Training Advokasi Unicef PDF
Training Advokasi Unicef PDF
Panduan
Pelatihan Advokasi
Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 1
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
DAFTAR ISI
Hal.
Kata Pengantar 1
Tim Penyusun
Daftar Isi
Pendahuluan
Mengapa perlu buku advokasi satu lagi?
Cara mendapat manfaat penuh dari buku panduan ini
Desain pelatihan
Sistematika tiap modul
Metode pelatihan
Fasilitator dan Narasumber
Tata letak dan peralatan ruang pelatihan
Cara memulai pelatihan
Daftar periksa
Cara orang dew asa belajar
Menghadapi situasi sulit
Cara mempertahankan perhatian
Tolok Ukur Kinerja
Modul
Modul 1 Mengawali Pelatihan
Unicef 2
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Penutup
Referensi
Lampiran 1 Sekilas NLP
Lampiran 2 Pre Wor kshop Kit
Lampiran 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 16/2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah
Lampiran 4 Artikel: Pembentukan Peraturan Daerah
Lampiran 5 Lembar Evaluasi Pelatihan
Index
Tentang Penulis & Editor
Unicef 3
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
PENDAHULUAN
MENGAPA DIPERLUKAN SATU BUKU ADVOKASI LAGI?
Panduan advokasi ini didesain untuk bisa dipergunakan sesuai dengan isu
yang berkaitan dengan program kerja Unicef (United Nations Children's Fund).
Dari pengalaman melakukan pelatihan ini di berbagai kabupaten dan kota, materi
ini sudah diaplikasikan untuk beberapa isu berikut:
Ad vokasi Penyederhanaan Prosedur Pencatatan Kelahiran.
Ad vokasi Penggratisan Akta Kelahiran.
Ad vokasi Garam Beryodium.
Ad vokasi Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk pada Anak (BPTA).
Ad vokasi Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA).
Ad vokasi Trafficking (Perdagangan manusia, khususnya anak dan
perempuan)
Aplikasi panduan pelatihan advokasi ini untuk wilayah kerja lain seperti
pendidikan, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS dan sebagainya juga sangat
Unicef 4
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Sesuai garis kerja Unicef yang selama ini bermitra dengan Bappeda (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah) provinsi, panduan ini disusun dengan
kondisi ideal gabungan peserta dari staf Pemda terkait, LSM, Orsos/Ormas dan
wartawan lokal. Dengan demikian, pelatihan ini akan memiliki situasi unik yakni
menggunakan tiga tahap advokasi:
Pada saat yang sama juga terjadi advokasi media, karena wartawan yang
menjadi peserta pun akan mengalami benturan-benturan konsep dan
pemahaman yang mungkin berbeda dengan yang selama ini dianutnya
(lihat modul 11: Advokasi Media).
Unicef 5
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 6
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
1. Pendahuluan
2. Modul
3. Lampiran-lampiran
Untuk mendapatkan manfaat yang sepenuhnya dari panduan ini, fasilitator perlu
memperhatikan hal berikut:
1. Seyogyanya fasilitator sudah mempelajari seluruh isi buku ini jauh-jauh hari
sebelum pelaksanaan kegiatan. Untuk mempermudah, cetaklah seluruh
dokumen yang diperlukan. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa
memahami secara utuh panduan ini, sehingga mudah bagi Anda dalam
membawakannya.
Unicef 7
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
3. Cobalah aktivitas yang ada (permainan, studi kasus atau role playing) kepada
diri Anda sendiri atau mainkan secara simulatif dengan teman Anda sebagai
percobaan. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa kenal dengan aktivitas
itu dan bisa menemukan berbagai kemungkinan reaksi yang akan muncul dari
peserta pelatihan. Fasilitator boleh melakukan adaptasi aktivitas dalam suatu
modul sepanjang tujuan dari aktivitas itu tercapai. Misalnya mengganti suatu
permainan dengan permainan lain yang dirasakan lebih sesuai situasi dan
kondisi pelatihan.
Unicef 8
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
DESAIN PELATIHAN
Buku Panduan ini dibuat dengan pendekatan siap pakai yang melingkupi
konsep dan teknik secara terpadu. Di buku panduan ini terdapat 22 modul yang
merupakan suatu urutan penyampaian, terdiri dari:
No Sesi Deskripsi
Keberhasilan pelatihan ini ditentukan
seberapa jauh peserta terlibat, dan
keterlibatan dipicu oleh excitement. Sesi
ini merangsang keterlibatan peserta
Mengawali Pelatihan
melalui berbagai aktivitas dalam suasana
1 yang hidup.
