01 GDL Rafideviar 473 1 Rafidev N PDF
01 GDL Rafideviar 473 1 Rafidev N PDF
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 10119
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
karunia, nikmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Rasulullah
Muhammad SAW, tauladan sejati sampai akhir zaman sehingga penulis dapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya Karya Tulis Ilmiah
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
v
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
A. Identitas Klien............................................................................... 8
B. Pengkajian .................................................................................... 8
vii
F. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 15
A. Pembahasan .................................................................................. 18
B. Kesimpulan ................................................................................... 31
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan dan gaya hidup dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Salah satu
hari, diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yaitu
Novayelinda, 2012).
jarang terjadi pada usia dibawah dua tahun, banyak pada dekade kedua dan
ketiga, tetapi dapat terjadi pada semua usia (Grace, 2006). Apendisitis akut
1
2
yang disertai dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih kekuadran
kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan. Terdapat juga
keluhan anoreksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya
juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang juga terjadi diare, mual dan
yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen bawah akan
satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah
dapat membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme biasanya
juga muncul. Bila tanda rovsing, psoas, dan obturator positif, akan semakin
Bila didiagnosis klinis sudah jelas, tindakan yang paling tepat dan
dipilih oleh ahli bedah. Pada penderita yang didiagnosisnya tidak jelas
(Sjamsuhidajat, 2004).
antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru
kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang baik
biopsikososial spritual yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Rasa nyeri
tersebut biasanya timbul setelah operasi. Nyeri merupakan sensasi subjektif, rasa
yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
2006). Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri
nyeri. Secara umum nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri
Association for the Study of Pain; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan (Herdman, 2009). Nyeri
akut post operasi apendiktomi adalah suatu reaksi yang kompeks pada
hypersensitivitas pada system syaraf pusat, nyeri ini hanya dapat dirasakan
sangat penting yang hanya dapat dirasakan oleh pasien yang mengalami nyeri
didukung oleh data subyektif Ny. W mengatakan nyeri di perut kanan bawah
didaerah luka post operasi, dan data obyektif pasien tampak lemas, merintih
tertunda dan hospitalisasi menjadi lama. Hal ini karena pasien memfokuskan
pengelolaan studi kasus asuhan keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Ny. W Dengan Post
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Akut. Selama dirumah sakit, penanggung jawab dari Ny. W yaitu Ny. J yang
B. Pengkajian
kanan bawah dirasa sejak kurang lebih satu tahun yang lalu, tidak pernah
berobat sebelumnya karena dikira hanya maag, Ny. W datang ke IGD pada
tanggal 25 April 2013 pukul 10.45 WIB dengan membawa hasil USG pada
tanggal 24 April 2013 pukul 09.20 WIB dari RS Panti Waluyo Surakarta,
W sudah puasa sejak pukul 08.00 WIB. Terapi di IGD infus ringer laktat 20
tetes per menit, injeksi ketorolac 10 mg. Ny. W dilakukan operasi atau
8
9
pembedahan pada tanggal 25 April 2013 pukul 11.25 WIB selesai pukul 13.20
WIB.
Surakarta tanggal 25 April 2013 pukul 15.40 WIB, Ny. W mengeluh nyeri
perut post operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak, kualitas nyeri perih dan
terasa panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0-10), dan nyeri hilang
biasa seperti demam, pilek, dan batuk. Riwayat kesehatan keluarga, Ny. W
salah satu keluarga yang mempunyai penyakit keturunan yaitu diabetes militus
terdiri dari : pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan
eliminasi, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola
kognitif dan perseptul, pola persepsi dan konsep diri, pola hubungan dan
peran, pola seksualitas dan reproduksi, pola mekanisme koping, dan pola nilai
dan keyakinan.
Pada kasus ini Ny. W mengalami masalah pola eliminasi Buang Air
Kecil (BAK), sebelum sakit BAK 7 kali sehari, warna kuning, berbau khas.
