Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


BAB II
NUTRITIONAL CARE PROCESS (NCP)

2.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny. DT
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 35 tahun 2 bulan (25-1-1982)
Alamat : Buduran, Sidoarjo
No Telp : 08123080383
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru SD
Pembayaran : Non BPJS
Tgl MRS : 25 Februari 2017
No Registrasi : 1567576
Ruang : Nifas kelas II Bed 7
Diagnosa Medis : G6 P3023 UK 33/34 mgg + Letsu + PEB + Post Maturasi Paru
DPJP : dr. Nanang
Diet Rumah Sakit : TETP RG 2100 kkal
Tanggal Pengamatan : 27 Februari 4 Maret 2017
Tanggal KRS : 6 Maret 2017

2.2 ASSESMENT
2.2.1 Antropometri
Data antropometri (diambil tanggal 27 Februari 2017)
1. Usia : 35 tahun
2. TB :-
3. BB :-
4. BB sebelum hamil : 60 kg
5. LiLA : 31 cm
6. TL : 49 cm
7. TBestimasi :
TB(cm) = 84,88 - [0,24 x Usia(th)] + [1,83 x TL(cm)]
= 84,88 (0,24 x 35) + (1,83 x 49)
= 166,15 cm

8. BBestimasi :
BB(kg) = (LiLA/26,5)x(TB-100)
= (31/26,3)x(166,15-100)
= 77,9 kg
Interpretasi status gizi berdasarkan persentil LiLA:
Persentil = (LiLA Aktual/LiLA Persentil) x 100%
= (31/29) x 100%
= 106,8% (Normal)

2.2.2 Biokimia
Tabel 2.1 Data Laboratorium Pasien
Data Laboratorium Nilai Nilai Normal Interpretasi
25 Februari 2017 (MRS)
DARAH LENGKAP
11.39 4.8-10.8 10^3/uL (Stres)
WBC
3.4 4-4.9 mg/dL (pre-eklampsia)
Albumin 11.2 11-16 g/dL Normal
260 150-450 10^3/uL Normal
Hb
PLT
KIMIA KLINIK
92 <140 mg/dL Normal
Gula Darah Sewaktu
Elektrolit serum
133 136-145 mmol/L (diet rendah natrium)
Natrium (Na)
96 98-106 mmol/L (diet rendah natrium)
Klorida (Cl)
Urine
Positif +1 Negatif pre-eklampsia
Leukosit
Positif +1 Negatif pre-eklampsia
Eritrosit Negatif Negatif Normal
Albumin

2.2.3 Fisik/Klinis
Tabel 2.2 Data Fisik Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal *Interpretasi
25 Februari 2017 (MRS)
Keadaan umum GCS 456 GCS 456 Pasien dalam keadaan
mata bisa terbuka spontan,
mampu menggerakan
tangan dan kaki secara
spontan
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Pasien dalam keadaan
sadar
Nadi 88x/menit 60-100x/menit Normal
Laju respirasi 18x/menit 12-20x/menit Normal
Suhu 36.40C 36.10C-37.20C Normal
Tekanan Darah 170/130 mmHg <120/80 mmHg Pre Eklampsia Berat
26 Februari 2017
Keadaan umum GCS 456 GCS 456 Pasien dalam keadaan
mata bisa terbuka spontan,
mampu menggerakan
tangan dan kaki secara
spontan
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Pasien dalam keadaan
sadar
Nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal
Laju respirasi 20x/menit 12-20x/menit Normal
Suhu 36.70C 36.10C-37.20C Normal
Tekanan Darah 160/100 mmHg <120/80 mmHg Pre Eklampsia Berat
27 Februari 2017
Keadaan umum GCS 456 GCS 456 Pasien dalam keadaan
mata bisa terbuka spontan,
mampu menggerakan
tangan dan kaki secara
spontan
Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Pasien dalam keadaan
sadar
Nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal
Laju respirasi 20x/menit 12-20x/menit Normal
Suhu 36.70C 36.10C-37.20C Normal
Tekanan Darah 150/100 mmHg <120/80 mmHg Pre Eklampsia Berat
*)Sumber: Handayani dkk, 2014

2.2.4 Dietary Assesment


a. Riwayat Gizi Dahulu
Pasien mempunyai kebiasaan makan 2-3x sehari dengan susunan menu yaitu
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.
Pola makan sehari-hari :
- Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi putih 2-3x/hari sebanyak
@200gr tiap kali makan. Sumber karbohidrat lain yang sering dikonsumsi adalah
roti @50gr 5x/minggu dan mie @50gr dengan frekuensi 2x/minggu.
- Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ikan pindang @25g dengan frekuensi
makan 12x/minggu. Selain itu ikan gurami @40gr dan telur @50gr dengan
frekuensi makan masing-masing 5-6x/minggu. Jarang mengonsumsi daging sapi
dan daging ayam yaitu 3-4x/bulan, tidak suka mengonsumsi jeroan. Cara
pengolahan makanan yang paling sering digunakan adalah ditumis dan digoreng.
- Lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu @50g dan tempe @50g,
dikonsumsi hampir ditiap waktu makan 3x/hr yang dimasak dengan cara digoreng.
- Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah buah pepaya @200g dan
semangka @200g dengan frekuensi makan 1-2x/hr.
- Sayuran yang biasa dikonsumsi adalah wortel @50g dengan cara pengolahan
ditumis dan manisa @50g dengan cara pengolahan direbus.
- Pasien tidak memiliki alergi maupun pantangan terhadap makanan apapun.
- Pasien suka mengonsumsi camilan kerupuk upil @50g dan es krim walls @100g
dengan frekuensi makan hampir setiap hari
- Konsumsi air putih cukup 6-8 gelas/hari
- Pasien tidak pernah memasak sendiri, setiap kali makan pasien selalu membeli
makanan dari luar rumah atau dimasakkan oleh orangtua maupun mertuanya.
b. Riwayat Gizi Sekarang
- Nafsu makan pasien menurun, karena pasien merasa bosan terhadap makanan yang
diberikan oleh rumah sakit (pasien tidak mau makan tahu dan ayam sama sekali)
- Pasien lebih memilih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit (membeli di
warung/dibuatkan oleh orangtua dan mertua dari rumah)
- Saat ini pasien diberikan terapi gizi TETP RG 2100 kkal
- Saat ini pasien mengonsumsi susu hamil prenagen @4sdm 200cc 1x/hr
- Hasil recall 3x24 jam pasien :

Tabel 2.3 Hasil 24-Hours Recall Pasien (26 Februari 2017)

