PENDAHULUAN
2.2 ASSESMENT
2.2.1 Antropometri
Data antropometri (diambil tanggal 27 Februari 2017)
1. Usia : 35 tahun
2. TB :-
3. BB :-
4. BB sebelum hamil : 60 kg
5. LiLA : 31 cm
6. TL : 49 cm
7. TBestimasi :
TB(cm) = 84,88 - [0,24 x Usia(th)] + [1,83 x TL(cm)]
= 84,88 (0,24 x 35) + (1,83 x 49)
= 166,15 cm
8. BBestimasi :
BB(kg) = (LiLA/26,5)x(TB-100)
= (31/26,3)x(166,15-100)
= 77,9 kg
Interpretasi status gizi berdasarkan persentil LiLA:
Persentil = (LiLA Aktual/LiLA Persentil) x 100%
= (31/29) x 100%
= 106,8% (Normal)
2.2.2 Biokimia
Tabel 2.1 Data Laboratorium Pasien
Data Laboratorium Nilai Nilai Normal Interpretasi
25 Februari 2017 (MRS)
DARAH LENGKAP
11.39 4.8-10.8 10^3/uL (Stres)
WBC
3.4 4-4.9 mg/dL (pre-eklampsia)
Albumin 11.2 11-16 g/dL Normal
260 150-450 10^3/uL Normal
Hb
PLT
KIMIA KLINIK
92 <140 mg/dL Normal
Gula Darah Sewaktu
Elektrolit serum
133 136-145 mmol/L (diet rendah natrium)
Natrium (Na)
96 98-106 mmol/L (diet rendah natrium)
Klorida (Cl)
Urine
Positif +1 Negatif pre-eklampsia
Leukosit
Positif +1 Negatif pre-eklampsia
Eritrosit Negatif Negatif Normal
Albumin
2.2.3 Fisik/Klinis
Tabel 2.2 Data Fisik Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal *Interpretasi
25 Februari 2017 (MRS)
Keadaan umum GCS 456 GCS 456 Pasien dalam keadaan
mata bisa terbuka spontan,
mampu menggerakan
tangan dan kaki secara
spontan
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Pasien dalam keadaan
sadar
Nadi 88x/menit 60-100x/menit Normal
Laju respirasi 18x/menit 12-20x/menit Normal
Suhu 36.40C 36.10C-37.20C Normal
Tekanan Darah 170/130 mmHg <120/80 mmHg Pre Eklampsia Berat
26 Februari 2017
Keadaan umum GCS 456 GCS 456 Pasien dalam keadaan
mata bisa terbuka spontan,
mampu menggerakan
tangan dan kaki secara
spontan
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Pasien dalam keadaan
sadar
Nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal
Laju respirasi 20x/menit 12-20x/menit Normal
Suhu 36.70C 36.10C-37.20C Normal
Tekanan Darah 160/100 mmHg <120/80 mmHg Pre Eklampsia Berat
27 Februari 2017
Keadaan umum GCS 456 GCS 456 Pasien dalam keadaan
mata bisa terbuka spontan,
mampu menggerakan
tangan dan kaki secara
spontan
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Pasien dalam keadaan
sadar
Nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal
Laju respirasi 20x/menit 12-20x/menit Normal
Suhu 36.70C 36.10C-37.20C Normal
Tekanan Darah 150/100 mmHg <120/80 mmHg Pre Eklampsia Berat
*)Sumber: Handayani dkk, 2014
D
b
eg
Protein = 20% dari total energi + *penambahan protein (ibu hamil)
= [(20% x 2383,7) : 4] + 12 gram
= 131,18 gram
Lemak = 20% dari total energi
= (20% x 2383,7) : 9
= 52,97 gram
Karbohidrat = 60% dari total energi
= (60% x 2383,7) : 4
= 357,5 gram
2.2.5 Obat
Saat pengambilan data awal, diketahui dari rekam medis bahwa obat yang diberikan
kepada pasien antara lain Inj vitamin C, nifedipine 3x10mg, dan methyldopa 3x500mg.
Tabel 2.6 menunjukkan indikasi obat serta interaksi obat dan makanan yang mungkin
terjadi.
