HIPOTIROID DAN
HIPERTIROID
Tugas 2 Farmakoterapi
Sukmawati
21161045 / A1
B. Hipotiroid
Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang
meliputi:
a. Kelelahan yang ekstrim
b. Kerontokan rambut
c. Kuku rapuh
d. kulit kering
e. rasa baal
f. parestasia pada jari-jari tangan
g. suara kasar atau parau
h. gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping hilangnya libido
d. iodium radioaktif
I. Antitiroid(Tioamida)
Tioamid memiliki beberapa efek menghambat sintesis tiroid. Cara kerja pertama
yaitu menghambat enzim tiroid peroxidase, yang berfungsi mengubah iodide
menjadi iodine.Cara kerja lainnya adalah menghalangi iodotirosin untuk
berpasangan. Contoh tioamida adalah propiltiourasil(PTU), metimazol, dan
carbimazole(gambar 1). PTU dapat menghambat deiodinasi pada jaringan perifer.
PTU sangat cepat diserap dan mencapai konsentrasi puncaknya. PTU diabsorbsi
melalui saluran pencernaan sebanyak dan memiliki bioavailbilitas sekitar 50-80%.
PTU didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan dieksresi melalui air susu ibu
dan urin, melalui bentuk glukoronida.1,2 PTU memiliki waktu paruh 1,5 jam dan
diberikan setiap 6-8 jam sebanyak 100 mikrogram. Pemberian dosis tersebut dapat
menghambat organifikasi iodine sebanyak 60% selama 7 jam.2Metimazol
diabsorpsi secara lengkap dan memiliki volume distribusi yang luas. Methimazol
dieksresikan lebih lambat, yaitu 65-70% selama 48 jam.
Sukmawati
21161045 / A1
Efek samping dari tioamid salah satunya adalah agranulosis, yang dapat timbul
karena PTU dan methimazol. Efek samping yang sering muncul adalah purpura
dan popular rash, yang dapat hilang sendiri. Efek samping lainnya adalah nyeri
dan kaku sendi.
Thioamid dapat menembus plasenta, oleh karena itu fetus menerima thioamid
yang dikonsumsi ibunya. Thioamid dapat menyebabkan hipotiroidisme pada
janin. Namun PTU memiliki ikatan dengan protein yang lebih kuat, sehingga
lebih sedikit yang beredar bebas dalam darah. Oleh karena itu PTU masih dapat
digunakan ibu hamil.
Inhibitor anion adalah golongan obat yang menghambat pompa iodide sel
folikuler. Penghambatan ini menurunkan sintesis hormone tiroid. Contoh obat
golongan ini adalah tiosianat, perklorat, dan fluoborat. Obat ini dapat
menimbulkan goiter. Efek samping dari Natrium dan kalium perklorat adalah
anemia anaplastik, demam, kelainan kulit, iritasi usus, dan agranulositosis.
III. Iodida
Iodida radioaktif yang sering digunakan adalah 131I, yang memiliki waktu paruh
8 hari. 131I memancarkan sinar dan . Iodium radioaktif terkumpul dalam
folikel. Pancaran sinarnya menghancurkan parenkim tiroid. 1Dosis terapinya
adalah 0,03 mikrogram. Distribusi iodide radioaktif sama dengan iodine biasa.
Eksresi iodide radioaktif dipengaruhi oleh aktifitas tiroid, pada normotiroid 65%,
hipotiroid 85-90%, dan pada hipertiroid 5% dieksresikan dalam 24 jam. Iodium
radioaktif dikontraindikasikan bagi wanita hamil dan anak-anak.
- Grave disease
- Karsinoma tiroid
B. Hipotiroid
1. Evaluasi praoperatif
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pada anamnesis perlu digali apakah hipotiroidisme baru dikenal atau sudah
dalam terapi. Untuk pasien yang mendapatkan suplementasi hormon tiroid,
pemakaian obat-obatan seperti kolestiramin, besi, preparat almunium, kalsium
dan karbamazepin dapat menurunkan absorbsi hormon tiroid. Pemakaian
preparat iodine dan kontras yang mengandung iodine dapat memperburuk
hipotiroidisme.
b. Pemeriksaan penunjang
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan hormon tiroid yang
didapatkan kita dapat menentukan apakah pasien masuk dalam keadaan
hipotiroidisme ringan, sedang atau berat. Pemeriksaan penunjang lain untuk
melihat pengaruh hipotiroidisme pada beberapa organ meliputi pemeriksaan
laboratorium rutin, radiologi dan elektrokardiografi.
2. Penatalaksanaan praoperatif
Pada pasien yang sudah mendapatkan suplementasi levotiroksin sebelumnya,
dilakukan penilaian status fungsional tiroidnya. Selain dapat diketahui dari
anamnesa dan pemeriksaan fisik , dapat pula dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Pada pasien yang baru dicurigai adanya hipotiroidisme pada saat
praoperasi, maka dilakukan pemeriksaan konsentrasi FT4 dan TSH, juga perlu
ditentukan apakah hipotiroidismenya tersebut ringan, sedang atau berat. Pada
hipotiroidisme yang berat, ditandai adanya koma miksedema, gangguan status
mental, gagal jantung atau konsentrasi hormon tiroksin yang sangat rendah,
maka sebaiknya operasi ditunda sampai kondisi hipotiroidisme beratnya
teratasi.
a. Hipertiroid
B. Hipotiroid
a. Meningkatkan kolesterol