Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
DEFINISI
proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki berdasarkan dampak
yang akan di timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan
ataupun service yang diberikan
Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan
mengontrol frekuensi dan dampak risiko.
BAB II
RUANG LINGKUP
ICRA HAIs bertujuan untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial di
rumah sakit. Panduan ini memberikan petunjuk pelaksanaan bagi petugas di Rumah Sakit Brayat
Minulya Surakarta dalam mengidentifikasi resiko infeksi yang didapat pasien saat dirawat di
rumah sakit yaitu Infeksi Luka Operasi / Infeksi Daerah Operasi, Infeksi Aliran Darah Perifer /
Phlebitis, Infeksi Saluran Kencing, Infeksi saliuran Napas, Infeksi Saluran Cerna serta
Dekubitus.
1. Klasifikasi :
a. Operasi Bersih
Membuka ;
Traktus Digestivus
Traktus bilier
Panduan ICRA HAIs RS. Brayat Minulya Surakarta. Page 3
RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA
Jl.Dr. Setiabudi No. 106 Surakarta
Telp. (0271) 716646 (hunting)
Fax.(0271) 727309
E-mail : rsbmslo@indosat.net.id
SURAKARTA 57139
Traktus urinarius
Traktus respiratorius s/d orofaring
Traktus reproduksi, kecuali ovarium
Tanpa perencanaan nyata
c. Operasi Kotor
Pada perforasi:
Traktus digestivus
Traktus urogenitalis
Traktus respiratorius
Melewati daerah purulent
Luka terbuka lebih dari 6 jam
Terdapat jaringan non vital yang kotor dan luas
Ditetapkan oleh dokter
2. Batasan ILO
Bila terdapat 2-3 dari keadaan luka tersebut dibawah ini :
a. Definisi : infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang
dicurigai sebagai sumber infeksi
b. Batasan
Terdapat 2-3 tanda sebagai berikut
1) Adanya pemasangan infuse
2) Nyeri
3) Merah
4) Bengkak
5) Pus
6) Suhu 39 C
7) Menggigil
8) Biakan darah positip.
b. Batasan
Terdapat 2-3 tanda sebagai berikut:
1) Terjadi setelah 2-3 hari setelah dirawat di Rumah Sakit
2) Diare akut lebih dari 12 jam
3) Demam > 38 o C
4) Mual
5) Muntah
6) Nyeri perut
7) Sakit kepala
8) Kembung
9) Biakan tinja positip
F. DEKUBITUS
a. Pengertian : luka pada kulit dan atau jaringan dibawahnya yang terjadi di
Rumah sakit karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring yang
terjadi > 2 x 24 jam
Tirah Baring : berbaring total / tidak dapat gerak dan bukan karena instruksi
pengobatan
b. Batasan
BAB III
TATA LAKSANA
Langkah dalam menyusun ICRA HAIs di RS. Brayat Minulya Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Pengkajian Resiko
Mengidentifikasi risiko untuk mendapat data transmisi infeksi berdasar
Lokasi geografi, masyarakat dan populasi yang dilayani
Perawatan, pegobatan, dan pelayanan yang tersedia
Analisis aktivitas surveilans dan data infeksi lain
Mengidentifikasi risiko secara berkala / tahunan dan apabila muncul masalah
bermakna
Pengkajian risiko didapat dari asupan interdisiplin
Pimpinan
Anggauta Komite PPIRS, IPCN / IPCN-link
Staf medik
Perawat
Lain-lain
Buat daftar skala prioritas dan dokumentasikan
Membuat laporan data Surveylans, dibuat grafik.
Rekruitmen tim
Penyebaran informasi sebelum pelaksanaan
Masalah Pencegahan dan pengendalian infeksi apa yang paling penting ?
Apa indikasi kunjungan rawat, rawat inap, dan prosedur apa yang paling sering?
Panduan ICRA HAIs RS. Brayat Minulya Surakarta. Page 8
RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA
Jl.Dr. Setiabudi No. 106 Surakarta
Telp. (0271) 716646 (hunting)
Fax.(0271) 727309
E-mail : rsbmslo@indosat.net.id
SURAKARTA 57139
status imunologi
penyakit yg berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan pola pikir dan
kemudian sakit-sakitan
2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk proses peralatan :
Instrumen bedah
Prostesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan kembali alat
Peralatan yang dipakai
3. Risiko terhadap petugas kesehatan
Kebiasaan kesehatan perorangan.
Budaya keyakinan tentang penyakit menular
Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD, penanganan
peralatan pasien, tehnik isolasi, dll)
Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit menular
Kejadian Nedle Stik Injury
4. Risiko yg terkait pelaksanaan prosedur
Prosedur invasif yang dilakukan
Peralatan yang dipakai
Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu tindakan
Persiapan pasien yang memadai
Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang direkomendasikan
5. Lingkungan
Pembangunan
Kelengkapan peralatan
Pembersihan
Kelompok risiko, antara lain:
Organisme resisten antibiotik
Kegagalan aktivitas pencegahan
Aktivitas Isolasi
Kebijakan dan prosedur
Kesiapan pandemic-prone acute respitatory infections
Lingkungan
Kesehatan petugas
Lain-lain
2. Tentukan tiga hal untuk tiap faktor risiko
Probabilitas/kemungkinan terjadinya kejadian
Dampak/keparahan
Sistem yang berlangsung saat ini
Hal-hal yang harus dipertimbangkan
Risiko yang sudah diketahui
Data sebelumnya
Kajian literatur
Hal-hal yang harus dipertimbangkan:
Dampak
Ancaman kehidupan dan atau kesehatan
Terganggunya pelayanan
Kehilangan fungsi
Menurunnya kepercayaan masyarakat
Pengaruh terhadap anggaran
Isu-isu legal
Dampak peraturan
Standar / kebutuhan
Sistem yang berlaku saat ini
Panduan ICRA HAIs RS. Brayat Minulya Surakarta. Page 12
RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA
Jl.Dr. Setiabudi No. 106 Surakarta
Telp. (0271) 716646 (hunting)
Fax.(0271) 727309
E-mail : rsbmslo@indosat.net.id
SURAKARTA 57139
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi dilakukan oleh Sekretaris komite PPI, IPCN dan Tim yang direkruitmen, antara
lain berupa:
1. Undangan pertemuan ICRA HAIs
2. Hasil rapat Tim
3. Hasil data surveylans
4. Hasil pengkajian resiko
5. Hasil grading resiko HAIs
6. Rencana tindak lanjut dari grading ICRA HAIs
7. Laporan ke Direktur Utama
8. Laporan ke unit terkait
BAB V
PENUTUP
Semoga dengan telah dibuatnya Buku Panduan Pembuatan Infection Control Risk
Assesment Healthcare Associated Infections (HAIs) semakin memudahkan kita dalam
pemantauan penyebaran infeksi di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta ini sekaligus
mengupayakan langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka antisipasi dari akibat yang
ditimbulkannya, termasuk dalam mengusulkan kebijakan, standar prosedur yang berlaku hingga
tepatnya identifikasi penyakit/jenis kuman hingga antibiotika yang diperlukan dan diberlakukan
di seluruh area rumah sakit.
Penanganan pencegahan dan pengendalian infeksi oleh sebuah rumah sakit sangat mutlak
diperlukan, banyak hal yang dapat diperoleh oleh rumah sakit maupun pasien dari hasil upaya
yang dilakukan ini, disamping secara nyata adalah biaya perawatan yang lebih ringan, oleh
karena lama rawat inap yang tidak panjang, pola kuman yang terpantau sehingga memudahkan
dalam pemberian terapi, kesehatan karyawan lebih terjamin serta angka kesakitan dan mortalitas
menjadi turun.
Akhirnya, semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi rumah
sakit di dalam pengelolaan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi serta meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit. Terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan sungguh-sungguh
menyususun buku panduan ini, sehingga nantinya dapat bermanfaat di dalam pembuatan
dokumen ICRA HAIs Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta.
Berkah Dalem,
Tim Penyususn.