Tabel 2.6 Interaksi Obat dan Makanan
Obat Indikasi Interaksi Obat dan Makanan
Nifedipine Menurunkan tekanan darah Proses absorbsi akan lebih baik jika
dengan cara menghambat dikonsumsi bersamaan dengan
kalsium menuju sel otot makanan. Tidak boleh dikonsumsi
pembuluh darah bersamaan dengan grapefruit
Methyldopa Menurunkan tekanan darah Bisa dikonsumsi sebelum dan sesudah
dengan cara melebarkan makan. Tidak boleh dikonsumsi
pembuluh darah bersamaan dengan alkohol karena
dapat menggandakan efek samping
2.3 DIAGNOSA
2.3.1 Daftar Masalah
2.3.1.1 Masalah Gizi
1. Pasien mengalami penurunan nafsu makan karena pasien merasa bosan
terhadap makanan yang diberikan oleh rumah sakit (bahan makanan dan cara
pengolahan yang digunakan tergolong monoton = tahu, ayam, wortel),
sehingga pasien lebih memilih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit
(beli di warung/dibuatkan oleh orangtua dan mertuanya dari rumah)
2. Dari data 3x24 hours recall diketahui bahwa intake energi, protein, lemak,
maupun karbohidrat yang pasien konsumsi masih kurang dari kebutuhan
Assessment hari 1 (pada tanggal 27 Februari 2017)
Asupan energi sebesar 821,9 kkal (34,5% dari kebutuhan energi pasien
sebesar 2383.7 kkal)
Asupan protein sebesar 22 g (16,8% dari kebutuhan protein pasien sebesar
131,2 gram)
Asupan lemak sebesar 24,8 g (46,8% dari kebutuhan lemak pasien sebesar
52,97 gram)
Asupan karbohidrat sebesar 123,9 g (34,7% dari kebutuhan karbohidrat pasien
sebesar 357,5 gram)
Assessment hari 2 (pada tanggal 28 Februari 2017)
Asupan energi sebesar 1088,4 kkal (45,6% dari kebutuhan energi pasien
sebesar 2383.7 kkal)
Asupan protein sebesar 45,3 g (34,5% dari kebutuhan protein pasien sebesar
131,2 gram)
Asupan lemak sebesar 16,1 g (30,4% dari kebutuhan lemak pasien sebesar
52,97 gram)
Asupan karbohidrat sebesar 185 g (51,7% dari kebutuhan karbohidrat pasien
sebesar 357,5 gram)
Assessment hari 3 (pada tanggal 1 Maret 2017)
Asupan energi sebesar 1426,3 kkal (59,8% dari kebutuhan energi pasien
sebesar 2383.7 kkal)
Asupan protein sebesar 40,5 g (30,9% dari kebutuhan protein pasien sebesar
131,2 gram)
Asupan lemak sebesar 30,5 g (57,6% dari kebutuhan lemak pasien sebesar
52,97 gram)
Asupan karbohidrat sebesar 246,8 g (69% dari kebutuhan karbohidrat pasien
sebesar 357,5 gram)
2.3.1.2 Masalah Behavior
1. Berdasarkan riwayat dietary dahulu, pasien senang sekali mengonsumsi
camilan kerupuk upil @50g dan es krim walls @100g dengan frekuensi
makan hampir setiap hari
2. Pasien tidak pernah memasak sendiri, setiap kali makan pasien selalu
membeli makanan dari luar rumah atau dimasakkan oleh orangtua
maupun mertuanya.
2.3.1.3 Masalah Medis
1. Keadaan hipoalbumin dengan kadar albumin 3,4 mg/dL mengindikasikan
keadaan pre-eklampsia
2. Penurunan kadar natrium 133 mmol/L dan klorida 96 mmol/L
mengindikasikan pemberian diet rendah natrium
3. Adanya hematuria (+1), dan leukosituria (+1) mengindikasikan keadaan
preeklampsia berat
4. Tekanan darah saat MRS tinggi 170/130 mengindikasikan keadaan pre-
eklampsia berat
D
b
eg
Protein = 20% dari total energi + *penambahan protein (ibu hamil)
= [(20% x 2383,7) : 4] + 12 gram
= 131,18 gram
Lemak = 20% dari total energi
= (20% x 2383,7) : 9
= 52,97 gram
Karbohidrat = 60% dari total energi
= (60% x 2383,7) : 4
= 357,5 gram
Cairan = 2500 ml per hari
2. C-2.1 Memberikan motivasi kepada pasien agar lebih peduli terhadap asupan makan
yang ia makan.
