Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
SRI YUNIYATI
NIM. P. 10126
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. N
DENGAN POST OPEN REDUCTION AND INTERNAL
FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR KLAVIKULA
DEXTRA DI BANGSAL MAWAR RSUD
Dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
SRI YUNIYATI
NIM. P. 10126
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis, perasaan nyaman
4. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing
bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.
7. Ayah dan Ibu, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan
Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR . v
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
C. Manfaat Penulisan . 5
B. Pengkajian . 7
C. Therapi 11
E. Perencanaan Keperawatan 12
F. Implementasi Keperawatan .. 13
G. Evaluasi Keperawatan .. 16
vii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan .. 18
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
adjusted life years (DALYs) dan pada tahun 2020, diperkirakan akan menepati
kematian, diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta kasus
1,5%, pada tahun 1995-1998 dari 1,9% menjadi 3,5%, dan pada tahun 1998-2001
dari 3,5% menjadi 5,7%. Korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebagian
langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar atau tertarik keluar
1
2
Trauma pada bahu atau posisi lengan terputar keluar dapat menyebabkan
fraktur klavikula. Fraktur pertengahan sampai batang terjadi akibat fragmen luar
tertarik kebawah oleh berat lengan dan separuh bagian dalam tertahan keatas oleh
korakoklavikular robek, pergeseran dapat hebat, dan reduksi tertutup tidak dapat
reduksi terbuka dan fiksasai interna. Sasaran pembedahan yang dilakukan untuk
nyeri dan disatibilitas (Smeltzer dan Bare dalam Novayelinda, 2011). Apabila
deformitas, rasa tidak enak, kelemahan pada bahu dan merusak kompresi
(Muttaqin, 2011).
Bare dalam Nurhafizah, 2012). Intesitas nyeri bervariasi mulai dari nyeri ringan
3
bersifat sangat subjektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat
Berdasarkan jenisnya nyeri dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang
yang durasinya tidak melebihi 6 bulan, biasanya terjadi pada pasien insisi pasca
bedah dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan
yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan, biasanya terjadi pada pasien kanker
utama dari pada kebutuhan dasar manusia yang lainnya seperti kebutuhan
keselamatan dan keamanan; kebutuhan cinta dan rasa memiliki; kebutuhan akan
harga diri, serta kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry, 2005).
penyembuhan dan kebutuhan yang lain akan terganggu. Nyeri pasca operasi
menjadi lama jika nyeri tidak terkontrol (Potter dan Perry, 2005). Hal ini karena
4
klien memfokuskan semua perhatiannya pada nyeri yang dirasakan (Smeltzer dan
Soehadi Prijonegoro Sragen pada Nn. N dengan Post ORIF Atas Indikasi Fraktur
Klavikula Dextra didapatkan data: Kien mengatakan nyeri pada pundak kanan
setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan
hilang timbul kurang lebih 5 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak
berhati hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri),
penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan
Keperawatan Nyeri Akut pada Nn. N dengan Post ORIF Atas Indikasi Fraktur
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Nn. N dengan Post ORIF Atas Indikasi
Sragen.
2. Tujuan Khusus
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Nn. N dengan nyeri Post ORIF
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
klien Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra dan dapat
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan nyeri pada klien Post ORIF
2. Bagi Institusi :
a. Rumah Sakit.
datang.
4. Bagi Pembaca.
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara perawatan
klien dengan nyeri Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.
BAB II
LAPORAN KASUS
dengan Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra, yang dilaksanakan pada
tanggal 25 sampai 27 April 2013. Asuhan Keperawatan ini di mulai dari Pengkajian,
A. Identitas Klien
jawab atas Nn. N adalah Bapaknya yaitu Tn. J dengan usia 45 tahun, beragama
Islam, beliau bekerja sebagai petani dengan tingkat pendidikan SMP yang
bertempat tinggal di daerah Masaran, Sragen. Tn. J tinggal satu rumah dengan
klien.
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam 14.40 WIB dengan
Keluhan utama yang dirasakan Nn. N adalah nyeri pada pundak kanan.
