Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PRAKTIKUM

2.1 Poros Berulir


2.1.1 Tujuan
a. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut.
b. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.
c. Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir.

2.1.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mesin Bubut
Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi
listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke
mekanisme gerak mesin bubut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 2.1)
yang menunjukkan transmisi gerakan / line of power pada mesin bubut.

Gambar 2.1 Line of Power Pada Mesin Bubut


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur I

Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa
putaran motor listrik yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di
dalam gear box terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi
putaran spindel, sehingga menghasilkan putaran pada chuck.
2. Feed Drive Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja
Digunakan untuk pembuatan benda kerja.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Gambar 2.2 Mesin Bubut KW15-486
Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

Bagian bagian utama pada mesin bubut :


1. Bed Way
Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stock
Merupakan tempat dimana gear box dan Quick Change gear box
dipasang
3. Quick Change Gear box / feed box
Quick Change Gear Box atau juga sering disebut dengan Feed Box
berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari Gear Box serta
mengatur kecepatannya sebelum diteruskan kemekanisme pemakanan /
Apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.
4. Cariage Box
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas apron.
5. Electrical Box
Merupakan tempat rangkaian sistem elektronik lathe machine.
6. Chuck Protecting Cover
Merupakan penutup chuck yang berfungsi sebagai pelindung pengguna
dari serpihan geram.
7. Splash Guard
Merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak terlempar kemana-
mana.
8. Lower Carriage

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Merupakan penopang dari top carriage.
9. Top carriage
Penopang dari tool holder.
10. Coolant
Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin.
11. Working Light
Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja.
12. Tail Stock
Tail stock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan
ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk
memegang tool pada saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.
13. Lead Screw
Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakan carriage box saat
melakukan penguliran.
14. Feed Rod
Poros yang berfungsi untuk menggerakan carriage saat melakukan
pembubutan.
15. Switch Rod
Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed
rod.
16. Tool Holder
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
17. Quadrant
Susunan Pulley yang mentransmisikan putaran antara gearbox dan quick
change gear box.
18. Oil Tray
Merupakan tempat geram dan pengalir coolant menuju reservoir.
19. Foot Breake
Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan
memutus arus listrik.
20. Foot Stand
Merupakan penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Gambar 2.3
Mesin Bubut
KW15-486
Sumber :
Laboratorium
Proses
Produksi I
Teknik Mesin
FT-UB
(2017)

Mesin bubut ini mempunyai kontrol utama. Kontrol-kontrol utama pada mesin
bubut meliputi :
1. Left and Right Hand Thread Change Lever
Digunakan untuk menggerakan carriage ke arah horizontal, dan pada
proses pembuatan ulir , yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau ulir
kiri.
2. Spindle Change Lever A,B,C
Spindle Change Lever 1,2,3
No. 1,2,digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan pada
Speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi
handel-handelnya.
3. Wrench
Mengunci kedudukan tool holder.
4. Fly Wheel
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage
5. Tailstock Quill Clamping Lever
Pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
6. Tailstock Locking Nut
Pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
7. Tailstock Quill Transverse Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan ujung dari tailstock dengan cara
memutarnya.

8. Spindle Forward-Stop-Reverse Lever


Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed
rod.
9. Split Nut Lever

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Digunakan untuk menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar
lead screw.
10. Longitudinal and Cross Power Feed Lever
Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat
mengerakkan carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual
dalam arah longitudinal.
12. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara
manual.
13. Pitch and Feed Selector Lever
Untuk menentukan Feed and Thread.
14. Emergency Switch
Tombol emergency.
15. Switch Coolant Pump
Untuk menyalakan pompa coolant.
16. Test Button
Menguji putaran chuck

2. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.4 Jangka Sorong


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)
3. Stop Watch
Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pembubutan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Gambar 2.5 Stop Watch
Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

4. Kunci Chuck
Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya
biasanya bujur sangkar.

Gambar 2.6 Kunci Chuck


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

5. Kunci Pahat
Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses pembubutan
kedudukan pahat tidak berubah.

Gambar 2.7 Kunci Pahat


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

6. Tachometer
Digunakan untuk mengukur putaran dari spindle

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Gambar 2.8 Tachometer
Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)
Ga
7. Pahat HSS
Sebagai alat potong untuk pemakanan benda kerja.

