Cisadane
Cisadane
DAS Cisadane mengalir dari G. Salak di bagian selatan Kab. Bogor. Dibagian hulu bterdapat S.
Cikaniki, Cianten, Ciampea, Cinangneng, Cihideung, Ciomas, yang bersal dari bagian Bogor
bagian barat. Sementara di bagian hulu dibagian selatan terdapat S. Cinagara, Cimande, Cisadaen
Hulu, dan S. Ciapus. Kawasan hijau lebih banyak tersebar dari bagian hulu sampai bagian hilir
( 33 %). Banyak wilayah dalam DAS ini termasuk dalam kawasan hutan. DAS Cisadane paling
selatan terdapat Taman nasional Gung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-
Salak.
Gambar 3.7. Batas dan Bentuk DAS Cisadane
Penutupan lahan di bagian hulu didominasi oleh lahan pertanian semusim dan daerah ladang,
sawah dan tegalan. Khusus untuk daerah Cisadane hulu tertama di daerah Kec. Caringin dan
Ciawai yang meliputi Desa Pasir Buncir, Cinagara, Tangkil, Lemah Duwur dan Pancawati
merupakan daerah lahan gontai yang dikuasasi oleh para pengembang yang merupakan tanah
eks PTP XI perkebunan karet sehingga banyak masalah yang berkaitan dengan masalah sosial
terkait dengan status kepemilikan dan masalah sosial terkait dengan kesempatan kerja yang ada
sehingga memerlukan penanganan yang seksama.
Di bagian tengah yang meliputi Kota Bogor, Rumpin dan Serpong terdapat lahan terbangun
tersebar merata
di bagian tengah. Kurang lebih 17,7% dari total luas DAS ini adalah lahan terbangun. Daerah
yang termasuk pemukiman 15,45%.. Proporsi luasan tipe penutupan lahan yang lainnya di
tunjukan oleh gambar di bawah ini.
Bendung ini sekarang dikelola oleh Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA)
Cisadane-Ciujung, Kota Tangerang. Dari sini pula, para petugas BPSDA menjaga
ketinggian air untuk mencegah banjir. Batas ketinggian air normal di bendungan
ini adalah 12,5 meter. Ketika terjadi banjir bandang yang melanda Kota Tangerang
pada 1981, ketinggian air di Pintu Air Sepuluh ini mencapai 14 meter, kendati
seluruh pintunya sudah dibuka.
Fluktuasi aliran Sungai Cisadane sangat bergantung pada curah hujan di daerah
tangkapannya. Aliran yang tinggi terjadi saat musim hujan dan menurun saat
musim kemarau. Antara tahun 1971 dan 1997, berdasarkan pemantauan di Stasiun
Pengamat Serpong, aliran sungai terendah yang pernah terjadi tercatat sebesar 2,93
m/detik di tahun 1991 dan tertinggi 973,35 m3/detik pada tahun 1997.
Berdasarkan catatan bulanan antara tahun 1981 dan 1997, aliran minimum terjadi
antara bulan Juli dan September, dengan rata-rata aliran di bawah 25 m/detik.
Pada saat ini Sungai Cisadane diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi
industri, irigasi dan air minum di wilayah ini.