Preeklampsia
Preeklampsia
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
2.1.1 Defisini
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa
tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Saat ini
edema pada wanita hamil dianggap hal yang biasa dan tidak spesifik dalam
2.1.2 Klasifikasi
1. Preeklampsia ringan
minggu.
8
b. Proteinuria: 300mg/24 jam atau 1 + dipstik
2. Preeklampsia berat
preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut :
a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolik 110
mmHg
kuantitatif
9
- Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) : peningkatan
- Sindroma HELLP
Jika terjadi tanda-tanda preeklampsia yang lebih berat dan disertai dengan
antaranya nyeri kepala hebat, gangguan visus, mual dan muntah, nyeri
2.1.3 Insidensi
dkk dari bulan Juni 1997 sampai tahun 2004 di Kocaeli University, Turkey
bagian obstetri dan ginekologi, dari 5,155 persalinan selama masa periode
Dari 438 kasus hipetensi dalam kehamilan, terdapat 255 kasus yang
10
memenuhi kriteria inklusi. Dari 255 kasus tersebut, ditemukan 138 pasien
(11%) sindroma HELLP. Selain itu dari seluruh kasus yang ditemukan, 75
(7,5%) solusio plasenta. Selain itu , dilaporkan juga cara persalinan, dari
indikasi terbanyak adalah gawat janin, yaitu 69 kasus (46%). Ibu yang
Indonesia
terdapat 203 kasus dari 1.710 persalinan (11,9%), pada tahun 2006 yaitu
11
272 kasus dari 2.578 persalinan (10,5%) dan pada tahun 2007 yaitu 243
Moeloek bandar lampung pada tahun 2007, tercatat sebanyak 141 kasus
PEB (4,22%) dari 3.337 persalinan, pada tahun 2008 kejadian PEB
meningkat menjadi 213 kasus dari 2.789 persalinan (7,63%) yang terjadi
kronis dan kelainan vaskular serta jaringan ikat, sindrom antibodi fosfolipid
dan nefropati. Faktor risiko lain berhubungan dengan kehamilan atau dapat
spesifik terhadap ibu atau ayah dari janin. Berbagai faktor risiko preeklampsia
a. Kelainan kromosom
b. Mola Hydatidosa
c. Hydrops fetals
d. Kehamilan multifetus
a. Primigravida
12
c. Ras kulit hitam
e. Status gizi
f. Pekerjaan
i. Stres
a. Primipaternitas
b. Partner pria yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil dan
mengalami preeklampsia
2.1.5 Etiologi
13
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapatkan aliran
darah dari cabang cabang arteri uterina dan arteri ovarika yang menembus
miometrium dan menjadi arteri arkuata, yang akan bercabang menjadi arteri
endotel, merusak jaringan elastis pada tunica media dan jaringan otot polos
dinding arteri serta mengganti dinding arteri dengan materi fibrinoid. Proses
ini selesai pada akhir trisemester I dan pada masa ini proses tersebut telah
minggu terjadi invasi tahap kedua dari sel trofoblas dimana sel-sel trofoblas
material fibrinoid dinding arteri. Akhir dari invasi trofoblas ini akan
menimbulkan distensi lapisan otot arteri spiralis akibat degenerasi, dan juga
dan berbentuk seperti kantong sehingga akan terjadi dilatasi secara pasif
aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup
14
banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga menjamin
arteri spiralis menjadi kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak
invasi sel trofoblas secara normal tetapi invasi tahap ke dua tidak
kematian bayi.
terdapat invasi trofoblas yang tidak adekuat pada arteri spiralis yang
15
akhirnya menyebabkan kegagalan remodelling arteri spiralis. Kegagalan
membran sel yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak juga akan merusak nukleus dan protein
sel endotel.
(A) (B)
dinding otot yang tebal menjadi dinding pembuluh darah yang lunak
uteroplasenta.