Gambar 2.9 Pahat HSS


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

8. Tang Ampere
Untuk mengukur arus pada saat pembubutan.

Gambar 2.10 Tang Ampere


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

9. Center gauge / Dial Indicator

Digunakan untuk menyenterkan benda kerja

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Gambar 2.11 Center gauge / Dial Indicator
Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

B. Bahan
1. Alumunium

Gambar 2.12 Alumunium


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT-UB (2017)

2.1.3 Desain Benda Kerja


(Terlampir)

2.1.4 Penentuan Parameter Permesinan


a. Putaran Spindel (n)
Pembubutan : 180 rpm

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Penguliran : 65 rpm
b. Feed Motion : 0.287 mm/rev
c. Pitch : 1.75 mm/gang

2.1.5 Proses Pembuatan Benda Kerja


a. Awal Benda Kerja

b. Proses 1

Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)


1 50 mm 0,5 mm
2 50 mm 0,5 mm
3 50 mm 0,5 mm

c. Proses 2

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)
1 40 mm 0,5 mm
2 40 mm 0,5 mm

d. Proses 3

Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)


1 50 mm 0,5 mm
2 50 mm 0,5 mm
3 50 mm 0,5 mm
4 50 mm 0,5 mm
5 50 mm 0,5 mm
6 50 mm 0,5 mm
7 50 mm 0,5 mm
8 50 mm 0,5 mm

e. Proses 4

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)
1 30 mm 0,5 mm
2 30 mm 0.5 mm
3 30 mm 0.5 mm
4 30 mm 0.5 mm
5 30 mm 0.5 mm

f. Proses 5

Pemakanan ke- Panjang pembubutan (L) Depth of Cut (t)


1 15 mm 0,3 mm
2 15 mm 0,3 mm

g. Proses 6

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
Pemakanan ke- Panjang penguliran (L) Depth of Cut (t)
1 15 mm 0.10 mm
2 15 mm 0.10 mm
3 15 mm 0.10 mm
4 15 mm 0.10 mm
5 15 mm 0.10 mm
6 15 mm 0.10 mm
7 15 mm 0.10 mm
8 15 mm 0.10 mm
9 15 mm 0.10 mm
10 15 mm 0.10 mm
11 15 mm 0.10 mm
12 15 mm 0.10 mm
13 15 mm 0.10 mm
14 15 mm 0.10 mm
15 15 mm 0.10 mm
16 15 mm 0.10 mm
17 15 mm 0.10 mm
18 15 mm 0.10 mm

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
2.1.5 Flowchart

Mulai

Putaranspindle
F eed motion
Alat dan mesin
bubut

Benda kerja alumunium


silinder

Mengukur
dimensi
benda kerja

Pemasangan dan enguncian


p
benda kerja pada
chuck

Mengaturfeed motion
(s)= 0,287 mm/rev
dan putaran
spindle(n) = 180rpm

Hidupkan
mesin

Menentukan titik nol benda kerja

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
A

Pengaturan
depth of cut
0 ,5 mm dan
menentukan panjang pemakanan
50
mm

Pembubutan
sepanjang
50mm
dengan diameter 22 mm

Pengaturan
depth of cut
0 ,5 mm dan
menentukan panjang pemakanan
40
mm

Pembubutan
sepanjang
40mm
dengan diameter 20 mm
Ya

Tidak
Apakah benda
kerja sudah sesuai
desain?

Ya

Matikan mesin

Lepas benda pada


chuckdan pasang
kembali pada posisi sebaliknya

Pemasangan danguncian
pen
benda kerja pada
chuck

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM
I
C

Pengaturandepth of cut,5
0 mm dan
menentukan panjang pemakanan 30 mm

Pembubutan
sepanjang 30
mm sampai diameter 12
mm

Apakah benda Tidak


kerja sudah sesuai
desain?

Ya

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
D

Pengaturan
d epth of cut 0,3 mm dan
kemiringan mata pahat
45

Penirusan

Tidak
Apakah benda
kerja sudah sesuai
desain?

Ya

Matikan mesin

Pengaturan
Putaranspindlen)
( =
65 rpm, danarak
j antar
pitch=
1 ,75 mm/gang

Setting pahat ulir

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
F

Pengaturan panjang
penguliran
15 mm

Pengukuran benda kerja

Hidupkan mesin

Menentukan titik nol

Pengulirandepth of cut
0.1 mm

Apakah benda Tidak


kerja sudah sesuai
desain?

Ya
Matikan mesin

Bersihkan mesin

Porosbertingkat
dan berulir

Selesai

Gambar 2.11 Flowchart Mesin Bubut

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM


I
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR PRAKTIKUM
I

Anda mungkin juga menyukai