1. Waktu Edukasi
2 Maret 2017
2. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien (suami)
3. Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya meningkatkan self
monitoring terhadap asupan makan untuk diri sendiri maupun untuk keluarga
- Meningkatkan motivasi dan kemauan pasien agar mau lebih peduli terhadap
kandungan gizi yang ia makan.
- Memberi motivasi pasien agar mau makan makanan dari rumah sakit yang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
4. Media
Leaflet
5. Metode
Konseling
6. Durasi
15-20menit
7. Tempat
Ruang rawat inap pasien (ruang nifas, bed 7 RSUD Sidoarjo)
8. Materi
a. Pentingnya mengonsumsi makanan yang sudah diberikan dari rumah sakit
b. Pentingnya mengontrol asupan makanan yang dimakan, baik dari segi
keamanan makanan sampai kandungan zat gizi yang ada dalam makanan.
c. Cara mengontrol keamanan dan zat gizi pada makanan
d. Contoh bahan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan contoh bahan
makanan yang seharusnya dihindari (untuk kondisi hamil)
e. Efek jika kebiasaan self monitoring deficit tetap diteruskan
f. Contoh menu makanan yang dianjurkan selama kehamilan
NCP HARI 1
Nama : Ny. DT Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun Registered : 1567576
Tanggal : 1 Maret 2017
Dx : G6 P3023 UK 33/34 mgg + Letsu + PEB + Post Maturasi Paru
Assessment Diagnosa Intervensi Monitoring
Data dasar Identifikasi Masalah
Evaluasi
ANTROPOMETRI NI-2.1 ND-1.2 BD-1.12
LiLA : 31 cm Inadequate oral Modifikasi Pemantauan
TL : 49 cm intake berkaitan meal and nilai profil urin
TBestimasi : dengan snack. (leukosit dan
TB(cm) = 84,88 (0,24 x 35) + (1,83 x 49) = 166,15 cm penurunan Modifikasi eritrosit)
BBestimasi : nafsu makan distribusi zat mencapai nilai
BB(kg) = (31/26,3)x(166,15-100) = 77,9 kg ditandai dengan gizi, jenis normal dipantau
Status gizi : nilai 24 hours makanan, cara oleh ahli gizi 3
Persentil = (31/29) x 100% = 106,8% (Normal) recall terakhir pengolahan hari sekali
defisit berat : sesuai melalui data
BIOKIMIA (saat MRS 25 Februari 2017) energi 59.8%, kebutuhan rekam medis
Indikasi stress
WBC =11.39 10^3/uL () protein 30.9%, pasien. selama pasien
Indikasi pre-eklampsia
Albumin = 3.4 mg/dL ()
lemak 57.6%, C-2.1 dirawat
Hb = 11.2 g/dL (N)
dan karbohidrat Memberikan PD-1.1.9
PLT = 260 10^3/uL (N)
GDS = 92 mg/dL (N) 69%. motivasi Pemantauan
Na = 133 mmol/L () indikasi diet rendah natrium kepada pasien vital sygn
Cl = 96 mmol/L () indikasi diet rendah natrium NI-5.1 agar lebih (tekanan darah)
Leukosit (+1) indikasi pre-eklampsia Peningkatan peduli mencapai nilai
indikasi pre-eklampsia
Eritrosit (+1) kebutuhan zat terhadap normal dipantau
Albumin (-) gizi tertentu asupan makan oleh ahli gizi
(protein) yang ia setiap hari
FISIK KLINIS indikasi pre-eklampsia berkaitan makan. melalui data
TD = 130/90 mmHg () dengan kondisi4. RC-1.4 rekam medis
KU = GCS penyakit pasien Kolaborasi selama pasien
Kesadaran = CM (pre-eklampsia dengan tenaga dirawat
Nadi = 80x/menit (N) berat) ditandai kesehatan FH-1.1.1.1 Total
RR = 20x/menit (N) dengan nilai lain : dokter enegi intake
Suhu = 36,70C (N) albumin rendah (dalam hal mencapai 80%
(3.4 mg/dL) penanganan dalam 2 hari
DIETARY NB-1.4 Self penyakit dipantau oleh
Riwayat Gizi Dahulu monitoring pasien), ahli gizi setiap
Makan 2-3x sehari dengan susunan menu: makanan deficit berkaitan perawat hari melalui
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah. dengan (dalam hal metode 24hr
