Anda di halaman 1dari 37

PENATALAKSANAAN PERSALINAN

NORMAL DI FASILITAS KESEHATAN


TINGKAT PERTAMA (FKTP) DAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK

dr. H. Bambang Trijanto, SpOG-K


POGI CABANG SURABAYA
I. PENDAHULUAN
II. PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FKTP:
1. KOMUNIKASI DAN KONSELING
2. PEMERIKSAAN ANTENATAL
3. PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
4. DETEKSI DINI KOMPLIKASI/PENYULIT SAAT
PEMERIKSAAN ANTENATAL DAN SAAT PERSALINAN
SERTA SAAT NIFAS
5. PENYAKIT PERSALINAN DI FKTP
6. RUJUKAN KASUS IBU HAMIL, SAAT PERSALINAN DAN
NIFAS
7. PERAN DOKTER DALAM ASUHAN PERSALINAN
NORMAL DAN DETEKSI DINI KOMPLIKASI
III. HAMBATAN PELAYANAN KESEHATAN
IBU DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA
IV. USULAN PERBAIKAN PELAYANAN
KESEHATAN IBU DI FKTP
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan Ibu di Indonesia telah
dimulai tahun 1960-an dengan dibukanya Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) di Wilayah
Kabupaten dan beberapa kecamatan
Pada tahun 1970-an BKIA dilebur menjadi bagian
dari Layanan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) di tingkat kecamatan yang biasanya
digabung dengan pelayanan kesehatan umum lain
dan Keluarga Berencana.
Saat itu biaya pelayanan di Puskesmas masih
relatif murah dan Pegawai Negeri, Kepolisian dan
TNI ditanggung Asuransi Kesehatan (ASKES)
Pada perkembangannya layanan kesehatan
maternal pada tahun 1990-an juga berlaku
untuk masyarakat non PNS/TNI/POLRI
dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS), baik dibiayai pusat maupun
daerah (JAMKESDA), dengan disana sini
masih ada kekurangan tentang pelayanan
gawat darurat Ibu hamil, melahirkan dan
nifas. Saat itu ujung tombak pelayanan
masih difokuskan di fasilitas pemerintah.
Mulai tahun 2014 pelayanan kesehatan
maternal bagi masyarakat tidak mampu,
pembayar iuran dari PNS/TNI/POLRI
dilayani Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan (BPJS). Memang pelayanan
BPJS untuk kesehatan maternal terkesan
terburu-buru dan sosialisasinya kurang baik
sehingga dalam pelaksanaannya ada
masalah dipihak peserta BPJS
Diharapkan dalam kerjasama BPJS dengan
Dokter beserta pusat pelayanan kesehatan
maternal berjalan dalam semangat
kesetaraan dan saling menguntungkan
PELAYANAN KESEHATAN IBU
(MATERNAL) DI FKTP
Diharapkan mendatang semua persalinan
ditolong di Fasilitas kesehatan yang
standar dan dengan sarana yang standar
pula baik sarana prasarana dan SDM
sehingga hasil pertolongan persalinan baik,
ibu sehat, bayi sehat dan tidak terjadi
penyulit atau komplikasi, kalaupun terjadi
komplikasi sudah bisa dideteksi secara dini
dan distabilisasi/tindakan awal yang
selanjutnya dirujuk ke RS
FKTP yang kompeten menolong persalinan
adalah Puskesmas Perawatan yang
mempunyai tenaga Bidan terampil cukup,
sehingga dapat melayani persalinan dalam 24
jam. Oleh karene 15-20% persalinan normal
dalam perjalanannya bisa menjadi patologis,
maka Puskesmas Rawat Inapnya sudah
mempunyai Tim PONED yang terampil atau
setidaknya SDM di Puskesmas tersebut telah
mepunyai tenaga terampil (Bidan, Perawat,
Dokter Umum) setara PONED.
Pelayanan disini mulai pemeriksaan
antenatal, pertolongan persalinan dan
perawatan nifas.
Di FKTP ini pelayanan kesehatan maternal
dimulai dengan komunikasi
konselingsampai rujukan dan kalau perlu
kunjungan rumah.
KOMUNIKASI DAN KONSELING

Dalam berkomunikasi dengan Ibu petugas


kesehatan harus memegang prinsip:
1. Ramah, membuat Ibu nyaman, menghargai,
tidak menyakiti
2. Memakai bahasa sederhana yang mudah
dimengerti
3. Informasi lengkap, minta ijin setiap melakukan
tindakan dan atas persetujuan ibu
4. Lakukan konseling, anamnesa, jaga privasi ibu
5. Catat dalam dokumen medik yang dijaga
kerahasiaannya.
Langkah langkah keterampilan konseling
Komunikasi dua arah
Membina suasana yang baik
Mendengar dengan aktif
Mengajukan pertanyaan
Memberikan informasi
Memfasilitasi pilihan hidup sehat
PEMERIKSAAN ANTENATAL (PAN)