Sedangkan pada gambar (B) :
preeklampsia, perubahan arteri spiralis ini tidak terjadi dengan sempurna
sehingga dinding otot tetap kaku dan sempit dan akibatnya akan terjadi
16
penurunan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta yang mengakibatkan
seluruh struktur sel endotel. Pada keadaan ini didapatkan adanya ketidak
prostaglandin yang dihasilkan di sel sel epitel yang berasal dari asam
polos dan trombosit yang memiliki efek vasodilator dan anti agregasi
efek yang berlawanan dalam mekanisme yang mengatur trombosit dan dinding
pembuluh darah.
17
merupakan tempat terbentuknya prostasiklin dan sebagai kompensasinya
vasodilator dan memegang fungsi penting dalam regulasi fungsi ginjal dan
18
adanya pengaruh genotip fetus terhadap kejadian preeklampsia. Meskipun
primigravida dan ibu hamil dari pasangan yang baru. Hal ini dapat diterangkan
antigen plasenta tidak sempurna dan akan makin sempurna pada kehamilan
berikutnya. Pada wanita normal respon imun tidak menolak adanya hasil
dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. HLA-G juga akan mempermudah
invasi sel trofoblas kedalam jaringan desidua ibu. Pada plasenta ibu yang
trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur
19
Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan
menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor sehingga pembuluh darah akan
dengan proses apoptosis pada pre eklampsia, dimana pada pre eklampsia
inflamasi yang besar juga. Respon inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan
2.1.6 Patofisiologi
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
20
kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi
mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit
saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju
1. Perubahan kardiovaskuler
atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid
21
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak
diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada
penderita preeklampsia dan eklampsia daripada pada wanita hamil biasa atau
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini
3. Mata
Pada preeklampsia tampak edema retina, spasmus menyeluruh pada satu atau
beberapa arteri, jarang terjadi perdarahan atau eksudat. Spasmus arteri retina
yang nyata dapat menunjukkan adanya preeklampsia yang berat, tetapi bukan
4.Otak
22
Pada keadaan selanjutnya dapat ditemukan pendarahan. Selain itu ditemukan
5. Paru
Edema paru biasanya terjadi pada pasien preeklampsia berat dan eklampsia dan
darah yang hilang, dan penurunan albumin yang diproduksi oleh hati.
6. Hati
disebabkan oleh fosfatase alkali tahan panas yang berasal dari plasenta.
terjadinya peningkatan enzim hati didalam serum. Perdarahan pada lesi ini
7. Ginjal
23
penurunan perfusi dan laju filtrasi ginjal. Konsentrasi asam urat plasma
sehingga kadar kreatinin plasma hampir dua kali lipat dibandingkan dengan
kadar normal selama hamil (sekitar 0,5 ml/dl). Namun pada beberapa kasus
preeklampsia berat, kreatinin plasma meningkat beberapa kali lipat dari nilai
normal ibu tidak hamil atau berkisar hingga 2-3 mg/dl. Hal ini disebabkan
Kelainan pada ginjal biasanya dijumpai proteinuria akibat retensi garam dan
air. Retensi garam dan air terjadi karena penurunan laju filtrasi natrium di
besar protein dengan berat molekul tinggi, misalnya: hemoglobin, globulin, dan
transferin. Protein protein molekul ini tidak dapat difiltrasi oleh glomerulus.
8. Darah
24
Jika ditemukan level fibrinogen yang rendah pada pasien preeklampsia,
peningkatan enzim hati dan jumlah platelet rendah. ditemukan level fibrinogen
Pada hipertensi yang lama pertumbuhan janin akan tergangggu, pada hipertensi
yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin bahkan kematian karena kekurangan
(Angsar, 2010).
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama adalah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia dan eklampsia.
(Wiknjosastro, 2006) :
1. Eklampsia
25
Eklampsia merupakan komplikasi serius dari kehamilan ditandai dengan
persalinan, atau nifas yang ditandai dengan adanya gejala atau tanda
Kejang pada eklampsia biasanya terjadi akibat oedema otak yang luas, yang
terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang mendadak dan tinggi yang
kepala, nausea dan vomitting, dan sctoma. Jika gejala tersebut tidak segera
I. Stadium Premonitory
Fase ini terjadi 30 detik, biasanya tidak diketahui kecuali dengan monitoring
secara konstan. Fase ini ditandai dengan tegang pada tangan dan otot muka
26
Segera setelah fase premonitory tangan yang tegang berubah menjadi
gigi, sementara tangan dan kaki menjadi kaku. Otot respirasi menjadi
dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, menarik nafas seperti
mendengkur, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit, mata melotot,
Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti, pasien dapat
Pasien tidak sadar, suara nafas berisik. Keadaan ini bisa berlangsung hanya
2. Sindroma HELLP
a. Definisi
H: Hemolysis
b. Diagnosis
27
Diagnosis sindroma HELLP ditegakkan jika ditemukan tanda-tanda dibawah
ini:
- Didahului tanda dan gejala yang khas malaise, lemah, nyeri kepala,
mual, muntah
- Adanya tanda dan gejala preeeklampsia
- Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya LDH, AST, dan
bilirubin indirek
- Tanda kerusakan atau disfungsi sel hepatosit hepar : kenaikan ALT, AST,
LDH
- Trombositopenia
Trombosit 150.000/ml
Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas abdomen,
c. Klasifikasi
berikut :
d. Patofisiologi
28
Penyebab sindrom HELLP secara pasti belum diketahui, sindrom
hepar, akibatnya enzim hepar akan meningkat. Proses ini terutama terjadi
1999).
3. Edema Paru
4. Solusio Plasenta
Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan
5. Hipofibrinofen
29
Hipofibrinogrem biasanya ditemui pada preeklampsia berat, sehingga
6. Hemolisis.
klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Hal ini belum di ketahui
7. Perdarahan otak.
eklampsia.
8. Kelainan mata.
9. Nekrosis hati.
Kelainan lain yang dapat timbul adalah anuria sampai gagal ginjal.
30
11. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat
(63,4%) diantaranya terjadi pada pasien dengan PEB dan eklampsia. Secara
keseluruhan case fertality rate untuk PEB dan eklampsia tiap bulan rata-rata
31
Tabel 2. Angka Kematian Maternal Akibat Preeklampsia dan Eklampsia di
(25,7%) dan eklamsia 23 kasus (21,1%) dengan CFR rata rata 410 per tahun.
Kematian maternal pada preeklampsia ini disebabkan oleh banyak faktor, yaitu
edema paru, pendarahan pasca persalinan, sindroma HELLP, dan lain lain.
2010 didapatkan 234 (11,86%) kasus preeklampsia berat dari 1973 persalinan.
dilakukan dengan seksio sesarea 103 kasus (44%), plasenta previa 10 kasus
32
(2,1%), eklamsia 7 kasus (3%), impending eclampsia 19 kasus (8,1%), sindrom
HELLP 4 kasus (1,7%), sindrom HELLP parsial 26 kasus (11,1%), edema paru
24 kasus (10,3%), gagal ginjal akut 4 kasus (1,7%), kematian maternal 5 kasus
(2,1%).
10.614 kehamilan tunggal dengan usia kehamilan lebih dari 24 minggu dari
1995 hingga 1997 di Amerika Serikat didapatkan risiko kematian perinatal 1,4
lebih tinggi pada kasus-kasus hipertensi dalam kehamilan dan 2,7 lebih tinggi
dan eklampsia ini jarang disebabkan oleh faktor tunggal. Hipoksia kronis
Pada penelitian Ounsted dkk tahun 1985 didapatkan ibu dengan hipertensi
dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan 14,6 kali lebih besar daripada
33
RSUP dr Kariadi Semarang, didapatkan 234 ibu dengan preeklampsia berat.
Dari ibu dengan preeklampsia tersebut tercatat luaran janin adalah sebagai
berikut, berat bayi lahir rendah (BBLR) 91 kasus (37%), pertumbuhan janin
perubahan pokok yaitu spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada teori ischemia region uteroplasental disebutkan bahwa pada
berfungsi normal. Pada preeklampsia terjadi invasi sel trofoblas hanya terjadi
kebutuhan kebutuhan darah untuk nutrisi dan O2. Hal inilah yang
janin (Angsar, 2010). Pada bayi-bayi yang lahir prematur dari ibu dengan
34
gangguan tingkah laku, gangguan mental dan hambatan membaca (Rosalina,
2012).
35