PENELITIAN
PENGARUH POSISI TEGAK (UPRIGHT) TERHADAP RASA
NYERI DAN LAMANYA KALA I PERSALINAN IBU
PRIMIPARA
Dalam proses persalinan, ibu akan merasakan nyeri, cemas, stres emosional dan ketidaknyamanan karena adanya
kontraksi uterus, peregangan serviks dan kemajuan bagian terendah janin. Nyeri persalinan jika tidak dikurangi
akan mengganggu kemampuan, toleransi ibu yang dapat membahayakan ibu dan janin. Cara mengatasi nyeri dan
lamanya kala I persalinan yaitu dengan teknik nonfarmakologik yaitu posisi tegak (upright). Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi tegak (upright) terhadap rasa nyeri dan lamanya kala I persalinan
pada ibu primipara. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan rancangan post test only,
sampel yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi sejumlah 64 responden yang terdiri dari 32 responden kelompok
intervensi dan 32 responden kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu FPRS untuk mengukur
observasi nyeri, lembar observasi untuk lamanya kala I . Analisis data menggunakan univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji T- Independen. Hasil penelitian membuktikan ibu yang mendapatkan posisi tegak
(upright) lebih rendah nyerinya dari kelompok ibu primipara tanpa posisi tegak (upright) dengan p value 0,000,
5%. lamanya kala I persalinan ibu primipara yang mendapatkan posisi tegak (upright) lebih cepat dari ibu
primipara tanpa posisi tegak (upright) dengan p value 0,000, 5%. Hal ini menunjukkan posisi tegak (upright)
terbukti efektif untuk mengurangi nyeri persalinan kala I dan mempercepat lamanya kala I persalinan.
Disarankan tenaga penolong persalinan dapat mengaplikasikan posisi tegak (upright), dalam memberikan
pelayanan perawatan pada ibu bersalin secara fisiologis, meningkatkan rasa aman dan nyaman agar ibu dan
bayinya sehat.
Kata Kunci : posisi tegak (upright), rasa nyeri, lama kala I persalinan
[87]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357
dan kadangkala tidak menyenangkan, tentang melahirkan, pada kala II ini, ibu
kebanyakan ibu menjalani proses membutuhkan kekuatan dalam mengatasi
persalinan secara lancar, bila ibu menjalani sensasi nyeri berat yang muncul ketika
persalinan dengan tenang dan rileks, otot janin turun dan pada fase ini dibutuhkan
rahim akan berkontraksi dengan adekuat kekuatan ibu agar dapat melewati proses
(Bobak,2005) persalinan dengan nyaman, keberhasilan
Pada saat proses persalinan bisa melewati persalinan kala II secara tidak
terjadi persalinan menjadi lama dan sulit langsung berhubungan dengan
yang mengakibatkan komplikasi pada ibu menghindari angka kejadian operasi, hal
dan bayinya. Penatalaksanaan persalinan ini didukung oleh Roberts (2002) bahwa
yang lama bergantung kepada penyebab persalinan kala II dialokasikan dengan
dan bisa dilakukan dengan merubah posisi risiko terjadinya seksio sesaria elektif atau
ibu bersalin, pemberian induksi persalinan, persalinan yang membutuhkan bantuan alat
kelahiran forcep, ekstrasi vakum, dan seperti vakum dan forceps.
kelahiran seksio sesaria (Bobak, 2005). Tahapan persalinan kala III
Sebagian besar 60-80% kematian ibu merupakan proses pengeluaran janin
disebabkan oleh perdarahan saat sampai plasenta lahir, dan persalinan kala
melahirkan, persalinan macet, sepsis, IV berlangsung selama 2 jam setelah
tekanan darah tinggi pada kehamilan, dan plasenta lahir, pada tahap ini intervensi
komplikasi dari aborsi yang tidak aman. keperawatan dengan observasi untuk
Komplikasi kehamilan dan persalinan atau mencegah terjadinya komplikasi persalinan
yang menyebabkan kematian pada ibu (Bobak, 2005). Selama proses persalinan
tidak bisa diperkirakan sebelumnya dan selalu berhubungan dengan rasa nyeri dan
sering terjadi beberapa jam atau hari cemas, penuh stres emosional dan
setelah persalinan (Depkes,2007) ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
Tahapan dalam persalinan dibagi selama proses persalinan. Nyeri yang
menjadi empat kala, pada persalinan kala I timbul pada saat persalinan disebabkan
dan II, ibu mengalami gangguan rasa karena adanya peregangan serviks,
nyaman, nyeri selama proses persalinan. kontraksi uterus dan penurunan janin yang
Kala I (kala pembukaan) ditandai dengan menyebabkan dilepaskan prostaglandin
pendataran dan pembukaan serviks dimulai yang dapat menimbulkan nyeri (Pilliteri,
dari kontraksi uterus yang regular sampai 2003).
