Anda di halaman 1dari 8

Senyawa Flavonoid

Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol yang


mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang
dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom
karbon. Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa 1,3 diaril propana,
senyawa isoflavonoid adalah senyawa 1,2 diaril propana, sedangkan
senyawa-senyawa neoflavonoid adalah 1,1 diaril propana.

Istilah flavonoid diberikan pada suatu golongan besar senyawa yang


berasal dari kelompok senyawa yang paling umum, yaitu senyawa flavon;
suatu jembatan oksigen terdapat diantara cincin A dalam kedudukan orto,
dan atom karbon benzil yang terletak disebelah cincin B. Senyawa
heterosoklik ini, pada tingkat oksidasi yang berbeda terdapat dalam
kebanyakan tumbuhan. Flavon adalah bentuk yang mempunyai cincin C
dengan tingkat oksidasi paling rendah dan dianggap sebagai struktur induk
dalam nomenklatur kelompok senyawa-senyawa ini. (Manitto, 1981)

Senyawa flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan


termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji.
Kebanyakan flavonoid ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan, kecuali alga.
Namun ada juga flavonoid yng terdapat pada hewan, misalnya dalam
kelenjar bau berang-berang dan sekresi lebah. Dalam sayap kupu - kupu
dengan anggapan bahwa flavonoid berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh
mereka. Penyebaran jenis flavonoid pada golongan tumbuhan yang tersebar
yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita. (Markham, 1988)

Klasifikasi Senyawa Flavonoid

Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga


menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan
spektrum sinar tampak, umumnya dalam tumbuhan terikat pada gula yang
disebut dengan glikosida. (Harborne, 1996)

Pada flavonoida O-glikosida, satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih)


terikat pada satu gula (lebih) dengan ikatan yang tahan asam. Glukosa
merupakan gula yang paling umum terlibat dan gula lain yang sering juga
terdapat adalah galaktosa, ramnosa, silosa, arabinosa, dan rutinosa. Waktu
yang diperlukan untuk memutuskan suatu gula dari suatu flavonoid O-
glukosida dengan hidrolisis asam ditentukan oleh sifat gula tersebut. Pada
flavonoid C-glikosida, gula terikat pada atom karbon flavonoid dan dalam hal
ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan
karbon-karbon yang tahan asam. Gula yang terikat pada atom C hanya
ditemukan pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid, misalnya pada
orientin. (Markham, 1988)

Menurut Robinson (1995), flavonoid dapat dikelompokkan berdasarkan


keragaman pada rantai C3 yaitu :

1. Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida,
dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin
yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol lain yang
terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur
sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi
oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada
pengerjaannya masih dapat dilakukan.
2. Flavon
Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat
gugusan 3-hidroksi. Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan
kromatografi, serta reaksi warnanya. Flavon terdapat juga sebagai
glikosidanya lebih sedikit daripada jenis glikosida pada flavonol. Flavon
yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan luteolin. Luteolin
merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang
paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat
pada gula melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida.
Flavon dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa
flavonoid.
3. Isoflavon
Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit
dan sebagai fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam
tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon
sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna
manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein) memberikan warna biru
muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan
yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia
berubah menjadi coklat.
4. Flavanon
Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu,
daun dan bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari
tanaman genus prenus dan buah jeruk; dua glikosida yang paling lazim
adalah neringenin dan hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan jeruk.
5. Flavanonol
Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit
sekali jika dibandingkan dengan flavonoid lain. Sebagian besar senyawa
ini diabaikan karena konsentrasinya rendah dan tidak berwarna.
6. Katekin
Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada
tumbuhan berkayu. Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar
dari ekstrak kental Uncaria gambir dan daun teh kering yang
mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat sebagai
antioksidan.
7. Leukoantosianidin
Leukoantosianidin merupakan senyawa tan warna, terutama terdapat
pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida,
contohnya melaksidin, apiferol.
8. Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling
tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut
dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah
marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan
tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur
aromatik tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen
sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau
dengan metilasi atau glikosilasi.
9. Khalkon
Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat
dengan sinar UV bila dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat
dibedakan dari glikosidanya, karena hanya pigmen dalam bentuk
glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas dalam
pengembang air. (Harborne, 1996)
10. Auron
Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga
tertentu dan briofita. Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros
dan tampak pada kromatografi kertas berupa bercak kuning, dengan sinar
ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah jingga bila diberi
uap amonia. (Robinson, 1995)

