Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN UREUM DARAH

Elsa Waroka Ayu 07.16 No Comments

TUGAS KIMIA KLINIK


UREUM
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati, sampai pada
ginjal tidak mengalami perubahan molekul. Pada orang normal ureum diekskresikan melalui
urine. Konsentrasi nitrogen / urea dalam darah bukan untuk mengukur fungsi glomerulus
yang ideal, karena peningkatannya dalam darah dipengaruhi oleh banyak faktor diluar ginjal.
Ureum merupakan senyawa ammonia berasal dari metabolisme asam amino yang
diubah oleh hati menjadi ureum. Ureum bermolekul kecil mudah berdifusi ke cairan ekstra
sel, dipekatkan dan diekskresikan melalui urine lebih kurang 25 gr/hari.Ureum normal 10
50 mg/dl.
Peningkatan ureum dalam darah (uremia) terjadi karena :
1. Faktor prerenal
a. Shock
b. Penurunan darah ke ginjal
c. Perdarahan
d. Dehidrasi
e. Peningkatan katabolisme protein pada hemolisis
f. Luka bakar, demam tinggi dan trauma
2. Faktor renal
a. Gagal ginjal akut
b. Glomerulo nefritis
c. Hiprtensi maligna
d. Nekrosis kortek ginjal
e. Obat obat nefrotoksik
3. Faktor post renal :
a. Obstruksi ureter oleh batu
b. Penyempitan atau penyumbatan uretera oleh karena prostate hipertropi, striktura dll.

Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa metabolisme protein. Ureum bersifat
racun dalam tubuh, pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal berupa air seni (urine). Bila
ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum akan meningkat dan meracuni sel-
sel tubuh. Keadaan tersebut disebut uremia.

Setiap hari manusia menukar atau menggunakan 1 2 % dari total protein tubuh.
Khususnya protein otot dan asam amino yang dibebaskan 75 80% digunakan kembali untuk
sintesis protein yang baru. Nitrogen pada 20-25% dari asam amino sisanya membentuk
ureum. Kerangka karbon kemudian diuraikan menjadi hermerdiat antibiotic masing masing
diuraikan dengan laju yang sangat yang berbeda-beda dan bervariasi mengikuti responya
terhadap kebutuhan psikolog.

Formal urea kinetic modeling=Model kinetik ureum (MKU) merupakan cara yang
paling baik dan lengkap untuk menilai AHD. MKU adalah tehnis matematika untuk
mensimulasikan kinetik ureum pada penderita HD dengan menghitung semua faktor yang
mempengaruhi pemasukan, pengeluaran dan metabolisme urea. Faktor ini meliputi volume
distribusi urea, urea generation rate, klirens dializer (Kd), dializer ultrafiltration rate, jadwal
dan lama HD, residual klirensi urea, resistensi terhadap metabolisme ureum. Dalam
pengukurannya memerlukan:

1. Pemeriksaan Blood urea-nitrogen (BUN) sebelum HD dan sesudah HD dari HD pertama,


pemeriksaan BUN sebelum HD dari HD kedua dari jadwal HD 3 kali seminggu.
2. Berat badan sebelum HD dan sesudah HD dari HD pertama.
3. Lama HD sebenarnya dari HD pertama.
4. Klirens efektif dari dializer (bukan klirens in-vitro dari tabel).

Pengambilan sample darah untuk pemeriksaan BUN merupakan hal yang sangat
menentukan hasil yang didapatkan. Ketepatan waktu pengambilan merupakan hal yang
sangat kritis.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi urea-nitrogen plasma sebelum dialisis seperti
antara lain :

1. Hasil urea-nitrogen plasma lebih tinggi dari yang diharapkan.


a. Peningkatan masukan protein.
b. Hiperkatabolisme (infeksi).
c. Perdarahan gastrointestinal.
d. Fungsi renal residual menurun.
e. Efisiensi hemodialisis menurun.
- Resirkulasi.
- Kehilangan klearensi pada pemakaian ulang dialiser

2. Hasil urea-nitrogen plasma lebih rendah dari yang diharapkan.


a. Penurunan pemasukan protein
- Kelelahan.
- Ekonomi.
- Disengaja.
b. Fungsi ginjalk residu meningkat.
c. Efisiensi hemodialisis meningkat.
d. Penyakit hati

