DI SUSUN OLEH :
3. Overtopping Devices
Overtopping devices merupakan reservoir air yang akan terisi oleh adanya gelombang
air laut. Sistem yang digunakan dalam yaitu sistem pengkonsentrasian gelombang air laut.
Sistem ini mengandalkan reflektor dan bagian landainya untuk mengkonsentrasikan
gelombang air laut. Setelah gelombang air laut terkonsentrasi maka energi potensial yang
terdapat pada gelombang air laut meningkat. Air masuk ke reservoir kemudian keluar
melalui saluran yang terdapat di bagian bawah. Air inilah yang digunakan untuk
menggerakkan turbin sehingga dapat membangkitkan listrik.
4. Point Absorber
Sesuai namanya, point absorber, alat ini diletakkan di satu titik, kemudian alat ini
memanfaatkan gerakan naik dan turun dari permukaan laut di titik tersebut. Alat ini juga
sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, hanya saja dibandingkan yang lain alat
ini termasuk kecil karena tidak bisa dibuat terlalu besar, tergantung dari periode ombak di
daerah tersebut.
Bagaikan dua sisi mata uang pemanfaatan energi arus laut sebagai sumber daya
pembangkit listrik ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini tidak dapatdihindari,
namun mengingat potensinya yang sangat besar maka pemanfaatan dari energi ini tidak boleh
ditunda mengingat pula krisis energi yang terjadi saat ini.
1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis
3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak
5. Tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin
yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik
pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.
1. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga tenaga ahli
sangat diperlukan.
2. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik sinusoidal sesuai
dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari.
4. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem
roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih
kurang lima tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Data Prakiran Cuca Kota Ternate
PRAKIRAAN CUACA PELABUHAN
AHMAD YANI, TERNATE
Data dari BMKG Ternate
Berlaku 15 Februari 2017 pukul 09:00 WIT - 15 Februari 2017 pukul 21:00 WIT
Nomor : ME.401/15a/II/TNT/2017
1. Cuaca : Hujan Ringan
2. Arah dan Kecepatan angin : Barat - Utara , 4 - 35 knots
3. Tinggi Gelombang : 0.75 - 3 m
4. Suhu Udara
Suhu Udara Minimun : 25 C
Suhu Udara Maksimum : 32 C
5. Kelembaban Udara
Kelembaban Udara Minimum : 72%
Kelembaban Udara Maksimum : 92%
6. Visibility : 10 km
7. Pasang Surut : Kamis, 1 Januari 1970
MAKSIMUM : 1.1 m terjadi pada pukul 07:00 - 07:00 WIT
Berdasarkan data diatas daerah tersebut sangat berpotensi untung pemanfaatan energy
Gelombang laut sebagai pembangkit listrik (energy terbarukan). Melihat dari prinsip kerja
dari masing masing jenis, maka semua jenis cocok untuk diaplikasikan pada daerah
tersebut. Dilihat dari data gelombang dari BMKG, tinggi grlombang mencapai 0.75 - 3 m,
kondisi ini sangat cocok untuk jenis OWC (onshore) yang memanfaatkan tinggi pada pesisir
pantai dan juga cocok untuk tipe Point Absorber yang juga memanfaatkan tinggi gelombang.
Ada pun jenis Wave Energy lainnya yang sangat cocok di daerah ini karena intensitas
gelombang dan tinggi gelombangnya sangat cocok untuk pengaplikasiannya sperti generator
linear (offshore).
III.2. Perhitungan Daya Listrik Yang Dihasilkan
Rencana desain menggunakan tipe OWC (Oscilating Water Colum) dengan data sebagai
berikut :
Energi teknologi spesifikasi:
Parabolic Width = 35 m
Panjang garis tengah = 60 90 m
Berat struktur = 450 ton
Kedalaman max = 50 m
Diketahui :
Lebar chamber OWC (w) =5m
Massa jenis air laut () = 1030 kg/m3
Gravitasi bumi (g) = 9,81 m/s
Tinggi gelombang (H) =3m
Panjang gelombang () = 25 m
Periode gelombang (T) = 2,5 s
Perhitungan energi potensial :
P.E = w g H2
= x 5 x 1030 x 9,81 x (3/2)2 x 25
= 709.734,375 J
= 709,734 kJ
Perhitungan energi kinetik (sebanding dengan energy potensial) :
K.E = w g H2
= x 5 x 1030 x 9,81 x (3/2)2 x 25
= 709.734,375 J
= 709,734 kJ
Perhitungan energi total :
EW = w g H2
= x 5 x 1030 x 9,8 x (3/2)2 x 25
= 1.419.468,75 J
= 1.419,47 kJ
Perhitungan energi density :
EWD = EW / W
= g H2
= x 1030 x 9,8 x (3/2)2
= 11.355,75 J/m2
Perhitungan daya listrik yang dihasilkan :
PW = EW / T
= 1.419.468,75 / 2.5
= 567.787,5 W
= 567,79 kW
Perhitungan power density yang dihasilkan :
PWD = P W / W
= (1/2T) g H2
= (1/2 x 2,5) x 1030 x 9,8 x (3/2)2
= 28.389.375 W/m2
Jadi daya listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) sesuai dengan perancangan di atas diperkirakan mencapai 567,79 kW dengan
power density sebesar 28.389 kW/m2.