Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036
Dosen
Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
ABSTRAK
ROHMAH HIDAYATI. Hubungan Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di bawah bimbingan Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu lembaga usaha yang didirikan oleh
pemerintah desa bersama dengan masyarakat desa. Seperti halnya lembaga usaha
lainnya, BUMDes memiliki struktur organisasi yang akan mengurus dan mengatur
pengelolaan BUMDes tersebut. Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini
program pembangunan yang ada belum melibatkan peran partisipasi masyarakat
sepenuhnya, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Padahal
keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sangat penting dalam
mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam proses
pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut BUMDes yang merupakan perwujudan
dari pembangunan ekonomi desa membutuhkan peran partisipasi masyarakat
dalam pengelolaannya. Partisipasi masyarakat sendiri tidak terlepas karakteristik
individu dan modal sosial yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan partisipasi anggota BUMDes dengan keberhasilan
peranan BUMDes; serta hubungan karakteristik anggota dan modal sosial
terhadap partisipasi anggota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif.
Kata Kunci: modal sosial, partisipasi anggota, keberhasilan BUMDes
ABSTRACT
ROHMAH HIDAYATI. Participation relations a Member of the success of Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Under the guidance of Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Badan Usaha Milik Desa is a business institution founded by the village
government along with the villagers. As with any other business institutions,
BUMDes have an organizational structure that will administer and regulate the
BUMDes management. Some studies suggest that so far there has not been a
development program that involves the role of community participation in full,
both in planning and implementation. Whereas community involvement in the
development process is very important in realizing the interests or needs of the
communities in the development process. In line with this BUMDes which is a
manifestation of the economic development of the village takes the role of
community participation in management. Participation of the community itself
can not be separated and the individual characteristics of the existing social
capital. The purpose of this study was to analyze the relationship with the
successful participation of members BUMDes BUMDes role; as well as the
characteristics of the relationships and social capital on the participation of
members. The method used in this research is quantitative approach supported by
qualitative data.
Keywords: social capital, member participation, success BUMDes
HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036
Proposal Skripsi
Sebagai salah satu syarat kelulusan Matakuliah Kolokium (KPM 497)
Pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Tanggal pengesahan :
RIWAYAT HIDUP
Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
9
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................... 3
Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
Kegunaan Penelitian.................................................................................. 5
TINJAUAN TEORITIS................................................................................. 5
Tinjauan Pustaka........................................................................................ 5
Definisi Partisipasi ............................................................................... 5
Tahap Partisipasi .................................................................................. 5
Bentuk Partisipasi ................................................................................. 6
Faktor-Faktor Partisipasi ...................................................................... 7
Definisi Karakteristik Individu.............................................................. 7
Aspek Karakteristik Individu ............................................................... 8
Definisi Modal Sosial ........................................................................... 9
Konsep Modal Sosial ............................................................................ 10
Definisi Badan Usaha Milik Desa ........................................................ 11
Manajemen dan Prinsip Badan Usaha Milik Desa ............................... 11
Peran dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa ......................................... 13
Kerangka Pemikiran................................................................................... 15
Hipotesis Penelitian ................................................................................... 16
PENDEKATAN LAPANGAN....................................................................... 16
Metode Penelitian ...................................................................................... 16
Lokasi dan Waktu ..................................................................................... 16
Teknik Penentuan Responden dan Informan............................................. 17
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 17
Teknik Pengolahan dan Analisis Data....................................................... 19
Definisi Operasioanal................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Teknik pengumpulan data........................................................................18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka berpikir.................................................................................15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian........................................................................25
Lampiran 2. Jadwal penelitian..............................................................................26
Lampiran 3. Kerangka sampling...........................................................................27
Lampiran 4. Kuesioner..........................................................................................28
Lampiran 5. Panduan pertanyaan/pengamatan.....................................................34
Lampiran 6. Format catatan lapang.......................................................................37
Lampiran 7. Dummy Table...................................................................................38
Lampiran 8. Rancangan skripsi.............................................................................39
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan unit pemerintahan terkecil
desa yang jumlahnya cukup tinggi. Menurut UU No 6/2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) jumlah desa di Indonesia, baik
secara administrasi desa maupun administrasi kelurahan mencapai 72.944 desa.
