Anda di halaman 1dari 15

Pengukuran ( measurement )

Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang


bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk
angka (kwantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses
mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifatsifat
obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh
tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai obyek atau kejadian yang diukur.

Instrumentasi (Instrumentation )
Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan,
pembuatan dan penggunaan instrument atau alat ukur
besaran fisika atau sistem instrument untuk keperluan diteksi,
penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.

Metrologi (Metrology)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan
kegiatan pengukuran.
Metrologi mencakup tiga hal utama:
1. Penetapan definisi satuan satuan ukuran yang diterima
secara internasional; misal: meter, kilogram dsb.
2. Perwujuan satuan satuan ukuran berdasarkan metode
metode ilmiah, misal perwujudan nilai
meter menggunakan gelombang cahaya laser.
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan
merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran dan
menyebarluaskan pengetahuan tersebut, misalnya hubungan
(perbandingan) antara nilai ukur sebuah mikrometer
ulir terhadap balok ukur sebagai standar panjang dilaboratorium.

METROLOGI INDUSTRI (TEKNIK MESIN UNIVERSITAS


ANDALAS ) Maret 11, 2012
Posted by wiwinwibowo in Uncategorized.
trackback
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari pengukuran besaran
teknik, sedangkan
Metrologi Industri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran
dimensi dan karakteristik geometrik suatu produk, menggunakan
alat ukur sehingga didapatkan hasil yang mendekati hasil yang
sebenarnya.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum
diketahui dengan suatu besaran yang standar.
Besaran adalah standar yang digunakan dalam pengukuran.
Besaran terdiri dari dua jenis:
Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan standar
internasional, berdiri sendiri, dan dapat dijadikan acuan.
Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari
beberapa variabel dalam bentuk persamaan.
Syarat-syarat besaran adalah:
Dapat didefinisikan secara fisik.
Dapat digunakan dimana saja.
Tidak berubah terhadap waktu.
Agar bisa diukur, maka suatu produk harus mempunyai
karakteristik geometrik antara lain:
Dimensi
Posisi
Bentuk
Kualitas permukaan
1. A
Jenis-jenis alat ukur:
Berdasarkan sifat aslinya, dapat dibedakan atas:
1. Alat Ukur Langsung
Yaitu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur yang lengkap,
sehingga hasil pengukuran dapat langsung diperoleh.
Contohnya : jangka sorong, mikrometer.
2. Alat Ukur Pembanding
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu
produk dengan ukuran dasar produk yang telah diperkirakan
terlebih dahulu dengan blok ukur.
Contohnya : dial indicator.
3. Alat Ukur Standar
Yaitu alat ukur yang hanya dilengkapi dengan satu skala nominal,
tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung, dan
digunakan untuk alat kalibrasi dari alat ukur lainnya.
Contohnya : blok ukur.
4. Alat Ukur Kaliber Batas
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah
dimensi suatu produk berada di dalam atau diluar dari daerah
toleransi produk tersebut.
Contohnya : kaliber lubang dan kaliber poros.
5. Alat Ukur Bantu
Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk membantu dalam proses
pengukuran. Sebenarnya alat ini tidak bisa mengukur objek,
namun karena peranannya yang sangat penting dalam
pengukuran maka alat ini dinamakan juga dengan alat ukur.
Contohnya : meja rata, stand magnetic, batang lurus.
Berdasarkan sifat turunannya, dapat dibedakan atas:
1. Alat Ukur Khas
Yaitu alat ukur yang dibuat khusus untuk mengukur geometri
yang khas, misalnya kekasaran permukaan, kebulatan, profil gigi
pada roda gigi. Alat ukur jenis ini dapat dilengkapi skala dan
dilengkapi alat pencatat atau penganalisis data.
Contohnya alat ukur roda gigi.
2. Alat Ukur Koordinat
Yaitu alat ukur ysang memiliki sensor yang dapat digerakkan
dalam ruang, digunakan untuk menentukan posisi
Contohnya alat ukur posisi.
Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas:
1. Alat ukur mekanik
2. Alat ukur elektrik
3. Alat ukur optik
4. Alat ukur pneumatik
5. Alat ukur hidrolik dan aerodinamik
Konstruksi umum dari alat ukur:
1. Sensor
Yaitu bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan
objek ukur.
Terdiri dari
Sensor mekanik
Sensor optik
Sensor pneumatik
2. Pengubah
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal yang
dirasakan oleh sensor menjadi besaran ynag terukur.
Terdiri dari:
Pengubah mekanik
Pengubah optomekanik
Pengubah elektrik