7
8
jatuh dari sepeda motor, lalu keluarga membawa ke IGD RSUD Sragen jam
dokter menyarankan untuk dioperasi. Setelah di IGD, Jam 11.30 WIB klien
dipindah ke bangsal Mawar. Pada tanggal 25 April 2013 jam 11.35 WIB jam
rumah sakit. Pada waktu kanak kanak klien pernah demam, dan hanya di
tempat tidur, berpindah secara mandiri dengan nilai 0. Selama sakit klien
ambulasi atau ROM secara mandiri dengan nilai 0, dan toileting dibantu orang
mulai jam 21.00 WIB jam 05.00 WIB, dan tidur siang kurang lebih 1 jam
(kurang lebih 8 9 jam perhari). Klien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak
sering terbangun pada malam hari. Selama sakit, data yang muncul pada hari
pertama, klien mengatakan tidak ada gangguan pola tidur. Data yang muncul
9
pada hari ke-2, klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena
merasakan nyeri pada pundak kanan, tidur malam jam 22.00 WIB 05.00
WIB, dan sering terbangun pada malam hari karena merasa nyeri pada pundak
kanan, dan tidur siang kurang lebih 3 jam dan sering terbangun. Mata klien
tidak ada gangguan pengindraan dan tidak ada gangguan komunikasi. Selama
pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit cekit, dengan skala nyeri
gelisah, klien tampak berhati hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi
nilai GCS: E4, M 6, V5. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital adalah tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali per menit
dengan irama teratur dan kekuatan kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per
menit dengan irama teratur, dan suhu 36,6 C, ketika pemeriksaan kepala
hitam. Mata: tampak sayu (data yang muncul pada hari ke-2), konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, dan tidak menggunakan alat
bantu penglihatan. Hidung: bentuk simetris, tidak ada sekret. Mulut: mukosa
bibir lembab. Gigi: besih, tidak berlubang, warna agak kekuningan. Telinga:
10
Leher: nadi karotis teraba, dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada:
Paru paru, Inspeksi; pengembangan dada kanan kiri sama, Palpasi; Vokal
premitus kanan kiri sama, Perkusi; sonor, Auskultasi; tidak ada suara
tambahan dan bunyi vesikuler. Jantung, Inspeksi; Ictus cordis tidak terlihat,
Palpasi; ictus cordis teraba di ICS 4 dan ICS 5, Perkusi; Pekak, Auskultasi;
Bunyi jantung 1 sama dengan bunyi jantung II. Abdomen, Inspeksi; bentuk
simetris, dan tidak ada jejas, Auskultasi; bising usus 12 kali per menit,
Perkusi; tympani, Palpasi; tidak ada pembesaran hepar dan tidak teraba nyeri
kering, panjang balutan kurang lebih 15 cm dan lebar kurang lebih 6 cm.
Kekuatan otot kiri; 5, ROM; aktif, pergerakan terbatas karena terpasang infus,
hangat. Ekstremitas Bawah: kekuatan otot kanan dan kiri 5, ROM kanan dan
kiri; aktif, pergerakan bebas, perubahan bentuk tulang; tidak ada perubahan
tanggal 21 April 2013, jam 11: 56 WIB. Meliputi hemoglobin 13,7 g/dL
(nilai normal 12,2-18,1 g/dL); eritrosit 4,55 juta/mm (nilai normal 4,04-6,13
juta/mm); hematokrit 39,1 % (nilai normal 37,7- 53,7 %); MCV 80,0 fL
11
(nilai normal 80-97 fL); MCH 30 ,1 pg (nilai normal 27-31,2 pg); MCHC 35,0
g/dL (nilai normal 31,8-35,4g/dL); leukosit 9,80 ribu/mm (nilai normal 4,5.-
RDW-CV 12,5 % (nilai normal 11,5-14,5%); MPV 8,5 fL(nilai normal 0-99,9
fL); neutrofil 75,8% (nilai normal 37-80%); MXD 8,7 % (nilai normal 4-
18%); limfosit 15,5 % (nilai normal 19-48 %); CT 2 menit (nilai normal 1-3
menit); BT 2 menit (nilai normal 1-6 menit); golongan darah O, gula darah
u/i); ALT 10 u/i (nilai normal <32 u/i); ureum 12,8 mg/dL (nilai normal 10-50
normal (-).
Rontgen dilakukan dua kali, yang pertama pada tanggal 21 April 2013
kerusakan, artrografi; jaringan ikat rusak karena ruda paksa. Rontgen kedua di
C. Therapi
selama di bangsal Mawar antara lain: Infus RL 20 tetes per menit dengan
melalui intra vena dengan rasional; untuk mengobati tulang dan rawan sendi.
mengobati nyeri akut. Ranitidine 25mg/8jam masuk melalui intra vena dengan
rasional; untuk mengobati ulkus lambung, tukak pasca operasi termaksud yang
subjektif antara lain: Klien mengatakan nyeri pada pundak kanan setelah
operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan hilang
timbul kurang lebih 5 10 menit, dan data objektif yang diperoleh antara lain:
klien tampak gelisah, klien tampak berhati hati dalam tingkah laku
(dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut
menggerakkan tangan.