Jumlah desa yang cukup tinggi tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Adapun
tingkat pembangunan desa sendiri masih belum merata, terlebih diperkuat dengan
sistem otonomi daerah seperti sekarang ini yang memberikan kebebasan pada
setiap daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah tangganya, hal inilah
yang dapat memicu kesenjangan antar daerah termasuk antar desa.
Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk
memajukan bangsa, termasuk proses perwujudan cita-cita negara untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pembangunan desa harus dilakukan
secara berencana dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat desa. Oleh karena itu
pembangunan desa harus didasarkan pada potensi dan kelemahan desa. Untuk
mewujudkan pembangunan desa tersebut, dibutuhkan peran partisipasi
masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang lebih mengetahui
permasalahan dan potensi desa, sehingga dalam hal ini masyarakat adalah sentral
dari proses pembangunan desa itu sendiri.
Menurut Sumodingrat (1988), partisipasi sebagai salah satu elemen
pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang
sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting
dalam pembangunan, dimana untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
dibutuhkan keikutsertaan anggota masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Conyers (1991) memberikan tiga alasan utama pentingnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, yaitu: (1) partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal,
(2) masyarakat mempercayai program pembagunan jika dilibatkan dalam proses
persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih mengetahui seluk beluk
proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, (3) partisipasi merupakan hak
demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014, Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) merupakan suatu badan usaha yang ada di desa yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
desa. Secara teknis BUMDes yang ada mengacu kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa dan UU
Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yang
mana kedepan desa mendapat peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan. Dalam hal ini
BUMDes dapat menjadi instrumen yang dioptimalkan perannya sebagai lembaga
ekonomi lokal yang legal yang berada ditingkat desa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa. Bila bercermin kepada peran
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat selama
ini, maka melalui model BUMDes ini diharapkan terjadi revitalisasi peran
Pemerintah Desa dalam pengembangan ekonomi lokal/pemberdayaan
masyarakat1. Sehingga dalam hal ini peran dan partisipasi masyarakat sangat
dibutuhkan agar program BUM Des tepat guna dan tepat sasaran.
Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini program pembangunan
yang ada belum melibatkan peran partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaannya. Padahal keterlibatan masyarakat dalam
proses pembangunan sangat penting dalam mewujudkan kepentingan atau
kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam proses pembangunan. Menurut hasil
penelitian Latif (2014) menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap
pembangunan di desa masih kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan
pembangunan. Kurang aktifnya masyarakat dalam tahapan pembangunan desa ini
disebabkan masih kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya partisipasi.
Selain itu Potoboda (2011) menyebutkan bahwa dalam perencanaan program
pembangunan, peran partisipasi masyarakat juga belum secara maksimal
dilibatkan.
Menurut Fukuyama (2001) , bahwa modal sosial memiliki peran penting
dalam keberhasilan pembangunan (sosial, budaya, ekonomi, dan politik), tidak
terkecuali pembangunan desa. Modal sosial yang lemah akan meredupkan
semangat gotong royong, memperparah kemiskinan, meningkatkan
pengangguran, kriminalitas, dan menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
Berdasarkan hal di atas, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan
perencanaan BUMDes menjadi penting. Urgensi pembentukan BUM Des sebagai
suatu bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat diperlukan
oleh desa-desa di Indonesia sebagai sumber ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan desa serta masyarakat desa. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat
dibutuhkan baik dalam pembentukan, pelaksanaan maupun pengelolaan BUM Des
tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des dapat dirasakan tidak hanya oleh
pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
BUMDes Sumber Arta Makmur, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno,
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu BUMDes yang bergerak di bidang
1 Risadi A A. 2014. UU Desa Sumber Spirit Baru BUMDes.
http://www.kemendesa.go.id/artikel/86/uu-desa-sumber-spirit-baru--bumdes
3
pertanian, jasa, dan ekonomi. Unit Usaha yang dinaungi oleh BUMDes ini
diantaranya Pasar Desa, BPS Air Minum, Gedung Badminton, LKM, Gapoktan,
Telaga Rawa dan UP2K. BUMDes Sumber Arta Makmur ini sudah beroperasi
sejak beberapa tahun lalu, dan pada November 2015 BUMDes ini ditetapkan
sebagai salah satu BUMDes percontohan yang ada di Kabupaten Wonogiri karena
mampu melakukan pengelolaan aset desa untuk pembangunan desa.