Pengubah opto elektrik
Pengubah pneumatik
Pengubah optik
3. Penunjuk
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan harga
pengukuran.
Terdiri dari:
Penunjuk beskala
Skala linear
Skala melingkar
Penunjuk digital
Digital mekanik
Digital elektrik (LED)
Adapun sifat dari alat ukur adalah:
1. Rantai kalibrasi
Yaitu kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan tingkatan
pengkalibrasian.
Tingkatan tersebut adalah
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja.
Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar.
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar
nasional.
Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar
internasional.
2. Kepekaan
Yaitu kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan
yang relatif kecil dari harga pengukuran.
3. Mampu baca
Kemampuan sistem penunjukan dari alat ukur untuk memberikan
harga pengukuran yang jelas dan berarti.
4. Histerisis
Yaitu penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu
dilakukan pengukuran secara kontinu dari dua arah yang
berlawanan.
5. Pergeseran
Yaitu terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur
sementara sensor tidak memberikan / merasakan sinyal atau
perbedaan.
6. Kepasifan
Terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk
tidak menunjukkan perubahan pada harga ukur.
7. Kestabilan nol
Yaitu kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika
sensor tidak lagi bekerja.
8. Pengambangan
Yaitu suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak
menunjukkan harga ukur yang konstan. Dengan kata lain,
penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.
Sifat dari pengukuran:
Ketelitian (Accuracy), yaitu kemampuan alat ukur untuk
memberikan nilai yang mendekati harga yang sebenarnya.
Ketepatan (Precision), yaitu kemampuan alat ukur untuk
memberikan nilai yang sama dari beberapa pengukuran yang
dilakukan
Kecermatan (Resolution), yaitu skala terkecil yang mampu
dibaca oleh alat ukur.
Metode-metode pengukuran dalam Metrologi Industri
1. Pengukuran Langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur
langsung dimana hasil pengukuran dapat diperoleh secara
langsung.
2. Pengukuran Tak Langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur
pembanding dan alat ukur standar, dimana hasil pengukuran
tidak dapat diperoleh secara langsung.
3. Pengukuran dengan Kaliber Batas
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau
diluar daerah toleransi produk tersebut.
4. Membandingkan dengan Bentuk Standar
Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan
bentuk produk dengan bentuk standar dari produk tersebut.
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan profil proyektor.
Toleransi adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas,
dimana ukuran atau jarak permukaan batas geometri komponen
harus terletak. Suaian adalah hubungan antara dua komponen
yang akan dirakit, yang ditimbulkan adanya perbedaan ukuran
bagi pasangan elemen geometrik saat mereka disatukan.
Kalibrasi adalah membandingkan suatu alat ukur (skala atau
harga nominalnya) dengan acuan yang dianggap lebih benar.
Langkah-langkah kalibrasi yaitu melakukan pengkalibrasian alat
ukur dengan alat ukur yang lebih tinggi tingkatannya pada rantai
kalibrasi, sehingga alat ukur tersebut dapat mempunyai aspek
keterlacakkan (trace ability).
2.2 Teori Dasar Alat Ukur
Adapun alat ukur yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Mistar Ingsut (Jangka Sorong) 150 mm dan 100 mm.
2. Mikrometer rahang luar
Adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur dimensi luar
suatu benda.
1. Mikrometer rahang dalam
Adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur dimensi
dalam suatu benda.
1. Mikrometer kedalaman.
Adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur kedalaman
lubang.
Mistar Ingsut atau Jangka Sorong adalah alat ukur dimensi linier
atau panjang yang memiliki dua skala yaitu Skala Utama dan
Skala Nonius. Skala Utama adalah skala panjang dan Skala Nonius
adalah skala yang digeser-geser.
Mikrometer adalah alat ukur dengan prinsip kerja dengan
informasi gerak melingkar skala yang diputar menjadi gerak
tranfersal pada sensornya.
Mistar Ingsut digunakan untuk mengukur:
1. Dimensi Luar.
2. Ketebalan.
3. Diameter Dalam.
4. Kedalaman Lubang.
Mikrometer digunakan untuk mengukur:
1. Ketebalan dinding atas.
2. Ketebalan alas dari suatu produk.
3. Diameter dalam dan luar.
Jenis-jenis suian antara lain :
Suaian Paksa.
Dapat didefinisikan dimana daerah toleransi poros selalu berada
di atas daerah toleransi lubang.
Suian Pas.
Dapat didefinisikan dimana daerah toleransi lubang berpotongan
dengan toleransi poros.
Suaian longgar.
Dapat didefinisikan dimana daerah toleransi lubang selalu berada
di atas daerah toleransi poros.

