Masyarakat menggunakan lidah buaya untuk mengatasi berbagai kondisi. Namun secara
ilmiah, khasiatnya baru bisa mengobati empat kondisi di bawah ini, itu pun dengan statusnya
yang masih mungkin.
Gatal dan ruam pada mulut dan kulit. Menurut penelitian, berkumur menggunakan
obat kumur yang mengandung lidah buaya selama tiga kali sehari selama 3 bulan, bisa
membantu mengurangi rasa gatal dan ruam pada mulut. Hal yang sama berlaku jika
mengaplikasikan gel mengandung lidah buaya sebanyak dua kali sehari selama 2
bulan pada kulit.
Konstipasi. Lateks lidah buaya mengandung bahan kimia yang efektif sebagai obat
pencahar. Namun penggunaannya juga bisa menyebabkan efek samping diare.
Cold sore atau luka pada bibir akibat virus herpes. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa mengoleskan krim dengan ekstrak lidah buaya 0,5 persen selama tiga kali
sehari, bisa mempercepat proses penyembuhan luka akibat virus herpes simpleks.
Psoriasis. Penggunaan krim dengan kandungan lidah buaya sekitar 0,5 persen selama
1-2 bulan bisa meredakan psoriasis. Tapi hasil tersebut tidak terlihat jika hanya
memakai gel lidah buaya.
Untuk kondisi-kondisi di bawah ini, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
apakah lidah buaya efektif sebagai obat.
Plak gigi.
Ketombe.
Kulit kering.
Obat nyamuk.
Radang gusi.
Ruam popok.
Radang dingin.
Peradangan di mulut.
Efek Samping Lidah Buaya
Penggunaan gel lidah buaya pada kulit sepertinya aman. Meski demikian, sesekali gel lidah
buaya juga bisa membuat kulit menjadi terbakar dan gatal-gatal.
Tidak seperti gel, mengonsumsi lateks lidah buaya dengan dosis tinggi berpotensi
menyebabkan sakit perut dan kram. Tidak hanya itu, mengonsumsi lateks lidah buaya dalam
jangka panjang juga bisa menyebabkan diare, penurunan berat badan, masalah ginjal,
kelemahan otot, darah dalam urin, dan gangguan jantung.
Selalu baca terlebih dahulu informasi yang tertera pada kemasan produk lidah buaya sebelum
mulai menggunakannya. Ikuti aturan pemakaian dan hubungi dokter jika Anda ragu.