Anda di halaman 1dari 10

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM

EKSTRAK KENTAL BUAH PARE (Momordica Charantia L)

Rahma Citra Megawati1, Weny J.A Musa2, Mangara Sihaloho3


Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo
Jln. Jendral. Sudirman No. 6 Kota Gorontalo

ABSTRAK

Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid pada buah pare
(Momordica Charantia L). Tahap awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan
maserasi pada buah pare agar senyawa aktiv yang terkandung dalam buah dapat
tertarik oleh pelarut metanol yang digunakan pada proses maserasi. Ekstrak kental
metanol kemudian difraksinasi berturut turut dengan menggunakan pelarut n-
heksan dan etil asetat. Untuk mengidentifikasi adanya senyawa flavonoid yang
terkandung didalam buah pare maka dilakukan uji fitokimia pada ekstrak kental
metanol dan pada masing-masing fraksi. Selanjutnya dilakukan proses pemisahan
dengan menggunakan kromatografi kolom, fasa diam yang digunakan adalah
silika gel dan fasa geraknya adalah campuran n-heksan : etil asetat, dan etil
asetat : metanol secara bergradien, kemudian diuji kemurniannya dengan
menggunakan kromatografi lapis tipis. Isolat murni yang didapatkan selanjutnya
diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan IR.
Hasil isolat murni yang telah diidentifikasi dengan menggunakan UV-Vis
menghasilkan panjang gelombang pada pita 1 yaitu 235,00 nm dan pada pita 2
yaitu 207,00 nm. Hasil isolat murni yang telah diidentifikasi dengan
menggunakan IR menghasilkan gugus-gugus fungsi senyawa flavonoid.

Kata Kunci : Momordica Charantia L, Flavonoid, Isolasi, Identifikasi,


Spektrofotometri UV-Vis dan IR

1. Mahasiswa Fakultas Mipa, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Gorontalo.


2. Dosen Pembimbing I selaku dosen Kimia Universitas Negeri Gorontalo.
3. Dosen Pembimbing II selaku dosen Kimia Universitas Negeri Gorontalo
Pare yang mempunyai nama ilmiah Momordica charantia L. Umumnya
tidak terlalu digemari karena rasanya yang pahit. Tanaman ini mengandung zat
momordisin dan karantin. Pare adalah tumbuhan dari keluarga yang sama dengan
ketimun, labu dan semangka. Tanaman pare tumbuh merambat dengan sulur-sulur
spiral di ujung tangkainya. Buahnya berbentuk seperti mentimun namun berkulit
keriput dan lebih lancip di ujungnya. Selubung bijinya berwarna putih saat masih
mentah dan menjadi merah ketika matang ( Fauziah, dkk. 1996).
Menurut Tati (2004) dalam IG.A Gede (2009), bahwa seluruh bagian
tanaman pare dapat dipakai sebagai obat, mulai dari akar, daun, buah dan bijinya.
Akarnya dipakai untuk mengobati penyakit mata, daun untuk memperlancar
buang air besar, kulit terbakar, obat cacing, memperbanyak air susu ibu,
menambah nafsu makan dan sebagai obat luar untuk menyuburkan rambut. Buah
dipakai untuk pencuci darah, anti diabetes, asma, dan rematik dan biji untuk
mengatasi gangguan lever dan limpa.
Menurut Tati (2004), bahwa dalam tanaman pare terkandung begitu
banyak senyawa-senyawa aktiv yang dapat menangkal berbagai macam penyakit,
beberapa kandungan senyawa tersebut berfungsi sebagai antioksidan yang dapat
menangkal radikal bebas sehingga dapat membantu memperlambat proses
penuaan dini, menambah kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit ,
diantara senyawa-senyawa aktiv tersebut adalah flavonoid, lectin, saponin,
polifenol, vitamin C, glikosida cucurbitacin, momordicin dan charantin.
Hasil uji fitokimia pendahuluan terhadap ekstrak kental metanol buah pare
positif mengandung senyawa flavonoid. Berdasarkan hal tersebut yang
menunjukan bahwa dalam buah pare terkandung senyawa flavonoid, maka dalam
penelitian ini akan dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dalam
ekstrak kental buah pare (Momordica Charantia L).