Sesi ini membawa peserta untuk
menginternalisasi nilai-nilai yang
Mengelola Perubahan
diperlukan agar sukses dalam melakukan
2 advokasi.
Peserta mendiskusikan suatu kasus untuk
mengidentifikasi unsur-unsur advokasi dan
merangkumnya ke dalam alur. Alur versi
peserta kemudian dibandingkan dengan
Kerangka Kerja Advokasi
Kerangka Kerja Alur Advokasi Terpadu
3 untuk melengkapi pemahaman peserta.
Pendalaman Isu Dengan Narasumber
Diskusi pleno membahas isu yang dipakai
4 dalam sesi 3 bersama narasumber.
Diskusi kelompok sebagai kelanjutan
5 Perumusan Isu Strategis
diskusi pleno, peserta belajar merumuskan
isu strategis yang akan diperjuangkan.
Peserta melalui game mempelajari
bagaimana tiap tahap negosiasi dapat
Permainan Negosiasi
dikendalikan untuk meraih hasil yang
6 berbeda.
Negosiasi memiliki esensi yang sama
dengan advokasi: keterampilan
Pembahasan Negosiasi
7 memperjuangkan kepentingan.
M empelajari motif dasar manusia dalam
berubah: mengejar keuntungan atau
Untung Rugi Berubah
8 menghindari kerugian.
Sesi ini mempelajari bagaimana NLP
memberikan strategi pengemasan pesan
(frame), peserta dapat mengarahkan cara
lawan menafsirkan pesan peserta. Dengan
Pengemasan Pesan dengan NLP
demikian, peserta dapat mengendalikan
9 hasil negosiasi.
Prinsip yang sudah dipelajari di sesi
Pengemas Isu Anak dengan Framing dan
10 Reframing sebelumnya akan diterapkan secara
Unicef 9
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 10
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
manajemen diri.
Peserta mempelajari aspek-aspek lain
Bagian-bagian Lain Bagan Arus Advokasi
Terpadu
dalam Kerangka Kerja Advokasi yang
21 belum dibahas sebelumnya.
Peserta membuat RKTL untuk
Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)
menyempurnakan hasil yang sudah
22 diperoleh dari 2 kali hearing.
Desain di atas merupakan suatu urutan logis yang mirip dengan batu undakan
yang artinya sebuah modul akan menjadi dasar bagi modul berikutnya. Dengan
demikian, mengikuti urutan di atas akan merupakan desain paling aman dalam
mencapai tujuan pelatihan.
Dalam beberapa kasus, di mana dituntut suatu fleksibilitas skedul, misalnya tidak
diperolehnya jadwal audiensi dari DPRD sesuai dengan urutan di atas, maka
pengubahan urutan boleh dilakukan dengan catatan sesi Persiapan Hearing
harus mendahului acara hearing itu sendiri.
Unicef 11
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
MANAJEMEN WAKTU
Pelatihan dengan jumlah 22 modul ini di desain untuk 5 hari kerja. Empat
hari pertama dilakukan sampai malam, sedangkan hari ke 5 hanya setengah
saja. Pelatihan ini sebaiknya dilaksanakan di hotel, sehingga peserta bisa
menginap dan bekerja hingga jam 21.30.
Adapun rincian slot waktu yang biasanya dilakukan dalam pelatihan ini
adalah sebagai berikut:
Sesi 1 merupakan sesi yang harus diperlakukan sangat fleksibel dalam hal
waktu, mengingat berbagai kemungkinan terjadi:
o Pelatihan dimulai terlambat, karena alasan apapun.
o Pejabat yang memberi sambutan awal melampaui waktu yang
tersedia.
Dengan demikian, fasilitator harus pintar-pintar mengatur waktu untuk sesi
satu dengan cara melakukan penyesuaian pada tiap-tiap aktivitas yang
diperlukan.
Menimbang hal di atas dan bahwa waktu yang diperlukan untuk setiap
sesi tidak sama dengan besarnya slot waktu yang tersedia, maka ada dua cara
yang direkomendasikan untuk dilakukan fasilitator:
Unicef 12
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 13
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Setiap modul dibagi dalam tiga bagian yang menjelaskan bagaimana suatu sesi
dibawakan.
Unicef 14
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
AKTIVITAS
Menjelaskan mengenai pengalaman berstruktur yang digunakan dalam
sesi ini. Misalkan aktivitasnya adalah game, analisa kasus atau role
playing.
