Anda di halaman 1dari 9

POTENSI ENERGI LAUT TERBARUKAN DI

LAUT TERNATE DENGAN


MEMANFAATKAN ENERGY GELOMBANG
LAUT

DI SUSUN OLEH :

IBNU QOYYIM (D331 13 002)

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


JURUSAN PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Listrik merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Dengan
semakin berkembangnya tekonologi maka kebutuhan akan energi listrik juga semakin
meningkat. Sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia menggunakan minyak bumi
sebagai bahan bakar utamanya. Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar memiliki
banyak sekali kekurangan yang terutama adalah menimbulkan polusi dan jumlahnya semakin
sedikit karena tidak bisa diperbaharui. Oleh karena itu untuk menjaga ketersediaan energi
listri maka diperlukan suatu alternatif pembangkit listrik yang menggunakan energi yang
ramah ligkungan dan bisa diperbarui.
Salah satu tenaga alternative adalah tenaga air. Air laut memiliki banyak
manfaat.Salah satunya, menghasilkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik tenaga
ombak.Sifat kontinyuitasnya yang tersedia terus setiap waktu menjadikan ombak baik untuk
dijadikan sebagai pembangkit tenaga listrik melalui pembangkit listrik ini, energi besar yang
dimiliki ombak dapat diubah menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerepan Teknologi
(BPPT) dan pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat banyak daerah-daerah pantai
yang berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga ombak.Ombak di sepanjang Pantai Selatan
Pulau Jawa, di atas kepala Burung irian Jaya dan sebelah barat pulau Sumatera sangat sesuai
untuk menyuplai energi listrik. Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab
tinggi ombak yang bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar
1,5 hingga 2 meter dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai. Fakta inilah yang
membuat pembangkit listrik tenaga ombak sangat cocok untuk di pakai di wilayah Indonesia.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PLTGL?
2. Apa saja komponen komponen utama pada PLTGL?
3. Bagaimana proses PLTGL?
4. Berapa besar kapasitas PLTGL?
5. Bagaimana perkembangan PLTGL di Indonesia?
6. Apa kelebihan dan kekurangan PLTGL?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari PLTGL.
2. Mengetahui komponen-komponen utama pada PLTGL.
3. Mengetahui proses PLTGL.
4. Mengetahui kapasitas PLTGL.
5. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pada PLTGL.
6. Mengetahui perkembangan PLTGL di Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORI
II.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Gelombang atau ombak adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan
riak-riak yang kemudian berubah menjadi apayang kita sebut sebagai gelombang. Energi
ombak laut adalah energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk
menggerakkan turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan
udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar. Ketika air turun, udara
bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan memutar turbin kembali.Putaran turbin
kemudian dihubungkan ke generator dan diubah menjadi energi listrik dan di distribusikan ke
beban.
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut merupakan pembangkit listrik yang
menfaatkan energi gelombang laut untuk menggerakkan generator. Pembangkit listrik tenaga
gelombang laut ini merupakan energi yang terbarui. Ada tiga macam model gambar PLT
Gelombang Laut ini, yaitu : Dengan Pelampung Buoy, Kolom Air (Oscillating Water
Column), Wage Surge atau Focusing Devices.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang laut kiranya akan sangat cocok
digunakan di Indonesia, selain terkenal akan pariwisatanya, Indonesia juga terkenal akan
banyaknya spot Gelombang laut yang dimiliki.
II.2. Komponen Komponen Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
1. Piston Hirolik
Piston hidrolik adalah bagian yang berfungsi menjaga keseimbangan generator agar
kedudukanya tidak terpengaruh oleh laju ombak yang bergerak.
2. Turbin
Pada Prinsipnya turbin bekerja sebagai "Penerima Energi", artinya dia menerima
energi (kinetik) dari angin dan merubahnya menjadi energi lain yang dapat digunakan
seperti listrik. Angin yang datang akan menumbuk sayap kipas (baling-baling) pada kincir
angin, sehingga sayap kipas akan berputar. Kemudian sayap kipas akan memutar
memutar generator.
3. Generator
Generator berfungsi untuk merubah energy mekanik yang berasal dari turbin menjadi
energy listrik. Generator inilah yang disebut konventer energy. Jenis generator yang
digunakan pada PLTGL ialah jenis Generator Asinkron (generator tak-serempak) yang
merupakan motor induksi yang dirubah menjadi generator, generator ini dipilih karena
PLTGL sebagai energi alternatif tidak banyak membutuhkan perawatan seperti halnya
generator sinkron, lebih kuat, handal, harga lebih murah dan tidak membutuhkan bahan
bakar pada saat diaplikasikan di lapangan, tapi cukup bergantung pada sumber energi
terbarukan seperti air, angin, dan lain lain sebagai prime over (penggerak mula).
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik
untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan
oleh generator ini berupa AC (Alternating Current).
II.3. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Pertama aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk kedalam mesin
konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang yang
mempunyai energi kinetik ini dialirkan menuju turbin. Di dalam turbin ini, energi kinetik
yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor
inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam generator,
energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik
yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban).
Secara singkat proses konversi energi arus atau gelombang laut adalah dengan
memanfaatkan energi kinetik yang ada pada gelombang laut untuk menggerakkan turbin.
Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara keluar dari ruang
generator dan menyebabkan turbin berputar. Ketika air turun, udara bertiup dari luar ke dalam
ruang generator dan memutar turbin kembali.
Untuk mengkonversi energi gelombang terdapat tiga sistem dasar yaitu sistem kanal
yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoar atau kolam, sistem pelampung yang
menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan gelombang
untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang dihasilkan dari sistem-
sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara langsung atau mentransfernya
ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang selanjutnya akan menggerakan turbin atau
generator.
Untuk teknologi energi saat ini ada empat teknologi energi gelombang yaitu sistem
rakit Cockerell, tabung tegak Kayser, pelampung Salter, dan tabung Masuda. Sistem rakit
Cockerell berbentuk untaian rakit-rakit yang saling dihubungkan dengan engsel-engsel dan
sistem ini bergerak naik turun mengikuti gelombang laut. Gerakan relatif rakit-rakit
menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit. Sistem tabung tegak Kayser
menggunakan pelampung yang bergerak naik turun dalam tabung karena adanya tekanan air.
Gerakan relatif antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang dapat
diubah menjadi energi listrik. Sistem Pelampung Salter memanfaatkan gerakan relatif
antara bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum)
untuk diubah menjadi energi listrik. Pada sistem tabung Masuda metodenya adalah
memanfaatkan gerak gelombang laut masuk ke dalam ruang bawah dalam pelampung dan
menimbulkan gerakan perpindahan udara di bagian ruangan atas dalam pelampung. Gerakan
perpindahan udara ini dapat menggerakkan turbin udara.
II.4. Tipe Tipe Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
1. Oscilating Water Columns
Oscilating Water Columns merupakan pembangkit yang memanfaatkan ketinggian
gelombang air laut. Pada Oscillating water columns , gelombang air laut yang datang akan
masuk ke chamber melalui bagian yang berada di bawah permukaan laut. Pergerakan
osilasi air laut menyebabkan perbedaan tekanan udara yang terletak di dalam chamber dan
di luar chamber. Pada pembangkit ini terdapat sebuah saluran penghubung yang pada sisi
ujung luarnya terdapat turbin. Perbedaan tekanan udara yang dihasilkan akan
menimbulkan pergerakan udara sehingga memutar turbin pada ujung saluran. Turbin yang
berputar akan membangkitkan listrik.