MATERI DAN METODE

Bahan
Bahan yang digunakan yaitu buah pare, metanol, n-heksan, Etil Asetat,
Aquadest, Mg-HCl, H2SO4 pekat, NaOH pekat, silika gel GF254, dan plat KLT.

Alat
Alat yang digunakan adalah seperangkat alat gelas, blender , pisau,
seperangkat alat maserasi, neraca analitik, penguap putar vakum, seperangkat
alat kromatografi lapis tipis, seperangkat alat kromatografi kolom, desikator,
tabung reaksi, pipet tetes, pelat tetes, batang pengaduk, botol semprot, pipa
kapiler, spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR.

Cara kerja
Sampel buah pare sebanyak 1 kg dimaserasi dengan metanol selama 324
jam. Setiap 124 jam hasil maserasi (maserat) disaring dan ditampung dalam
erlenmeyer dan ekstrak kembali dimaserasi dengan metanol yang baru. Maserat
yang diperoleh dipekatkan dengan penguap putar vakum pada suhu 30-450C,
sehingga diperoleh ekstrak kental metanol.
Ekstrak kental metanol disuspensikan ke dalam campuran pelarut MeOH-
H2O (2:1) kemudian dipartisi secara berulang-ulang dengan n-heksan, etil asetat
sehingga diperoleh masing-masing partisi dari fraksi tersebut. Hasil partisi dari
fraksi-fraksi tersebut dievaporasi pada suhu 30- 450C sampai diperoleh ekstrak
kental n-heksan, ekstrak kental etil asetat, dan ekstrak air. Masing-masing ekstrak
kental yang diperoleh (ekstrak kental metanol, ekstrak kental n-heksan,ekstrak
kental etil asetat dan ekstrak air) dilanjutkan dengan melakukan uji fitokimia.
Ekstrak kental metanol dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan
menggunakan eluen yang berbeda. Hasil kromatografi kolom, kemudian
dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan kromatografi lapis tipis. Jika isolat
menunjukan pola bercak tunggal pada kromatografi lapis tipis, maka dapat
disimpulkan bahwa telah didapatkan isolat murni pada ekstrak kental tersebut.
Isolat murni diidentifkasi dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis
untuk mengetahui panjang gelombang maksimum isolat murni dan
spektrofotometri IR digunakan untuk mengetahui gugus-gugus fungsi dari suatu
senyawa yang terkandung dalam buah pare (Momordica charantia L).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Maserasi dan Fraksinasi


Sebanyak 1 kg sampel buah pare dimaserasi dengan metanol selama 324
jam, sehingga diperoleh ekstrak kental metanol sebanyak 8 gram. ebanyak 8 gram
ekstrak kental metanol disuspensikan ke dalam campuran pelarut MeOH-H2O
(2:1) kemudian dipartisi secara berulang-ulang dengan n-heksan, menghasilkan
filtrat n-heksan dan filtrat metanol-air, filtrat n-heksan yang diperoleh dievaporasi
dengan penguap putar vakum pada suhu 30-450C menghasilkan ekstrak kental n-
heksan sebanyak 0,7458 gram. Sedangkan filtrat metanol air dipartisi dengan etil
asetat sehingga diperoleh fraksi air dan fraksi etil asetat, kemudian masing-masing
fraksi tersebut dievaporasi dengan penguap putar vakum pada suhu 30-450C
menghasilkan ekstrak air sebanyak 1,3642 gram dan ekstrak kental etil asetat
sebanyak 0,4923 gram. Masing-masing ekstrak kental yang diperoleh (ekstrak
kental metanol, ekstrak kental n-heksan, ekstrak kental etil asetat dan ekstrak
air) dilanjutkan dengan melakukan uji fitokimia
Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak kental dengan beberapa pelarut
No Ekstrak Kental Golongan Pereaksi Pengamata
Senyawa n