Selama sakit pasien mengatakan merasakan nyeri luka post operasi sehingga
10
belum bisa melakukan toileting secara mandiri, BAK dengan terpasang Dower
Pada pola aktivitas dan latihan masalah yang dialami Ny. W yaitu
sakit mengatakan untuk aktivitas, makan, dan berpindah dibantu orang lain,
penglihatan, pada luka post operasi apendiktomi terasa nyeri, nyeri dirasa saat
skala nyeri 4 (0-10), nyeri hilang timbul. Ny. W tampak lemah dan merintih
kesakitan.
(EVM). Tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 84 kali per menit,
Auskultasi, Perkusi, Palpasi (IAPP). Inspeksi meliputi ada luka post operasi
diperut kanan bawah, tertutup kassa, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan,
umbilikus bersih. Auskultasi peristaltik usus 5 kali per menit. Suara perut saat
diperkusi tidak terkaji. Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan pada bagian
laboratorium tanggal 25 April 2013 pukul 11.00 WIB pre operasi meliputi
Limfosit 14.3% (nilai normal : 22-44); Monosit 10.4% (nilai normal : 0-7);
MCV 75fL (nilai normal : 80-96); MCH 2fL (nilai normal : 28-33); kreatinin
Hasil pemeriksaan USG pada tanggal 24 April 2013 jam 09.23 WIB
pancreas, kedua ren, lien, vesica urinaria, maupun prostat dalam batas
cyst ovarii kiri. Pada region Mc Burney tampak stuktur tubuler blind end non
Tanggal 25 April 2013 pukul 10.25 WIB, Ny. W diberi terapi infus
ringer laktat 20 tetes per menit pada tangan sebelah kiri, dan terpasang DC,
pada tanggal 26 April 2013 pukul 07.40 WIB, mendapat terapi injeksi
disebabkan neuseria (ISO, 2010). Torasic 10 mg/8 jam untuk terapi somatik
jangka pendek nyeri akut serajad sedang-berat (ISO, 2010). Gastridin 150
mg/12 jam untuk tungkak lambung dan usus dua belas jari (ISO, 2010).
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per
C. Perumusan Masalah
Ny. W mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak,
kualitas nyeri perih dan terasa panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0-
10), nyeri hilang timbul, dan data obyektif Ny. W tampak lemah dan
merintih kesakitan, ada luka post operasi diperut kanan bawah, tertutup kassa,
warna kulit sekitar luka tidak kemerahan, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
84 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C. Maka penulis
D. Perencanaan
tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, diharapkan nyeri teratasi dengan kriteria hasil yaitu pasien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri 0-3 (0-10), pasien
tampak rileks, dan tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 60-100 kali per menit, pernapasan 16-24 kali per menit, suhu 36-
37,5C).
pada Ny. W, antara lain kaji tanda-tanda vital dan kaji ulang intensitas nyeri
13
dengan rasional untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan
E. Implementasi
implementasi yaitu mengkaji tanda-tanda vital pada pukul 15.45 WIB dengan
respon subyektif yaitu Ny. W mengatakan bersedia, dan respon obyektif Ny.
W tampak lemah, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit,
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C; mengkaji karakteristik nyeri
(PQRST) pada pukul 15.55 WIB dengan respon subyektif yaitu Ny. W
mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa saat bergerak, seperti ditusuk-
tusuk, diperut kanan bawah (kuadran 4), skala 4 (0-10), nyeri hilang timbul
dan respon obyektif Ny. W tampak lemah dan merintih kesakitan, terdapat
luka tertutup kassa di luka post operasi, warna kulit sekitar luka tidak
kemerahan, posisi Ny. W supinasi; mengkaji pola aktivitas pukul 16.05 WIB
tidak bisa mandiri dan respon obyektif tampak ADL pasien dibantu keluarga.