Gambar 1 : Oscilating Water Columns


2. Hinged Contour Device
Pembangkit jenis ini terdiri dari beberapa pelampung yang terhubung satu dengan
lainnya oleh sebuah sistem sendi. Sistem sendi akan bergerak membuka dan menutup
ketika gelombang air laut datang. Pergerakan sistem sendi akan mendorong lengan
hidrolik untukmemompa oli bertekanan tinggi. Oli akan masuk ke smoothing
accumulator kemudian menggerakkan motor. Motor yang berputar mengendalikan
perputaran generator sehingga dapat membangkitkan listrik.

Gambar 2 : Hinged Contour Devices

3. Overtopping Devices

Overtopping devices merupakan reservoir air yang akan terisi oleh adanya gelombang
air laut. Sistem yang digunakan dalam yaitu sistem pengkonsentrasian gelombang air laut.
Sistem ini mengandalkan reflektor dan bagian landainya untuk mengkonsentrasikan
gelombang air laut. Setelah gelombang air laut terkonsentrasi maka energi potensial yang
terdapat pada gelombang air laut meningkat. Air masuk ke reservoir kemudian keluar
melalui saluran yang terdapat di bagian bawah. Air inilah yang digunakan untuk
menggerakkan turbin sehingga dapat membangkitkan listrik.

Gambar 3 : Overtopping Devices

4. Point Absorber

Sesuai namanya, point absorber, alat ini diletakkan di satu titik, kemudian alat ini
memanfaatkan gerakan naik dan turun dari permukaan laut di titik tersebut. Alat ini juga
sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, hanya saja dibandingkan yang lain alat
ini termasuk kecil karena tidak bisa dibuat terlalu besar, tergantung dari periode ombak di
daerah tersebut.