Ekstraksi
Menurut Ditjen POM, (1995) ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan
kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat
larut dengan pelarut cair. Beberapa metode ekstraksi yaitu:
a. Maserasi
Maserasi yaitu proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar).
b. Perkolasi
Perkolasi yaitu ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Perkolasi (percolare = penetesan) dilakukan dalam wadah silindris kerucut
(perkolator), yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai (Voight, 1994).
c. Refluks
Refluks yaitu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik.
d. Sokslet
Sokslet yaitu ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
e. Digestasi
Digesti yaitu maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur
yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan
pada temperatur 40o -50oC.
f. Infus
Infus yaitu ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 o
-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).
g. Dekok
Dekok yaitu infus pada waktu yang lebih lama (> 30 o C) dan temperatur
sampai titik didih air.

Tapak Liman

Nama Simplisia : Elephantopi Folium


Nama tanaman asal : Elephantopus scaber L.
Nama Lokal :
Sumatera : Tutup bumi
Jawa : Balagaduk, jukut cangcang-cangcang, tapak liman
Madura : Talpak tana

Uraian :
Tapak liman merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang tumbuh
sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau-tua. Daun rendahan
berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang
pendek; bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu, bentuknya besar
sekitar 4-35 x 2-7cm.
Bunganya berwarna merah-ungu, terbagi menjadi lima bagian dan mulai
muncul sekitar bulan April sampai Oktober. Bunganya mekar antara Jam 13-
14 siang, dimana bunganya siap untuk dibuahi oIeh serangga, dan sekitar
jam 16 bunga telah tertutup kembali.Bunganya berwarna ungu dan tumbuh
dari jantung daun. Pada tumbuhan ini terjadi pembuahan dini. Akar pada
tanaman ini besar, kuat dan berbulu seperti pohon sikat.

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Elephantopus
Spesies : Elephantopus scaber L.

Kandungan/Zat berkhasiat : Flavonoida luteolin-7-glikosida

Manfaat Tapak Liman


Tanaman ini memang dipercaya bisa mengatasi beberapa jenis penyakit,
antara lain adalah :
Mengobati Radang
Untuk mengobati radang, caranya dengan merebus tanaman tapak liman
yang sebelumnya dikeringkan, kemudian direbus menggunakan air. Air
hasil rebusan tersebut disaring lalu diminum.
Kurang darah (anemia)
Untuk menyembuhkan anemia, bisa menggunakan daun tapak liman yang
dicuci sampai bersih. Setelah itu ditumbuk sambil ditambahkan air
matang. Kocoklah juga sebutir kuning telur yang dicampur sesendok
madu dan dicampur. Setelah itu bisa diminum sehari sekali sampai
seminggu.
Mengatasi Hepatitis
Caranya dengan merebus tumbuhan ini dan meminum air hasil dari
rebusan tadi. Hal itu akan membantu menyembuhkan penyakit hepatitis.
Cacar air
Caranya seperti diatas hanya saja saat merebus dicampur dengan kencur
atau temulawak, kunyit, asam kawak, dan gula merah.Hal ini akan
membantu menyembuhkan penyakit cacar air.
Mengobati nyeri haid
Potonglah tumbuhan tapak liman setelah itu dicuci sampai bersih. Potong
juga temulawak, ditambah sesendok teh asam, kunyit, temulawak dan
gula merah secukupnya. Rebus semua bahan tadi menggunakan 4 gelas
air sampai tinggal tersisa 2 gelas. Minumlah ramuan tersebut setengah
gelas 3 kali sehari.
Mengurangi keputihan
Cucilah dan potong satu tanaman tapak liman yang segar, tambahkan
seperempat geggam meniran, genggam sambiloto, kunyit, temu kunci
dan daun sirih 3 lembar. Rebuslah menggunakan 4 gelas air hingga
tersisa 2 gelas. Minumlah setengah gelas 3 hari sekali.
Selain masalah kesehatan diatas, khasiat lainnya ada lagi antara lain
adalah :
Mengobati amandel
Perut kembung
Beri-beri
Batuk
Gigitan ular
Mempercepat proses kehamilan

Anda mungkin juga menyukai