NIM : 416122000
Program : S1
Abstrak
Pada jurnal tersebut membahas tentang kandungan zat thorium pada kaos
lampu petromaks dengan menggunakan metode spektrometri gamma dengan
detektor Ge(Li). Data pencacahan berupa spektrum energi gamma, yang
memberikan informasi energi gamma dan cacahnya. Jenis unsur radioaktif dan
umur paruhnya diketahui dengan mencocokkan energi gamma pada tabel
isotop. Sedangkan aktivitas jenisnya ditentukan dengan menganalisis spektrum
energi gamma. Berdasarkan hasil penelitian, prototipe kaos lampu petromaks
mengandung unsur radioaktif 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac
(Mesothorium II), 208Tl (thorium C), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-
40). Aktivitas jenis unsur 212Pb (E = 238,90 keV) dalam satuan Bq/gram pada
prototipe berturut- turut A (2,301 0,001)102, B (1,351 0,007)103, C (1,068
0,003)103, D (6,343 0,005)102,
II. Ringkasan artikel/hasil penelitian
Dalam jurnal yang saya bahas merupakan isi yang didalamnya pengujian
radioaktif thorium yang terkandung dalam prototipe sumber radiasi kaos lampu
petromaks. Oleh karena itu muncul permasalahan Jenis unsur radioaktif thorium
apakah yang terkandung dalam prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks
dan berapakah besarnya aktivitas jenis unsur radioaktif thorium tersebut
?. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis unsur radioaktif thorium
yang terkandung dalam prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks,
mengetahui aktivitas jenis dan umur paruh unsur radioaktif thorium tersebut
dengan menggunakan metode spektrometri gamma.
Peristiwa peluruhan (disintegrasi) secara spontan inti atom tidak stabil
menjadi inti atom stabil disebut sebagai proses radioaktivitas (Suratman. 1996).
Sedangkan menurut Susetyo (1988), radioaktivitas adalah proses perubahan
keadaan inti atom secara spontan yang disertai radiasi berupa zarah atau
gelombang elektromagnetik.
Kebanyakan unsur radioaktif yang didapatkan di alam merupakan anggota
dari empat deret radioaktif. Keempat deret radioaktif ini, yang tiga terjadi
secara alamiah yaitu deret thorium, deret uranium dan deret aktinium.
Sedangkan deret neptunium merupakan hasil buatan manusia dengan cara
menembaki inti berat dengan neutron (Beiser, 1999).
.
Berdasarkan teridentifikasinya unsur-unsur radioaktif anak luruh
deret thorium, dapat disimpulkan bahwa prototipe kaos lampu petromaks
mengandung unsur radioaktif 232Th dengan umur paruh 1,4 x 10 10 tahun. Hal ini
sesuai dengan pendapat Klinken (1991) bahwa kaos lampu petromaks
mengandung sedikit thorium dan menunjukkan gejala radioaktivitas yang sangat
lemah. Unsur radioaktif thorium tersebut berasal dari proses pengecelupan kaos
lampu ke dalam larutan thorium nitrat, dengan aktivitas thorium sebesar 2,35
mCi (Suratman. 1996). Dan juga berasal dari bahan kaos lampu petromaks itu
sendiri yaitu asbes yang mengandung 232Th (Jelena et al. 2012). Hal ini juga
didukung penelitian Dwijananti et al (2009) yang menunjukkan bahwa abu kaos
lampu petromaks dapat menghitamkan pelat film.
III.Keunggulan Penelitian
Dari pembahasan dalam karya jurnal mengenai kandungan thorium dalam kaos
lampu petromaks dapat kita lihat dan rasakan kelebihannya masing-masing yaitu
mengetahui jenis dan umur waktu paruh unsur radioaktif thorium kandung yang
terkandung dalam kaos lampu patromaks tersebut dengan menggunakan
spektrometer gamma .
Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar element yang benar adanya
dan memiliki beberapa teori yang memang dapat dibenarkan, karena apa yang
dijelaskan jurnal tersebut saling berhubungan antar element sehingga dapat
disimpulkan bahwa memang terdapat unsur radioaktif terdapat dalam kaos lampu
petromaks tersebut.
Originalitas temuan
Pada jurnal yang saya bahas, mengenai thorium pada kaos lampu
petromaks memang dapat kita temukan pada sumber-sumber lain seperti blog-
blog tertentu. Hanya saja untuk kategori pengujian dengan metode spektrometri
gamma dengan detektor Ge(Li bisa dibilang merupakan sesuatu yang bisa di
bilang original.
Kemutakhiran masalah
Dari berbagai artikel dan penjelasan jurnal yang saya bahas pasti memiliki
kekurangan seperti tata bahasa yang ambigu
Originalitas temuan
Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti kurangnya contoh
dan terapan dari temuan lain, seperti cara pencegahan dari radiasi zat thorium dan
tidak ada penjelasan lebih mengenai itu.
Kemutakhiran masalah
Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut saya rasa tidak
banyak kekurangannya karena jika banyak permasalahan dalam kemutakhiran
pada jurnal,maka jurnal tersebut tidak baik pada si pembaca maka dari itu
penjelasan kemutakhiran masalah yang ada pada jurnal langsung di berikan
pemecahan masalahnya.
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori
yang ada pada jurnal tersebut hanya sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya
penjelasan secara rinci,bahasa yang masih ambigu dengan sedikit kekurangan
dalam segala kohesi dan koherensi membuat point yang menjadi keunggulan pada
jurnal,maka dari itu saya hanya bisa menyebutkan bahwa tidak banyak
kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan kohesinya.
V.Implikasi terhadap
Teori
Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas merupakan teori
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena Analisis
kuantitatif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas unsur
radioaktif thorium yang terkandung dalam prototipe disebabkan untuk mengetahui
sumber radiasi kaos lampu petromaks. dalam prototipe sumber radiasi kaos
lampu petromaks, aktivitas jenis dan umur paruh unsur radioaktif thorium
tersebut dapat menggunakan metode spektrometri gamma.Peristiwa peluruhan
(disintegrasi) secara spontan inti atom tidak stabil menjadi inti atom stabil
disebut sebagai proses radioaktivitas.
Dalam sajian materi ini membahas tentang kandungan thorium pada kaos
lampu petromaks.sebenarnya penggunaan thorium sebagai bahan campuran lampu
petromaks cukup aman,selama kita tahu bagaimana menggunakannya karena
sebagai unsur radioaktif,thorium tidak bersifat fisil. Meskipun inti atom thorium
bereaksi dengan neutron bisa meluruh menjadi uranium-23 suatu unsur yang bisa
digunakan untuk reaksi berantai dari nuklir fisi.namun reaksi dengan neutron
hanya bisa terjadi didalam kondisi laboratorium yang sesuai (didalam sebuah
reaktor nuklir misalnya) alasan kedua thorium adalah pemancar partikel alfa
hanya efektif untuk jarak beberapa cm dan tidak mampu menembus kertas atau
bahkan jaringan kulit mati, sehingga thorium hampir tidak memiliki bahaya
eksternal.sehingga dalam penggunaan yang tepat, penggunaan thorium dalam
lampu petromaks tidaklah masalah karena cukup aman jika unsur tersebut
diletakkan didalam kaca sebagai sumber cahaya.
Dan dari jurnal tersebut kita bisa belajar bahwa Kemajuan IPTEK mendorong
pemanfaatan zat-zat radioaktif di berbagai bidang, misalnya industri kaos lampu
petromaks maka dari itu hendaknya kita lebih bijak dalam pemanfaatan iptek
terutama dalam unsur unsur radioaktif tersebut.
Kesimpulan
Saran
Pustaka
https://www.google.com/amp/www.kompasiana.com/amp/detik19/radiasi/-
nuklir-dari-lampu-petromaks_55297436f17e61df728b45ab