTUR : KRISTALOBLASTIK

KOMPOSISI MINERAL : QUARTZ

GENESA : Kuarsit dibentuk melalui proses metamorfisme


batupasir yang kaya akan mineral kuarsa. Mereka
dibentuk oleh kebanyakan mineral kuarsa. Kuarsit boleh
kadang-kadang kelihatan seperti Pualam, tetapi dapat
dibedakan sebab kuarsit tidak bisa dikeruk oleh pisau,
tidak sama dengan Pualam. Atau pun bereaksi dengan
HCl, seperti halnya Pualam.
KEGUNAAN : Sebagai bahan pembuatan bola refraktori, bahan
penggosok, untuk industri gelas, keramik, bahan
bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding.

2.2 Tekstur Batuan Metamorf


Tekstur merupakan kenampakan batuan yang dilihat berdasarkan pda
ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral dan individu penyusun batuan
metamorf. Pada batuan metamorf, tekstur dibedakan menjadi (Muhaimin,
2013):
1. Proses Metamorfisme berdasarkan ketahanan terhadap proses
metamorfisme, tekstur batuan metamorf dibagi menjadi (Muhaimin,
2013):
a) Kristaloblastik, merupakan teksur pada batuan metamorf yang
terbentuk oleh sebab proses metamorfisme itu sendiri. Dicirikan
dengan tidak terlihatkan tekstur asalnya.
b) Relict merupakan tekstur pada batuan metamorf yang masih
menunjukkan sisa tekstur dari batuan asalnya.
2. Berdasarkan ukuran butirnya, tekstur batuan metamorf dibedakan
menjadi:
a) Fanerik, apabila butir kristal dapat dilihat dengan mata
telanjang.
b) Afanitik, apabila butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal pada batuan metamorf
dapat dibedakan menjadi (Muhaimin, 2013):
a) Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari
bidang kristal.
b) Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak
terlihat lagi.
c) Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang
kristal asli.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf
dibedakan menjadi:
a) Idioblastik, yaitu tekstur dimana bentuk mineral penyusunnya
euhedral.
b) Xenoblastik, yaitu tekstur dimana bentuk mineral
penyusunnya anhedral.
4. Berdasarkan bentuk mineralnya, tekstur batuan metamorf dapat
dibedakan menjadi (Muhaimin, 2013):
a) Lepidoblastik, yaitu tekstur batuan metamorf yang didominasi
oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi
sejajar.
b) Granoblastik, yaitu tekstur yang terdiri dari mineral-mineral
yang membentuk butiran seragam.
c) Nematoblastik, yaitu tekstu yang terdiri dari mineral-mineral
berbentuk prsmatik menjarum yang memperlihatkan orientasi
sejajar.
d) Porfiroblastik, yaitu tekstur dimana suatu kristal besar
tertanam pada masa dasar yang relatif halus.

Anda mungkin juga menyukai