Konstruksi, Klasifikasi, Sifat Umum dan Kesalahan dari Alat Ukur


dan Pengukuran (Teknik Mesin)
Posted by Charis MuhammadMonday, 13 May 20131 comments

Banyak macam-macam alat ukur dalam dunia teknik,


khususnya teknik mesin. Penggunaan dari alat ukur ini pun
bermacam-macam fungsi dan caranya. Konstruksi penyusunnya
pun berbeda-beda termasuk sifat-sifatnya juga berbeda. Banyak
dari para mekanik atau pelajar di teknik mesin melakukan
kesalahan-kesalahan dalam melakukan pengukuran baik
kesalahan penggunaan ataupun kesalahan pembacaan.

Alat ukur adalah alat yang memiliki suatu skala besaran tertentu
yang bisa digunakan untuk mengukur suatu objek benda tertentu.
Menurut Wibowo. W (2012) Pengukuran adalah membandingkan
suatu besaran yang belum diketahui dengan suatu besaran yang
standar. Ilmu yang mempelajari tentang ukur mengukur adalah
ilmu petrologi. Ada dua macam besar yang ada yaitu besaran
pokok dan besaran turunan.

Konstruksi Umum Alat Ukur dan Pengukuran

Suatu alat ukur pastilah memiliki susunan yang menyusun alat


ukur itu sendiri, susunan dari alat ukur itu bisa dikatakan sebagai
konstruksi alat ukur. Ada beberapa hal yang menjadi syarat yang
harus terdapat dalam konstruksi umum suatu alat ukur dan
pengukuran.
1. Sensor
Sensor adalah bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan obyek pengukuran. Ada dua macam sensor yaitu sensor
mekanik dan sensor optik
2. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang berperan sebagai pengubah
data yang diterima oleh sensor menjadi besaran yang terukur.
Macam-macam pengubah yaitu pengubah mekanik, pengubah
optomekanik, pengubah elektrik, pengubah optoelektrik dan
pengubah optik.
3. Penunjuk
Penunjuk merupakan bagian alat ukur yang bisa menunjukkan
harga pengukuran. Ada dua macam penunjuk yaitu : penunjuk
berskala dan penunjuk digital. Penunjuk berskala ada dua macam
yaitu penunjuk skala linear dan penunjuk skala melingkar.
Sementara untuk penunjuk digital ada dua macam juga yaitu
penunjuk mekanik dan penunjuk elektrik (menggunakan LED).