Secara program PAN minimal dilakukan


sebanyak 4 kali dengan minimal satu kali
periksa Dokter untuk deteksi kelainan
medis secara umum dan komfirmasi
kelainan patologik kehamilan. Untuk yang
mengalami penyulit kehamilan maka
pemeriksaan lebih sering dan lebih 4 kali
untuk perawatan.
Diperlukan pemeriksaan gigi sebanyak 2
kali
Dalam memonitor perjalanan kehamilan
dan persalinan dengan memakai Buku KIA
yang dibawa dan disimpan Ibu. Disini hasil
pemeriksaan Bidan, Dokter Umum dan
Spesialis OBGIN dituliskan dalam lembar
parameter kehamilan. Diberikan informasi
perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) kepada Ibu. Dan ibu
dianjurkan mengikuti kelas Ibu Hamil
Pemeriksaan dan pelayanan yang diberikan
saat antenatal meliputi:
1. Melengkapi riwayat medis
2. Melengkapi pemeriksaan fisik umum
3. Melengkapi pemeriksaan fisik
Obstetri/Kebidanan
4. Melakukan pemeriksaan penunjang (ABO,
HbSAg, sifilis)
5. Memberikan suplemen dan pencegahan
penyakit (Fe, Asam Folat, TT)
6. Edukasi, KEE, Imunisasi
7. Identifikasi komplikasi dan melakukan
rujukan
8. Pembahasan Kasus
9. Pemeriksaan Dokter minimal satu kali
10. Menilai kesehatan janin/DJJ
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

Pertolongan persalinan di FKTP memakai


metode Asuhan Persalinan Normal.
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal,
jika:
Usia cukup bulan (37-42 minggu)
Persalinan terjadi spontan
Presentasi belakang kepala
Berlangsung tidak lebih 18 jam
Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
Kala I : Kala I fase laten 8 jam
Kala I fase aktif 6 jam
Kala II : 1 jam pada multigravida
2 jam pada primigravida
Kala III : dalam 30 menit
Kala IV : sampai 2 jam postpartum
Tidak semua persalinan normal berakhir
dengan persalinan spontan, 15-20% akan
menjalani persalinan patologik KPD, partus
lama/macet, ketuban keruh, perdarahan
pasca persalinan dan lain-lain. Sehingga
penolong persalinan harus siap dan
terampil mendeteksi dini dan
menstabilisasi kasus-kasus patologik dan
menyiapkan rujukan
PERSALINAN KALA I
Beri dukungan dan dengarkan keluhan
Jaga privasi Ibu
Ibu diperbolehkan mandi membersihkan
diri, membasuh kemaluannya, BAK/BAB
Ruangan nyaman, sejuk
Minum secukupnya, cegah dehidrasi
Sarankan ibu berkemih sesering mungkin
Pantau dengan partograf:
Tekanan darah, suhu, nadi, DJJ,
kontraksi, pembukaan serviks,
penurunan kepala, warna cairan amnion
Pasang infus intravena untuk Ibu dengan:
Kehamilan lebih dari 5
Hb 9 gram/dl atau PVC 27%
riwayat gangguan perdarahan
Sungsang
kehamilan ganda
Hipertensi
persalinan lama
Persiapan rujukan bila ada komplikasi
PERSALINAN KALA II, III, DAN IV

Tatalaksana persalinan normal mengikuti


58 langkah APN, yaitu:
Mengenali tanda dan gejala kala dua
Menyiapkan pertolongan persalinan
Memastikan pembukaan lengkap dan janin
dalam keadaan baik
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk
membantu
Proses bimbingan meneran:
Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
Membantu lahirnya kepala
Membantu lahirnya badan dan tungkai
Penangan bayi baru lahir
Manajemen aktif kala III
Menilai perobekan
Melakukan asuhan pasca persalinan (kala
IV)
Deteksi dini komplikasi saat PAN dan saat
persalinan serta saat nifas
Seorang penolong persalinan di FKTP oleh
Bidan dengan koordinasi Dokter harus
mampu mendeteksi dini penyakit dan
menstabilkan kondisi serta melakukan
tindakan awal sebelum merujuk supaya
kondisi klinik lebih baik.
PENYULIT PERSALINAN DI FKTP

Tenaga penolong persalinan di FKTP harus


terampil dan berkemampuan deteksi dini dan
stabilisasi komplikasi pada saat hamil,
persalinan dan nifas serta selanjutnya dirujuk.
Puskesmas PONED adalah Puskesmas Rawat
Inap dengan kemampuan deteksi dini dan
menstabilkan kasus-kasus gawat daruratuntuk
Tim Puskesmas yang telah dilatih. Sehingga
dapat meningkatkan kualitas rujukan dan
menurunkan AKI
Selanjutnya kapitasi untuk Puskesmas
PONED lebih besar dari Puskesmas rawat
inap lainnya karena usahanya akan
memerlukan obat, bahan habis pakai,
sarana dan tenaga terampil yang lebih baik
Dalam rangka mencegah rujukan kasep
dilakukan deteksi dini dan rujukan dini
berencana (inutero) tetapi biaya rujukan
tidak dicover BPJS
Rujukan kasus ibu hamil persalinan dan
nifas. Jalur rujukan kasus patologik atau
gawat darurat dilakukan berjenjang
padahal kadang-kadang diperlukan rujukan
ke Rumah Sakit yang kelasnya lebih tinggi
agar segera mendapatkan pengobatan
yang sesuai. Sehingga rujukan seperti ini
juga seharusnya dicover BPJS
PERAN DOKTER UMUM DALAM ASUHAN PERSALINAN
NORMAL DAN DETEKSI DINI KOMPLIKASI

