USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA.
PROTOTYPE TEKNOLOGI SILUMAN (STEALTH)
MATERIAL ORGANIK PENYERAP GELOMBANG RADAR
DARI KOMPOSIT POLIMER CHITOSAN-HIDROKSIAPATIT
UNTUK APLIKASI PERALATAN MILITER WILAYAH PERBATASAN
BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Esa Ghanim Fadhallah €34080063
Elka Firmanda 34080056
Nur Aziezah Hapsari €34090067
Santoso Darmo Atmojo €34100050
Bayu Irianto €34100040
(2008, Ketua Kelompok)
(2008, Anggota Kelompok)
(2009, Anggota Kelompok)
(2010, Anggota Kelompok)
(2010, Anggota Kelompok)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012HALAMAN PI
ENGESAMAN
1, Judul Kegiatan Prototype Teknologi Siluman (Stealth) Material
Organik Penyerap Gelombang Radar dari
Komposit Polimer _ Chitosan-Hidroksiapatit
untuk | Aplikasi Peralatan Militer Wilayah
Perbatasan
2. Bidang Kegiatan PKM-
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap Esa Ghanim Fadhallah
b. NIM 34080063
c. Jurusan Teknologi Hasil Perairan
d. Universitas Institut Pertanian Bogor
ce. Alamat Rumah Perumahan Ciomas Permai Blok D1/11, Bogor
£ Nomor Telepon/HP : (0251) 8636407/08571 1936487
g. Alamat Email dark_dragon416@yahoo,com
4. Anggota Pelaksana 4 oran;
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap Bambang Riyanto, S.Pi, M.Si
b. NIDN 0003066903
cc. Alamat Rumah JL. Katelia 11/23 Taman Yasmin, Bogor
d. Alamat Email
6. Biaya Kegiatan Total
bambangrivanto.ipb@gmail.com
a. Dikti 2 Rp 12,120,000
b. Sumber lain 74
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Bogor, 19 Oktober 2012
Menyetujui,
Ketua Departemen
‘Teknologi Hasil Perairan | Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS., M.Phil (Esa Ghanim Fadhaliah)
MIP. 19580511 198503 1 002 NIM. C34080063
Dosen Pendamping
Trg LQ.
(Bambang Riyanto, S.Pi., M.Si)
NIDN. 0003066903A. SUDUL
Prototype Teknologi Siluman (Stealth) Material Organik Penyerap
Gelombang Radar dari Komposit Polimer Chitosan-Hidroksiapatit untuk Aplikasi
Peralatan Militer Wilayah Perbatasan
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Teknologi militer dan perang paling kuat di planet bumi ini masih
digenggam oleh Amerika Serikat. Sepanjang sejarah, kemajuan dalam teknologi
militer Amerika Serikat telah didorong oleh adanya inovasi. Semua cabang militer
secara konsisten telah berhasil menggunakan teknologi baru yang inovatif dan
kreatif untuk memperoleh kemenangan atas musuh. National Defense Magazine
(2011) melaporkan bahwa terdapat 10 jenis inovasi dalam teknologi militer yang
dikembangkan Amerika Serikat, yaitu pesawat helikopter tanpa bising,
persenjataan yang ditujukan untuk tidak membunuh, wlera-ligh super-survivable
dune buggies sebagai alat mobilitas daryrat, kapal selam mini, kapal bulletproof
berkecepatan tinggi, alat komunikasi tanpa batas ruang dan waktu, automotisasi
robot ‘cerdas', bahan bakar minimalis dan teknologi pengawasan super luas
(Wide Area Surveillance).
‘Teknologi pengawasan Wide Area Surveillance, menurut Global Security
Organization (2012) mampu memberikan pengawasan pada wilayah yang luas
untuk mengetahui aktivitas spesifik dengan tujuan mengamati dan mendeteksi
‘Teknologi ini dapat diaplikasikan pada pengawasan di daerah yang kerap kali
terjadi kasus penyelundupan dan kasus perbatasan daerah. Beberapa kasus
perbatasan daerah yang pernah melanda Indonesia di antaranya yaitu perseteruan
antara Kalimantan Barat sebagai provinsi yang bertetangga dengan negara
Malaysia (Bratadharma, 2012), kapal Malaysia melintasi perairan Selat Malaka
dan pelanggaran perbatasan laut Indonesia-Malaysia yang tejadi di kawasan
perairan Provinsi Kepulauan Riau (Adhidharta, 2011). Seperti yang dikutip dari
sosbud.kompasiana.com Juni 2012, hingga saat ini permasalahan_perbatasan
dengan negara lain tersebut masih belum dapat diatasi pemerintah dan kerap kali
membuat gelisah. Kasus-kasus tersebut juga mengindikasikan masih lemahnya
teknologi pertahanan militer Indonesia (Bratadharma, 2012). Namun, untukpeningkatan teknologi militer dibutuhkan suatu gagasan maupun kajian yang
bersifat inovatif dan berkaitan dengan peningkatan teknologi tersebut.
