Makalah SKB Kriteria Penilaian Investasi
Makalah SKB Kriteria Penilaian Investasi
Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan
layak atau tidak usaha tersebut dijalankan, objek yang diteliti tidak hanya pada bisnis atau
usaha yang besar saja, tapi pada bisnis atau usaha yang sederhana bisa juga diterapkan.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan
bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial
sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan
keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, akan tetapi juga bagi
investor, kreditur, pemerintah dan masyarakat luas.
Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan studi kelayakan untuk memperkirakan
apakah investasi yang akan dilakukan layak atau tidak, salah satunya ditinjau dari sisi
keuangan. Metode yang digunakan untuk mempertimbangkan penilaian aliran kas dari suatu
investasi antara lain metode PayBack Period, Net Present Value dan internal Rate of Return
selain itu masih ada metode lain yakni Average Rate of Return dan Probitability Index.
Berikut penjelasan mengenai masing-masing metode tersebut.
1. Payback Period (PP) menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu
investasi akan bisa kembali. Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang
telah ditentukan maka proyek tersebut diterima, apabila tidak maka proyek tersebut
ditolak.
Kebaikan dari Metode Payback Period dapat digunakan untuk menilai dua proyek
investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih
investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
Kelemahannya: Tidak memperhatikan nilai waktu uang, tidak memperhitungkan nilai
sisa investasi, tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.
PP = Investasi
x 1 tahun
Kas Bersih
Jika kas bersih tiap tahun di asumsikan 2.500.000 per tahun maka Payback Period
adalah: (5.000.000 : 2.500.000) x 1 tahun = 2 Tahun
Jadi kriteria penilaian pada metode payback period ini adalah jika payback periodnya
lebih kecil dari waktu maksimum yang disyaratkan maka proyek diterima, dan sebaliknya
bila payback periodnya lebih besar atau lebih lama dari waktu yang diisaratkan maka
investasi ditolak.
IRR = 28 % + 37.150 x 1 %
103.500
= 28,359 %
= 28,4 %
TAHUN KAS BERSIH DF 29% PV KAS BERSIH
4.933.650
NPV ( - ) 4.933.650
5.000.000
66.350
Kriteria penilaian dengan menggunakan metode ini adalah bila nilai IRR yang didapat
lebih besar dari tingkat bunga uang yang berlaku dalam masyarakat, maka investasi diterima.
Dan sebaliknya, bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat,
maka investasi ditolak.
Net Present Value adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai
sekarang dari permintaan-permintaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk
menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan.
Kriteria NPV :
Jika NPV (+), investasi diterima
5. Profitability Index (PI) merupakan Rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang dari
jumlah investasi.
PI =
PV Kas Bersih
x 100%
PV Investasi
KESIMPULAN:
ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis sensitivitas kelayakan usaha perlu dilakukan untuk mengetahui sampai
seberapa besar (dalam persen) perubahan dari pengeluaran dan atau pendapatan, sehingga
proyek initidak layak dilaksanakan.
Pengujian besaran asumsi pada Tabel 6.24 dilakukan terhadap nilai investasi , harga bahan
baku tarif listrik, harga bahan bakar dan harga jual kain belacu ( produksi jadi ). Dalam
pengujian ini diasumsikan jika nilai suatu asumsi dinaikan atau diturunkan , maka asumsi
asumsi lain sama dengan nol. Hasil perhitungannya (simulasi) memberikan gambaran sebagai
berikut :
a. Proyek kurang sensitive terhadap nilai investasi, tarif listrik dan harga bahan bakar.
Proyek masih layak jika nilai investasi membengkak sampai 21,1 %. Kenaikan biaya
listrik dan bahan bakar secara sendiri sendiri lebih dari 100 % masih memberikan
NPV yang positif.
b. Proyek sangat sensitive terhadap kenaikan harga bahan baku (benang) dan penurunan
harga jual barang jadi (kanin belacu). Kenaikan harga benang diatas 4,73 % akan
menyebabkan NPV kecil nol. Sementara penurunan harga jual hanya 0,78 % dari
harga yang berlaku saat ini menyebabkan NPV negative.
Pengujian sensitifitas suatu variable asumsi dapat pula dilakukan pada saat asumsi lain. Juga
mengalami perubahan jika biaya - biaya dianaikan sebesar 10% per tahun, berapah minimum
harga jual harus dinaikan ? jika biaya biaya dinaikan, sementara harga jual produk tidak
dapat dianaikan ( karena tekanan persaingan ), sehingga diperoleh NPV negative , maka
penurunan harga pasti akan menghasilkan NPV negative yang lebih besar.
Table 6.24
Sensitivity Analysis
Variabel Asumsi Asumsi
Kenaikan nilai investasi 21.10 %
Kenaikan harga bahan baku 4.73 %
Kenaiakan tarif listrik 153.80 %
Kenaikan harga bahan bakar 1900.00 %
Kenaikan harga belacu (greige) -0.78 %
NPV 0