Anda di halaman 1dari 7

Nama: Frenky Dermawan Buull

Kelas :XII-IPA 2

PENASARAN

Waktu itu,aku berumur 6 tahun.Aku sangat senang bermain dengan teman-


teman sepermainan yang setiap waktu membuat saya terhibur oleh permainan
kami. Hari pun menjelang sore. Aku pun memutuskan untuk mengakhiri bermain
dengan teman-teman. Kemudian , aku pulang ke rumah sebab jika aku lama-lama
bermain, nanti aku dimarahi dirumah dan aku tidak diizinkan lagi bermain. Oleh
karena itu, aku pun pulang dengan pakaian yang bercucuran keringat dan kotor.
Sesampainya di rumah, ibuku menunggu di depan rumah dengan wajah yang
marah.

Joni,Kamu tahu gak ini jam berapa sambil menatapku.

tahu bu aku menjawab dengan rasa takut.

lalu, mengapa kamu tidak pulang ke rumah tepat waktu? Ibuku bertanya.

tadi bu, aku bermain bersama teman-teman di lapangan.

(Sambil menghela napas). Ya sudahlah. Lain kali kamu jangan berlama-lama


bermain ya?

Ia bu dengan perasaan tenang.

Sekarang, kamu mandi dulu. Pakaian kamu sudah kotor dan jangan lupa
mengganti pakaian. Akhirnya, aku pun langsung mandi untuk menyegarkan
badanku yang bau ini. Setelah siap mandi, aku di panggil oleh ayahku di ruang
tamu.ayahku sudah menungguku dengan wajah yang kecewa.

Joni, lain kali kamu tidak boleh bermain lamaa-lama dilapangan itu. Kamu
juga harus tahu bahwa kamu punya pekerjaan rumah. Kamu seharusnya
membantu ibu kamu menyapu lantai dan pekerjaan yang bisa kamu lakukan.
Kami sebagai orang tuamu tidak melarangmu bermain bersama teman-temanmu.
Namun, kamu juga harus memiliki kesadaran untuk membantu ibu menyelesaikan
pekerjaan rumah.sambil mengelus-elus kepalaku.

Ia ayah. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Dengan wajah yang menyesal.

Ya sudah. Sekarang kamu belajar. Besok, kamu masuk sekolah. Ayahku pun
meninggalkan aku.

Aku pun bergegas ke kamar untuk belajar.Jam dinding menunjukkan pukul


20.30 wib. Mataku, sudah mulai pedih. Tanganku sudah mulai lemas dan aku
ingin tidur. Aku pun merapikan bukuku dan menyusun buku di dalam tasku sesuai
dengan jadwal belajar besok. Sebelum aku tidur, aku memanggil saudaraku untuk
menemaniku tidur.ia bernama berkat. Umurnya 5 tahun. Dia selalu menemaniku
tidur. Keesokan harinya, di bangunkan oleh ibuku bersama dengan adekku.

Joni, bangun.sekarang pukul 06.00 kamu harus siap-siap pergi kesekolah.


Sambil merapikan kamarku yang berantakan. Entah mengapa, aku merasa pusing
dan aku merasakan bahwa tubuhku panas. Dan ketika aku terbangun, kepalaku
pusing dan sakit. Hidungku tersumbat yang membuat sesak napas.

Ibu, aku lagi sakit dengan suara yang kecil.

Apa? Kamu sakit? Ibuku pun panik dan ibuku ingin bergegas mengambil obat.
Tak lama kemudian, ibu membawa obat sirup penurun panas untuk anak-anak.

Sekarang kamu buka mulut, biar ibu memberi kamu obat ini.

Lalu saya membuka mulut saya dan ibuku menuangkan sirup tersebut di
sendok makan. Aku pun meminum sirup tersebut dan kemudian aku meminum air
1 gelas. Saya pun merasakan bahwa tubuh saya sudah mulai normal kembali dan
sakit kepala saya sudah mulai berkurang. Ibuku pun memutuskan untuk membuat
surat keterangan sakit yang nantinya diserah kepada wali kelasku. Aku pun
meneruskan beristirahat agar nantinya saya bisa sembuh. Pukul 07.30 aku pun
terbangun dari tempat tidurku dan merasa lapar. Aku pun bergegas ke ruang
makan. Aku memanggil ibuku untuk mengambil makananku. Tak lama kemudian,
ibuku datang membawakan makanan.
Mari nak, biar ibu suapin. Sambil mengelus-elus kepalaku.