Keberhasiloan pengelolaan BUMDes tersebut tidak terlepas dari peran serta
masyarakat desa. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui hubungan
partisipasi anggota BUMDes terhadap keberhasilan peranan BUMDes
Rumusan Masalah
Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan dan suatu proses aktif dari
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program
pembangunan. Kecenderungan dalam program pembangunan desa, keterlibatan
partisipasi masyarakat masih rendah. Beberapa studi menyebutkan bahwa
program pembangunan yang ada sejauh ini belum melibatkan peran partisipasi
masyarakat sepenuhnya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
evaluasinya. Keterlibatan seorang anggota BUMDes dalam pengelolaan BUMDes
tidak terlepas dari karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik dapat dijadikan
penentu anggota masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan program
BUMDes. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk menganalisis Bagaimana
hubungan karakteristik anggota dengan partisipasi anggota BUMDes?
Menurut Fukuyama (1995) modal sosial merupakan serangkaian nilai-nilai
atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu
kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. Cox
(1995) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan
antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial
yang memungkinkan efisiensi dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk
keuntungan dan kebajikan bersama. Modal sosial yang diikat melalui hubungan
sikap saling percaya yang diatur melalui norma-norma informal sehingga
membentuk suatu jaringan sosial dapat dijadikan penentu setiap anggota untuk
ikut berpartisipasi dalam program BUMDes. Oleh karena itu, dapat ditulis
rumusan masalah Bagaimana hubungan modal sosial dengan partisipasi
anggota BUMDes?
Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu lembaga usaha yang didirikan
oleh pemerintah desa bersama dengan masyarakat desa. Seperti halnya lembaga
usaha lainnya, BUMDes memiliki struktur organisasi yang akan mengurus dan
mengatur pengeolaan BUMDes tersebut. Pendirian BUMDes tidak terlepas dari
peran partisipasi masyarakat. Pengurus dan anggota BUMDes merupakan warga
masyarakat setempat, sehingga manfaat pendirian BUMDes dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat desa. Peran serta masyarakat yang tergabung
dalam anggota BUMDes diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap
keberhasilan pengelolaan BUMDes, sehingga dapat ditulis rumusan masalah
Bagaimana hubungan partisipasi anggota dengan keberhasilan peranan
BUMDes?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan
penelitian, yaitu:
1. Menganalisis hubungan karakteristik anggota BUMDes dengan partisipasi
anggota BUMDes
2. Menganalisis hubungan modal sosial dengan partisipasi anggota BUMDes
3. Menganalisis hubungan partisipasi anggota dengan keberhasilan peranan
BUMDes
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan
program BUMDes, dari segi proses hasil pelaksanaan program, sehingga
dapat dijadikan bahan perbaikan dalam pelaksanaan program di masa
depan.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan bukti bahwa peran
masyarakat sangatlah penting bagi pembangunan, khususnya di bidang
ekonomi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan gambaran pelaksanaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam upaya pembangunan ekonomi
desa, serta peranan partisipasi masyarakat maupun anggota BUMDes
dalam upaya tersebut.
5
TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Partisipasi
Definisi Partisipasi
Partisipasi merupakan peran serta warga desa baik dalam merencanakan,
melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima hasil-hasil
pembangunan (Latief, 2014). Selain itu Damanik dan Tahitu (2007) juga
mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan yang dinilai berdasarkan empat tahap kegiatan,
yaitu: (1) tahap perencanaan pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan,
(3) tahap pemanfaatan hasil pembangunan, dan (4) tahap evaluasi. Nasdian (2006)
mendefinisikan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga
komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan
menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat
menegaskan kontrol secara efektif. Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan,
bertindak, kemudian mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang
sadar. Dengan demikian, partisipasi dimaksudkan sebagai peran serta warga
masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi.