1 Metanol Flavonoid Mg-HCl Pekat +

NaOH +

H2SO4 +

2 n-heksan Flavonoid Mg-HCl Pekat +

NaOH +

H2SO4 +

3 Etil asetat Flavonoid Mg-HCl Pekat -

NaOH -

H2SO4 +

4 Air Flavonoid Mg-HCl Pekat -

NaOH -

H2SO4 +

Hasil pemisahan terhadap 2 gram ekstrak kental metanol menggunakan


kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel Gf 60 dan perbandingan fasa
gerak secara bergradien berturut-turut dengan perbandingan eluen n-heksan:etil
asetat (9:1), (8:2), (7:3), (6:4), (5:5), (4:6), (3:7), (2:8), (1:9), dan kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan fasa gerak bergradien kembali secara berturut-
turut dengan eluen etil asetat : metanol yaitu (9:1), (8:2), (7:3), (6:4), (5:5), (4:6),
(3:7), (2:8), (1:9) hasil pemisahan secara bergradien menghasilkan 63 fraksi
selanjutnya di KLT untuk melihat fraksi yang harga Rf nya sama kemudian
digabung.
Proses pemisahan dari ke 63 fraksi diuji KLT dan dilanjutkan dengan cara
digabung berdasarkan harga Rf yang sama menghasilkan 6 fraksi (A, B, C, D, E
dan F).

Tabel 2. Hasil KLT penggabungan dari fraksi kromatografi kolom


Fraksi Berat (gr) Warna Jumlah Rf
noda

A (1-19) 0,17 Hijau Tua 2 (bulat) 0,76 ; 0,74

B (20-31) 0,15 Kuning Muda 1 (panjang) 0.66

C (32-39) 0,12 Kuning 1 (panjang) 0,56

D (40-48) 0,08 Kuning 1 (bulat) 0,55

E (49-53) 0,07 Kuning Bening 1 (bulat) 0,54

F (54-63) 0,06 Kuning Bening 1 (bulat) 0,41

Dari keenam fraksi ditemukan bahwa pada fraksi D diduga mengandung


isolat murni dengan terbentuknya kristal jarum berwarna kuning pada proses
rekristalisasi. Kemudian pada fraksi D dilanjutkan pemisahan lagi menggunakan
kromatografi gravitasi kolom dengan eluen etil asetat : metanol (8:2)
menghasilkan 5 fraksi (G, H, I, J, dan K). Kelima fraksi ini dilakukan uji KLT
untuk melihat kemurniannya.
Dari kelima fraksi KLT fraksi D kromatografi kolom gravitasi (G, H, I, J,
dan K) ternyata pada Fraksi G setelah direkristalisasi menghasilkan kristal jarum
berwarna kuning dan diduga bahwa kristal jarum ini merupakan isolat murni.
Setelah itu diuji kembali kemurniannya dengan KLT.
Hasil yang didapatkan dari fraksi G hasil kromatografi kolom gravitasi
sebanyak 0,04 gram, menghasilkan bercak noda tunggal. Isolat berupa senyawa
yang berbentuk kristal jarum berwarna kuning yang diduga merupakan senyawa
flavonoid.

Identifikasi senyawa dengan UV-Vis


Hasil UV-Vis terhadap isolat murni diharapkan merupakan senyawa
flavonoid dengan panjang gelombang berada pada panjang gelombang kurang
dari 600 nm.
Gambar 1. Hasil analisis data spektrum