14
subyektif Ny. W bersedia, dan respon obyektif Ny. W tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 92 kali permenit, pernapasan 20 kali per menit, suhu 38,5C;
dengan respon subyektif Ny. W bersedia, dan respon obyektif injeksi yang
diberikan taxegram 2x1 gram, torasic 3x10 mg, gastridin 2x150 mg melalui
respon subyektif yaitu Ny. W mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa
saat bergerak, seperti ditusuk-tusuk, diperutk kanan bawah (kuadran 4), skala
4(0-10), nyeri hilang timbul dan respon obyektif Ny. W tampak lemah dan
merintih kesakitan, terdapat luka tertutup kassa di luka post operasi, warna
kulit sekitar luka tidak kemerahan; memberikan relaksasi (nafas dalam) pukul
kiri pukul 09.25 WIB dengan respon subyektif Ny. W mengatakan lemas, bisa
miring kanan kiri, skor 2, dan respon obyektif tampak Ny. W kooperatif.
subyektif Ny. W bersedia, dan respon obyektif Ny. W tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 82 kali permenit, pernapasan 20 kali per menit, suhu 37C;
yaitu Ny. W mengatakan nyeri perut post operasi sudah berkurang, nyeri tidak
15
timbul saat bergerak, seperti ditusuk-tusuk, diperuk kanan bawah (kuadran 4),
skala 3(0-10), nyeri hilang timbul dan respon obyektif Ny. W tampak lemah
dan merintih kesakitan, terdapat luka tertutup kassa di luka post operasi, warna
torasic, gastridin pukul 08.20 WIB dengan respon subyektif Ny. W bersedia,
dan respon obyektif injeksi yang diberikan taxegram 2x1 gram, torasic 3x10
operasi pukul 09.30 WIB dengan respon subyektif Ny. W bersedia dibersihkan
lukanya, dan respon obyektif tidak ada tanda-tanda infeksi atau kemerahan
disekitar luka Ny. W; memberikan mobilisasi duduk pukul 09.45 WIB dengan
respon subyektif Ny. W mengatakan sudah bisa duduk sendiri, tanpa bantuan
keluarga dalam melakukan aktifitas, skor 0, dan respon obyektif tampak Ny.
W kooperatif.
F. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan selama tiga hari yaitu pada tanggal 25 April
2013, 26 April 2013 dan 27 April 2013 dengan metode SOAP. Pada tanggal
25 April 2013 pukul 16.20 WIB, evaluasi yang diperoleh yaitu Ny. W
mengatakan nyeri perut kanan bawah diluka post operasi, nyeri timbul saat
tampak lemah, merintih, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit,
16
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C, terdapat luka tertutup kassa pada
abdomen kanan bawah, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan. Masalah
tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri, berikan posisi yang nyaman (supine
analgesik.
diperoleh Ny. W mengatakan nyeri perut kanan bawah diluka post operasi,
nyeri dirasa saat bergerak, kualitas seperti ditusuk-tusuk, skala 4, nyeri hilang
timbul. Ny. W tampak lemah, merintih, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92
kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38,5C, terdapat luka
tertutup kassa pada abdomen kanan bawah, warna kulit sekitar luka tidak
posisi yang nyaman (supine atau semi-fowler), kolaborasi dengan tim medis
diperoleh Ny. W mengatakan nyeri perut kanan bawah diluka post operasi
sudah berkurang, nyeri sudah tidak timbul saat bergerak, kualitas nyeri seperti
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 kali per menit, pernapasan 20 kali per
menit dan suhu 37C, terdapat luka tertutup kassa pada abdomen kanan
bawah, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan. Masalah keperawatan nyeri
17
akut belum teratasi, intervensi dilanjutkan meliputi kaji tanda-tanda vital, kaji
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan
tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 25-27 April
1. Pengkajian
(Hutahaean, 2010).
(Hutahaean, 2010).
18
19
dan kadang muntah, nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri
mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah dirasa sejak kurang lebih satu
tahun yang lalu sebelum dirawat di rumah sakit, Pada saat melakukan
Kunci diagnosis biasanya terletak pada anamnesis yang khas seperti diatas
diagnosis klinis apendisitis akut masih mungkin salah pada sekitar 15-20%
dengan hasil hepar, vesica felea, pancreas, kedua ren, lien, vesica urinaria,
adneksitis kanan, small simple cyst ovarii kiri. Pada region Mc Burney
apendisitis.
dapat ditegakkan jika semua syarat terpenuhi yaitu riwayat nyeri perut
kanan bawah yang lebih dari dua minggu, terbukti terjadi radang akut
apendektomi.
diberi antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob.
Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8 minggu kemudian dilakukan
nyeri. Rasa nyeri tersebut biasanya timbul setelah operasi. Nyeri merupakan
kerusakan jaringan aktual atau potensial (Siswati, 2010). Pada pengkajian Ny.
W didapatkan nyeri secara teori termasuk dalam kategori nyeri akut. Hal ini
disebabkan oleh karena nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan
Biasanya pada pola kognitif dan perceptual muncul adanya nyeri dengan
adanya trauma atau insisi pembedahan, karena saat bergerak bisa memicu
merupakan parameter dari tingkatan nyeri dimana pada insisi abdomen. Ny.
numerik dimana hasil dari skala numerik merupakan apa yang diungkapkan
oleh pasien. Time (T) merupakan waktu saat nyeri muncul. Ny. W
fisik dan neurologis berdasarkan riwayat nyeri klien. Daerah yang sangat
23
nyeri harus diperiksa untuk melihat apakah palpasi atau manipulasi pada
(IAPP). Inspeksi meliputi ada luka post operasi diperut kanan bawah,
tertutup kassa, warna kulit sekitar luka tidak kemerahan, umbilikus bersih.
Hal ini terjadi karena pada tanggal 25 April 2013 pukul 11.25 WIB pasien
pembedahan. Auskultasi peristaltik usus 5 kali per menit. Suara perut saat
diperkusi tidak terkaji. Pada saat palpasi, terdapat nyeri tekan pada bagian
karena luka insisi post operasi apendisitis itulah yang menyebabkan nyeri
(Sjamsuhidajat, 2004).
2013 pukul 09.23 WIB meliputi Limfosit 14.3% (nilai normal : 22-44);
MCH 2fL (nilai normal : 28-33); kreatinin 0.59 mg/dl (nilai normal : 0.6-
1.1). Hasil pemeriksaan USG dengan hasil hepar, vesica felea, pancreas,
kedua ren, lien, vesica urinaria, maupun prostat dalam batas normal;
ovarii kiri. Pada region Mc Burney tampak stuktur tubuler blind end non
pukul 08.00 WIB adalah terapi injeksi taxegram 1gram/12 jam untuk
terjadi infeksi luka post operasi. Injeksi torasic 10 mg/8 jam untuk terapi
150mg/12 jam untuk tungkak lambung dan usus dua belas jari, pada kasus
Ny. W gastridin untuk mencegah mual efek anestesi post operasi (ISO,
2010).
2. Diagnosa Keperawatan
adalah suatu reaksi yang kompeks pada jaringan yang terluka pada proses
pusat, nyeri ini hanya dapat dirasakan setelah adanya prosedur operasi.
lokasi pembedahan mempunyai efek yang sangat penting yang hanya dapat
(Anonim, 2012).
disebabkan oleh karena jika nyeri akut tidak dikontrol dapat menyebabkan
proses rehabilitasi pasien tertunda dan hospitalisasi menjadi lama. Hal ini
didukung dengan hasil pengkajian pada tanggal 25 April 2013 pukul 15.40
WIB didapatkan hasil data subyektif Ny. W mengeluh nyeri perut post
operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak, kualitas nyeri perih dan terasa
panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 (0-10), Ny. W tampak lemah dan
nyeri hilang timbul, dan data obyektif Ny. W tampak lemah dan merintih
kesakitan, ada luka post operasi diperut kanan bawah, tertutup kassa, warna
kulit sekitar luka tidak kemerahan, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84
kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C.
pembedahan (NANDA, 2009) hal ini didasarkan dari hasil pengkajian data
subyektif Ny. W mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa timbul
26
saat bergerak, kualitas nyeri perih dan terasa panas seperti ditusuk-tusuk,
skala nyeri 4 (0-10), Ny. W tampak lemah dan nyeri hilang timbul, dan
data obyektif Ny. W tampak lemah dan merintih kesakitan, ada luka post
operasi diperut kanan bawah, tertutup kassa, warna kulit sekitar luka tidak
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 38C, karena ketika bagian tubuh
pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan mengeluarkan berbagai
mengiritasi nosiseptor.