Hasil Recall Total Kebutuha Tingkat


Zat Gizi Susu Kategori*)
(Makanan) Recall n Asupan
Energi (kkal) 641.9 180 821.9 2383.7 34.5% Defisit berat
Protein (g) 12 10 22 131.18 16.8% Defisit berat
Lemak (g) 21.8 3 24.8 52.97 46.8% Defisit berat
KH (g) 97.9 26 123.9 357.5 34.7% Defisit berat

Tabel 2.4 Hasil 24-Hours Recall Pasien (27 Februari 2017)

Hasil Recall Total Kebutuha Tingkat


Zat Gizi Susu Kategori*)
(Makanan) Recall n Asupan
Energi (kkal) 908.4 180 1088.4 2383.7 45.6% Defisit berat
Protein (g) 35.3 10 45.3 131.18 34.5% Defisit berat
Lemak (g) 13.1 3 16.1 52.97 30.4% Defisit berat
KH (g) 159 26 185 357.5 51.7% Defisit berat

Tabel 2.5 Hasil 24-Hours Recall Pasien (28 Februari 2017)

Hasil Recall Kebutuha Tingkat


Zat Gizi Kategori*)
(Makanan) n Asupan
Energi (kkal) 1426.3 2383.7 59.8% Defisit berat
Protein (g) 40.5 131.18 30.9% Defisit berat
Lemak (g) 30.5 52.97 57.6% Defisit berat
KH (g) 246.8 357.5 69% Defisit berat
*)Sumber: Handayani dkk, 2014
Perhitungan kebutuhan pasien:
Basal Energy Expenditure (BEE) berdasarkan perhitungan Harris Benedict
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,7 X TB) (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 77,9) + (1,7 x 166,15) (4,7 x 35)
= 1520,795 kkal
TEE = BEE x FA x FS
= 1520,795 x 1,2(jalan disekitar kamar) x 1,15(PEB)
= 2098,69 kkal
Total kebutuhan energi = TEE + *penambahan energi (ibu hamil)
= 2098,69 + 285 kkal
= 2383,7 kkal

D
b
eg
Protein = 20% dari total energi + *penambahan protein (ibu hamil)
= [(20% x 2383,7) : 4] + 12 gram
= 131,18 gram
Lemak = 20% dari total energi
= (20% x 2383,7) : 9
= 52,97 gram
Karbohidrat = 60% dari total energi
= (60% x 2383,7) : 4
= 357,5 gram

2.2.5 Obat
Saat pengambilan data awal, diketahui dari rekam medis bahwa obat yang diberikan
kepada pasien antara lain Inj vitamin C, nifedipine 3x10mg, dan methyldopa 3x500mg.
Tabel 2.6 menunjukkan indikasi obat serta interaksi obat dan makanan yang mungkin
terjadi.
Tabel 2.6 Interaksi Obat dan Makanan
Obat Indikasi Interaksi Obat dan Makanan
Nifedipine Menurunkan tekanan darah Proses absorbsi akan lebih baik jika
dengan cara menghambat dikonsumsi bersamaan dengan
kalsium menuju sel otot makanan. Tidak boleh dikonsumsi
pembuluh darah bersamaan dengan grapefruit
Methyldopa Menurunkan tekanan darah Bisa dikonsumsi sebelum dan sesudah
dengan cara melebarkan makan. Tidak boleh dikonsumsi
pembuluh darah bersamaan dengan alkohol karena
dapat menggandakan efek samping

2.2.6 Sosial Ekonomi


1. Pendidikan terakhir pasien adalah sarjana (S-1)
2. Sehari-harinya pasien bekerja sebagai guru SD
3. Pasien tinggal bersama suami dan ketiga anaknya
4. Pasien sudah menjalani pernikahan selama 14 tahun. Pasien menikah pada umur 21
tahun
5. Pasien sudah pernah mendapatkan edukasi gizi tentang penyakitnya saat ini ketika
pernah dirawat di rumah sakit Siti Hajar Sidoarjo
6. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu (baik hipertensi, asma maupun alergi)

2.3 DIAGNOSA
2.3.1 Daftar Masalah
2.3.1.1 Masalah Gizi
1. Pasien mengalami penurunan nafsu makan karena pasien merasa bosan
terhadap makanan yang diberikan oleh rumah sakit (bahan makanan dan cara
pengolahan yang digunakan tergolong monoton = tahu, ayam, wortel),
sehingga pasien lebih memilih mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit
(beli di warung/dibuatkan oleh orangtua dan mertuanya dari rumah)
2. Dari data 3x24 hours recall diketahui bahwa intake energi, protein, lemak,
maupun karbohidrat yang pasien konsumsi masih kurang dari kebutuhan
Assessment hari 1 (pada tanggal 27 Februari 2017)
Asupan energi sebesar 821,9 kkal (34,5% dari kebutuhan energi pasien
sebesar 2383.7 kkal)
Asupan protein sebesar 22 g (16,8% dari kebutuhan protein pasien sebesar
131,2 gram)
Asupan lemak sebesar 24,8 g (46,8% dari kebutuhan lemak pasien sebesar
52,97 gram)
Asupan karbohidrat sebesar 123,9 g (34,7% dari kebutuhan karbohidrat pasien
sebesar 357,5 gram)
Assessment hari 2 (pada tanggal 28 Februari 2017)
Asupan energi sebesar 1088,4 kkal (45,6% dari kebutuhan energi pasien
sebesar 2383.7 kkal)
Asupan protein sebesar 45,3 g (34,5% dari kebutuhan protein pasien sebesar
131,2 gram)
Asupan lemak sebesar 16,1 g (30,4% dari kebutuhan lemak pasien sebesar
52,97 gram)
Asupan karbohidrat sebesar 185 g (51,7% dari kebutuhan karbohidrat pasien
sebesar 357,5 gram)
Assessment hari 3 (pada tanggal 1 Maret 2017)
Asupan energi sebesar 1426,3 kkal (59,8% dari kebutuhan energi pasien
sebesar 2383.7 kkal)
Asupan protein sebesar 40,5 g (30,9% dari kebutuhan protein pasien sebesar
131,2 gram)
Asupan lemak sebesar 30,5 g (57,6% dari kebutuhan lemak pasien sebesar
52,97 gram)
Asupan karbohidrat sebesar 246,8 g (69% dari kebutuhan karbohidrat pasien
sebesar 357,5 gram)
2.3.1.2 Masalah Behavior
1. Berdasarkan riwayat dietary dahulu, pasien senang sekali mengonsumsi
camilan kerupuk upil @50g dan es krim walls @100g dengan frekuensi
makan hampir setiap hari
2. Pasien tidak pernah memasak sendiri, setiap kali makan pasien selalu
membeli makanan dari luar rumah atau dimasakkan oleh orangtua
maupun mertuanya.
2.3.1.3 Masalah Medis
1. Keadaan hipoalbumin dengan kadar albumin 3,4 mg/dL mengindikasikan
keadaan pre-eklampsia
2. Penurunan kadar natrium 133 mmol/L dan klorida 96 mmol/L
mengindikasikan pemberian diet rendah natrium
3. Adanya hematuria (+1), dan leukosituria (+1) mengindikasikan keadaan
preeklampsia berat
4. Tekanan darah saat MRS tinggi 170/130 mengindikasikan keadaan pre-
eklampsia berat