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik: post ORIF.
E. Perencanaan Keperawatan
rencana tindakan keperawatan, yaitu kaji ulang nyeri dengan rasional nyeri
nyeri, klien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera. Monitor vital
rileks yang paling normal dan memberikan kenyamanan pada klien. Anjurkan
kepada klien apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi nafas dalam atau
teknik distraksi, dengan rasional didapatkan rasa nyaman, tenang dan rileks.
Berikan obat analgesic ketorolac 30mg sesuai advis dokter dengan rasional
F. Implementasi Keperawatan
April 2013 jam 15.10 WIB, yaitu melakukan pengkajian nyeri dan klien
rasanya panas cekit- cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan hilang timbul
kurang lebih 5 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak berhati hati
dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien
tampak takut menggerakkan tangan. Setelah itu, jam 15.30 WIB mengukur
tanda-tanda vital klien dan didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
80 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat, frekuensi pernafasan
20 kali per menit dengan irama teratur, dan suhu 36,6 C. Setelah itu, jam
15.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dan klien tampak
mengerti apa yang diajarkan. Setelah itu, jam 18.00 WIB mengkaji ulang nyeri
klien dan klien merespon dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan
setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan
hilang timbul kurang lebih 5 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak
berhati hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim
tindakan mengkaji ulang nyeri klien dan klien merespon dengan mengatakan
nyeri pada pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan
skala nyeri 5, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit. Klien
tampak gelisah, klien tampak berhati- hati setiap tingkah laku (dalam merubah
posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan.
Setelah itu, jam 08.45 WIB mengukur tanda-tanda vital klien dan didapatkan
hasil tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 86 kali per menit dengan irama
teratur dan teraba kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per menit dengan irama
15
teratur, dan suhu 36,5 C. Setelah itu, jam 09.00 WIB memberi obat analgesik
ketorolac 30mg sesuai advis dokter dan injeksi ketorolac 30mg masuk melalui
intra vena. Setelah itu, jam 09.15 WIB memberi posisi nyaman (terlentang)
klien tampak nyaman dengan posisi terlentang. Setelah itu, jam 09.45 WIB
mengajarkan teknik distraksi dan klien tampak lebih nyaman. Setelah itu, jam
relaksasi nafas dalam atau teknik distraksi, dan klien merespon mengerti.
Setelah itu, jam 14.00 WIB mengkaji ulang nyeri klien dan klien merespon
dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan setelah operasi sudah berkurang,
rasanya cekit- cekit, dengan skala nyeri 4, dan dirasakan hilang timbul kurang
lebih 5- 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak berhati- hati setiap
Hari Sabtu, 27 April 2013 jam 08.30 WIB, penulis mengkaji ulang
nyeri klien dan klien merespon dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan
nyeri 3, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit. Klien tampak
berhati- hati setiap tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri).
Setelah itu, jam 08.50 WIB mengukur tanda-tanda vital klien dan didapatkan
hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90 kali per menit dengan irama
teratur dan teraba kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per menit dengan irama
teratur, dan suhu 36,7 C. Setelah itu, jam 09.00 WIB memberikan obat
analgesik ketorolac 30mg sesuai advis dokter dan injeksi ketorolac 30mg
masuk melalui intra vena. Setelah itu, jam 14.00 WIB mengkaji ulang nyeri
16
klien dan klien merespon nyeri sudah berkurang setelah operasi, rasanya panas
cekit-cekit dengan skala nyeri 1, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 -
G. Evaluasi keperawatan
pada pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala
nyeri 6 dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 10 menit. Objektif: Klien
tampak gelisah, klien tampak berhati hati dalam tingkah laku (dalam
merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan
tangan. Analisa: masalah nyeri akut belum teratasi. Planing: kaji ulang nyeri
klien, monitor vital sign, berikan posisi nyaman (terlentang), ajarkan teknik
distraksi, anjurkan kepada klien apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi
Hasil evaluasi hari kedua, tanggal 26 April 2013 dilakukan pada pukul
14.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: Klien mengatakan nyeri pada
dengan skala nyeri 4, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit.
