Cerpen
Cerpen
Kelas :XII-IPA 2
PENASARAN
lalu, mengapa kamu tidak pulang ke rumah tepat waktu? Ibuku bertanya.
Sekarang, kamu mandi dulu. Pakaian kamu sudah kotor dan jangan lupa
mengganti pakaian. Akhirnya, aku pun langsung mandi untuk menyegarkan
badanku yang bau ini. Setelah siap mandi, aku di panggil oleh ayahku di ruang
tamu.ayahku sudah menungguku dengan wajah yang kecewa.
Joni, lain kali kamu tidak boleh bermain lamaa-lama dilapangan itu. Kamu
juga harus tahu bahwa kamu punya pekerjaan rumah. Kamu seharusnya
membantu ibu kamu menyapu lantai dan pekerjaan yang bisa kamu lakukan.
Kami sebagai orang tuamu tidak melarangmu bermain bersama teman-temanmu.
Namun, kamu juga harus memiliki kesadaran untuk membantu ibu menyelesaikan
pekerjaan rumah.sambil mengelus-elus kepalaku.
Ia ayah. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Dengan wajah yang menyesal.
Ya sudah. Sekarang kamu belajar. Besok, kamu masuk sekolah. Ayahku pun
meninggalkan aku.
Apa? Kamu sakit? Ibuku pun panik dan ibuku ingin bergegas mengambil obat.
Tak lama kemudian, ibu membawa obat sirup penurun panas untuk anak-anak.
Sekarang kamu buka mulut, biar ibu memberi kamu obat ini.
Lalu saya membuka mulut saya dan ibuku menuangkan sirup tersebut di
sendok makan. Aku pun meminum sirup tersebut dan kemudian aku meminum air
1 gelas. Saya pun merasakan bahwa tubuh saya sudah mulai normal kembali dan
sakit kepala saya sudah mulai berkurang. Ibuku pun memutuskan untuk membuat
surat keterangan sakit yang nantinya diserah kepada wali kelasku. Aku pun
meneruskan beristirahat agar nantinya saya bisa sembuh. Pukul 07.30 aku pun
terbangun dari tempat tidurku dan merasa lapar. Aku pun bergegas ke ruang
makan. Aku memanggil ibuku untuk mengambil makananku. Tak lama kemudian,
ibuku datang membawakan makanan.
Mari nak, biar ibu suapin. Sambil mengelus-elus kepalaku.
Ayahku bergegas menghapiri aku dan berkata itulah akibatnya jika kamu
sering-sering bermain di lapangan bahkan ketika siang hari. Oleh sebab itu, kamu
jangan bermain disaat siang hari apalagi di saat hujan panas. Aku merasa bersalah
telah melawan perintah orang tua. Setelah saya sembuh, ayahku telah memiliki
rencana agar kami jalan-jalan di rumah pamanku.
Aku bersiap-siap dengan memakai pakaian yang rapi dan dan harum.
Dengan wajah yang gembira dan senang, maka aku ingin sebagian mainanku
karena pamanku punya anak yang umurnya tidak jauh beda denganku. Ia sangat
dekat denganku dan suka bergaul denganku. Dia juga memiliki mainan yang
begitu banyak dan mewah. Sehingga, ia kadang memberikanku mainan untuk
dibawa pulang ke rumah. Kami mengendarai motor untuk pergi kerumah paman.
Dijalan, aku dan adekku bernyanyi-nyanyi sambil melihat pemandangan yang
begitu indah.
Di sana sini ada sawah yang begitu luas dan rapi. Juga ada kerbau yang
sedang makan serta kuda. Betapa terkejutnya aku mendengarkan suara yang
sepertinya seperti suara ledakan. Ternyata, ban motor kami pecah. Dan kami
langsung mencari bengkel terdekat untuk menambal motor kami. Akhirnya, kami
menemukan bengkelnya. Setelah menunggu beberapa menit, motor kami pun
sudah selesai di perbaiki.kami melanjutkan perjalanan yang tak lama lagi kami
akan sampai.
Saya pun merasakan rasa yang ngantuk sehingga aku tertidur diaatas motor.
Ibuku menahanku agar aku tidak jatuh. Dalam pikiranku, aku memiliki mainan
yang begitu banyak dan mewah-mewah. Sehingga, aku lebih memutuskan untuk
bermain dirumah. Sebab, aku memiliki mainan dan adek yang menemaniku. Tak
lama kemudian aku terbangun. Rupa hanya mimpi. Kami pun sampai di rumah
pamanku. Mereka bersalam- salaman dengan ayah dan ibuku. Aku hanya berharap
bahwa aku punya teman untuk bermain. Ternyata, tak lama kemudian, anak
pamanku menghampiri aku dan mengajakku untuk bermain. Sesampainya
didalam rumah, saya sangat senang dan bahagia sebab mainan- mainan telah
berserakan dimana-mana. Aku kemudian memanggil adekku untuk mengajaknya
bermain. Namun, ayahku melarang aku untuk bermain,sebab aku belum bersalam-
salaman kepada pamanku.
Dalam pikiranku, aku tidak sabar untuk bermain.namun ketika aku mau
melangkah, aku ditahan oleh ayahku.
Santo anak pamanku menjawab ide yang bagus.kebetulan juga. Aku lagi
lapar. Kami pun memutuskan unutk mengakhiri bermain dan langsung pergi ke
ruang makan. Disana, sudah ada orang tuaku dan pamanku lagi makan bersama.
Pamanku melanjutkan, kamu harus fokus belajar dan kamu harus mengikuti
perintah orang tuamu.
Ia paman. Kemudian aku dan adekku pergi kembali ke tempat untuk bermain.
Namun, ketika kami kembali ke tempat itu, aku tidak melihat santo anak
pamanku itu.
Lalu, apa yang abang pakai itu?(sambil menunjuk benda yang sedang ada di
depan mata kami)
Oleh sebab itu, aku dan adekku langsung keluar dari ruangan itu dan
langsung pergi kepada orangtuaku. Aku pun memutuskan untuk pulang
kerumah.orangtuaku pun sudah selesai berbicara dengan pamanku. Lalu, kami
pun pulang kerumah. Sesampainya dirumah, aku masih takut, karena computer
tadi itu rusak. Rasa gembira saya tadinya berubah seketika menjadi ketakutan.
Akupun berdoa agar computer tadi tidak rusak.
Oleh karena itu, kita sebagai anak harus mendengarkan dan mematuhi
nasehat orangtua. Selagi orangtua masih ada sisi kita, maka kita harus
membahagiakan orangtua.
SEKIAN