Pola makan sehari-hari : kurangnya monitoring recall
- Makanan pokok: nasi putih 2-3x/hari @200gr. Sumber motivasi untuk keadaan FH-1.5.2.1 Total
karbohidrat lain: roti @50gr 5x/minggu dan mie hidup sehat fisik/klinis dan protein intake
@50gr 2x/minggu ditandai dengan data biokimia mencapai 80%
- Lauk hewani yang sering dikonsumsi: ikan pindang pasien tidak pasien), dalam 2 hari
@25g 12x/minggu, ikan gurami @40gr dan telur pernah masak petugas dapur dipantau oleh
@50gr dengan frekuensi makan 5-6x/minggu. Jarang sendiri, (dalam hal ahli gizi setiap
mengonsumsi daging sapi dan daging ayam 3- melainkan pemesanan hari melalui
4x/bulan, tidak suka mengonsumsi jeroan. Cara makanan yang diet sesuai metode 24hr
pengolahan makanan :ditumis dan digoreng dikonsumsi kebutuhan recall
- Lauk nabati yang sering dikonsumsi: tahu @50g dan
selalu dibeli dari pasien). FH-1.5.3 Total
tempe @50g 3x/hr dimasak dengan cara digoreng
luar atau karbohidrat
- Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi: buah
dibuatkan oleh intake mencapai
pepaya @200g dan semangka @200g 1-2x/hr.
- Sayuran yang biasa dikonsumsi: wortel @50g ditumis orangtua dan 80% dalam 2
dan manisa @50g direbus mertuanya hari dipantau
- Tidak memiliki alergi maupun pantangan
NC-2.2 oleh ahli gizi
- Suka mengonsumsi camilan kerupuk upil @50g dan es
Indikasi konsumsi camilan tinggi Perubahan nilai setiap hari
krim walls @100g hampir setiap hari
- Konsumsi air putih 6-8 gelas/hari energi lab berkaitan melalui metode
- Tidak pernah memasak sendiri, setiap kali makan
dengan kondisi 24hr recall
pasien selalu membeli makanan dari luar rumah atau
Tidak pernah memasak sendiri, penyakit pasien FH-1.5.21.1
dimasakkan oleh orangtua maupun mertuanya
selalu membeli makanan dari luar (preeklampsia Total lemak
rumah atau dimasakkan oleh berat) ditandai intake mencapai
orangtua maupun mertuanya dengan leukosit 80% dalam 2
Riwayat Gizi Sekarang
- Nafsu makan menurun, karena merasa bosan terhadap (indikasi self monitoring deficit) urin +1 dan hari dipantau
makanan yang diberikan oleh rumah sakit (tidak mau eritrosit urin +1 oleh ahli gizi
makan tahu dan ayam sama sekali) Nafsu makan menurun karena setiap hari
- Lebih memilih mengonsumsi makanan dari luar rumah bosan terhadap makanan dari RS melalui metode
sakit (membeli di warung/dibuatkan oleh orangtua Memilih mengonsumsi makanan 24hr recall
dan mertua dari rumah) dari luar RS
- Pasien diberikan terapi gizi TETP RG 2100 kkal FH-4.2.4
- Pasien mengonsumsi susu hamil prenagen @4sdm
Motivasi
200cc 1x/hr
Terapi gizi saat ini RG meningkat 80%
Hasil recall 3x24 jam
dipantau oleh
Assessment hari 1 (recall 26 Februari pada tanggal 27
ahli gizi setiap
Februari 2017)
Hasil 24hr recall terakhir (28 hari melalui
Energi = 821,9 kkal (34,5%)
Februari 2017) pada tanggal 1 metode tanya
Protein = 22 g (16,8%)
maret 2017 menunjukkan asupan jawab saat visite
Lemak = 24,8 g (46,8%)
energi, protein, lemak dan
Karbohidrat = 123,9 g (34,7%)
karbohidrat defisit berat
Assessment hari 2 (recall 27 Februari 2017 pada
tanggal 28 Februari 2017)
Energi = 1088,4 kkal (45,6%)
Protein = 45,3 g (34,5%)
Lemak = 16,1 g (30,4%)
Karbohidrat = 185 g (51,7%)
Assessment hari 3 (recall 28 Februari pada tanggal 1
Maret 2017)
Energi = 1426,3 kkal (59,8%)
Protein = 40,5 g (30,9%)
Lemak = 30,5 g (57,6%)
Karbohidrat = 246,8 g (69%)
EKOLOGI
- Pasien mendapatkan obat Inj vitamin C, nifedipine
3x10mg, dan methyldopa 3x500mg.