selama 3x24 jam karena penulis melaksanakan praktek selama 3 hari dan
pasien. Namun, menurut teori yang ada masalah nyeri tidak dapat diatasi
dalam waktu singkat dan perlu penanganan terlebih dahulu karena nyeri
nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri 0-3 (0-10) karena menurut
keparahan nyeri skala tersebut adalah landasan nyeri yang paling ringan
hasil tersebut, pasien tampak rileks, dan tanda-tanda vital dalam batas
normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 60-100 kali per menit,
Clasification) pada Ny. W antara lain yaitu, kaji tanda-tanda vital untuk
mendeteksi adanya perubahan system tubuh (Hidayat, 2004), dan kaji ulang
mengurangi rasa nyeri. Posisi ini dipilih karena penulis belum mengetahui
membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, sehingga dapat
dokter.
keperawatan kepada pasien. Namun, menurut teori yang ada masalah nyeri
29
tidak dapat diatasi dalam waktu singkat dan perlu penanganan terlebih
dahulu karena nyeri post operasi dapat menjadi faktor penting yang
Lebih tinggi nyeri yang dirasakan pasien, maka makin rendah harapan
4. Implementasi
dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai yang
sangat kesakitan saat bergerak pasca efek anestesi operasi tersebut hilang,
Novayalenda, 2012).
5. Evaluasi
evaluasi tanggal 25 April pukul 16.20 WIB -26 April 2013 pukul 11.25
WIB, evaluasi yang diperoleh Ny. W mengatakan nyeri perut kanan bawah
diluka post operasi, nyeri timbul saat bergerak, kualitas seperti ditusuk-
tusuk, skala 4, nyeri hilang timbul. Ny. W tampak lemah, merintih, tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit
31
dan suhu 38C, terdapat luka tertutup kassa pada abdomen kanan bawah,
warna kulit sekitar luka tidak kemerahan. Masalah keperawatan nyeri akut
kelolaan.
adanya masalah keperawatan nyeri akut tidak teratasi oleh karena belum
sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh penulis sehingga
nyeri akut secara sempurna atau dengan skala 0 pada batasan waktu 3X24
1. Kesimpulan
mengeluh nyeri perut post operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak,
kualitas nyeri perih dan terasa panas seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri
lemah dan merintih kesakitan, ada luka post operasi diperut kanan
yaitu kaji tanda-tanda vital dan kaji ulang intensitas nyeri dengan
Ny. W adalah kaji tanda-tanda vital dan kaji ulang intensitas nyeri
f. Analisa nyeri pada Ny. W yaitu Ny. W mengeluh nyeri perut post
operasi, nyeri dirasa timbul saat bergerak, kualitas nyeri perih dan
lemah, merintih, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 kali per menit,
pernapasan 20 kali per menit dan suhu 37C, terdapat luka tertutup
2. Saran
berikut:
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Grace, Price A dan Borley, Neil A. 2006. At a Glance Ilmu Bedah; Edisi 3,
Jakarta: Erlangga
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC
Nurhafizah & Erniyati.2012. Strategi Koping dan Intensitas Nyeri Pasien Post
Operasi Di Ruang Rindu B2A RSUP H. Adam Malik Medan.
http://portalgaruda.org/download_article.php%3Farticle%3D59022.
Diakses tanggal 1 Mei 2013
Potter & Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
Prasetyo, Nian Sigit.2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta: Graha
Ilmu
Siswati, Sri. 2011. Pengaruh Masase Kulit Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada
Pasien Post Apendiktomi Di Rindu B2 RSUP H. Adam Malik Medan 2010.
http://www.umnaw.com/.../12.%20Hj.Sri%20Siswati,%20SST,%20S.Pdf.
Diakses tanggal 30 April 2013
Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Yusrizal. 2012. Pengaruh Tehnik Relaksasi Nafas Dalam dan Masase Terhadap
Penurunan Skala Nyeri pada pasien pasca apendiktomi di Ruangan
Bedah RSUD DR. M. Zein Painan Thun 2012.
http://repository.unand.ac.id/17872/1/YUSRIZAL.pdf. Diakses tanggal 30
April 2013