Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

ANALISIS TERHADAP PIDATO


SOEPOMO DAN YAMIN

MATA KULIAH FILSAFAT PANCASILA

PRISANTHIA FAJRINA PRAMESTHI


NIM: 31415003

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN
2016
ANALISIS TERHADAP PIDATO SOEPOMO DAN YAMIN

PIDATO SOEPOMO
Secara garis besar dasar negara yang disampaikan Soepomo dalam pidatonya adalah
sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Berikut ini adalah penjelasan argumentasi mengenai usulan dasar negara yang
disampaikan Soepomo tersebut:
Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo dalam pidatonya menyampaikan gagasannya
mengenai dasar negara yang menekankan bahwa negara Indonesia bukan negara yang
mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak
mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat (golongan politik atau ekonomi
yang paling kuat). Akan tetapi, negara mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat
yang berbeda golongan dan paham. Semua itu dikemukakan berdasarkan teori negara
sebagai berikut:
a. Teori Negara Perseorangan (Individualis)
Sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes (abad 17), Jean Jacques Rousseau (abad
18), Herbert Spencer (abad 19), H.J. Laski (abad 20). Menurut aliran pikiran ini, negara
adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak antara seluruh seseorang dalam
masyarakat itu (contract social).
b. Teori Negara Kelas (Class Theory)
Sebagaimana diajarkan oleh Marx, Engels dan Lenin. Negara adalah alat dari suatu
golongan (suatu kelas) untuk menindas golongan yang lain (kelas yang lain). Negara
kapitalis adalah alat dari kaum borjuis, oleh karena itu kaum Marxis menganjurkan
untuk meraih kekuasaan agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum borjuis.
c. Teori Negara Integralistik
Sebagaimana diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel. Menurut paham ini
negara bukanlah untuk menjamin perseorangan akan tetapi menjamin kepentingan
masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan.

Selanjutnya dalam kaitan teori negara dengan dasar filsafat negara Indonesia, Soepomo
menguraikan konsekuensi teori negara pada soal berikut:
1. Perhubungan agama dan negara
Pendirian negara nasional yang bersatu dalam totaliter sebagaimana yang telah
diuraikan dalam teori negara tersebut, yaitu negara yang tidak akan mempersatukan
diri dengan golongan terbesar, akan tetapi yang mengatasi semua golongan, baik
golongan besar atau kecil. Dalam negara yang bersatu itu urusan agama diserahkan
kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan. Dianjurkan supaya para
warga negara takluk kepada Tuhan supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan
2. Cara bentukan pemerintahan
Mengenai kerakyatan, untuk menjamin supaya pimpinan negara terus-menerus
bersatu jiwa dengan rakyat dalam susunan pemerintahan negara Indonesia harus
dibentuk sistem badan permusyawaratan. Kepala negara akan terus bergaul dengan
badan permusyawaratan supaya senantiasa mengetahui dan merasakan rasa keadilan
dan cita-cita rakyat.
3. Perhubungan negara dan kehidupan ekonomi
Mengenai perhubungan negara dan kehidupan ekonomi, dalam lapangan ekonomi
dipakai sistem sosialisme negara. Dalam lapangan ekonomi negara akan bersifat
kekeluargaan, oleh karena kekeluargaan itu sifat masyarakat timur yang harus kita
pelihara sebaik-baiknya. Sistem tolong-menolong, sistem koperasi hendaknya
dipakai sebagai salah satu dasar ekonomi negara Indonesia yang makmur, bersatu,
berdaulat dan adil. Dengan itu negara Indonesia akan bersifat negara Asia Timur
Raya, sehingga dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota dari kekeluargaan
Asia Timur Raya.

Menurut Soepomo, Indonesia haruslah merupakan negara integralistik. Karena segala


golongan, segala bagian, segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan
merupakan persatuan masyarakat yang organis. Yang terpenting dalam negara yang
berdasar aliran pikiran integral ialah penghidupan bangsa seluruhnya. Negara tidak
memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat, atau yang paling besar, tidak
menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan tetapi negara menjamin
keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai persatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.
Persatuan antara rakyat dan pemimpinnya antara golongan satu dengan lainnya haruslah
diliputi semangat gotong royong, semangat kekeluargaan. Struktur sosial Indonesia yang
asli tidak lain adalah ciptaan kebudayaan Indonesia, berupa aliran pikiran atau semangat
kebatinan bangsa Indonesia yang ditujukan pada keseimbangan lahir dan batin. Negara
seperti ini cocok dengan aliran pikiran ketimuran dan masyarakat Indonesia yang ada
dalam adat. Dengan kata lain, negara integralistik khas Indonesia mempunyai pijakan
filosofis yang jelas.
Ideologi yang hendak ditolak bagi bangunan Indonesia merdeka, menurut Soepomo
adalah federalisme (yang mencuatkan keterpecahan) dan individualisme-liberalisme (yang
menekankan kebebasan mutlak bagi individu dan juga monarki.