Ayahku bergegas menghapiri aku dan berkata itulah akibatnya jika kamu
sering-sering bermain di lapangan bahkan ketika siang hari. Oleh sebab itu, kamu
jangan bermain disaat siang hari apalagi di saat hujan panas. Aku merasa bersalah
telah melawan perintah orang tua. Setelah saya sembuh, ayahku telah memiliki
rencana agar kami jalan-jalan di rumah pamanku.

Aku bersiap-siap dengan memakai pakaian yang rapi dan dan harum.
Dengan wajah yang gembira dan senang, maka aku ingin sebagian mainanku
karena pamanku punya anak yang umurnya tidak jauh beda denganku. Ia sangat
dekat denganku dan suka bergaul denganku. Dia juga memiliki mainan yang
begitu banyak dan mewah. Sehingga, ia kadang memberikanku mainan untuk
dibawa pulang ke rumah. Kami mengendarai motor untuk pergi kerumah paman.
Dijalan, aku dan adekku bernyanyi-nyanyi sambil melihat pemandangan yang
begitu indah.

Di sana sini ada sawah yang begitu luas dan rapi. Juga ada kerbau yang
sedang makan serta kuda. Betapa terkejutnya aku mendengarkan suara yang
sepertinya seperti suara ledakan. Ternyata, ban motor kami pecah. Dan kami
langsung mencari bengkel terdekat untuk menambal motor kami. Akhirnya, kami
menemukan bengkelnya. Setelah menunggu beberapa menit, motor kami pun
sudah selesai di perbaiki.kami melanjutkan perjalanan yang tak lama lagi kami
akan sampai.

Saya pun merasakan rasa yang ngantuk sehingga aku tertidur diaatas motor.
Ibuku menahanku agar aku tidak jatuh. Dalam pikiranku, aku memiliki mainan
yang begitu banyak dan mewah-mewah. Sehingga, aku lebih memutuskan untuk
bermain dirumah. Sebab, aku memiliki mainan dan adek yang menemaniku. Tak
lama kemudian aku terbangun. Rupa hanya mimpi. Kami pun sampai di rumah
pamanku. Mereka bersalam- salaman dengan ayah dan ibuku. Aku hanya berharap
bahwa aku punya teman untuk bermain. Ternyata, tak lama kemudian, anak
pamanku menghampiri aku dan mengajakku untuk bermain. Sesampainya
didalam rumah, saya sangat senang dan bahagia sebab mainan- mainan telah
berserakan dimana-mana. Aku kemudian memanggil adekku untuk mengajaknya
bermain. Namun, ayahku melarang aku untuk bermain,sebab aku belum bersalam-
salaman kepada pamanku.

Joni, kamu seharusnya menyalam pamanmu. Kamu tidak boleh pergi


begitu saja. Dengan wajah yang kecewa.

Ia ayah. Sambil bersalam-salaman kepada pamanku.

Dalam pikiranku, aku tidak sabar untuk bermain.namun ketika aku mau
melangkah, aku ditahan oleh ayahku.

Kamu harus menghargai pamanmu ini. Tunggu sebentar. (sambil


mengambil minuman) Kamu minum ini dulu.

Kamu itu tidak lelah melewati perjalanan yang jauh?.

Lelah ayah. Jawabku.bolehkah aku bermain ayah bersama adekku ?(merayu)

(ayahku menjawab)Ya sudahlah. Kamu bermain bersama anak paman. Ingat,


kamu tidak boleh nakal ya?

Hore(saya dan adekku langsung pergi ke tempat untuk bermain)

Sesampainya kami di tempat itu, kami langsung bermain- main. Kami


menghabiskan waktu untuk bermain sampai kami lupa untuk makan. Dengan
perut yang sudah mulai lapar aku berkata kepada anak pamanku.gimana kalau kita
makan dulu?