Gambar 4 : Point Absorber


II.5. Kelebihan Dan Kekurangan PLTGL

Bagaikan dua sisi mata uang pemanfaatan energi arus laut sebagai sumber daya
pembangkit listrik ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini tidak dapatdihindari,
namun mengingat potensinya yang sangat besar maka pemanfaatan dari energi ini tidak boleh
ditunda mengingat pula krisis energi yang terjadi saat ini.

Kelebihan dari energi gelombang adalah:

1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis

2. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya

3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak

4. Mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi


terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara
sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin.

5. Tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin
yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik
pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.

Sedang kekurangan adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga tenaga ahli
sangat diperlukan.

2. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik sinusoidal sesuai
dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari.

3. Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.

4. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem
roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih
kurang lima tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Data Prakiran Cuca Kota Ternate
PRAKIRAAN CUACA PELABUHAN
AHMAD YANI, TERNATE
Data dari BMKG Ternate
Berlaku 15 Februari 2017 pukul 09:00 WIT - 15 Februari 2017 pukul 21:00 WIT
Nomor : ME.401/15a/II/TNT/2017
1. Cuaca : Hujan Ringan
2. Arah dan Kecepatan angin : Barat - Utara , 4 - 35 knots
3. Tinggi Gelombang : 0.75 - 3 m
4. Suhu Udara
Suhu Udara Minimun : 25 C
Suhu Udara Maksimum : 32 C
5. Kelembaban Udara
Kelembaban Udara Minimum : 72%
Kelembaban Udara Maksimum : 92%
6. Visibility : 10 km
7. Pasang Surut : Kamis, 1 Januari 1970
MAKSIMUM : 1.1 m terjadi pada pukul 07:00 - 07:00 WIT
Berdasarkan data diatas daerah tersebut sangat berpotensi untung pemanfaatan energy
Gelombang laut sebagai pembangkit listrik (energy terbarukan). Melihat dari prinsip kerja
dari masing masing jenis, maka semua jenis cocok untuk diaplikasikan pada daerah
tersebut. Dilihat dari data gelombang dari BMKG, tinggi grlombang mencapai 0.75 - 3 m,
kondisi ini sangat cocok untuk jenis OWC (onshore) yang memanfaatkan tinggi pada pesisir
pantai dan juga cocok untuk tipe Point Absorber yang juga memanfaatkan tinggi gelombang.
Ada pun jenis Wave Energy lainnya yang sangat cocok di daerah ini karena intensitas
gelombang dan tinggi gelombangnya sangat cocok untuk pengaplikasiannya sperti generator
linear (offshore).
III.2. Perhitungan Daya Listrik Yang Dihasilkan
Rencana desain menggunakan tipe OWC (Oscilating Water Colum) dengan data sebagai
berikut :
Energi teknologi spesifikasi:
Parabolic Width = 35 m
Panjang garis tengah = 60 90 m
Berat struktur = 450 ton
Kedalaman max = 50 m
Diketahui :
Lebar chamber OWC (w) =5m
Massa jenis air laut () = 1030 kg/m3
Gravitasi bumi (g) = 9,81 m/s
Tinggi gelombang (H) =3m
Panjang gelombang () = 25 m
Periode gelombang (T) = 2,5 s
Perhitungan energi potensial :
P.E = w g H2
= x 5 x 1030 x 9,81 x (3/2)2 x 25
= 709.734,375 J
= 709,734 kJ
Perhitungan energi kinetik (sebanding dengan energy potensial) :
K.E = w g H2
= x 5 x 1030 x 9,81 x (3/2)2 x 25
= 709.734,375 J
= 709,734 kJ
Perhitungan energi total :
EW = w g H2
= x 5 x 1030 x 9,8 x (3/2)2 x 25
= 1.419.468,75 J
= 1.419,47 kJ
Perhitungan energi density :
EWD = EW / W
= g H2
= x 1030 x 9,8 x (3/2)2
= 11.355,75 J/m2
Perhitungan daya listrik yang dihasilkan :
PW = EW / T
= 1.419.468,75 / 2.5
= 567.787,5 W
= 567,79 kW
Perhitungan power density yang dihasilkan :
PWD = P W / W
= (1/2T) g H2
= (1/2 x 2,5) x 1030 x 9,8 x (3/2)2
= 28.389.375 W/m2
Jadi daya listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) sesuai dengan perancangan di atas diperkirakan mencapai 567,79 kW dengan
power density sebesar 28.389 kW/m2.

Anda mungkin juga menyukai