pembukaan lengkap, ibu mengalami nyeri Berbagai cara dilakukan untuk
yang hilang timbul. Nyeri persalinan mengurangi nyeri persalinan dan percepat
disebabkan oleh kontraksi uterus sehingga lamanya Kala I persalinan dengan tehnik
terjadi fase kontriksi pembuluh darah yang non farmakologik yaitu : Pijatan atau
menyebabkan suplay darah ke uterus massage,relaksasi nafas dalam, aroma
menurun dan nyeri bertambah terapi, hypnoterapi, Akupresur dan
intensitasnya sesuai dengan kemajuan perubahan posisi yang dipilih ibu dalam
persalinan. Terjadinya nyeri persalinan menghadapi persalinan kala I dan II sangat
kala I disebabkan oleh dilatasi serviks, penting , karena posisi yang tepat akan
hipoksia sel-sel uterus selama kontraksi, membantu meningkatkan kenyamanan
penekanan bagian bawah uterus dan /menurunkan nyeri , meningkatkan
tekanan pada struktur perbatasan dengan kebebasan bergerak, dan kontrol diri ibu,
area nyeri dinding bawah abdomen dan juga mempengaruhi kondisi bayi dan
area diluar daerah lumbal bawah sarkum kemajuan persalinan. Perubahaan posisi
atas. Semakin terbukanya servik maka juga dapat mempengaruhi perubahan
nyeri yang dirasakan semakin meningkat ukuran dan bentuk panggul ibu, sehingga
bersamaan dengan kontraksi uterus kepala janin dapat bergerak secara optimal
(Pilliteri, 2003). dikala I persalinan, berotasi dan turun pada
Persalinan kala II merupakan proses kala II. Dengan posisi Tegak (Upright),
dasar fisiologis dan pengalaman individu dapat mempengaruhi frekuensi, lama dan
[88]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357
[90]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357
14,66 dengan standar deviasi 3,534. Hasil menghadapi masa kehamilan dan
uji statistik didapatkan ada perbedaan rata- persalinan yang akan datang.
rata lamanya kala I persalinan antara ibu Untuk tindakan keperawatan pada
primipara kelompok intervensi dengan ibu ibu bersalin kala I dalam menurunkan rasa
primipara kelompok kontrol (P value nyeri dilakukan dengan teknik effleurage,
0,000; 5%). rubbing, dan back pressure, cara kerjanya
menurunkan rasa nyeri persalinan sesuai
PEMBAHASAN dengan teori gate control yang
dikemukakan oleh Melzack dalam Reeder
Pengaruh posisi Upright terhadap Rasa 1997. teori gate control yaitu suatu
Nyeri Persalinan pada Ibu Primipara mekanisme gate (pintu gerbang) dalam
transmisi impuls nyeri, mekanisme gate
Hasil analisis lebih lanjut
lokasinya bervariasi yang terdapat
menunjukkan bahwa ibu primipara pada
disusunan saraf pusat. Ketika gate tertutup,
kelompok intervensi, hasil observasi skala
maka transmisi impuls nyeri tertutup dan
nyeri persalinan dan FPRS rata-rata
tidak sampai pada pusat kesadaran
menunjukkan penurunan nyeri, hasil
dikorteks jika gate terbuka akan
penelitian ini sesuai dengan tujuan
menimbulkan nyeri. Transmisi impuls
penelitian dan hipotesis kerja gagal ditolak,
nyeri dapat melalui aktifitas serat saraf
terbukti ibu yang mendapatkan posisi
besar dan kecil, proyeksi pada batang otak
Upright lebih rendah nyerinya daripada
sistem retikular dan proyeksi dari kortek
kelompok ibu primipara tanpa posisi
serebal serta talamus dengan memberikan
Upright (P value 0,000).