Santo anak pamanku menjawab ide yang bagus.kebetulan juga. Aku lagi
lapar. Kami pun memutuskan unutk mengakhiri bermain dan langsung pergi ke
ruang makan. Disana, sudah ada orang tuaku dan pamanku lagi makan bersama.

Ini nak makanan kalian. Sambil memberikan kami makanan.

Setelah selesai makan, kami melanjutkan bermain. Namun ayahku


menahanku dan berkataNanti aja bermain kalian
.aku dengan wajah yang kecewa, terpaksa mengikuti permintaan ayahku.

(pamanku bertanya)Joni, sekarang kamu kelas berapa?

Aku menjawab,kelas 6 SD.

Pamanku melanjutkan, kamu harus fokus belajar dan kamu harus mengikuti
perintah orang tuamu.

Aku menjawab,Ia paman

Yasudahlah, sekarang kamu boleh bermain lagi bersama adek-adekmu.

Aku yang tadinya kecewa berubah seketika menjadi semangat.

Ingat,jangan nakal ya?(sambil mengeluskan kepalaku)

Ia paman. Kemudian aku dan adekku pergi kembali ke tempat untuk bermain.
Namun, ketika kami kembali ke tempat itu, aku tidak melihat santo anak
pamanku itu.

Dek, gimana kalau kita pergi memanggil santo?(samnil merayu adekku)

Ia abangdengan suara yang lembut.

Lalu kami mencari santo untuk mengajaknya bermain kembali. Namun,


kami tidak menemukannya. Kami ada pintu di depan kami. Kami penasaran apa
santo ada di dalam atau tidak. Untuk menghilangkan rasa penasaran, kami
langsung masuk ke dalam kantor itu. Rupanya, bukan santo yang ada didalam
tetapi abangnya santo yang sedang bermain computer. Kami pun menghampirinya
dan berkata abang sedang apa?

Oh, abang sedang bermain games. (jawabnya)

Lalu, apa yang abang pakai itu?(sambil menunjuk benda yang sedang ada di
depan mata kami)

Ini namanya computer.(abang itu menjawab sambil bermain games )


Kami penasaran apa sih yang dipakai abang ini? Sepertinya abangku ini
asik bermain games. Kami melihat-lihat saja apa yang sedang dilakukuan oleh
abangku. Kami heran, mengapa sih ada boneka yang bergerak-gerak, tapi boneka
itu bergerak jika di klik-klik semacam tikus(mouse). Setelah lama melihat-lihat,
abangku mau pergi buang air kecil.ia tidak tahan lagi, sehingga lupa mematikan
komputernya.setelah abang itu pergi, aku menghilangkan rasa penasaranku
dengan memegang semacam tikus itu. Saya pun menggerak-gerakannya dan tiba-
tiba, hilang games yang dimainkan abangku tadinya. Saya langsung panic dan
terus-terus mencoba agar layar games itu ada kembali. Namun, karena aku
mengklik-klik terus, tiba-tiba muncul gambar lain(merefresh).saya semakin takut
dan pucat seketika dan berpikir jika computernya sudah rusak. Aku pun tidak
punya biaya untuk menganti kerugian jika computer itu rusak.

Oleh sebab itu, aku dan adekku langsung keluar dari ruangan itu dan
langsung pergi kepada orangtuaku. Aku pun memutuskan untuk pulang
kerumah.orangtuaku pun sudah selesai berbicara dengan pamanku. Lalu, kami
pun pulang kerumah. Sesampainya dirumah, aku masih takut, karena computer
tadi itu rusak. Rasa gembira saya tadinya berubah seketika menjadi ketakutan.
Akupun berdoa agar computer tadi tidak rusak.

Oleh karena itu, kita sebagai anak harus mendengarkan dan mematuhi
nasehat orangtua. Selagi orangtua masih ada sisi kita, maka kita harus
membahagiakan orangtua.

SEKIAN

Terinspirasi dari kisah: Elvin Charles Mendrfa

Anda mungkin juga menyukai