3. Faktor lain
- Penanangan diare yang tidak cocok/efektif
- Pengehentian ASI dan makanan
- Penggunaan obat-obat antimotilitas
2.3 Diagnosis
a. Anamnesis
Mengetahui sudah berapa lama diare
Mengetahui penyebab terjadinya diare kronik
Derajat beratnya malabsorbsi
Adanya penyakit yang mendasari diare kronik
Menentukan derajat malnutrisi
Penanganan yang telah dilaksanankan, termasuk obat-obat yang telah diberikan
Makanan yang diberikan sebelum dan selama diare serta reaksi pemberian makanan
tersebut
b. Pemeriksaan fisik
Menilai status gizi anak, dengan menilai kemampuan makan anak berdasarkan
riwayat makan sewaktu sehat dan riwayat makan selama sakit, keadaan umum serta
pengamatan, sehingga dapat kesimpulan cara dan bentuk pemberian makanan
Status hidrasi.
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin/sederhana
2.4 Penatalaksanaan
a) Rehidrasi enteral/parenteral
1. Tanpa KEP
Rehidrasi oral/intravena (pemberian oralit)
2. Dengan KEP
Cairan yang digunakan untuk infusnya adalah DG 10 % (banyak mengandung K).
Banyaknya cairan yang diberikan 200 ml/kgBB/hari, diberikan dalam 8 jam pertama,
sisanya diberikan dalam 16 jam
b) Terapi nutrisi
1. Nutrisi enteral
Pada bayi yang mendapat ASI
Kalau ASI tidak ada, beri susu formula rendah/bebas laktosa. Kalau dengan
susu formula rendah / bebas laktosa tidak ada perbaikan, dapt diberikan susu
formula ksusus seperti pepti junior, nutrimigen, pregestimil
Pada anak-anal, makanan yang diberikan adalah Modisco I atau II.
Kalau keadaan membaik, berikan makanan cairlunakbiasa sesuai dengan
umur
2. Nutrisi parenteral total
Terdiri dari air, elektrolit, asam amin, emulsi leamk, mineral, vitamin dan trace
element.
c) Medikamentosa
1. Antibiotika
Umumnya tidak dianjurkan, bahkan berbahaya karena dapat mengubah/overgrowth
flora usus, sehingga diare bertambah buruk.
2. Obat antidiare
Pemberian obat pengeras tinja(kaolin, pektin, arang aktif, attapulgit dan smectite),
dan obat antidiare (difenoksilat dan loperamid) tidak dianjurkan.
3. Koletiramin
Kolestiramin (anion exchange resin) mengikat asam empedu yang toksis untuk usus
menjadi kompleks yang tidak larut dan dikeluarkan bersama tinja sehingga stimulasi
terhadap usus hilang. Dosis 4-20 gram cukup efektif dalam mengurangi jumlah tinja.
4. Bismut sub salisilat
Seperti kolestiramin, bismut juga megikat asam empedu.
d) Pengobatan lain
Mikronutrient seperti vit A, B12, asam folat, Zn dan Fe sangat berguna untuk regenerasi
mukosa dan reaksi imunologis
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah KEP dan failure to thrive, yang akan memudahkan
terjadinya infeksi sekunder
Daftar pustaka
Suraatmaja, S.2007. Kapita Selekta: Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagungseto