Anda di halaman 1dari 1

Dewasa ini ilmu pengobatan pada bidang kedokteran hewan terus mengalami perkembangan.

Kalau sebelumnya terapi hanya melalui obat-obatan kimia maupun herbal namun kini muncul
bentuk terapi lain yaitu menggunakan musik. Sebenarnya ini bukanlah hal yang baru dalam
dunia kedokteran hewan. Tetapi baru belakangan ini terapi musik pada hewan terekspos
terutama di Indonesia. Seperti yang dikabarkan oleh antaranews.com bahwasannya sebuah
peternakan ayam broiler di Kelurahan Tlogowaru, Malang, Jawa timur telah menggunakan
musik untuk mengurangi tingkat stress pada ayam-ayamnya. Terapi yang dilakukan sejak tiga
tahun yang lalu ini cukup membuahkan hasil diantaranya penurunan tingkat kematian ayam
sehingga hasil panen menjadi sempurna. Seseorang bernama Dogiel yang berkebangsaan
Rusia pernah mengadakan penelitian dengan memperdengarkan nada tertentu melalui alat
musik tiup dan piano pada hewan dan manusia. Dan ditemukan bahwa manusia dan hewan
sama-sama bereaksi terhadap stimuli suara sehingga terjadi akselerasi pada jantung. Efek
tersebut lebih intens terjadi pada hewan sementara pada manusia efeknya lebih bervariasi
Dalam sebuah buku The Goldsteins' Wellness & Longevity Program Natural Care for Dogs
and Cats yang ditulis oleh Robert. S. dan Susan Goldstein menyatakan bahwa musik sebagai
'diet' harian mampu menawarkan banyak keuntungan kesehatan dan berefek positif terhadap
sistem imun. Musik yang indah tidak hanya meringankan pikiran tetapi juga bertindak
sebagai tranquilizer alami selama masa stress. Susan Raimond, seorang harpist (pemain
harpa) dan pioner dalam terapi harpa pada hewan juga menemukan korelasi antara terapi dan
kesembuhan melalui musik. Musik harpa dipercaya mempengaruhi sistem syaraf autonom
Yang menurunkan level kesadaran untuk melindungi hewan maupun manusia pada situasi
stress. Terapi yang digunakan Susan ini sangat berarti untuk meningkatkan oksigenasi
jaringan, memperbaiki pencernaan, menurunkan kecepatan respirasi dan meringankan
pernafasan. Penelitian mengenai terapi harpa diawali dengan mempraktekannya pada mobile
groomers. Musik yang diperdengarkan melalui CD pada saat anjing, kucing, dan kuda
menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut menjadi lebih tenang selama proses grooming.
Penelitian lain juga pernah ia lakukan dengan menggunakan harpa sebagai penenang pada
hewan sebelum operasi pembedahan. Vibrasi dan gelombang suara yang diproduksi oleh
harpa ternyata mampu menimbulkan respon terapeutik dengan menurunnya denyut jantung,
tekanan darah, pernafasan, dan mengurangi emosi pada hewan-hewan tersebut. Musik klasik
juga bisa digunakan sebagai terapi musik. Hal ini pernah diujicobakan oleh Dayna Barnett,
seorang siswi SMA bersama ayahnya Dr. Mike Barnett yang berprofesi sebagai dokter
hewan. Penelitian Dayna melibatkan 10 ekor anjing yang dibagi dua kelompok dimana satu
kelompok diperdengarkan musik klasik dan kelompok lain sebagai kelompok kontrol.
Anjing-anjing ini kemudian diobservasi variasi perilaku, denyut jantung, pernafasan, serta
nafsu makannya. Sampel urin juga diambil untuk mendeteksi kadar kortisol dan kreatininnya.
Kortisol merupakan hormon kelenjar adrenal yang biasanya dilepas pada saat hewan
mengalami kegelisahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio kortisol-kreatinin
pada hewan yang diperdengarkan musik lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Selain
itu musik klasik mampu memberikan ketenangan pada hewan, hal ini ditunjukkan dengan
data perilaku dan kecepatan pernafasan yang rendah. Terapi musik tampaknya bisa menjadi
pengobatan alternatif terutama pada hewan yang hidup sendiri dalam periode yang lama,
hewan yang mengalami ketidakseimbangan emosi (gelisah), serta pada hewan yang
menderita suatu penyakit yang parah. Terapi musik ini juga murah dan mudah serta cocok
dilakukan pada berbagai macam hewan, tidak hanya anjing dan kucing tetapi juga burung dan
hewan lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/haera_ice/musik-sebagai-terapi-pada-
hewan_5510390da333110237ba800f

Anda mungkin juga menyukai