Partisipasi masyarakat mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan untuk meningkatkan pembangunan desa, dalam rangka
mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut.
Kebijaksanaan pembangunan desa perlu terus ditingkatkan terutama melalui
pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk penciptaan iklim
yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat pedesaan untuk
berproduksi, serta mengolah dan memasarkan hasil produksinya, sekaligus
menciptakan lapangan kerja (Beratha 2004). Sehingga dalam pelaksanaan
kebijakan pembangunan, partisipasi masyarakat perlu dilibatkan.
Tahap Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan
masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud
disini yaitu keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat perencanaan dan
pelaksanaan suatu program.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,
sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi
pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk
sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai
anggota proyek.
3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan
pelaksanaan proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu,
dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin
besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai
sasaran.
Hasil penelitian Kogowa et al (2015), peran partisipasi masyarakat
terhadap pembangunan infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan. Pada tahap
perencanaan pembangunan dibutuhkan keikutsertaan masyarakat melalui
penggalian gagasan pada tingkat musyawarah desa (musdes) kegiatan
musyawarah pembangunan ini dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat
desa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada program tersebut. Bentuk
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam tahap perencanaan adalah kehadiran
dalam rapat serta keaktifan dalam member saran atau usulan. Pada tahap
pelaksaan program, partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk
partisipasinya, diantaranya sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan tanam
tumbuh. Tingkat Partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas
sumbangan tenaga dan uang.
Bentuk Partisipasi
Davis yang dikutip Sastropoetro (1988) mengungkapkan jenis-jenis
partisipasi yang meliputi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan tenaga; (4)
keahlian; (5) barang); (6) money. Secara umum partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang diberikannya baik yang nyata maupun
yang abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah
partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi
representatif (Huraerah 2008).
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa (a) partisipasi
masyarakat dalam bentuk tenaga, seperti kemauan masyarakat untuk ikut serta
kerja bakti (b) partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda, seperti adanya
kemauan masyarakat untuk memberikan sumbangan berupa uang untuk kegiatan-
kegiatan (c) partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang ditunjukkan
dengan adanya keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti forum musyawarah
desa.
Dengan demikian bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam
pembangunan:
(1) Tahap perencanaan program
Bentuk partisipasi tidak nyata(abstrak), berupa keaktifan dalam memberi
saran atau usulan; partisipasi buah pikiran dan pengambilan keputusan.
Partisipasi dalam memberikan usulan atau saran dapat dilihat dari
keaktifan masyarakat dalam pelaksanaan musyawarah perencanaan
7
Faktor-Faktor Partisipasi
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infastruktur desa dikelompokan dalam 2 (dua) aspek: (1) aspek
ekonomi, yaitu kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk dan mayoritas
pekerjaan penduduknya, tingkat kesejahteraan masyarakat secara langsung akan
mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam kontribusinya menyumbang dana,
tenaga, material bahkan tanah pekarangan; (2) aspek sosial budaya, berhubungan
dengan interaksi sosial yang lebih besar diantara para anggotanya dibandingkan
dengan penduduk di luar batas teritorialnya. Karakteristik desa yang ditinjau dari
aspek sosial budaya masyarakat desa memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap besarnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur jalan desa (Kogowa et al 2015).
Karakteritik individu
Modal sosial
dan solidaritas. Nilai kepercayaan diantara anggota dan keuntungan bersama akan
menciptakan jaringan dan kebijakan.
Sementara itu, hasil penelitian Putri dan Fitrayati (2014) terdapat pengaruh
yang signifikan antara modal sosial yang meliputi: Kepercayaan/ Trust, Imbal
Balik/ Resiprocity, Partisipasi Anggota, Nilai Sosial dan Norma Sosial secara
simultan terhadap Perkembangan Unit Usaha KUD Adil Makmur Kecamatan
Kertosono - Nganjuk. Kepercayaan yang tinggi ini merupakan suatu modal dasar
yang sangat penting di dalam melakukan aktivitas kolektif yang berkenaan dengan
perkembangan unit usaha pada KUD.