Perhatian Dokter umum di Puskesmas


terhadap PAN dan persalinan sangat
rendah, karena beberapa pertimbangan:
Banyaknya Bidan yang menangani
Pengalaman saat pendidikan Dokter dalam
bersentuhan dengan pelayanan kesehatan
Ibu sangat kurang
Adanya dikotomi pandangan masyarakat
bahwa urusan persalinan oleh Bidan
sedangkan pengobatan umum oleh Dokter
Diperlukan revitalisasi peran Dokter Umum
untuk mengangani kesehatan maternal
dengan setiap perawatan kasus kehamilan,
persalinan dan nifas Bidan berkoordinasi
dengan Dokter Puskesmas sehingga
perawatan di Puskesmas sudah ada mencakup
perawatan Dokter
Demikian juga kasus kasus PAN harus pernah
diperiksa Dokter untuk menyingkirkan
penyakit umum dan mempertajam skrining
Ibu hamil resiko tinggi
PERMASALAHAN DAN RUJUKAN

Rujukan dibiayai BPJS hanya rujukan


kegawatdaruratan sedangkan rujukan dini
berencana (inutero) atas indikasi tidak
dibiayai padahal prognosisnya lebih baik.
PERMASALAHAN TERKAIT PEMBIAYAAN

Ibu hamil dengan penyakit atau faktor risiko tertentu


( BSC 2x, penyakit jantung, DM, Plasenta Akreta )
tidak bisa langsung dirujuk ke PPK 3. Padahal kasus
tersebut bisa langsung dirujuk ke PPK 3.
Masa aktif BPJS berlaku setelah 14 hari. Untuk kasus
bayi lahir dengan prematur hal ini menyulitkan pasien.
Transfusi darah dan albumin pada ibu dan anak
dibatasi dalam paket. Pada kasus kasus tertentu
memerlukan jumlah bag darah dan albumin lebih dari
paket yang diberikan. Serta syarat untuk transfusi
albumin jika albumin < 2,5. Pdhl ibu hamil dengan
albumin 3 dan Hb < 9 sudah membahayakan ibu dan
janin.
PERMASALAHAN TERKAIT PEMBIAYAAN

Paket pemeriksaan kehamilan hanya 4 kali. Di


Kota Surabaya, pemeriksaan kehamilan
minimal sebanyak 14 kali per orang.
Skrining Kasus Pre Eklamsia (USG Doppler
Velosimetri) tidak tercover dalam paket
pelayanan kehamilan.
Pelayanan USG hanya pada indikasi tertentu.
Pdhl pelayanan USG diperlukan pada setiap
trimester kehamilan.
PERMASALAHAN TERKAIT PEMBIAYAAN

Paket pelayanan perawatan terbatas. Sehingga


apabila kasus kasus tertentu memerlukan hari
perawatan yang panjang, PPK 2 milik swasta akan
segera merujuk ke PPK 2 milik Pemerintah.
Pemeriksaan Echocardiogram pada bayi baru lahir
tidak bisa tercover dalam paket pelayanan bayi
baru lahir. Pemeriksaan ini merupakan salah satu
dasar penegakan diagnosa bayi baru lahir dengan
kelainan jantung.
REKOMENDASI

Biaya rujukan dini berencana (inutero) hendaknya


dicover BPJS
Ibu hamil dengan penyakit atau faktor risiko
tertentu ( BSC 2x, penyakit jantung, DM,
Plasenta Previa ) bisa langsung dirujuk ke PPK 3.
Bayi yang lahir prematur, BPJS bisa langsung aktif
saat lahir.
Transfusi darah dan albumin pada ibu dan anak
tidak dibatasi dalam paket atau sesuai dengan
kebutuhan pasien.
REKOMENDASI

Pelayanan kehamilan terhitung per setiap


kunjungan. Bukan dalam paket pelayanan
kehamilan.
Skrining Kasus Pre Eklamsia (USG Doppler
Velosimetri) tidak tercover dalam paket
pelayanan kehamilan.
Pelayanan USG pada setiap trimester
kehamilan bisa tercover dalam BPJS.
REKOMENDASI

Paket pelayanan perawatan sesuai dengan


jumlah hari perawatan.
Pemeriksaan Echocardiogram pada bayi baru
lahir bisa tercover dalam paket pelayanan bayi
baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai