PENGUKURAN SPIROMETRI
Disusun oleh :
NIM : J410130073
Semester/shift : 6/A
2016
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah menggeser perkembangan industri ke
arah penggunaan mesin-mesin dan alat-alat transportasi berat. Alat-alat
bertransportasi udara, laut maupun darat digunakan untuk sebagai
mobilitas manusia dalam melaksanakan tugasnya. Pemanfaatan
teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin kompleks,
ternyata menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Di kota-kota
pencemaran udara lebih banyak disebabkan oleh pembuangan limbah
industri dan limbah kendaraan bermotor. Kedua faktor tersebut adalah
penyebab faktor utama pencemaran udara di udara kota-kota besar
(Yusad,2003)
Polusi merupakan masalah berbahaya bagi kehidupan manusia
yang beraktifitas dalam ruangan maupun luar ruangan. Polusi udara
telah memberikan keterlibatan yang negatif bagi kesehatan manusia
dan lingkungan secara luas. Polusi udara telah menyebabkan
timbulnya beberapa penyakit seperti infeksi saluran paru-paru (ISPA),
kanker maupun jantung. ( Yusad, 2003)
Paru-paru adalah salah satu organ terpenting dalam hewan
khususnya manusia. Manusia perlu bernapas setiap saat. Jika manusia
tidak bernapas dalam waktu cukup lama, maka manusia akan pingsan
atau mati. Paru-paru memiliki banyak fungsi vital yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh (Danu Santoso, 2000).
Sejumlah gangguan dapat menyebabkan perubahan yang
berbahaya di paru-paru dan saluran pernafasan. Efek yang paling
penting adalah pada saluran napas dan elastisitas paru-paru. Oleh
karena itu untuk mengetahui kapasitas paru-paru tenaga kerja dan
kemampuan elastisitas paru-paru perlu dilakukan pemriksaan
spirometri. Spirometri adalah tes fungsi paru yang paling sering
digunakan untuk menapis (screening) penyakit paru. Spirometri
merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan
kapasitas vital paksa ( Soewondo, 2009). Maka, pada praktikum kali
ini akan melakukan pemeriksaan kapasitas paru-paru mahasiswa
kesehatan masyarakat k3 semester enam dengan menggunakan
pemriksaan spirometri.
b. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fungsi paru
3. Mahasiswa dapat menganalisa data
2. Batuk
4. Tertutupnya glottis
6. Kebocoran
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan fungsi paru-paru
dimana fungsi paru-paru sebagai bagian utama dari sistem respirasi. Proses
respirasi terdiri dari 3 tahap utama yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Pada
proses ventilasi, gangguan yang sering terjadi yaitu restriksi dan obstruksi.
Keadaan fungsi paru ini dapat diukur dengan pemeriksaan spirometri.
Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur
volume paru pada keadaan statis dan dinamis. Pemeriksaan spirometri
menggunakan alat yang disebut dengan spirometer. Spirometer merekam
secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa.
Pada praktikum ini menggunakan alat Spiro Analyzer ST-250 dengan
Probandus yang diperiksa adalah dua mahasiswa.
Probandus diperiksa dalam posisi berdiri dan berpakaian longgar.
Selama pengukuran Probandus harus menggunakan penjepit hidung, dan
menggunakan mouthpiece dengan posisi bibir tertutup rapat. Probandus
mengambil nafas sedalam-dalamnya dan membuang nafas sampai habis
secara perlahan. Dari pengukuran Vital Capacity (VC), Probandus Alam
Reno diperoleh nilai VCpred 5,20 ; EVC sebesar 5,20 sehingga pada
penghitungan %VC diperoleh hasil 100% berarti kapasitas vital (VC)
probandus tersebut adalah 100%.
Sedangkan pada pengukuran Force Vital Capacity (FVC), Probandus
tetap menggunakan penjepit hidung dan mouthpiece. Probandus
mengambil nafas sedalam-dalamnya dan kemudian membuang nafas
secara cepat dan dihentakkan. Pada pengukuran ini, Probandus Maya
Kusuma diperoleh nilai VCpred = 3,34 ; FVC = 3,37 ; %FVCpred = 80% ;
FEV1 2,94 ; %FEV1 = 87,24% sehingga dapat diketahui bahwa probandus
normal atau tidak ada kelainan di paru-paru. Kesimpulan tersebut sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. PER.25/MEN/XII/2008 Tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
Namun, pada pengukuran ini hasil yang di dapatkan kurang valid karena ada
kekeliruan
OBSTRUKSI
RESTRIKSI prosedur
(FEV1/FVC)%
(FVC% atau
FEV1%
FVC/pred. %)
(FEV1/pred.)
Danu Santoso, Halim. 2000. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates.
Ganong W.F., 2005. Review of Medical Physiology 22nd ed. USA: McGraw Hill
Companies.
Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006. Buku Ajar Kedokteran edisi 11. Philadelphia,
PA, USA: Elsevier Saunders.
Soewondo ES. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.