PIDATO YAMIN
Secara garis besar dasar negara yang disampaikan Soepomo dalam pidatonya adalah
sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Berikut ini adalah penjelasan argumentasi mengenai usulan dasar negara yang
disampaikan Soepomo tersebut:
Pada tanggal 29 Mei 1945, Yamin dalam pidatonya menyampaikan gagasannya
mengenai dasar negara yang terdiri dari :
1. Peri Kebangsaan
Negara baru yang akan di bentuk oleh Yamin adalah suatu negara kebangsaan
Indonesia atau suatu nationale staat atau suatu Etat National yang sewajar dengan
peradaban Indonesia dan menurut susunan dunia sekeluarga di atas dasar kebangsaan
dan ketuhanan. Keinginan ini bersumber dalam nasionalisme atau dalam dasar
kebangsaan yang mengikat pada seturunan dan sesama kemauan bukan menurut
nasionalisme lama tetapi menurut nasionalisme baru, yang berisi paham yang hendak
mempersatukan rakyat dalam ikatan sejarah yang dilindungi.
2. Peri Kemanusiaan
Kedaulatan rakyat Indonesia dan Indonesia Merdeka adalah berdasarkan
perikemanusiaan yang universeel berisi humanisme dan internasionalisme bagi segala
bangsa. Dasar peri-kemanusiaan ialah dasar universalisme dalam hukum internasional
dan peraturan kesusilaan segala bangsa dan negara merdeka. Dengan kedaulatan ke
dalam memberi perlindungan dan pengawasan terhadap putra negara sesuai dengan
batasan negara, sedangkan kedaulatan ke luar memberi kesempatan luas kepada warga
negara Indonesia menjalin hubungan dengan negara lain.
3. Peri Ketuhanan
Bangsa Indonesia yang akan bernegara merdeka adalah bangsa yang berperadaban
luhur, dan peradabannya itu mempunyai Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, maka
dengan sendirinya kita insaf, bahwa Negara Kesejahteraan Indonesia Merdeka itu akan
berke-Tuhanan. Tuhan akan melindungi Negara Indonesia Merdeka.
4. Peri Kerakyatan
a. Permusyawaratan
Mufakat dari zaman purbakala dan permusyawaratan telah bersatu-padu dalam
peradaban Indonesia. Perpaduan dasar tata negara itu sungguhlah dengan istimewa
memberi corak kepada rasa ketatanegaraan Indonesia, karena dalam dasar itu
tersimpan ke-Tuhanan dan kesaktian adat pusaka yang memberi cap kepada jiwa
rakyat indonesia.
b. Perwakilan
Permusyawaratan dan perwakilan adalah di bawah pimpinan hikmah
kebijaksanaan yang bermusyawarat atau berkumpul dalam persidangan. Dasar
perwakilan adalah tenaga yang kuat dan yang memberi warna dan aliran istimewa
kepada keinginan orang Indonesia kepada susunan tata negara.
c. Kebijaksanaan
Hikmah kebijaksanaan yang menjadi pimpinan kerakyatan Indonesia adalah
rasionalisme yang sehat, karena telah melepaskan dari anarkhi, liberalisme dan
semangat penjajahan.
5. Kesejahteraan Rakyat
Keadilan Sosial
a. Daerah negara
b. Penduduk dan putra negara
c. Bentuk negara Indonesia
Kesejahteraan rakyat yang menjadi dasar dan tujuan negara Indonesia Merdeka adalah
pada ringkasnya keadilan masyarakat atau keadilan sosial. Keadilan sosial itu haruslah
berkaitan dengan keinginan rakyat Indonesia yang dapat memberikan keadilan yang
sama rata pada ketiga aspek diatas.

Dalam mengusulkan dasar negara Yamin menekankan bahwa:


a. Rakyat Indonesia harus mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban
kebangsaan Indonesia yaitu kebudayaan timur.
b. Tidak ada niatan, untuk meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran. Kita
bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan yang beribu-ribu tahun
umurnya.
Menurut Yamin, bahwa Indonesia baru menolak paham federalisme, feodalisme,
monarki, liberalisme, autokrasi, birokrasi dan demokrasi khas barat.
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PIDATO SOEPOMO DAN YAMIN
- Perbedaan
a. Pada pidato Yamin tidak menunjukkan teori-teori dari beberapa tokoh seperti
Soepomo.
b. Pada pidato Yamin permusyawaratan didahulukan pada surat As-Syura ayat 38
yang berbunyi: Segala urusan mereka dimusyawaratkan. Pada musyawarahnya
selalu ditujukan pada sejarah Rasul Allah dan zaman khalif.
c. Pada pidato Soepomo musyawarahnya dibentuk suatu badan permusyawaratan
untuk menjamin pimpinan negara dapat bersatu jiwa dengan rakyat.
d. Adanya perpaduan dasar negara berdasarkan dasar mufakat dari zaman purbakala
dengan disertai dasar Islam yang memberi corak ketatanegaraan Indonesia serta
tersimpan ke-Tuhanan.
e. Adanya ide integralistik pada pidato Soepomo, bahwa manusia sebagai seseorang,
golongan manusia dalam suatu masyarakat dan segala golongan makhluk
mempunyai tempat dan kewajiban sendiri menurut kodrat alam ditujukan pada
keseimbangan lahir dan batin.
f. Pada pidato Yamin banyak mengandung unsur kebahasaan dan penjelasan yang
berjiwa Islami sedangkan pidato Soepomo menggunakan olah bahasa yang khas
penuh semangat nasionalisme.
- Persamaan
a. Menolak paham federalisme dan liberalisme untuk negara Indonesia Merdeka yang
nantinya akan membuat kacau balau.
b. Ingin mewujudkan negara Indonesia yang Merdeka berdaulat tersusun atas
kesatuan dan persatuan diliputi semangat gotong royong.
c. Dalam pendirian negara didasarkan pada peradaban kebangsaan Indonesia yaitu
Kebudayaan Timur.
d. Keadilan itu haruslah berkaitan dengan menyelenggarakan rasa keadilan atau
keinginan yang sama rata terhadap rakyat dan menuntun rakyat kepada cita-cita
yang luhur, menurut aliran zaman.

Anda mungkin juga menyukai