effleurage, rubbing, dan back pressure
Hasil penelitian ini ditunjang oleh
dapat menghambat impuls nyeri melalui
pendapat dari Durham (2002) yang
aktifitas serat besar dan serat kecil yang
menyatakan proses persalinan secara
kemudian menutup pintu gerbang terhadap
fisiologis menimbulkan nyeri pada kala I,
rasa nyeri persalinan.
nyeri ini terutama disebabkan oleh
Hasil penelitian ini didukung oleh
peningkatan kontraksi uterus, kemajuan
pendapat Brenda (2006) yang mengatakan
pembukaan atau dilatasi servik, tekanan
perubahan posisi selama proses persalinan
janin, dan cairan amnion pada segmen
bertujuan untuk meningkatkan
bawah uterus yang menyebabkan iskemia
kenyamanan, menurunkan nyeri, dan
uterus. Nyeri persalinan dapat dirasakan
membantu kemajuan persalinan
lebih hebat bila disertai dengan kecemasan
direkomendasikan dengan posisi hands-
dan ketakutan. Nyeri umumnya
knees, berjalan, berdiri, dan berbaring
digambarkan sebagai suatu perasaan
miring, duduk di bola melahirkan. Ibu
subyektif dari rasa tertekan dan rasa tidak
secara kontinu dapat melakukan perubahan
nyaman, perasaan nyeri pada waktu
posisi selama proses persalinan dengan
kontraksi uterus juga sangat subyektif
baik. Menurut Lowe (1996) posisi upright
tidak hanya tergantung pada intensitas
dapat mengurangi nyeri selama persalinan.
kontraksi uterus juga tergantung pada
Dari beberapa penemuan ambulasi dengan
keadaan mental ibu bersalin (Lowe, 2002).
ritme spesifik dapat meningkatkan
Nyeri persalinan pada primipara
toleransi untuk nyeri persalinan saat
sangat penting diatasi dengan memberikan
kontraksi uterus. Perubahan posisi dapat
intervensi yang dapat menurunkan nyeri,
mengurangi nyeri, memperlancar aliran
setidaknya menstabilkan nyeri sehingga
darah ke uterus, kontraksi uterus,
memberi kesempatan untuk mempelajari
penurunan janin, dan kontrol personal
nyeri dan pada akhirnya dapat beradaptasi
(Shermer & Rasnes, 1997). Posisi ibu
dengan nyeri tersebut mengingat
selama persalinan dan posisi janin di uterus
pengalaman primipara yang pertama
mempengaruhi kenyamanan ibu. Posisi
sangat mempengaruhi sikapnya dalam
tegak (up right) yaitu berdiri, berjalan,
duduk, jongkok pada persalinan kala I
[91]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357
dapat menurunkan nyeri bagian belakang ibu pada kelompok kontrol rata-rata lama
(low back pain) dibandingan posisi supine kala I adalah 14,66 jam dengan standar
(Martin, 2002). deviasi 3,534. Hasil penelitian ini sesuai
Beberapa penelitian di Indonesia dengan tujuan penelitian dan hipotesis
yang mendukung penelitian ini antara lain: kerja gagal ditolak lamanya kala I
Sambas (2005), dalam penelitian tersebut persalinan ibu primipara yang mendapat
dilakukan tiga intervensi yaitu support posisi Upright lebih cepat daripada ibu
emosional, tindakan yang menyamankan primipara yang tanpa posisi Upright (p
(membantu ambulasi saat tidak ada value 0,000; 5%).