Salah satu jenis inovasi teknologi yang telah digunakan oleh negara maju
yang dapat diadopsi oleh Indonesia berdasarkan permasalahan yang ada dan
dalam rangka peningkatan teknologi militer adalah teknologi siluman (stealth).
Teknologi siluman merupakan barometer kekuatan militer yang memungkinkan
peralatan perang tak terdeteksi oleh radar musuh (Saville ef al, 2005).
Penggunaan teknologi siluman ini dapat dikembangkan dengan dua cara, yang
pertama adalah dengan membuat struktur yang mampu memantulkan gelombang
radar ke arah lain, namun dalam mengembangkan cara ini dan pengembangan
pada teknologi militer Indonesia membutuhkan anggaran yang besar
(Kristanti, 2012). Cara kedua adalah dengan melapisi permukaan kapal dengan
suatu material yang terdapat pada kapal yang mampu menyerap gelombang radar,
yaitu material penyerap gelombang radar (radar absorbing material).
Penelitian material penyerap gelombang radar telah dimulai sejak tahun
1930, akan tetapi paten yang muncul baru pada tahun 1971, yaitu berupa Radar
Absorptive Coating (Nomor Paten: 3599210) dengan inventor Maxwell Slander
dan Silver Springs yang menggunakan karbon hitam dan titanium oksida. Saat ini
telah banyak dikembangkan material dari jenis bahan lain, diantaranya besi
polikristalin dan besi karbonil (Ghasemi ct al, 2008), serat karbon
(Lin et al, 2008) dan grafit serta silikon karbid yang berbasis keramik
(Sert & Megen, 2009). Kecenderungan material penyerap gelombang radar baru
juga mulai mengarah kepada material organik, diantaranya berupa serat kolagen
(Liu et al, 2011), namun terobosan akan material organik masih belum banyak
dikembangkan.
Menurut Won-Jun e7 al. (2005) suatu material dapat menyerap gelombang
elektromagnetik melalui dua cara, yaitu dengan menyerap (medan magnetik) oleh
‘material magnetik dan mengubah gelombang yang masuk menjadi energi panas
oleh bahan dielektrik. Salah satu bahan dielektrik organik yang belum banyak
dikembangkan dan dapat menjadi material penyerap gelombang radar adalah
chitosan dan hidroksiapatit (Riyanto ef al, 2011). Sifat yang mendukung dari
kedua material ini sebagai penyerap gelombang radar adalah dari sifatdielektriknya (Augustine ef al., 2003) yang diduga mampu menyimpan energi dari
gelombang radar.
Chitosan sebagai material yang bersifat polikationik dapat digolongkan
pada material dielektrik. Menurut Khiar & Arof (2011) jumlah muatan positif dari
chitosan mempengaruhi sifat dielektrik dari chitosan. Sifat chitosan sebagai
‘material dielektrik telah dikaji oleh beberapa peneliti sehingga dapat diaplikasikan
pada berbagai bidang. Kurauchi ef al. (1997) telah menggunakan chitosan sebagai
fiber-optic sensor dikarenakan sifat dielektrik dari chitosan. Khiar & Arof (2011)
dan Riyanto ef al. (2011) menggunakan chitosan yang dicampur dengan pati-
patian dan NH;NO; sebagai clektrolit polimer baterai, Sifat dielektrik dari
chitosan secara umum berkaitan dengan penyimpanan energi. Walaupun chitosan
memilikinilai dielektrik yang rendah (Begum ef al., 2011), chitosan tetap
berpotensinya bila digunakan sebagai material penyerap gelombang. Namun bila
menggunakan chitosan saja, diduga nilai penyerapan gelombang akan kurang
besar. Oleh karena itu, diperlukan tambghan material lain yang dapat digunakan
untuk meningkatkan daya serap gelombang, salah satunya dengan menambahkan
‘material magnetik, yaitu hidroksiapatit.
Hidroksiapatit telah dikembangkan dibanyak bidang, diantaranya sebagai
‘material campuran pengisi tulang, gigi buatan dan bahan pembuat saluran darah
sintetis. Kemampuan ini disebabkan oleh absorbsi spesifik dari hidroksiapatit
(Akiyama ef al., 2005). Feng ef al. (2010) menunjukkan aktifitas magnetik dari
hidroksiapatit yang mampu menyerap logam-logam berat seperti Cd dan Zn serta
mampu berinteraksi di medan magnet (magnetic field). Interaksi dari
hidroksiapatit di medan magnet pun telah diteliti oleh Singh ef af, (2012) yang
menyatakan bahwa hidroksiapatit dapat bersifat feromagnetik. Berdasarkan
kajian-kajian tersebut diduga-material-material ini berpotensial untuk
dikembangkan sebagai material penyerap gelombang radar. Kombinasi dari
material diclektrik dan material magnetik dari chitosan dan_hidroksiapatit