Isolat hasil kromatografi kolom gravitasi dianalisis dengan menggunakan


spektrofotometer UV-Vis. Spektrum ultraviolet senyawa isolat dalam pelarut
metanol memberikan serapan pada daerah panjang gelombang pita 1 yaitu 235,00
nm dan pita 2 yaitu 207,00 nm.
Pelarut polar yang digunakan seperti metanol akan menghilangkan struktur
pita halus. Pita-pita ini dipengaruhi oleh subtitusi cincin. Ausokhrom atau gugus
fungsi yang mengabsorpsi pada daerah UV yang dapat menyebabkan pergeseran
puncak kromofor ke panjang gelombang yang lebih panjang. Serapan pada
panjang gelombang yang lemah pada pita 1 yaitu 235 nm dan pita 2 yaitu 207 nm
diduga adanya transisi elektron n* yang disebabkan oleh suatu ausokhrom
yang tidak terkonjugasi yang mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang
sekitar 200 nm yang memiliki gugus O-CH3 dan O-NH2 (Khopkar, 2003).
Hasil pengukuran UV-Vis untuk isolat murni mengindikasikan senyawa
isolat hampir sama dengan katekin. Hal ini terbukti dari pembacaan panjang
gelombang pada pita 2 yaitu pada panjang gelombang 207 nm, akan tetapi
berbeda pada panjang gelombang pita 1 yaitu pada panjang gelombang 235 nm
yang tidak masuk pada rentang panjang gelombang pita 1 yang ada pada katekin.
Hal tersebut menunjukan bahwa senyawa ini menyerupai atau hampir sama
dengan senyawa katekin akan tetapi tidak dapat dipastikan adalah senyawa
flavonoid golongan katekin.
Identifikasi senyawa dengan IR
Spektrum inframerah senyawa isolat ditunjukan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 2. Spektrum Inframerah dari Isolat Murni

Berdasarkan nilai serapan spektrum inframerah yang didapatkan dari hasil


penelitian, memperlihatkan bahwa senyawa yang diperoleh menunjukan serapan
melebar dan lemah pada daerah bilangan gelombang 3340,92 cm-1 yang diduga
adalah serapan ulur dari gugus O-H dengan transmitan 90%, serapan O-H dapat
dikatakan lemah karena berada pada transmitan 90%. Kemudian serapan yang
terbaca berikutnya yaitu 2946,51 cm-1 dan 2834,03 cm-1 yang diduga merupakan
serapan ulur dari gugus C-H dengan transmitan 97%. Serapan ulur C=C terbaca
pada bilangan gelombang 1656,45 cm-1 dan 1450,10 yang diduga merupakan
serapan tekuk O-H dengan transmitan 97%. Serapan tekuk O-H terbaca pada
bilangan gelombang 1114,78 cm-1. Serapan C-O alkohol terbaca pada bilangan
gelombang 1024,21 cm-1. Serapan C-H aromatik terbaca pada bilangan gelombang
610,65 cm-1. Dan serapan P-S ulur terbaca pada bilangan gelombang 563,71 cm-1 ;
547,38 cm-1 ; 538,09 cm-1 ; 527,24 cm-1 ; 520,39 cm-1; dan 512,30 dengan
transmitan 75%. Serapan P-S ulur dikatan sedang karena berada pada transmitan
75%.
Gugus-gugus fungsi yang ditentukan dari hasil panjang gelombang IR
hasil penelitian isolat murni merupakan gugus-gugus fungsi yang terdapat pada
senyawa flavonoid. Dengan daerah spektra yang terbaca berkisar antara 3000-500
cm-1 dan termasuk dalam IR tengah. Sehingga isolat murni yang didapatkan pada
hasil penelitian dapat diduga merupakan senyawa flavonoid.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Isolat murni fraksi G dari ekstrak kental metanol buah pare (Momordicha
Charantia L) merupakan senyawa flavonoid.
2. Hasil analisis spektroskopi UV-Vis menunjukan bahwa isolat merupakan
senyawa flavonoid yang diduga hampir sama dengan senyawa flavonoid golongan
katekin tetapi bukan senyawa katekin karena memiliki panjang gelombang pita 2
yaitu 207,00 nm akan tetapi berbeda pada panjang gelombang pita 1 yaitu 235,00
nm.
3. Hasil analisis spektroskopi IR menunjukan gugus-gugus fungsi ulur O-H,
ulur C-H, ulur C=C, tekuk O-H, C-O alkohol, C-H aromatik dan P-S ulur
merupakan gugus-gugus fungsi senyawa flavonoid.