2.3.2 Diagnosa Gizi


NI-2.1 Inadequate oral intake berkaitan dengan penurunan nafsu makan ditandai
dengan nilai 24 hours recall terakhir defisit berat : energi 59.8%, protein 30.9%, lemak
57.6%, dan karbohidrat 69%.
NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu (protein) berkaitan dengan kondisi
penyakit pasien (pre-eklampsia berat) ditandai dengan nilai albumin rendah (3.4
mg/dL)
NB-1.4 Self monitoring deficit berkaitan dengan kurangnya motivasi untuk hidup sehat
ditandai dengan pasien tidak pernah masak sendiri, melainkan makanan yang
dikonsumsi selalu dibeli dari luar atau dibuatkan oleh orangtua dan mertuanya
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan kondisi penyakit pasien (preeklampsia
berat) ditandai dengan leukosit urin +1 dan eritrosit urin +1

2.4 RENCANA INTERVENSI


1. ND-1.2 Modifikasi meal and snack. Modifikasi distribusi zat gizi, jenis makanan, cara
pengolahan sesuai kebutuhan pasien.
a. Tujuan Diet
Memenuhi kebutuhan energi, protein, lemak dan karbohidrat sesuai kebutuhan
pasien
Meningkatkan nafsu makan pasien agar asupan makan total meningkat
Meningkatkan kadar albumin didalam darah
Mencegah terjadinya retensi cairan di dalam tubuh (edema)
Menyeimbangkan kadar elektrolit (natrium, klorida) di dalam tubuh
Mencegah timbulnya faktor resiko/komplikasi lebih lanjut
b. Prinsip Diet
Tinggi energi
Tinggi protein
c. Syarat Diet
1. Energi sesuai dengan kebutuhan pasien (kondisi hamil)
2. Kebutuhan protein tinggi yaitu 20% dari total energi untuk meningkatkan kadar
albumin dan mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut
3. Kebutuhan lemak cukup yaitu 20% dari total energi. Lebih mengutamakan
penggunaan lemak jenis PUFA dan MUFA.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total dikurangi
kebutuhan protein dan lemak (60%), sebagai sumber energi
5. Natrium diberikan cukup 1500mg/hari. Tidak ada pembatasan natrium karena
pasien tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil, selain itu pasien juga
sudah mendapatkan obat antihipertensi dari dokter
6. Cairan diberikan cukup 2500ml/hari. Tidak ada pembatasan cairan karena
pasien tidak mengalami retensi cairan (edema)
7. Vitamin diberikan sesuai AKG, tidak ada penambahan kadar vitamin tertentu
yang dapat mengurangi keparahan preeklamsia berat:
Vitamin C = 85 mg/hari
Vitamin E = 15 mg/hari
Vitamin D = 15 mg/hari
8. Mineral diberikan sesuai AKG, tidak ada penambahan kadar mineral tertentu
yang dapat mengurangi keparahan preeklamsia berat:
Kalsium = 1200 mg/hari
Kalium = 4700 mg/hari
Magnesium = 360 mg/hari
9. Bentuk makanan biasa
10. Menggunakan bahan makanan yang disukai pasien, dan sebisa mungkin tidak
memberikan makanan yang sedang tidak disukai pasien (ayam, tahu dan
wortel)

d. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


Perhitungan kebutuhan pasien:
Basal Energy Expenditure (BEE) berdasarkan perhitungan Harris Benedict
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,7 X TB) (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 77,9) + (1,7 x 166,15) (4,7 x 35)
= 1520,795 kkal
TEE = BEE x FA x FS
= 1520,795 x 1,2(jalan disekitar kamar) x 1,15(PEB)
= 2098,69 kkal
Total kebutuhan energi = TEE + *penambahan energi (ibu hamil)
= 2098,69 + 285 kkal
= 2383,7 kkal

D
b
eg
Protein = 20% dari total energi + *penambahan protein (ibu hamil)
= [(20% x 2383,7) : 4] + 12 gram
= 131,18 gram
Lemak = 20% dari total energi
= (20% x 2383,7) : 9
= 52,97 gram
Karbohidrat = 60% dari total energi
= (60% x 2383,7) : 4
= 357,5 gram
Cairan = 2500 ml per hari

2. C-2.1 Memberikan motivasi kepada pasien agar lebih peduli terhadap asupan makan
yang ia makan.
1. Waktu Edukasi
2 Maret 2017
2. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien (suami)
3. Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya meningkatkan self
monitoring terhadap asupan makan untuk diri sendiri maupun untuk keluarga
- Meningkatkan motivasi dan kemauan pasien agar mau lebih peduli terhadap
kandungan gizi yang ia makan.
- Memberi motivasi pasien agar mau makan makanan dari rumah sakit yang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

4. Media
Leaflet
5. Metode
Konseling
6. Durasi
15-20menit
7. Tempat
Ruang rawat inap pasien (ruang nifas, bed 7 RSUD Sidoarjo)
8. Materi
a. Pentingnya mengonsumsi makanan yang sudah diberikan dari rumah sakit
b. Pentingnya mengontrol asupan makanan yang dimakan, baik dari segi
keamanan makanan sampai kandungan zat gizi yang ada dalam makanan.
c. Cara mengontrol keamanan dan zat gizi pada makanan
d. Contoh bahan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan contoh bahan
makanan yang seharusnya dihindari (untuk kondisi hamil)
e. Efek jika kebiasaan self monitoring deficit tetap diteruskan
f. Contoh menu makanan yang dianjurkan selama kehamilan

Tabel 2.7 Makanan yang perlu dibatasi bagi pasien PEB


Zat Gizi Sumber Makanan
Makanan tinggi natrium kecap, saus, makanan dan minuman kemasan,
makanan dan minuman kaleng, makanan
berpengawet, biskuit
Makanan sumber Makanan yang digoreng, fast food, susu dan
lemak jenuh dan lemak produk susu lemak penuh, sosis, kuning telur,
trans jeroan

Table 2.8 Contoh Menu Bagi Pasien PEB


Makan pagi Makan siang Makan sore
Nasi Nasi Nasi
Telor ceplok air Daging bumbu terik Ikan bumbu kuning
Tumis kacang panjang Gadon tahu Tempe bacem
Tempe goreng Tumis kangkung Bening bayam
Susu skim cair pisang jeruk
Snack pagi Snack siang Snack sore
Salad buah Bubur kacang hijau Susu skim cair
3. RC-1.4 Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain : dokter (dalam hal penanganan
penyakit pasien), perawat (dalam hal monitoring keadaan fisik/klinis dan data
biokimia pasien), petugas dapur (dalam hal pemesanan diet sesuai kebutuhan
pasien).