Penting sekali bagi fasilitator untuk menguasai bagian ini, sehingga
saat pelaksanaan pelatihan tidak perlu lagi mencontek.
PRESENTASI
Bagian ini dijelaskan oleh fasilitator dengan menggunakan bahan yang
diambil di lampiran tiap modul. Berisi mengenai materi, prinsip-prinsip
dan berbagai teknik yang relevan.
Di beberapa sesi, akan dilakukan praktek mengenai teknik yang baru
saja dipresentasikan. Praktek ini bisa dilakukan dalam kelompok
berdua, bertiga atau bentuk kelompok lain mengikuti petunjuk yang
ada.
Unicef 15
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
DISKUSI
Menjelang akhir sesi, fasilitator akan membuka forum diskusi untuk
memberikan ruangan bagi peserta bertanya sesuai dengan apa yang
ingin diketahuinya.
Penerapan tahapan di atas bisa berbeda di setiap sesi tergantung tujuan dan
metode yang digunakan.
BAGIAN 5: LAMPIRAN
Terdiri dari sejumlah dokumen berisi informasi pendukung yang diperlukan, yaitu:
Kisah/Metafora
Prosedur Permainan
Gambar/Bagan
Materi untuk dasar penyusunan powerpoint presentasi
Dan lain-lain.
Unicef 16
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 17
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
METODE PELATIHAN
Walaupun diperlukan variasi dalam metode, tetap harus dijaga jangan sampai
tujuannya hanyalah semata-mata untuk tujuan variasi itu sendiri. Berikut
beberapa pertimbangan dalam memilih variasi metode:
1. Apakah metode yang dipilih akan membuat lebih mudah mencapai tujuan
sesi pelatihan?
2. Apakah waktu yang tersedia cukup?
Games
Role Playing
Diskusi Kasus
Diskusi Film
Ceramah
Unicef 18
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Jenis Metode Aktivitas Atur an Per an: Siapa Situasi Yang Apa Yang Dihayati? Pertanyaan yang Menghayati Dari
Melakukan Melakukan Melatarbelakangi ter jawab Sudut Siapa
Aktivitas Apa Suatu Aktivitas
Game Ditentukan Ditentukan Tidak Diterangkan 1. Pelaksanaan suatu aksi Kalau begini Pihak pertama
dengan dengan ditentukan 2. Efek satu aksi terhadap hasilnya maupun ketiga
jelas jelas suatu situasi bagaimana, kalau
begitu hasilnya
bagaimana
Role Playing Diserahkan Diserahkan Ditentukan Diterangkan Dinamika internal suatu peran Bagaimana Pihak pertama
kepada kepada dengan yang mendorong suatu aksi rasanya kalau saya
pemeran pemeran jelas jadi si A
Si mulasi Ditentukan Ditentukan Ditentukan Diterangkan 1. Pelaksanaan suatu aksi Kalau sudah Pihak pertama
dengan dengan dengan 2. Efek satu aksi terhadap begini, enaknya maupun ketiga
jelas jelas jelas suatu situasi bagaimana
3. Perubahan situasi dan
pengaruhnya terhadap aksi
berikutnya
Studi Kasus Ditentukan Tidak Tidak Diterangkan Latar belakang situasi yang Seperti apa Pihak ketiga
ditentukan ditentukan mendorong terjadinya suatu situasinya kok
aksi sampai begini
Diskusi film Ditentukan Ditentukan Tidak ada Diamati Dinamika internal maupun Seperti apa Pihak ketiga
eksternal terjadinya suatu aksi
Metaplan Ditentukan Ditentukan Tidak ada Diterangkan 1. Gambaran suatu situasi Harusnya seperti Pihak ketiga
2. Peluang-peluang tindakan apa; siapa
di dalamnya melakukan apa
3. Identifikasi peran yang
harus ada
Unicef 19
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 20
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Cara yang lebih halus adalah cara lempar bola bebas. Jika cukup banyak
peserta yang kurang memperhatikan, maka ajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas. Tunggu waktu secukupnya agar kelas merespon, arahkan pandangan secara
lembut kepada seluruh kelas secara memutar.
Jika respon tidak muncul dan perhatian dari kelas masih tetap kurang, maka
perlu dilakukan pembagian kelompok untuk diskusi. Pembagian kelompok dilakukan
dengan metode direct splitting, yakni membuat peserta yang bersebelahan menjadi
terpisah. Misalnya menggunakan potongan kata dis-ku-si, yakni setiap peserta
secara bergantian diminta menyebut kata dis, peserta sebelahnya ku, peserta
berikutnya si, dilanjutkan dis lagi dan seterusnya. Sebagai variasi bisa saja
digunakan kata lain, misal 1 kemudian 2, kemudian 3, kembali lagi ke 1 dan
seterusnya. Untuk membuat suasana menjadi segar bisa dengan kata lucu rokok,
susu dan donat.