Klasifikasi Alat Ukur dan Pengukuran

Ada banyak macam alat-alat ukur dan pengukuran dalam dunia


teknik, untuk itu ada beberapa klasifikasi dari alat ukur dan
pengukuran yang memudahkan untuk pengelompokan alat-alat
ukur tersebut. Menurut Wibowo. W (2012) alat ukur bisa
dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan sifat aslinya, berdasarkan
turunannya dan berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut adalah
klasifikasi alat-alat ukur tersebut

Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Sifat Aslinya


1. Alat Ukur Langsung
Alat ukur langsung adalah alat ukur yang sudah dilengkapi
dengan skala yang dapat dibaca secara langsung sehingga
apabila mengukur menggunakan alat ukur langsung ini data hasil
pengukuran bisa langsung diperoleh. Contoh dari alat ukur
langsung ini adalah mistar, jangka sorong, mikrometer dan lain-
lain.
2. Alat Ukur Pembanding
Menurut Wibowo. W (2012) alat ukur yang berfungsi untuk
mengukur beda ukuran suatu produk dengan ukuran dasar produk
yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur.
Contoh dari alat ukur pembanding ini adalah dia indikator
3. Alat Ukur Standart
Yaitu sebuah alat ukur yang dilengkapi dengan satu skala
nominal. Hasil pengukuran dengan alat ukur standar ini tidak bisa
di berikan secara langsung. Fungsi lain dari alat ukur ini selain
sebagai media pengukur adalah sebagai standar kalibrasi alat
pengukuran lain. Contohnya adalah blok ukur
4. Alat Ukur Kaliber Batas
Yaitu alat pengukuran yang memiliki fungsi menunjukkan
apakah dimensi suatu obyek berada di luar atau di dalam daerah
toleransi obyek tersebut. Contohnya adalah Kaliber Poros dan
Kaliber Lubang
5. Alat Ukur Bantu
Sebenarnya alat ukur bantu tidak bisa menunjukkan hasil
pengukuran dan tidak memiliki skala ukur, alat ini hanya
membantu dalam proses pengukuran dan keberadaanya sangat
penting dalam proses pengukuran. Contohnya adalah meja rata,
batang lurus dan Stand Magnetic.

Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Turunannya


1. Alat Ukur Khas
Yaitu alat ukur yang dibuat dengan tujuan untuk mengukur
obyek-obyek khas atau tertentu seperti kekasaran permukaan,
profil gigi pada roda gigi, dan kebulatan. Contohnya adalah Alat
ukur roda gigi.
2. Alat Ukur Koordinat
Yaitu alat ukur yang memiliki skala yang bisa digerakkan
dalam ruangan. Fungsinya untuk menentukan posisi suatu obyek.
Contohnya adalah alat ukur posisi.

Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Prinsip Kerjanya


1. Alat ukur mekanik
2. Alat ukur optik
3. Alat ukur pneumatik
4. Alat ukur elektrik
5. Alat ukur hidrolik
6. Alat ukur aerodinamik

Sifat Umum Alat Ukur dan Pengukuran

Ada banyak sekali macam-macam alat ukur dan pengukuran,


namun kesemuanya alat ukur tersebut memiliki beberapa sifat
umum yang sama. Selain itu dalam pengukuran juga terdapat
beberapa sifat-sifat.
2.3.1 Sifat Umum Alat Ukur
1. Kalibrasi
Adalah kemampuan alat ukur tersebut untuk di kalibrasi atau
disetel ulang.
2. Ketelitian
Menurut Santoso H. A (2013) Penyimpangan dari harga yang
diamati, dibandingkan dengan harga sebenarnya.
3. Kesetabilan
Adalah kemampuan alat ukur untuk kembali ke titik nol
4. Presisi
Adalah Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil
pengukuran yang sama pada pengukuran berulang yang singkat.
5. Kemampuan Baca
Adalah kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil
pengukuran oleh penunjuk.
2.3.2 Sifat Umum Pengukuran
1. Ketelitian (Accuracy)
Adalah kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil
pengukuran yang mendekati ukuran sebenarnya.
2. Ketepatan (Precision)
Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama pada
pengulangan pengukuran berkali-kali.
3. Kecermatan (Resolution)
Yaitu skala terkecil yang mampu ditunjukkan oleh sebuah alat
ukur.