Objektif: Klien tampak gelisah, klien tampak berhati- hati setiap tingkah laku
(dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri). Analisa: masalah nyeri akut
belum teratasi. Planing: kaji ulang nyeri klien, monitor vital sign, berikan obat
Hasil evaluasi hari ketiga, tanggal 27 April 2013 dilakukan pada pukul
14.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: Klien mengatakan nyeri sudah
berkurang setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit dengan skala nyeri 1, dan
dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 -10 menit. Objektif: wajah klien
intervensi.
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas Asuhan Keperawatan Nyeri Akut
pada Nn. N dengan post operasi di bangsal Mawar RSUD Dr. Soehadi
pembahasan ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Selain itu,
pada bab ini akan membahas adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara
kasus dan teori. Proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan.
1. Pengkajian
25 April 2013, jam 14.40 WIB.Keluhan utama, klien mengeluh nyeri pada
18
19
pada setiap orang dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang
dialaminya (Alimul,2012).
dengan nilai 2, ambulasi atau ROM secara mandiri dengan nilai 0, dan
toileting dibantu orang lain dan alat dengan nilai 3.Klien pascaoperatif
Pada pola istirahat tidur, data yang muncul pada hari ke-2, klien
mengatakan ada gangguan istirahat tidur karena nyeri setelah operasi, mata
klien tampak sayu, klien tampak menguap. Klien yang mengalami rasa
klien tampak berhati hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi
ringannya nyeri, Q (quality) yang artinya seperti apa nyeri yang dirasakan,
mengatakan nyeri, dapat dilihat juga dari ekspresi maupun perilaku yang
mmHg, nadi 80 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat,
frekuensi pernafasan 20 kali per menit dengan irama teratur, dan suhu
(Muttaqin, 2008). Penyimpulan: Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
terbatas, ROM: pasif, balutan tampak kering, panjang balutan kurang lebih
otot kanan dan kiri 5, ROM kanan dan kiri: aktif, pergerakan bebas,
22
bergerak setelah pascaoperasi fraktur karena merasa nyeri pada luka bekas
rasa nyeri pada ektremitas atau kehilangan fungsi sendi atau otot
paksa. Hasil rontgen yang kedua di lakukan pada tanggal 27 April 2013
normal.
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.Nyeri akut karena nyeri
yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang durasinya tidak
melebihi 6 bulan, biasanya terjadi pada pasien insisi pasca bedah dan
tampak berhati hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim
(Deswani, 2009).
akut pada Nn. N berkurang, dengan kriteria hasil: klien dapat mengontrol
Kriteria hasil yang diharapkan pada klien dengan nyeri akut antara
(Nanda, 2012).
Intervensi yang penulis susun yaitu: kaji nyeri, monitor vital sign,
jika ada keluhan, monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
ringannya nyeri, seperti apa nyeri yang dirasakan, daerah perjalanan nyeri,
nyeri(Alimul, 2012).
Muttaqin,2008).
timbul atau teknik distraksi, didapatkan rasa nyaman, tenang dan rileks
untuk mengurangi nyeri akut derajat sedang sampai berat (ISO, 2010).
5. Evaluasi Keperawatan
tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak
teratasi.Planing: kaji ulang nyeri klien, monitor vital sign, berikan posisi
apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi nafas dalam atau distraksi,
Nurhafizah (2012), pada pasca bedah 48 jam pertama, skala nyeri tidak
berat, dimungkinkan terjadi dengan skala berat pada hari ke-2 post operasi.
nyeri pada pundak kanan setelah operasi sudah berkurang, rasanya panas
setiap tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri).Analisa:
masalah nyeri akut belum teratasi.Planing: kaji ulang nyeri klien, monitor
28
teratasi.Planing:hentikan intervensi.
1. Simpulan
tampak gelisah, klien tampak berhati hati dalam tingkah laku (dalam
menggerakkan tangan.
penulis meliputi: kaji nyeri, monitor vital sign, ajarkan teknik relaksasi
teratasi.Planing:hentikan intervensi.
f. Analisa kondisi nyeri pada Nn. N adalah klien mengeluh nyeri setelah
tampak berhati hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim
2. Saran
1. Bagi instansi :
a)Rumah Sakit
keluarga klien, sebab peran perawat, tim kesehatan lain, dan keluarga
kebutuhan dasarnya.
Nurhafizah, E. 2012. Strategi Koping dan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi.
Medan: Fakultas Keperawatan USU. Jurnal. diakses pada tanggal 15 Mei
2013.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat, R. dan Jong, W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.