Teknik ini akan membelah peserta dalam kelompok di mana peserta yang
tadinya duduk bersebelahan dan mengobrol akan langsung terpisah dalam
kelompok yang berbeda. Kemudian berikan pertanyaan untuk dijawab melalui
diskusi kelompok dan minta mereka menulis di metaplan atau flipchart.
Unicef 21
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Fasilitator
Idealnya diperlukan tim fasilitator yang terdiri dari 2 orang, mereka harus
merupakan satu tim, bukan 2 orang yang sekedar diundang dan baru
bekerjasama pada saat itu juga. Fasilitator bertanggung jawab dalam
merencanakan, melaksanakan proses fasilitasi dan mengevaluasi pelatihan.
Mengapa perlu 2 orang, tujuannya adalah:
Unicef 22
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Narasumber
Kehadiran narasumber diperlukan mutlak dalam beberapa sesi dari pelatihan
ini. Hal ini menyangkut isu spesifik, misalnya saat pelatihan membahas isu
pencatatan kelahiran, kesehatan ibu dan anak, manajemen berbasis sekolah
dan lain-lain.
Narasumber dipilih yang memiliki kompetensi sesuai isu yang dibahas.
Perannya adalah memberikan penjelasan mengenai isu secara lebih detail,
misal berupa data-data penelitian dan konsep terkait.
Jauh lebih baik apabila narasumber berasal dari wilayah yang bersangkutan,
karena bisa diharapkan yang bersangkutan memiliki data-data yang akurat
mengenai situasi dan kondisi daerah.
Sangat disarankan agar para narasumber bertemu sebelumnya dengan tim
fasilitator untuk menyelaraskan berbagai hal antara lain:
o Memberikan gambaran besar dari pelatihan.
o Arah/tujuan dari sesi yang dimaksud.
o Metode penyampaian dan alat bantu yang diperlukan.
Unicef 23
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Layout yang disarankan untuk pelatihan ini bisa dilihat dalam halaman berikut
ini.
Unicef 24
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Spanduk Pelatihan
Layar Infocus White board
Listrik
Notebook
Projector
Flipchart
Flipchart
Flipchart Flipchart
Kursi peserta yang memiliki papan untuk menulis,
atau jika tidak ada, letakkan meja di b elakang kursi
Listrik
Unicef 25
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Fasilitator perlu datang lebih awal, sehingga memiliki waktu cukup untuk
melakukan persiapan.
Sesi Pertama (Modul 1) perlu dilakukan dengan waktu dan perhatian yang
penuh, ini adalah investasi berharga yang akan sangat menentukan
kesuksesan sesi berikutnya.
Apresiasi kepada peserta yang datang tepat waktu harus menjadi pegangan
seorang fasilitator. Mulai tepat waktu, jangan menunda, menunggu peserta
yang datang terlambat. Menunggu peserta yang terlambat artinya memberi
reward kepada yang salah dan memberi punishment kepada yang tepat
waktu.
Unicef 26
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
DAFTAR PERIKSA
Gunakan daftar periksa ini dengan cara memberikan tanda apabila sudah tersedia
dengan baik. Kolom catatan dipergunakan jika ada sesuatu hal yang masih
membutuhkan tindakan lebih lanjut.
Disediakan dua jenis Daftar Periksa, yakni Daftar Periksa sebelum mulai Pelatihan
dan Daftar Periksa sebelum udah mulai suatu Sesi.
Unicef 27
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 28
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 29
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Seorang fasilitator perlu mengetahui perbedaan cara belajar anak-anak dan orang
dewasa, sehingga mampu memperlakukan peserta secara tepat.
Proses belajar pada anak sangat tergantung pada orang lain yang lebih
berpengalaman (guru/pembimbing). Mereka memerlukan jawaban dari orang lain
atas berbagai pertanyaan di pikirannya.
Unicef 30
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Orang dewasa lebih senang diperlakukan secara setara, karena mereka juga
sudah memiliki pengalaman, pendapat, pandangan, kemauan, kesadaran,
tanggung jawab dan tujuan.
Unicef 31
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Dalam modul pelatihan ini, tidak dikenal adanya istilah peserta sulit, yang
ada adalah situasi sulit. Penyebutan peserta sulit sangat perlu dihindarkan karena
bersifat memberi stigma. Selain itu istilah itu akan membuat kesan bahwa kita
mempersamakan antara subyek dengan perilakunya.
Kenyataan dalam kehidupan, tidak ada orang yang benar-benar sulit bagi
setiap orang. Selalu saja ada orang yang sanggup menangani seorang yang
dianggap sulit dalam pandangan orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita
dapat mengendalikan sepanjang mengetahui caranya.
Dalam terminologi NLP ada suatu keyakinan yang perlu diinternalisasi oleh
seorang fasilitator: Tidak ada yang namanya peserta sulit, yang diperlukan adalah
seorang fasilitator yang leb ih fleksibel. Jadi, fleksibilitas sikap dan perilaku yang
tepat dari fasilitator akan menentukan apakah dia bisa mengarahkan seorang
peserta yang dianggap berperilaku sulit atau tidak.
Unicef 32
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Dari penjelasan di atas, jelas sekali bahwa pada awal suatu pelatihan, seorang
fasilitator punya tugas penting dalam menyelesaikan dengan baik berbagai
persoalan laten yang disebut di atas. Untuk itulah, sesi pertama (modul 1) memiliki
kedudukan sangat penting dan Fasilitator perlu menginvestasikan waktu dan
energinya dengan sungguh-sungguh agar terhindar dari Situasi Sulit yang sewaktu-
waktu bisa muncul.
3. Peserta yang tidak menyimak, tidur atau mengobrol bisa disebabkan berbagai
sebab. Misalnya terpaksa datang, kebosanan, merasa topik tidak penting dan
tidak menarik. Sekali lagi di sini jelas sekali pentingnya Pre Kit Pelatihan dan
pelaksanaan Sesi 1 (Modul 1) untuk mendapatkan rasa penting, berguna dan
menarik dari peserta.
Unicef 33
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Unicef 34
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
Berikut ini sejumlah teknik untuk membantu mempertahankan agar sesi tetap dapat
menarik:
1. Pelajari dan terapkan materi-materi dalam modul ini yang merupakan teknik
NLP untuk Anda aplikasikan sendiri dalam pelatihan. Inilah yang disebut
Walk the Talk, menerapkan sendiri apa yang kita ajarkan.
2. Beberapa hal penting sebagai panduan:
a. Memulai suatu sesi dengan mantap dan suara cukup lantang.
b. Gunakan sikap yang simpatik, ramah, bersahabat, dan
menyenangkan.
c. Tunjukkan gaya yang serius namun tetap santai.
d. Gunakan bahasa tubuh yang menarik:
i. Berdiri tegak
ii. Kepalkan tangan Anda saat menunjukkan semangat.
iii. Tunjukkan ekspresi perasaan pada muka Anda saat berbicara
hal yang menunjukkan perasaan: gembira, sedih, prihatin, dan
sebagainya.
e. Berbicara dengan intonasi yang menarik. Untuk mengesankan suatu
hal menjadi penting, rendahkan suara dengan mimik cukup serius.
3. Peka terhadap bahasa tubuh peserta yang menunjukkan perasaan jenuh,
bosan atau ngantuk.
4. Sesekali ajukan pertanyaan sederhana (persoalan yang mudah saja) dengan
tujuan mendapatkan/mempertahankan perhatian, bukan untuk menguji
pengetahuan. Apapun jawaban peserta bukan hal yang penting, sebab yang
terpenting adalah mengembalikan perhatian mereka ke sesi.
5. Secara alami peserta akan terpecah perhatiannya karena kepenatan duduk
dalam menyimak suatu sesi, untuk itu sangat disarankan fasilitator siap untuk
menggunakan ice b reaker/energizer agar kembali segar.
6. Penggunaan humor yang sesuai dengan ikon juga bisa mengusir kejenuhan
dan mempertahankan perhatian peserta. Namun jangan sampai seorang
fasilitator berubah peran menjadi pelawak atau penghibur. Humor semata-
Unicef 35
Advokasi Berbasis Komunikasi Persuasif
mata hanyalah bumbu penyedap atau bagian dari suatu teknik metafor yang
berguna dalam mengarahkan suatu makna.
1. Banyaknya pertanyaan dari peserta selama sesi atau setelah sesi menunjukkan
Anda berhasil menumbuhkan minat peserta. Utamanya jika pertanyaan itu
berupa:
Memonitor proses hearing secara langsung akan dapat membantu Anda menilai
sejauh mana akuisisi skill knowlege dan attitude sudah terjadi pada peserta.
Unicef 36