Kesalahan dalam Pengukuran

Banyak sekali kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam


melakukan sebuah pengukuran, baik kesalahan yang disebabkan
oleh faktor lingkungan, faktor manusia ataupun faktor dari alat
ukur tersebut. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang bisa
terjadi saat melakukan pengukuran.
Kesalahan Akibat Faktor Lingkungan
Saat melakukan sebuah pengukuran, hendaknya meninjau
terlebih dahulu lingkungan tempat akan melakukan pengukuran.
Menurut Budiyanto (2012)Kesalahan pengukuran yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan disebut kesalahan acak.
Adapun beberapa hal yang dapat menyebabkan kesalahan pada
pengukuran oleh faktor lingkungan adalah kebisingan, getaran,
suhu dan fluktuasi.
Kesalahan Akibat Faktor Manusia
Manusia adalah pelaku dalam pengukuran, banyak sekali
kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi akibat dari manusia itu
sendiri. Yang berpengaruh dalam kesalahan ini adalah
kemampuan (skill) dan pengalaman dalam melakukan
pengukuran. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi adalah
posisi mata pengamat yang tidak lurus saat melakukan
pembacaan skala, kesalahan dalam menggunakan alat ukur dan
kesalahan dalam membaca skala alat ukur.
Kesalahan Akibat Faktor Alat Ukur
Alat ukur merupakan buatan manusia, dan memerlukan
sebuah perawatan untuk menjaga ketelitian dari alat ukur
tersebut. Perawatan yang dimaksud adalah kalibrasi alat ukur.
Menurut belajar-teknik-sipil.blogpot.com (2011) umumnya
kesalahan sistematik disebabkan oleh alat-alat ukur sendiri.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi yang disebabkan oleh
alat ukur itu sendiri adalah titik nol dari skala itu bergeser dari
titik aslinya, keausan alat, kesalahan saat kalibrasi alat dan
pelemahan kekuatan komponen alat ukur.

Kesimpulan

Pengukuran merupakan kegiatan untuk mencari ukuran


matematis dari suatu obyek. Dalam melakukan kegiatan
pengukuran harus menggunakan alat ukur. Sebelum melakukan
kegiatan pengukuran, pengukur harus mengetahui konstruksi
umum dari alat ukur yang akan digunakan agar mengetahui
fungsinya. Alat ukur sendiri terdiri dari sensor, pengubah dan
penunjuk. Ada banyak sekali macam-macam alat ukur yang bisa
digunakan untuk mengukur berbagai macam hal dan berbagai
macam obyek ukur, untuk itu ada pengklasifikasian alat ukur. Bila
ditinjau dari sifat aslinya ada 5 macam alat ukur. Sedang bila
ditinjau dari turunannya ada 2 macam alat ukur. Sedangkan bila
ditinjau dari prinsip kerjanya ada 6 alat ukur. Dalam melakukan
kegiatan pengukuran ada beberapa sifat yang harus diketahui
oleh pengukur, baik sifat dari alat ukur tersebut atau sifat dari
pengukuran itu sendiri. Apabila pengukur telah mengetahui sifat-
sifat tersebut maka pengukur bisa mengurangi kesalahan-
kesalahan yang bisa timbul saat melakukan pengukuran. Ada
berapa faktor yang bisa menyebabkan kesalahan pengukuran
yaitu faktor lingkungan, faktor manusia dan faktor alat ukur itu
sendiri.

DAFTAR REFERENSI

Wibowo. W, 2012. Metrologi Industri (Teknik Mesin Universitas Andalas),


(Online),
(http://wiwinwibowo.wordpress.com/category/uncategorized/),
diakses pada 03 April 2013
Santoso A. H, 2013. Pengukuran Teknik dan Instrumentasi,(Online),
(http://blog.ub.ac.id/gohakku/2013/02/22/pengukuran-teknik-
instrumentasi/), diakses pada 11 Mei 2013
Budiyanto, 2012. Macam-macam Kesalahan Pengukuran,(Online),
(http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-
kesalahan-pengukuran), diakses pada 05 Mei 2013
Belajar-Teknik-Sipil.blogspot.com, 2011. Kesalahan-kesalahan Dalam
Pengukuran,(Online), (http://belajar-teknik-
sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-
pengukuran.html), diakses pada 11 Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai