Anda di halaman 1dari 4

1.

Abstrak
Background: Oral health is important because its function is fundamentally
maintained as masticatory function will affect the level of nutrients that
support the health of a person. Riskesdas (2013), the national prevalence of
oral and dental problems is 23.5%, 72% caries experience, nationally active
caries 43.4%, DMF-T national index of 4.6, and tooth decay average
population of Indonesia is 5 teeth per person. Objective: To determine the
effect of extension methods Role Play against psychomotor oral health Grade
4, 5 and 6 "SDN Karangtengah" in maintaining oral health. The study design
using the design of the control group pretest and posttest with each of the
three stages of testing the questionnaire: method. Questionnaire containing 3
parts of the knowledge, attitudes, and skills. students fill in knowledge and
attitudes to cross methods and the skills section by selecting the appropriate
statements and the habits of each. after the data obtained and tested its
validity using SPSS Pearson correlation test. Pretest and posttest results were
compared using SPSS paires test t-test to determine skill improvement after
the Role Play. Results: Media Role Play, effective for improving attitudes about
oral health, which is characterized by increased results before and after
questionnaire. Conclusion: The results are an increase in skills in grades 4, 5
and 6 followed by pretest and posttest use methods Role Play.
2. Pendahuluan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dijaga karena fungsinya yang fundamental yaitu
sebagai fungsi mastikasi yang akan mempengaruhi tingkat gizi sehingga menunjang kesehatan seseorang. 1
Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut masih tinggi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
prevalensi nasional masalah gigi dan mulut sebesar 23,5%, pengalaman karies 72%, karies aktif nasional
43,4%, index DMF-T nasional 4,6, dan rerata kerusakan gigi penduduk Indonesia 5 gigi per orang. Menurut
terori dari HL Blum terdapat empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang termasuk
kesehatan gigi dan mulut yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, genetik dan perilaku, dengan masing-
masing faktor memiliki aspek kognitif, afektif dan psikomotor.2
3. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh metode penyuluhan Role Play terhadap
psikomotor siswa terhadap kesehatan gigi dan mulut
4. Metode penelitian
a. Rancangan penelitian ini menggunakan pretest posttest control group
design
b. Instrumen: kuesioner
c. Cara pengumpulan data
1) uji validitas dan reliabilitas kuesioner di SD N 3 Karangtengah pada
siswa kelas 4, 5, dan 6 dengan total 104 responden
2) Uji kuisioner pada SD N 2 Karangtengah untuk mendapatkan faktor
risiko
3) Menentukan faktor resiko dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
4) Menentukan program kerja berupa penyuluhan dengan metode Role
Play yang dibagi menjadi 4 stase dengan masing-masing stase
terdapat materi kesgilut
5) Melakukan intervensi pada SD N 2 Karangtengah
6) Evaluasi uji kuisioner pada SD N 2 Karangtengah. Hasil pretest dan
postest dibandingkan dengan menggunakan SPSS yakni UJI PAIRED T-
TEST untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan setelah penyuluhan audio visual.
d. Faktor risiko dan Penentuan Prioritas Masalah

Faktor resiko Nilai


OR

Perilaku menggosok gigi 7,7


sebelum tidur

Perilaku cara menggosok 2,9


gigi

Perilaku menggunakan pasta 1,1


gigi ber fluor

Perilaku menggososk gigi 1,03


setelah sarapan

5. Hasil

Paired Samples Statistics

Std.
Erro
Std. r
Mea Deviati Mea
n N on n

Psikomot sesudah 2.63 9 .780 .081


or 1 intervensi 2

sebelum 1.95 9 .894 .093


intervensi 2

Pasikom sesudah 2.65 9 .762 .079


otor 2 intervens 2

sebelum 2.00 9 .629 .066


intervensi 2

Pasikom sesudah 2.89 9 .456 .048


otor 3 intervens 2

sebelum 2.86 9 .434 .045


intervensi 2
Psikomot sesudah 2.93 9 .357 .037
or 4 intervens 2

sebelum 2.92 9 .267 .028


intervensi 2

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the Sig. (2-
Difference t df tailed)

Std. Std.
Deviati Error
Mean on Mean Lower Upper

Psiko sesudah .685 1.204 .125 .435 .934 5.45 91 .000


motr intervensi - 6
1 sebelum
interven

Psiko sesudah .652 .895 .093 .467 .837 6.99 91 .000


moto intervensi - 0
r2 sebelum
intervensi

Pasik sesudah .033 .654 .068 -.103 .168 .478 91 .634


omot intervensi -
or 3 sebelum
intervensi

Psiko sesudah .011 .457 .048 -.084 .105 .228 91 .820


moto intervensi -
r4 sebelum
intervensi

6. Pembahasan
a. Perilaku menggosok gigi sebelum tidur (OR= 7,7)
Berdasarakan nilai p= 0,000 maka nilai signifikan; H0 ditolak karena
p<0,05
b. Perilaku cara menggosok gigi (OR= 2,9) Berdasarakan nilai p= 0,000
maka nilai signifikan; H0 ditolak karena p<0,05
c. Perilaku menggunakan pasta gigi ber fluor (OR=1,1)
Berdasarakan nilai p= 0,634 maka nilai tidak signifikan; H0 diterima
karena p>0,05.
d. Perilaku menggososk gigi setelah sarapan (OR=1,03)
Berdasarakan nilai p= 0,820 maka nilai tidak signifikan; H0 diterima
karena p>0,05.

7. Kesimpulan
Metode penyuluhan berupa Role Play sangat efektif diberikan kepada siswa
SD N Karangtengah, hal ini dibuktikan dari hasil psikomotor siswa meningkat
setelah dilakukan intervensi

Daftar Pustaka
1. Riyanti, E., 2005, Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini, Jurnal Kedokteran Gigi Anak,
38(3): 130-134.
2. Anitasari, S., dan Rahayu, N.E., 2005, Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi dengan Tingkat Kebersihan Gigi
dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan
Timur, Dent, J., 38(2): 88-90.
3.
Variabel p sesudah sebelum Keterangan

Cara menggosok gigi 0,000 0,05 2,65 2,00 Ho ditolak

Menggunakan pasta 0,634 0,05 2,89 2,86 Ho diterima


gigi berflour

Menggosok gigi 0,820 0,05 2,93 2,92 Ho diterima


setelah sarapan

Anda mungkin juga menyukai