2.5 RENCANA MONITORING EVALUASI


BD-1.12 Pemantauan nilai profil urin (leukosit dan eritrosit) mencapai nilai normal
dipantau oleh ahli gizi 3 hari sekali melalui data rekam medis selama pasien dirawat
PD-1.1.9 Pemantauan vital sygn (tekanan darah) mencapai nilai normal dipantau
oleh ahli gizi setiap hari melalui data rekam medis selama pasien dirawat
FH-1.1.1.1 Total enegi intake mencapai 80% dalam 2 hari dipantau oleh ahli gizi
setiap hari melalui metode 24hr recall
FH-1.5.2.1 Total protein intake mencapai 80% dalam 2 hari dipantau oleh ahli gizi
setiap hari melalui metode 24hr recall
FH-1.5.3 Total karbohidrat intake mencapai 80% dalam 2 hari dipantau oleh ahli gizi
setiap hari melalui metode 24hr recall
FH-1.5.21.1 Total lemak intake mencapai 80% dalam 2 hari dipantau oleh ahli gizi
setiap hari melalui metode 24hr recall
FH-4.2.4 Motivasi meningkat 80% dipantau oleh ahli gizi setiap hari melalui metode
tanya jawab saat visite
BAB III
HASIL

NCP HARI 1
Nama : Ny. DT Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun Registered : 1567576
Tanggal : 1 Maret 2017
Dx : G6 P3023 UK 33/34 mgg + Letsu + PEB + Post Maturasi Paru
Assessment Diagnosa Intervensi Monitoring
Data dasar Identifikasi Masalah
Evaluasi
ANTROPOMETRI NI-2.1 ND-1.2 BD-1.12
LiLA : 31 cm Inadequate oral Modifikasi Pemantauan
TL : 49 cm intake berkaitan meal and nilai profil urin
TBestimasi : dengan snack. (leukosit dan
TB(cm) = 84,88 (0,24 x 35) + (1,83 x 49) = 166,15 cm penurunan Modifikasi eritrosit)
BBestimasi : nafsu makan distribusi zat mencapai nilai
BB(kg) = (31/26,3)x(166,15-100) = 77,9 kg ditandai dengan gizi, jenis normal dipantau
Status gizi : nilai 24 hours makanan, cara oleh ahli gizi 3
Persentil = (31/29) x 100% = 106,8% (Normal) recall terakhir pengolahan hari sekali
defisit berat : sesuai melalui data
BIOKIMIA (saat MRS 25 Februari 2017) energi 59.8%, kebutuhan rekam medis
Indikasi stress
WBC =11.39 10^3/uL () protein 30.9%, pasien. selama pasien
Indikasi pre-eklampsia
Albumin = 3.4 mg/dL ()
lemak 57.6%, C-2.1 dirawat
Hb = 11.2 g/dL (N)
dan karbohidrat Memberikan PD-1.1.9
PLT = 260 10^3/uL (N)
GDS = 92 mg/dL (N) 69%. motivasi Pemantauan
Na = 133 mmol/L () indikasi diet rendah natrium kepada pasien vital sygn
Cl = 96 mmol/L () indikasi diet rendah natrium NI-5.1 agar lebih (tekanan darah)
Leukosit (+1) indikasi pre-eklampsia Peningkatan peduli mencapai nilai
indikasi pre-eklampsia
Eritrosit (+1) kebutuhan zat terhadap normal dipantau
Albumin (-) gizi tertentu asupan makan oleh ahli gizi
(protein) yang ia setiap hari
FISIK KLINIS indikasi pre-eklampsia berkaitan makan. melalui data
TD = 130/90 mmHg () dengan kondisi4. RC-1.4 rekam medis
KU = GCS penyakit pasien Kolaborasi selama pasien
Kesadaran = CM (pre-eklampsia dengan tenaga dirawat
Nadi = 80x/menit (N) berat) ditandai kesehatan FH-1.1.1.1 Total
RR = 20x/menit (N) dengan nilai lain : dokter enegi intake
Suhu = 36,70C (N) albumin rendah (dalam hal mencapai 80%
(3.4 mg/dL) penanganan dalam 2 hari
DIETARY NB-1.4 Self penyakit dipantau oleh
Riwayat Gizi Dahulu monitoring pasien), ahli gizi setiap
Makan 2-3x sehari dengan susunan menu: makanan deficit berkaitan perawat hari melalui
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah. dengan (dalam hal metode 24hr
Pola makan sehari-hari : kurangnya monitoring recall
- Makanan pokok: nasi putih 2-3x/hari @200gr. Sumber motivasi untuk keadaan FH-1.5.2.1 Total
karbohidrat lain: roti @50gr 5x/minggu dan mie hidup sehat fisik/klinis dan protein intake
@50gr 2x/minggu ditandai dengan data biokimia mencapai 80%
- Lauk hewani yang sering dikonsumsi: ikan pindang pasien tidak pasien), dalam 2 hari
@25g 12x/minggu, ikan gurami @40gr dan telur pernah masak petugas dapur dipantau oleh
@50gr dengan frekuensi makan 5-6x/minggu. Jarang sendiri, (dalam hal ahli gizi setiap
mengonsumsi daging sapi dan daging ayam 3- melainkan pemesanan hari melalui
4x/bulan, tidak suka mengonsumsi jeroan. Cara makanan yang diet sesuai metode 24hr
pengolahan makanan :ditumis dan digoreng dikonsumsi kebutuhan recall
- Lauk nabati yang sering dikonsumsi: tahu @50g dan
selalu dibeli dari pasien). FH-1.5.3 Total
tempe @50g 3x/hr dimasak dengan cara digoreng
luar atau karbohidrat
- Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi: buah
dibuatkan oleh intake mencapai
pepaya @200g dan semangka @200g 1-2x/hr.
- Sayuran yang biasa dikonsumsi: wortel @50g ditumis orangtua dan 80% dalam 2
dan manisa @50g direbus mertuanya hari dipantau
- Tidak memiliki alergi maupun pantangan
NC-2.2 oleh ahli gizi
- Suka mengonsumsi camilan kerupuk upil @50g dan es
Indikasi konsumsi camilan tinggi Perubahan nilai setiap hari
krim walls @100g hampir setiap hari
- Konsumsi air putih 6-8 gelas/hari energi lab berkaitan melalui metode
- Tidak pernah memasak sendiri, setiap kali makan
dengan kondisi 24hr recall
pasien selalu membeli makanan dari luar rumah atau
Tidak pernah memasak sendiri, penyakit pasien FH-1.5.21.1
dimasakkan oleh orangtua maupun mertuanya
selalu membeli makanan dari luar (preeklampsia Total lemak
rumah atau dimasakkan oleh berat) ditandai intake mencapai
orangtua maupun mertuanya dengan leukosit 80% dalam 2
Riwayat Gizi Sekarang
- Nafsu makan menurun, karena merasa bosan terhadap (indikasi self monitoring deficit) urin +1 dan hari dipantau
makanan yang diberikan oleh rumah sakit (tidak mau eritrosit urin +1 oleh ahli gizi
makan tahu dan ayam sama sekali) Nafsu makan menurun karena setiap hari
- Lebih memilih mengonsumsi makanan dari luar rumah bosan terhadap makanan dari RS melalui metode
sakit (membeli di warung/dibuatkan oleh orangtua Memilih mengonsumsi makanan 24hr recall
dan mertua dari rumah) dari luar RS
- Pasien diberikan terapi gizi TETP RG 2100 kkal FH-4.2.4
- Pasien mengonsumsi susu hamil prenagen @4sdm
Motivasi
200cc 1x/hr
Terapi gizi saat ini RG meningkat 80%
Hasil recall 3x24 jam
dipantau oleh
Assessment hari 1 (recall 26 Februari pada tanggal 27
ahli gizi setiap
Februari 2017)
Hasil 24hr recall terakhir (28 hari melalui
Energi = 821,9 kkal (34,5%)
Februari 2017) pada tanggal 1 metode tanya
Protein = 22 g (16,8%)
maret 2017 menunjukkan asupan jawab saat visite
Lemak = 24,8 g (46,8%)
energi, protein, lemak dan
Karbohidrat = 123,9 g (34,7%)
karbohidrat defisit berat
Assessment hari 2 (recall 27 Februari 2017 pada
tanggal 28 Februari 2017)
Energi = 1088,4 kkal (45,6%)
Protein = 45,3 g (34,5%)
Lemak = 16,1 g (30,4%)
Karbohidrat = 185 g (51,7%)
Assessment hari 3 (recall 28 Februari pada tanggal 1
Maret 2017)
Energi = 1426,3 kkal (59,8%)
Protein = 40,5 g (30,9%)
Lemak = 30,5 g (57,6%)
Karbohidrat = 246,8 g (69%)

EKOLOGI
- Pasien mendapatkan obat Inj vitamin C, nifedipine
3x10mg, dan methyldopa 3x500mg.
- Pendidikan terakhir sarjana (S-1). Sehari-harinya
bekerja sebagai guru SD. Tinggal bersama suami dan
ketiga anaknya. Sudah menjalani pernikahan selama
14 tahun. Menikah pada umur 21 tahun. Sudah
pernah mendapatkan edukasi gizi tentang
penyakitnya saat ini ketika dirawat di rumah sakit Siti
Hajar Sidoarjo. Tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
(baik hipertensi, asma maupun alergi)

MONITORING EVALUASI HARI 1


Tanggal : 2 Maret 2017
Assessment Diagnosa Intervensi Monitoring
Data dasar Identifikasi Masalah
Evaluasi
ANTROPOMETRI NI-2.1 ND-1.2 FH-1.1.1.1 Total
- Inadequate Modifikasi meal enegi intake
oral intake and snack. mencapai 80%
BIOKIMIA berkaitan Modifikasi dalam 2 hari
- dengan rasa distribusi zat dipantau oleh
bosan yang gizi, jenis ahli gizi setiap
FISIK KLINIS dirasakan makanan, dan hari melalui
TD = 130/80 mmHg () Indikasi preeklampsia pasien cara metode 24hr
KU = GCS terhadap pengolahan recall
Kesadaran = CM makanan yang sesuai FH-1.5.2.1 Total
Nadi = 88x/menit (N) disajikan oleh kebutuhan dan protein intake
RR = 16x/menit (N) rumah sakit kesukaan mencapai 80%
Suhu = 360C (N) ditandai pasien. dalam 2 hari
dengan hasil C-2.1 dipantau oleh
DIETARY 24 hours recall Memberikan ahli gizi setiap
Hasil recall 24 hr recall (1 Maret 2017) Hasil 24hr recall menunjukkan masih defisit motivasi kepada hari melalui
Energi = 1320 kkal (55,4%) asupan energi (55,4%), protein berat : energi pasien agar metode 24hr
Protein = 62,3 g (47,5%) (47,5%), lemak (30,8%) dan (55,4%), mau lebih peduli recall
Lemak = 16,3 g (30,8%) karbohidrat (66,3%) masih protein terhadap FH-1.5.3 Total
Karbohidrat = 236,9 g (66,3%) tergolong defisit berat. (47,5%), lemak asupan makan karbohidrat
Terjadi peningkatan asupan energi, protein dan (30,8%) dan yang ia makan intake mencapai
karbohidrat dibanding hari sebelumnya. Namun untuk karbohidrat dengan cara 80% dalam 2
asupan lemak mengalami penurunan dibanding hari (66,3%) menyediakan hari dipantau
sebelumnya makanan oleh ahli gizi
Pasien masih tetap tidak mau mengonsumsi bahan sendiri. setiap hari
makanan seperti ayam dan tahu karena bosan. Pasien tidak mau mengonsumsi 5. melalui metode
Menu makanan sore yang sudah diberikan tidak ayam dan tahu 24hr recall
dimakan sama sekali, karena pasien merasa sudah FH-1.5.21.1
kenyang dan tertidur mulai sore hingga pagi. Total lemak
intake mencapai
EKOLOGI 80% dalam 2
Dari hasil tanya jawab diketahui pasien masih belum Indikasi self monitoring deficit hari dipantau
siap jika harus menyiapkan makanan sendiri karena oleh ahli gizi
alasan malas dan lebih praktis jika beli diluar atau setiap hari
dibuatkan oleh orangtua dan mertua. melalui metode
24hr recall
FH-4.2.4
Motivasi
meningkat 80%
dipantau oleh
ahli gizi setiap
hari melalui
metode tanya
jawab saat visite

MONITORING EVALUASI HARI 2


Tanggal : 3 Maret 2017
Assessment Diagnosa Intervensi Monitoring
Data dasar Identifikasi Masalah
Evaluasi
ANTROPOMETRI NI-2.1 ND-1.2 FH-1.1.1.1 Total
- Inadequate oral Modifikasi enegi intake
intake berkaitan meal and mencapai 80%
BIOKIMIA dengan rasa snack. Masih dalam 2 hari
- bosan yang memoodifikasi dipantau oleh
masih dirasakan distribusi zat ahli gizi setiap
FISIK KLINIS pasien karena gizi, bahan hari melalui
TD = 140/90 mmHg () Indikasi preeklampsia sudah terlalu makanan yang metode 24hr
KU = GCS lama digunakan, recall
Kesadaran = CM mengonsumsi dan cara FH-1.5.2.1 Total
makanan RS pengolahan protein intake
DIETARY ditandai dengan sesuai mencapai 80%
Hasil recall 24 hr recall (2 Maret 2017) Hasil 24hr recall menunjukkan hasil 24 hours kebutuhan dan dalam 2 hari
Energi = 1852,5 kkal (77,7%) asupan energi (77,7%) tergolong recall: energi kesukaan dipantau oleh
Protein = 69 g (52,6%) defisit sedang, sedangkan protein (77,7%) pasien. ahli gizi setiap
Lemak = 29,1 g (54,9%) (52,6%) dan lemak (29,1%) tergolong defisit hari melalui
Karbohidrat = 339,2 g (94,8%) masih tergolong defisit berat. sedang, protein C-2.1 Masih metode 24hr
Terjadi peningkatan asupan energi, protein, lemak dan (52,6%) dan memberikan recall
karbohidrat dibanding hari sebelumnya. lemak (29,1%) motivasi FH-1.5.21.1
Nafsu makan pasien berangsur meningkat karena tergolong defisit kepada pasien Total lemak
makanan yang diberikan pada pasien sudah berat. agar mau lebih intake mencapai
disesuaikan dengan kesukaan pasien, namun belum peduli 80% dalam 2
maksimal. terhadap hari dipantau
Pasien masih beranggapan makanan rumah sakit itu asupan makan oleh ahli gizi
membosankan. yang ia makan setiap hari
dengan cara melalui metode
EKOLOGI menyediakan 24hr recall
Dari hasil tanya jawab diketahui pasien masih belum Indikasi self monitoring deficit makanan FH-4.2.4
siap jika harus menyiapkan makanan sendiri karena sendiri. Motivasi
alasan malas dan lebih praktis jika beli diluar atau 6. meningkat 80%
dibuatkan oleh orangtua dan mertua. dipantau oleh
ahli gizi setiap
hari melalui
metode tanya
jawab saat visite

MONITORING EVALUASI HARI 3


Tanggal : 4 Maret 2017
Assessment Diagnosa Intervensi Monitoring Evaluasi
Data dasar Identifikasi Masalah
ANTROPOMETRI NI-5.1 ND-1.2 FH-1.1.1.1 Total
- Peningkatan Modifikasi enegi intake
kebutuhan zat meal and mencapai 80%
BIOKIMIA gizi tertentu snack. dalam 2 hari
- (energi, protein, Modifikasi dipantau oleh ahli
lemak dan distribusi gizi setiap hari
FISIK KLINIS karbohidrat) zat gizi, melalui metode
Tekanan darah : berkaitan bahan 24hr recall
00.15:140/90 mmHg ()
Indikasi preeklampsia dengan kondisi makanan FH-1.5.2.1 Total
06.00:110/80 mmHg (N)
pasca operasi yang protein intake
20.00:150/90 mmHg ()
ditandai dengan digunakan, mencapai 80%
Nadi = 88x/menit
hasil 24hr recall bentuk dalam 2 hari
Suhu = 36.60C
energi, protein, makanan dipantau oleh ahli
KU = GCS
lemak dan dan cara gizi setiap hari
Kesadaran = CM
karbohidrat pengolahan melalui metode
(0%) sesuai 24hr recall
DIETARY
kebutuhan FH-1.5.21.1 Total
Hasil recall 24 hr recall (3 Maret 2017)
Hasil 24hr recall menunjukkan (pasca lemak intake
Energi = 0 kkal (0%)
asupan energi, protein, lemak operasi dan mencapai 80%
Protein = 0 g (0%)
dan karbohidrat (0%) defisit berat kebutuhan dalam 2 hari
Lemak = 0 g (0%)
ibu dipantau oleh ahli
Karbohidrat = 0 g (0%)
menyusui) gizi setiap hari
Asupan total energi, karbohidrat, lemak maupun
dan melalui metode
protein 0% dikarenakan pasien dipuasakan untuk
kesukaan 24hr recall
persiapan operasi sesar.
pasien. FH-1.5.3 Total
karbohidrat intake
mencapai 80%
dalam 2 hari
dipantau oleh ahli
gizi setiap hari
melalui metode
24hr recall

MONITORING EVALUASI HARI 4


Tanggal : 5 Maret 2017
Assessment Diagnosa Intervensi Monitoring Evaluasi
Data dasar Identifikasi Masalah
ANTROPOMETRI NI-2.1 Inadequate ND-1.2 FH-1.1.1.1 Total enegi
- oral intake Modifikasi intake mencapai 80%
berkaitan dengan meal and dalam 2 hari dipantau
BIOKIMIA ketidak mampuan snack. oleh ahli gizi setiap
- pasien Modifikasi hari melalui metode
menghabiskan distribusi zat 24hr recall
FISIK KLINIS porsi yang terlalu gizi, bahan FH-1.5.2.1 Total
Tekanan darah : 140/90 mmHg () besar ditandai makanan yang protein intake
Nadi = 88x/menit Indikasi preeklampsia dengan hasil 24 digunakan, mencapai 80% dalam
0
Suhu = 36.4 C hours recall: energi porsi makanan 2 hari dipantau oleh
KU = GCS (72,5%) dan dan cara ahli gizi setiap hari
Kesadaran = CM karbohidrat pengolahan melalui metode 24hr
(75,1%) tergolong yang sesuai recall
DIETARY defisit sedang, dengan FH-1.5.21.1 Total
Hasil recall 24 hr recall (4 Maret 2017) Hasil 24hr recall menunjukkan sedangkan protein kebutuhan dan lemak intake
Energi = 2084,3 kkal (72,5%) asupan energi (72,5%) dan (62,2%) dan lemak kesukaan mencapai 80% dalam
Protein = 99,4 g (62,2%) karbohidrat (75,1%) tergolong (67,9%) tergolong pasien. 2 hari dipantau oleh
Lemak = 43,4 g (67,9%) defisit sedang, sedangkan defisit berat. ahli gizi setiap hari
Karbohidrat = 323,9 g (75,1%) protein (62,2%) dan lemak melalui metode 24hr
Terjadi peningkatan asupan energi, protein, (67,9%) tergolong defisit berat. recall
lemak dan karbohidrat dibanding hari FH-1.5.3 Total
sebelumnya. karbohidrat intake
Nafsu makan pasien berangsur meningkat mencapai 80% dalam
karena makanan yang diberikan pada pasien 2 hari dipantau oleh
sudah sesuai dengan kesukaan pasien. Namun ahli gizi setiap hari
pasien mengatakan porsi yang diberikan terlalu melalui metode 24hr
besar sehingga sulit untuk dihabiskan. recall
25

3.1 MONITORING DAN EVALUASI KONSUMSI ENERGI DAN ZAT GIZI


Monitoring dan evaluasi pasien rawat inap di ruang Nifas dilakukan selama 4 hari.
Recall asupan makan pasien yang pertama dilakukan pada saat sebelum intervensi yaitu
24-hours recall pada tanggal 27 Februari, 28 Februari dan 1 Maret 2017, kemudian recall
dilanjutkan 3 hari selama intervensi gizi diberikan yaitu pada tanggal 2-4 Maret 2017. Diet
yang diperoleh pasien selama sebelum intervensi dan selama pengamatan monitoring
evaluasi yaitu:
Tabel 3.1 Daftar Diet Sebelum Intervensi dan 6 Hari Pengamatan Sesuai Tanggal Recall

Hari/Tanggal Diet yang Diperoleh


Sebelum intervensi TKTP RG 2100 kkal bentuk nasi
(26 Februari 2017)
Sebelum intervensi TKTP RG 2100 kkal bentuk nasi
(27 Februari 2017)
Sebelum intervensi TKTP RG 2100 kkal bentuk nasi
(28 Februari 2017)
Hari 1 Intervensi TKTP 2300 kkal bentuk nasi
(1 Maret 2017)
Hari 2 Intervensi TKTP 2300 kkal bentuk nasi
(2 Maret 2017)
Hari 3 Intervensi Puasa
(3 Maret 2017)
Hari 4 Intervensi
(4 Maret 2017)
-Pagi TKTP 2800 kkal bentuk bubur halus
-Siang TKTP 2800 kkal bentuk bubur kasar
-Malam TKTP 2800 kkal bentuk bubur kasar

Hasil pengamatan 24hr recall yang sudah didapat kemudian dianalisa dengan
menggunakan software nutrisurvey. Data asupan energi dan zat gizi pasien selama
dilakukannya intervensi gizi dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Asupan Energi dan Zat Gizi


Hari ke-/Tanggal Asupan Energi dan Zat Gizi Hasil Recall 1x24 jam
26

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)


Kebutuhan 2383,7 kkal 131,18 g 52,97 g 357,5 g
821,9 kkal 22 g 24,8 g 123,9 g
Sebelum intervensi 1
(34,5%) (16,8%) (46,8%) (34,7%)
(26 Februari 2017)
Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
Sebelum intervensi 2 1088,4 kkal 45,3 g 16,1 g 185 g
(27 Februari 2017) (45,6%) (34,5%) (30,4%) (51,7%)
Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
Sebelum intervensi 3 1426,3 kkal 40,5 g 30,5 g 246,8 g
(28 Februari 2017) (59,8%) (30,9%) (57,6%) (69%)
Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
Hari 1 Intervensi 1320 kkal 62,3 g 16,3 g 236,9 g
(1 Maret 2017) (55,4%) (47,5%) (30,8%) (66,3%)
Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
Hari 2 Intervensi 1852,5 kkal 69 g 29,1 g 339,2 g
(2 Maret 2017) (77,7%) (52,6%) (54,9%) (94,8%)
Defisit sedang Defisit berat Defisit berat Normal
Hari 3 Intervensi 0 kkal 0g 0g 0g
(3 Maret 2017) (0%) (0%) (0%) (0%)
Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
Kebutuhan 2874,4 kkal 159,7 g 63,87 g 431,2 g
Hari 4 Intervensi 2084,3 kkal 99,4 g 43,4 g 323,9 g
(4 Maret 2017) (72,5%) (62,2%) (67,9%) (75,1%)
Defisit sedang Defisit berat Defisit berat Defisit sedang

3.1.1 Tingkat Asupan Energi


27

Asupan Energi Sebelum dan Selama Intervensi


3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0

Asupan Energi Kebutuhan

Gambar 3.1 Grafik Tingkat Asupan Energi Pasien

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa asupan energi pasien sebelum
intervensi hingga selama intervensi masih belum bisa memenuhi 90% kebutuhan pasien.
Namun jika dilihat dari bentuk garis pada grafik diketahui bahwa asupan energi pasien dari
awal sampai akhir pengamatan mengalami peningkatan terus menerus, kecuali pada hari
ke-3 intervensi, terjadi penurunan asupan energi secara drastis 0 kkal disebabkan karena
pasien dipuasakan pre-operasi. Namun asupan energi pasien pada hari ke-4 kembali
meningkat bahkan bisa melebihi asupan energi pada hari ke-2 intervensi. Dapat diambil
kesimpulan bahwa asupan energi mengalami peningkatan terus menerus dari hari pertama
sampai hari terakhir intervensi makanan diberikan.

3.1.2 Tingkat Asupan Protein

Asupan Protein Sebelum dan Selama Intervensi


180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

Asupan Protein Kebutuhan

Gambar 3.2 Grafik Tingkat Asupan Protein Pasien


28

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa asupan protein pasien cenderung
fluktuatif. Asupan protein meningkat dari hari pertama hingga hari ke-2 pengamatan
sebelum intervensi. Kemudian sedikit mengalami penurunan pada hari ke-3 dan kembali
meningkat pada hari pertama hingga hari ke-2 intervensi. Sama seperti asupan energi,
asupan protein juga mengalami penurunan drastis hingga 0 kkal pada hari ke-3 intervensi
disebabkan karena pasien dipuasakan pre-operasi. Namun asupan kembali meningkat pada
hari ke-4 intervensi melebihi asupan dihari ke-2 intervensi. Secara keseluruhan asupan
protein masih belum bisa memenuhi 90% kebutuhan pasien, namun asupan protein selama
intervensi makanan diberikan mengalami peningkatan terus menerus.

3.1.3 Tingkat Asupan Lemak

Asupan Lemak Sebelum dan Selama Intervensi


70
60
50
40
30
20
10
0

Asupan Lemak Kebutuhan

Gambar 3.3 Grafik Tingkat Asupan Lemak Pasien

Berdasarkan gambar 3.3 diketahui bahwa secara keseluruhan asupan lemak masih
belum bisa memenuhi 90% kebutuhan pasien. Asupan lemak cenderung fluktuatif. Asupan
menurun pada hari ke-2 sebelum intervensi, kemudian meningkat pada hari ke-3 sebelum
intervensi, kemudian kembali menurun pada hari pertama intevensi, lalu meningkat kembali
pada hari ke-2 intervensi. Sama seperti asupan energi dan protein, asupan lemak juga
mengalami penurunan drastis hingga 0 kkal pada hari ke-3 intervensi disebabkan kondisi
puasa pre-operasi. Namun asupan lemak kembali meningkat pada hari ke-4 intervensi
bahkan dapat melebihi asupan lemak dihari ke-3 intervensi. Secara keseluruhan asupan
lemak selama intervensi makanan diberikan bisa mengalami peningkatan.
29

3.1.4 Tingkat Asupan Karbohidrat

Asupan Karbohidrat Sebelum dan Selama Intervensi


500
400
300
200
100
0

Asupan Karbohidrat Kebutuhan

Gambar 3.4 Grafik Tingkat Asupan Karbohidrat Pasien

Berdasarkan gambar 3.4 diketahui bahwa selama 7 hari pengamatan (7 kali recall)
asupan karbohidrat pasien yang dapat memenuhi 90% hanya terjadi pada hari ke-2
intervensi, selebihnya asupan karbohidrat masih belum bisa memenuhi 90% kebutuhan
pasien. Sama seperti asupan energi, protein dan lemak, asupan karbohidrat terendah juga
terjadi pada hari ke-3 intervensi disebabkan karena kondisi puasa pre-operasi.
30

3.2 MONITORING DAN EVALUASI PEMERIKSAAN FISIK KLINIK


Tabel 3.3 Hasil Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan Fisik Klinik
Sebelum Sebelum
Sebelum Sebelum Intervensi Intervensi Intervensi
intervensi 1 intervensi 3
intervensi 2 intervensi 4 hari 1 hari 2 Intervensi hari 3 hari 4
Fisik Klinis (25 Februari (27
(26 Februari (28 Februari (1 Maret (2 Maret (3 Maret 2017) (4 Maret
2017) Februari
2017) 2017) 2017) 2017) 2017)
2017)
Compos Compos Compos Compos Compos Compos Compos Mentis Compos
Kesadaran
Mentis Mentis Mentis Mentis Mentis Mentis Mentis
Nadi 88x/menit 80x/menit 80x/menit 80x/menit 88x/menit - 88x/menit 88x/menit

RR 18x/menit 20x/menit 20x/menit 18x/menit 16x/menit - - -


36.40C 36.70C 36.70C 36.50C 360C 36.60C 36.40C
Suhu tubuh -
170/130 160/100 150/100 130/90 130/80 140/90 00.15:140/90 mmHg 140/90
Tek. Darah 06.00:110/80 mmHg
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
20.00:150/90 mmHg
31

Baik nadi, laju respirasi (respiratory rate), maupun suhu tubuh tetap dalam batas normal
dari hari pertama sampai hari terakhir pengamatan. Perubahan yang signifikan dari tanda
fisik klinis hanya terjadi pada tekanan darah. Terlihat bahwa tekanan darah sangat tinggi
ketika MRS dan kemudian perlahan berangsur turun dari hari ke hari.

3.3 MONITORING DAN EVALUASI PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Dari hasil pengamatan hari pertama pasien MRS hingga terakhir pasien KRS tidak
ditemukan adanya pembaharuan data biokimia/pemeriksaan laboratorium. Sehingga data
biokimia hanya ada pada hari pertama pasien MRS yaitu data biokimia tanggal 25 Februari
2017.
Tabel 3.4 Hasil Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan Laboratorium
Data Laboratorium Nilai Nilai Normal Interpretasi
25 Februari 2017 (MRS)
DARAH LENGKAP
WBC 11.39 4.8-10.8 10^3/uL (Stres)
Albumin 3.4 4-4.9 mg/dL (pre-eklampsia)
Hb 11.2 11-16 g/dL Normal
PLT 260 150-450 10^3/uL Normal
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 92 <140 mg/dL Normal
Elektrolit serum
Natrium (Na) 133 136-145 mmol/L (diet rendah natrium)
Klorida (Cl) 96 98-106 mmol/L (diet rendah natrium)
Urine
Leukosit Positif +1 Negatif pre-eklampsia
Eritrosit Positif +1 Negatif pre-eklampsia
Albumin Negatif Negatif Normal

3.4 MONITORING DAN EVALUASI HASIL EDUKASI


Monitoring dan evaluasi edukasi dilakukan dengan melakukan pre-test dan post-test
secara lisan kepada sasaran edukasi (pasien dan keluarga pasien). Pertanyaan yang
diberikan saat pre-test dan post-test adalah pertanyaan yang sama, yaitu:
1. Apa pentingnya mengonsumsi makanan yang sudah diberikan dari rumah sakit?
2. Lebih baik makan makanan rumah sakit atau makanan dari luar rumah sakit?
3. Apa manfaat jika menyediakan makanan sendiri dibandingkan beli dari luar rumah?
4. Sebutkan 2 contoh bahan makanan yang harus dihindari selama kondisi hamil?
Berdasarkan pelaksanan monitoring dan evaluasi edukasi, diperoleh hasil:
Hasil pre-test : 0% terjawab dengan benar
Hasil post-test : 100% terjawab dengan benar
Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 100%.
32

BAB IV
PEMBAHASAN
33

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
34

DAFTAR PUSTAKA
35

LAMPIRAN

Leaflet Konsultasi/Penyuluhan Gizi


Contoh Susunan Menu Diet
Hasil Dietary Assessment dengan Metode Recall 24 Jam

Anda mungkin juga menyukai