Pemeriksaan ureum dipakai sebagai parameter tes fungsi faal ginjal. Ureum merupakan
senyawa kimia yang menandakan fungsi ginjal masih normal. Oleh karena itu, tes ureum
selalu digunakan untuk melihat fungsi ginjal kepada pasien yang diduga mengalami
gangguan pada organ ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ureum
Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa metabolisme protein melalui pertukaran
protein yaitu penguraian dan resisten semua protein sel yang berlangsung terus menerus. Hal
ini merupakan proses psikolog yang penting dalam semua bentuk kehidupan meskipun proses
pertukaran tersebut melibatkan baik sintesis, maupun penguraian protein.

B. Proses pemeriksaan ureum

1. Tahap Pra-Analitik
Pada tahap ini mencakup persiapan pasien, sample, reagen yang akan digunakan terlebih
dahulu diperiksa, dan alat yang akan dipakai.
a. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sample :darah sebanyak 2 cc yang ditampung dalam tabung sentrifuge yang
kemudian di sentripuge selama 5 menit.
c. Persiapan Reagen berupa larutan kerja dan standar terlebih dahulu diperiksa tanggal
kadaluarsa reagen tersebut.
d. Persiapan alat berupa spektrofometer yang harus dipanaskan terlebih dahulu.

2. Tahap analitik
Tahap analitik ini mencakup prosedur kerja
a. Prinsip kerja
Urea dihidrolisa dengan adanya air dan urease untuk menghasilakan ammoniak dan CO2.
Pada reaksi modifikasi berthelod, ion NH4 akan bereaksi dengan hipoclorite dan salisilat
membentuk warna hijau. Absorbance diukur pada 578 nm sebanding denagan konsentrasi
urea dalam sampel.

b. Alat dan bahan


1) Alat
tabung reaksi
tabung sentrifuge
sentrifuge
clinikpett
rak tabung
fotometer 5010
tips biru dan kuning
2) Bahan
sample darah
larutan standar
larutan blangko
c. Prosedur kerja
Panjang gelombang : 546 nm
Program : c/st
Faktor :
80 :

Dipipet RB STD Sampel


Sampel
Standart - - 1000 ul
Reagen 1 - 10 ul -
1000 ul 1000 ul 1000 ul

Campur inkubasi suhu 25-27 derajat celcius


R2 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Campur inkubasi 10 menit suhu 20-25 derajat celcius atau 5 menit suhu 37 derajat celcius
ukur absorbance standar dan sampel terhadap RB dalam waktu 60 menit

3. Tahap pasca analitik


Pada tahap pasca analitik ini mencakup pembacaan hasil, dan pencatatan hasil
a. Pembacaan hasil
b. Nilai normal
Nilai normal atau batas rujukan untuk pemeriksaan ureum adalah 10 50 mg/dl

C. Tinjauan Klinis
Adapun tinjauan klinis dari ureum adalah :
1. Uremia
Ureum bersifat racun dalam tubuh, pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal berupa air
seni. Bila ginjal rusak atau kurang baik fungsinya maka kadar ureum akan meningkat dan
meracuni sel-sel tubuh. Keadaan tersebut disebut uremia.
2. Gagal ginjal Kronik
Gangguan ginjal yang kronik akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
(fungsi penyaringan ginjal) sehingga ureum, kreatinin, dan asam urat yang seharusnya
disaring oleh ginjal untuk kemudian dibuang melalui air seni menurun, akibatnya zat-zat
tersebut akan meningkat di dalam darah.
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun. Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk
akhir metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam
darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang
menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.
BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan
Ureum adalah suatu zat yang merupakan sisa metabolisme protein. Ureum bersifat racun
dalam tubuh, pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal. Bila ginjal rusak atau kurang baik
fungsinya maka kadar ureum dalam darah meningkat dan meracuni tubuh. Keadaaan ini
disebut uremia
Proses pemeriksaan ureum dilaboratorim meliputi :
Tahap pra analitik
Analitik
Pasca analitik

http://elswrkayanaliskesehatan.blogspot.co.id/2016/03/pemeriksaan-ureum-darah.html

Anda mungkin juga menyukai