Saran
Didalam tanaman pare teridentifikasi senyawa alkaloid, sehingga
disarankan pada peneliti selanjutnya untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
senyawa-senyawa jenis lain yang terkandung dalam tanaman buah pare dan juga
tanaman buah pare memilki aktifitas antioksidan yang tinggi sehingga disarankan
pada peneliti selanjutnya untuk menguji aktivitas antioksadan pada buah pare.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada DR. Weny J.A
Musa, M.Si dan Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd serta kepada semua pihak yang
telah membantu demi kelancaran penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. 1986. Buku materi pokok kimia organik bahan alam. Jakarta ; karunia
jakarta universitas terbuka
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan makanan. Yogyakarta
: penerbit ANDI
Afrianti H.L, E.Y. Iskandar, S. Ibrahim dan I.K Adnyana. 2010. Senyawa Asam 2-
Metilester-1-H-Pirol-4-Karboksilat Dalam Ekstrak Etil Asetat Buah
Salak Varietas Bongkok Sebagai Antioksidant Dan Antihyperuricemia.
Departemen Tekhnologi Pangan Universitas Pasundan Bandung, Farmakologi-
farmasi Klinik, Sekolah Farmasi Institut Tekhnologi Bandung. vol.XXI
No.1 Th.2010 66-72
Creswell, J.C. Ollaf A.R. M. Campbell. 2005. Analisis Spektrum Senyawa
Organik. Bandung: ITB.
Day & Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Digilib. Unimus.ac.id/download.php. diakses senin 11/03/2013 6:25:32
Fessenden J R. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara
Gandjar G.I, A. Rohman. 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan
Kromatografi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : ITB
Idrus, R.B. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid Dari Biji
Tumbuhan Sirsak (Annona Muricata Linn). Skripsi. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo.
IG.A Gede. 2009. Isolasi dan identifikasi golongan senyawa toksik dari daging
buah pare (Momordica charantia L), Jurnal Kimia FMIPA Universitas
Udayana, Vol 3 No 2 : 117-124
Indra95. 2011 . Gambar paria. Wordpress. Com. (online). Diakses tgl 15 januari
2014. Pukul 09:05
Khopkar, SM. 1984 . Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia
Kurniaps. 2010. Skrining fitokimia. (online), ( http://id.shvoong.com/exact-
sciences/chemistry/2094441-skrining-fitokimia/.diakses 27/02/2013
16:33:51 )
Lestari, I. 2012. Pengertian dan Definisi Senyawa Flavnoid.
Markham, K.R. 1988. Techniques of flavonoid identification. London: Academic
Pr.
Muchtadi, D. 2011. Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung : Alfabeta Bandung
Muhlish F, dan Sapta H. 1996. Sayur dan Bumbu Dapur Berkhasiat Obat. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Mulja, M. Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : airlangga University
Press.
Rohman, A. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Saman, S.I. 2013. Isolasi dan karakterisasi senyawa flavonoid dan uji aktivitas
antioksidan ekstrak metanol rimpang jeringau. Skripsi. Gorontalo;
Universitas negeri gorontalo.
Sastrohamidjojo, H. 2001. Spektroskopi. Yogyakarta: UGM
Soebagio, B. Endang. I. Sodiq. W.R.H. Munzil. 2003. Kimia analitik II. JICA ;
universitas negeri malang
Subahar,T. 2004. Khasiat Dan Manfaat Pare Si Pahit Pembasmi Penyakit. Jakarta
: Agromedia Pustaka.
Sukadana, IM. 2009. Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid Dari Buah
Belimbing Manis (Averrhoa Carambola Linn.L), Jurnal Kimia FMIPA
Universitas Udayana, Vol 3 No 2 : 109-116
LEMBAR PENGESAHAN

Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam


Ekstrak Kental Metanol Buah Pare (Momordica Charantia L)

Telah disahkan oleh dosen pembimbing

Gorontalo, Januari 2014


Mengetahui,

Anda mungkin juga menyukai