kontraksi, melakukan back pressure, Hasil penelitian ini ditunjang oleh
rubbing, mendampingi klien, mengatur pendapat Sanny (2001), bahwa pada kala I
posisi klien, membimbing relaksasi dengan persalinan fase laten memakan waktu 8-9
nafas dalam, menjaga kebersihan jam sedangkan pada fase aktif berlangsung
lingkungan, menggantikan baju klien yang selama 4 jam pada ibu primipara, jadi
basah, membantu BAB dan BAK), dan waktu yang dibutuhkan untuk ibu bersalin
pemberian informasi hasil penelitian kala I adalah 12-13 jam. Menurut Wold
menunjukkan adanya perbedaan tingkat (1997) lama kala I pada primipara 4-24
nyeri persalinan antara kelompok jam sedangkan pada multipara beberapa
intervensi dan kelompok kontrol (p = menit sampai 14 jam. Reeder (1997)
0,000; 5%) dan mean rank kelompok mencatat waktu yang dihabiskan kala I dan
intervensi 19,53 lebih kecil dari mean rank II pada 500 wanita normal rata-rata
kelompok kontrol 45,47. ini menunjukkan lamanya pada primipara 13 jam kala I
tingkat nyeri kelompok inervensi lebih persalinan dan 5 menit sampai 1 jam pada
rendah dibandingkan kelompok kontrol. kala II persalinan sedangkan pada
Sedangkan Murtiningsih (2004) multipara 7 jam pada kala I dan 15-30
menyatakan bahwa melakukan pengukuran menit pada kala II persalinan.
nyeri menggunakan VAS 82,5% responden Hasil penelitian ini didukung oleh
mengalami penurunan nyeri dengan Yumni H (2006), menyatakan pengaruh
metode back pressure dan 100% pendampingan suami terhadap lamanya
responden mengalami penurunan nyeri kala I persalinan ibu primipara rata-rata
dengan rubbing. kala I adalah 6,7 jam pada kelompok
Menurut Mc Closkey (1996), bahwa intervensi, sedangkan kelompok kontrol
perawat mempunyai kontribusi yang rata-rata lama kala I persalinan 8,45 jam (p
signifikan dalam menurunkan nyeri value 0,002 pada 5%). Berdasarkan
persalinan. Jika nyeri tersebut dilakukan Norflok & Norwich (2006): selama proses
tindakan untuk menguranginya maka akan persalinan ibu menggunakan posisi
mempengaruhi kualitas individu. Dampak Upright, proses persalinan waktunya lebih
pengalaman nyeri akan mempengaruhi pendek, kontraksi uterus lebih termanage.
kualitas hidup, misalnya mempengaruhi Ini membuktikan bahwa posisi Upright
terhadap tidur, aktivitas, nafsu makan, efektif membantu mempercepat lamanya
kognitif, mood, hubungan interpersonal, kala I persalinan pada ibu primipara. Pada
penampilan kerja, dan tanggung jawab posisi tegak (upright) dibanding supine
terhadap peran. kontraksi uterus lebih kuat, membantu
janin bergerak turun ke dalam rongga
Pengaruh posisi Upright pada Lamanya panggul karena didorong gaya gravitasi
Kala I Persalinan Ibu Primipara. bumi. Kontraksi yang efektif adalah
penting untuk dilatasi serviks dan
Pada ibu primipara kelompok
penurunan bagian terendah janin,
intervensi, hasil observasi terhadap lama
walaupun ada banyak aturan penting dalam
persalinan kala I dengan jam, rata-rata
membantu mengurangi distocia (Lewis et
menunjukkan lama kala I adalah 7,22 jam
al, 2002).
dengan standar deviasi 2,028, sedangkan
[92]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357
Dep. Kes. RI. 2004. Setiap Jam 2 Orang Sumijatum, dkk. (2006). Konsep Dasar
Ibu Bersalin Meninggal. Keperawatan Komunitas. Jakarta:
(www.depkes.go.id/index.php?option EGC.
=news&task=viewarticle&sid=448
&itemed=2, deperoleh 5 Februari Weiss,R.E. (2002). Position in Labor and
2010). Birth. (http://pregnancy.about.com
diperoleh 10 Maret2012)
Hastono, P.S. (2007). Analisis Data
Kesehatan. Jakarta: FKM UI. Wignjosastro, H. (2004). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Perry, A.G., & Potter, P.A. (1997). Sarwono.
Maternal Newborn Nursing Care:
The Nurse, The Family, and The Yerby, M. (2000). Pain in Child Bearing.
Community, 4th ed. California: Harcont: Bailliere Tindall.
Addison-Wesly.
[94]