- Pendidikan terakhir sarjana (S-1). Sehari-harinya
bekerja sebagai guru SD. Tinggal bersama suami dan
ketiga anaknya. Sudah menjalani pernikahan selama
14 tahun. Menikah pada umur 21 tahun. Sudah
pernah mendapatkan edukasi gizi tentang
penyakitnya saat ini ketika dirawat di rumah sakit Siti
Hajar Sidoarjo. Tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
(baik hipertensi, asma maupun alergi)
Hasil pengamatan 24hr recall yang sudah didapat kemudian dianalisa dengan
menggunakan software nutrisurvey. Data asupan energi dan zat gizi pasien selama
dilakukannya intervensi gizi dapat dilihat pada tabel 3.2
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa asupan energi pasien sebelum
intervensi hingga selama intervensi masih belum bisa memenuhi 90% kebutuhan pasien.
Namun jika dilihat dari bentuk garis pada grafik diketahui bahwa asupan energi pasien dari
awal sampai akhir pengamatan mengalami peningkatan terus menerus, kecuali pada hari
ke-3 intervensi, terjadi penurunan asupan energi secara drastis 0 kkal disebabkan karena
pasien dipuasakan pre-operasi. Namun asupan energi pasien pada hari ke-4 kembali
meningkat bahkan bisa melebihi asupan energi pada hari ke-2 intervensi. Dapat diambil
kesimpulan bahwa asupan energi mengalami peningkatan terus menerus dari hari pertama
sampai hari terakhir intervensi makanan diberikan.
Berdasarkan Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa asupan protein pasien cenderung
fluktuatif. Asupan protein meningkat dari hari pertama hingga hari ke-2 pengamatan
sebelum intervensi. Kemudian sedikit mengalami penurunan pada hari ke-3 dan kembali
meningkat pada hari pertama hingga hari ke-2 intervensi. Sama seperti asupan energi,
asupan protein juga mengalami penurunan drastis hingga 0 kkal pada hari ke-3 intervensi
disebabkan karena pasien dipuasakan pre-operasi. Namun asupan kembali meningkat pada
hari ke-4 intervensi melebihi asupan dihari ke-2 intervensi. Secara keseluruhan asupan
protein masih belum bisa memenuhi 90% kebutuhan pasien, namun asupan protein selama
intervensi makanan diberikan mengalami peningkatan terus menerus.
Berdasarkan gambar 3.3 diketahui bahwa secara keseluruhan asupan lemak masih
belum bisa memenuhi 90% kebutuhan pasien. Asupan lemak cenderung fluktuatif. Asupan
menurun pada hari ke-2 sebelum intervensi, kemudian meningkat pada hari ke-3 sebelum
intervensi, kemudian kembali menurun pada hari pertama intevensi, lalu meningkat kembali
pada hari ke-2 intervensi. Sama seperti asupan energi dan protein, asupan lemak juga
mengalami penurunan drastis hingga 0 kkal pada hari ke-3 intervensi disebabkan kondisi
puasa pre-operasi. Namun asupan lemak kembali meningkat pada hari ke-4 intervensi
bahkan dapat melebihi asupan lemak dihari ke-3 intervensi. Secara keseluruhan asupan
lemak selama intervensi makanan diberikan bisa mengalami peningkatan.
29
Berdasarkan gambar 3.4 diketahui bahwa selama 7 hari pengamatan (7 kali recall)
asupan karbohidrat pasien yang dapat memenuhi 90% hanya terjadi pada hari ke-2
intervensi, selebihnya asupan karbohidrat masih belum bisa memenuhi 90% kebutuhan
pasien. Sama seperti asupan energi, protein dan lemak, asupan karbohidrat terendah juga
terjadi pada hari ke-3 intervensi disebabkan karena kondisi puasa pre-operasi.
30
Baik nadi, laju respirasi (respiratory rate), maupun suhu tubuh tetap dalam batas normal
dari hari pertama sampai hari terakhir pengamatan. Perubahan yang signifikan dari tanda
fisik klinis hanya terjadi pada tekanan darah. Terlihat bahwa tekanan darah sangat tinggi
ketika MRS dan kemudian perlahan berangsur turun dari hari ke hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN