Managemen Pasien Safety 3
Managemen Pasien Safety 3
HALAMAN JUDUL
DAFTAR
ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Infeksi........................................................................................................ 3
3.1 Simpulan.................................................................................................... 12
3.2 Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang
atau
hewan. Pada infeksi yang manifes, orang yang terinfeksi tampak sakit secara
lahiriah.
Pada infeksi yang non-manifes, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi, infeksi
jangan
Istilah infeksi juga hanya mengacu pada organisme patogen, tidak pada semua
jenis
organisme. Sebagai contoh, pertumbuhan normal flora bakteri yang biasa hadir di
dalam
mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai
dirawat
disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit
dan
menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa
inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi
yang
infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh
penderita
silang) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari
satu
seluruh dunia mencapai 9 % (variasi 3-21 %) atau lebih 1,4 juta pasien rawat inap di
dilakukan oleh WHO tahun 2006 menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah
sakit
dari 14 negara di Eropa, Timur tengah, dan Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan
yaitu di 10 RSU pendidikan, infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% dengan
rata
rata 9,8% pada tahun 2010. Infeksi nosokomial paling umum terjadi adalah infeksi
luka
operasi( ILO). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa angka kejadian ILO
pada
menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Salah satu infeksi yang paling sering
terjadi
adalah plebitis pada pasien yang mendapat terapi infus. Kejadian ini merupakan
salah
Dalam hal ini, perawat sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan berperan
besar
untuk memperkecil risiko infeksi tersebut. Oleh karena itu, kami akan
membahas
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
silang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Infeksi
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakitb akan timbul
jika
patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. (Potter &
perry.
pertahanan tubuh. Jika mikroorganisme ini merusak tubuh maka disebut patogen.
Suatu
Mikroorganisme dapat tumbuh pada seluruh tubuh (infeksi sistemik) atau terbatas
pada
area tertentu.
Tampak sulit dipercaya bahwa infeksi yang didapat saat dirawat di rumah sakit lebih
sering terjadi daripada kecelakaan lalu lintas dan infeksi ini memakan biaya
bermiliar-
miliar rupiah untuk perawatan rawat inap lebih lama. Infeksi yang didapat di rumah
sakit
disebut infeksi nosokomial (dari bahasa Latin nosokomium berarti rumah sakit).
Teknik
aseptik adalah metode terbaik untuk mencegah infeksi nosokomial. Teknikk aseptik
ini
digunakan pada setiap prosedur dan peralatan invasif seperti kateter urin. Prosedur
ini
yang rentan. Jalan masuk infeksi dapat berupa kontak, aerosol, darah, makanan/air
dan
serangga. Reservoar infeksi adalah tempat mikroorganisme dapat bertahan hidup
dan
berkembang biak dan dapat berupa pasien itu sendiri (infeksi terhadap diri sendiri)
atau
dari pasien lainnya, pengunjung, atau staf rumah sakit (infeksi silang).
Infeksi dapat berasal dari diri sendiri jika jaringan terinfeksi akibat infeksi dari lokasi
yang berbeda pada tubuh pasien, misalnya saluran pernafasan, saluran pencernaan
dan
kulit.
Infeksi silang terjadi dari orang yang menderita infeksi atau karier yang
tidak
Indikator adalah salah satu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
kejadian dengan jarum infus/flebitis, dan angka kejadian infeksi luka operasi. Ketiga
Luka dekubitus adalah luka pada kulit dan/atau jaringan yang dibawahnya
yang
terjadi di rumah sakit karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring. Luka
dekubitus akan terjadi bila pasien tidak dibolak-balik atau dimiringkan dalam waktu
2
Infeksi karena jarum infus adalah keadaan yang terjadi disekitar tusukan atau bekas
tusukan jarum infus di Rumah Sakit, dan timbul setelah 3 x 24 jam dirawat di rumah
sakit kecuali infeksi kulit karena sebab-sebab lain yang tidak didahului
oleh
pemberian infus atau suntikan lain. Infeksi ini ditandai dengan rasa panas,
pengerasan
dan kemerahan (kalor, tumor, dan rubor) dengan atau tanpa nanah (pus) pada
daerah
bekas tusukan jarum infus dalam waktu 3 x 24 jam atau kurang dari waktu tersebut
Adanya infeksi rumah sakit pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang
dilaksanakan di rumah sakit ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color),
pengerasan (tumor), dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
kecuali infeksi rumah sakit yang terjadi bukan pada tempat luka.
1. Infeksi sendiri (self infection), yaitu infeksi rumah sakit berasal dari pasien sendiri
1. Apabila pada waktu dirawat di RS, tidak dijumpai tanda-tanda klinik infeksi
tersebut.
2. Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalam masa inkubasi dari infeksi
tersebut.
dirawat
5. Bila pada saat mulai dirawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi, tetapi terbukti
bahwa infeksi didapat penderita waktu perawatan sebelumnya dan belum pernah
1. Yang telah permanen atau hanya singgah sementara pada pasien (endogenous
infection)
Bakteri ada dikeadaan normal yang menyebabkan transmisi baik dari habitat
luar dan dalam (system urinaria), merusak jaringan (melukai) atau penggunaan
antiobiotik yang tidak tepat. Sebagai contoh, bakteri gram negative
yang
bekas operasi yang terinfeksi setelah melakukan operasi di bagian perut atau
b. dari udara (debu atau sirkulasi udara yang terkontaminasi oleh bakteri
tangan pegawai, pengunjung atau sumber dari lingkungan itu sendiri (air,
gas, makanan).
Beberapa tiper dari mikroorganisme yang selalu ada di lingkungan rumah sakit :
Di air, area yang lembab/basah, dan adakalanya di produk yang steril atau
Pada makanan
Pada debu (bakteri yang diameternya lebih kecil dari 10m tinggal
pada udara pada beberapa jam dan dapat terhirup pada keadaan yang
Riwayat Alamiah
Masa Inkubasi dan Klinis Masa Inkubasi pada Infeksi Nosokomial adalah 3 x 24 jam
Masa Laten dan Periode Infeksi Masa Laten dan Periode Infeksi Noskomial ini
terhadap factor eksogen (kelompok yang merawat, alat medis, serta lingkunga)
yang
tidak baik. Maka bisa jadi ia tidak terserang Infeksi Nosokomial. Dan
jika
imunitasnya tidak cukup kuat, maka dapat jadi pasien tersebut dirawat
berhari,
mencegah penyebaran infeksi dengan isolasi protektif atau mencegah infeksi dari
pasien
Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah dan penting dalam prosedur
pengontrolan infeksi, dan merupakan metode terbaik untuk mencegah transmisi
signifikan menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran pencernaan. Kulit
yang rusak pada tangan mengandung pathogen yang lebih banyak, yang banyak
Paparan semua area tangan dan pergelangan tangan ke alat yang digunakan
Pembilasan menyeluruh
Hampir semua bakteri bakteri transien dapat diilangkan dengan sabun dan air,
tetapi bakteri residen akan tetap tinggal. Pencuci tangan bakterisida, misalnya
menghilangkan bakteri residen. Yang perlu perhatian khusus saat mencuci adalah
steril sekali pakai (disposible) untuk beberapa prosedur. Candida albicans, salah
satu penyebab oral thrush (jamur pada mulut) pada pasien kanker stadium lanjut,
dapat menyebar dari pasien ke tangan perawat. Penyebaran ini dapat dicegah
dengan mengenakan sarung tangan steril saat kontak dengan mukosa oral.
perbedaan besar terutama jika kontak erat dengan pasien yang infeksius, seperti
tempat tidur tidak langsung dikerjakan sebelum membalut luka, karena prosedur
panjang atau dapat diinsersi oada perifer untuk jangka pendek. Di Inggris, hamper
6000 pasien per tahun mendapatkan infeksi pasa sirkulasi darah karena kateter
perawatan kateter vena sentral. Infeksi ini merupakan salah satu komplikasi
saat perawatan atau dari mikroorganisme kulit yang mengontaminasi kateter saat
insersi.
Kateterisasi urin telah diketahui sebagai risiko utama infeksi noskomial. Pada
pasien dengan kateter urin, 20 sampai 30% pasien akan mengalami bakteriuria
mengalami bacteremia dan sekitar 22% akan meninggal. Telah pula ditunjukkan
Oleh karena itu, jelas bahwa praktik keperawatan yang baik sangat diperlukan
untuk prosedur ini.
Hanya menggunakan kateter urin ketika tidak ada prosedur alternatif lain
Menggunakan system steril tertutup dan mencegah aliran baik urin dari
umumnya berbahaya untuk kulit dan harus menggunakan pakaian pelindung saat
mikroorganisme pada jaringan hidup. Contoh antiseptic yang umum adalah iodin
Peralatan medis harus dibersihkan dan /atau didisinfeksi sebelum digunakan dari
pasien ke pasien lain. Secara umum setiap alat harus dibersihkan, tetapi peralatan
medis yang kontak dengan darah atau cairan tubuh atau digunakan pada pasien
Setiap alat harus selalu dicuci dan dibersihkan sebelum disinfeksi karena alat
10
dengan konsentrasi yang tepat. Begitu pula, disinfektan harus digunakan dalam
durasi waktu yang tepat dan dipastikan bahwa larutan disinfektan masih baru agar
Disinfektan yang paling efektif adalah senyawa aldehida, peroksida, dan halogen
tetapi tidak selalu tepat digunakan setiap saat karena efek sampingnya. Semua zat
2.3.5 Sterilisasi
endospore dan virus. Autoklaf (dapat dilakukan dengan alat masak bertekanan
bedah umum dan masker anestesi. Temperatur tinggi dicapai ketika uap berada
dalam tekanan tinggi, seperti 121 0C pada 108 kPa (15 psi) yang
akan
panas pada tekanan atmosfer biasa. Di pabrik, produk steril seperti syringe
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran kepada berbagai
pihak, yaitu:
12
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A., Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep,
James, Joyce, Collin Baker, Helen Swain. 2002. Prinsip-prinsip Sains Untuk
Keperawatan.
Jakarta: Erlangga