Hasil penelitian Anam (2013) pada kelompok tani Ali Wafa menjelaskan
bahwa modal sosial dalam kelompok tani tebu adalah hasil akumulasi segala
bentuk modal sosial yang dibawa oleh individu anggota ke dalam kelompok tani
untuk kemudian dimanfaatkan secara kolektif dan memberikan benefit bagi
kelompok tani tersebut yang mana kondisi modal sosial yang ada dalam kelompok
tersebut cukup tinggi, tingkat kepercayaan, kerjasama, solidaritas, tindakan
kolektif dan partisipasi dalam kondisi baik.
Kerangka Pemikiran
BUM Des merupakan suatu bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah
desa dan masyarakat diperlukan oleh desa-desa di Indonesia sebagai sumber
ekonomi untuk meningkatkan pendapatan desa serta masyarakat desa. Dalam hal
ini, partisipasi masyarakat dibutuhkan baik dalam pembentukan, pelaksanaan
maupun pengelolaan BUM Des tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des dapat
dirasakan tidak hanya oleh pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses aktif dari masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program pembangunan. Tahapan
partisipasi masyarakat dalam program pembangunan desa meliputi tahap
perencanaan program, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi program, dan
tahap menikmati hasil. Tahapan-tahapan partisipasi tersebut memiliki hubungan
terhadap keberhasilan peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dimana
indikator keberhasilan peran BUMDEs dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) hal
yaitu; (1) Penyedia pelayanan sosial (2) Penyedia manfaat ekonomi.
Karakteristik anggota BUMDes merupakan kecakapan dan kemampuan
seorang individu berdasarkan latar belakang dan demografi yang akan
mempengaruhi sikapnya dalam bertindak. Karakteristik individu BUMDes terdiri
dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat motivasi dan tingkat
pengalaman menjadi anggota. Karakteristik anggota BUMDes tersebut memiliki
hubungan dengan partisipasi anggota yang dapat dilihat melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menikmati hasil. Sementara itu modal
sosial merupakan suatu proses hubungan antar manusia yang melahirkan ikatan
sosial yang berupa nilai dan norma sosial, kepercayaan, kerjasama dan jaringan-
jaringan sosial. Modal sosial ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempermudah akses terhadap suatu program sehingga akan mempengaruhi
partisipasi suatu individu. Modal sosial memiliki hubungan dengan partisipasi
anggota dalam BUMDes
Karakteristik Anggota
Umur
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendapatan
Tingkat Motivasi Peranan BUMDes
Tingkat Pengalaman menjadi Tingkat Pelayanan Sosial
Manfaat Ekonomi
Tingkat Partisipasi Anggota dalam BUMDes
Peranan Modal Sosial
Kepercayaan
Jaringan
Norma
Keterangan:
: Hubungan -------------- : Fokus Penelitian
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Karakteristik anggota BUMDes memiliki hubungan dengan tingkat
partisipasi anggota
2. Peranan modal sosial diduga memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi
anggota BUMDes
3. Tingkat partisipasi anggota BUMDes diduga memiliki hubungan dengan
keberhasilan peranan BUMDes
17
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang menjabarkan dan menjelaskan hubungan tahapan
partisipasi masyarakat dengan keberhasilan pengelolaan BUMDes dalam upaya
pembangunan ekonomi desa. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian survey, yaitu penelitian yang menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
dikembangkan dari definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam
penelitian (Singarimbun dan Effendi 2006). Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari
pendekatan kuantitatif yang terbatas hanya dari kuesioner. Pendekatan kualitatif
diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi dengan panduan
pertanyaan sebagai instrumen. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti
menggali informasi yang tidak tercakup dalam kerangka pemikiran, dan dapat
membantu memperkuat data yang telah diperoleh.
Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berbagai
macam pendefinisian. Definisi yang dipaparkan pada bab sebelumnya merupakan
definisi konseptual, yaitu definisi yang diperoleh dari kajian berbagai pustaka dan
diramu menjadi sebuah definisi yang jelas. Dalam melakukan penelitian survey,
dibutuhkan definisi variabel yang memungkinkan peneliti untuk menjabarkan
definisi tersebut ke dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner, sehingga definisi
yang digunakan harus sudah sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan.
Definisi yang demikian disebut sebagai definisi operasional. Berikut adalah
definisi operasional dalam penelitian ini.
1. Karakteristik Anggota
Karakteristik merupakan sifat atau ciri yang melekat pada diri seseorang.
Karakteristik tersebut terdiri dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
dan tingkat motivasi
a. Umur adalah lama hidup seseorang dari lahir hingga sekarang (dilakukannya
penelitian). Umur diukur menggunakan skala rasio yang selanjutnya
digolongkan menjadi tiga, yaitu umur muda (skor 1), umur sedang (skor 2)
dan umur tua (skor 3).
b. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh
responden. Tingkat pendidikan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori dan diukur dalam skala ordinal
Rendah : belum lulus SD/ sudah lulus SD diberi skor 1
Sedang : lulusan SMP/MTS atau sederajat diberi skor 2
Tinggi : lulusan SMA/Perguruan Tinggi diberi skor 3
c. Tingkat pendapatan merupakan penghasilan yang didapatkan seseorang
setelah melakukan kerja selama sebulan. Tingkat pendapatan diukur
menggunakan skala nominal, kemudian digolongkan dengan menggunakan
skala ordinal kedalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Data
diperoleh secara emik.
d. Tingkat motivasi adalah hal-hal yang mendorong/menyebabkan responden
mengikuti program BUMDes. Motivasi diukur berdasarkan jumlah skor
21
Setuju (TS) diberi skor 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS)
diberi nilai 4. Pengukuran dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
b. Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi merupakan suatu keuntungan atau hal positif dari segi
ekonomi yang diperoleh oleh seseorang setelah keikutsertaannya dalam
BUMDes. Manfaat ekonomi diukur diukur dengan alternatif jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2,
Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4. Pengukuran
dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian
34
Pengambila
n data
lapangan
Draft 1
skripsi
Draft 2
skripsi
Draft 3
skripsi
Pendaftaran
sidang
Pendaftaran
SKL
35
Lampiran 4 Kuesioner
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN
PERANAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
Nama :
Alamat :
Nomor Telepon :
Pekerjaan :
A. KARAKTERISTIK MASYARAKAT
1. Berapa umur anda saat ini?
......... tahun
2. Pendidikan formal terakhir Anda saat ini?
Tidak bersekolah
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/SMK/sederajat
D1/D2/D3
Sarjana
3. Berapa besar pendapatan Anda dalam sebulan?
Rp.........
4. Saya menjadi anggota unit usaha BUMDes...
a. Unit Pasar Desa
b. Unit BPS air minum
c. Unit Gedung badminton
d. Unit LKM
e. Unit Gapoktan
f. Unit Telaga Rowo
g. Unit UP2K
Tingkat Motivasi
No Pernyataan STS TS S SS
37
Tingkat Pengalaman
10 Saya menjadi anggota Unit Usaha (...............) BUMDes selama ..... (tahun)
Hari/tanggal wawancara :
Lokasi wawancara :
Nama dan umur informan :
Pekerjaan :
Pertanyaan Penelitian
1. Apakah setiap anggota unit usaha BUMDes berpartisipasi aktif dalam
perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi unit usaha BUMDes? Jelaskan
2. Bagaimana menejemen pengelolaan BUMDes?
3. Siapa saja yang dilibatkan dalam menejemen BUMDes?
4. Siapa saja sasaran anggota/penerima program BUMDes?
5. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengelolaan BUMDes?
6. Bagaimana peran pemerintah desa dalam pengelolaan aset desa yang akan
dikelola BUMDes?
7. Apa saja peraturan yang harus ditaati anggota BUMDes?
39
68.
69. KESIMPULAN
70. (simpulan dari info yang didapatkan)
71.
72.
73.
74.
75.
76.
42
152.
44
160.