Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

(Kasus Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri,


Provinsi Jawa Tengah)

Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036

Dosen
Dr. Sofyan Sjaf, MSi

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI PROPOSAL PENELITIAN DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal skripsi berjudul Hubungan


Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) adalah benar karya saya dan belum pernah diajukan dalam bentuk
apapun kepada pihak manapun. Segala bentuk informasi dari sumber lain yang
tertulis pada proposal ini, telah dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor

Bogor, Februari 2016

Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
ABSTRAK
ROHMAH HIDAYATI. Hubungan Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di bawah bimbingan Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu lembaga usaha yang didirikan oleh
pemerintah desa bersama dengan masyarakat desa. Seperti halnya lembaga usaha
lainnya, BUMDes memiliki struktur organisasi yang akan mengurus dan mengatur
pengelolaan BUMDes tersebut. Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini
program pembangunan yang ada belum melibatkan peran partisipasi masyarakat
sepenuhnya, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Padahal
keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sangat penting dalam
mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam proses
pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut BUMDes yang merupakan perwujudan
dari pembangunan ekonomi desa membutuhkan peran partisipasi masyarakat
dalam pengelolaannya. Partisipasi masyarakat sendiri tidak terlepas karakteristik
individu dan modal sosial yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan partisipasi anggota BUMDes dengan keberhasilan
peranan BUMDes; serta hubungan karakteristik anggota dan modal sosial
terhadap partisipasi anggota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif.
Kata Kunci: modal sosial, partisipasi anggota, keberhasilan BUMDes

ABSTRACT
ROHMAH HIDAYATI. Participation relations a Member of the success of Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Under the guidance of Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Badan Usaha Milik Desa is a business institution founded by the village
government along with the villagers. As with any other business institutions,
BUMDes have an organizational structure that will administer and regulate the
BUMDes management. Some studies suggest that so far there has not been a
development program that involves the role of community participation in full,
both in planning and implementation. Whereas community involvement in the
development process is very important in realizing the interests or needs of the
communities in the development process. In line with this BUMDes which is a
manifestation of the economic development of the village takes the role of
community participation in management. Participation of the community itself
can not be separated and the individual characteristics of the existing social
capital. The purpose of this study was to analyze the relationship with the
successful participation of members BUMDes BUMDes role; as well as the
characteristics of the relationships and social capital on the participation of
members. The method used in this research is quantitative approach supported by
qualitative data.
Keywords: social capital, member participation, success BUMDes
HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036

Proposal Skripsi
Sebagai salah satu syarat kelulusan Matakuliah Kolokium (KPM 497)
Pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

Dengan ini menyatakan bahwa Proposal Skripsi yang disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Rohmah Hidayati


Nomor Pokok : I34120036
Judul : Hubungan Partisipasi Anggota terhadap
Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

dapat diterima sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian lapang pada


Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Sofyan Sjaf, MSi


Dosen Pembimbing

Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Siti Amanah, MSc


Ketua Departemen

Tanggal pengesahan :
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rohmah Hidayati dilahirkan di Wonogiri Jawa


Tengah pada 2 Juli 1994 dari pasangan Bpk Sumarjo dan Ibu Sri Lestari
(almarhumah). Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, memiliki
saudara kandung perempuan bernama Siti Hanisah. Pendidikan formal mulai
dijalani penulis mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) (2000-2006), SMP Negeri 1
Giriwoyo (2006-2009), SMA Negeri 1 Baturetno (2009-2012). Pada tahun 2012
penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Undangan.
Selain aktif dalam kegiatan akademik, sejak pertama masuk perkuliahan
penulis sudah aktif dalam kegiatan non akademik, seperti pengurus di Action of
Ecoranger (ACCER) komunitas lingkungan FEMA IPB, Pengurus BEM FEMA
IPB dan Pengurus Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) IPB serta aktif dalam
kepanitiaan di kampus. Selain itu penulis juga mengikuti event-event kompetisi di
luar kampus seperti Konferensi Mahasiswa Nasional Ekonomi Bebas Korupsi
(EBK) VI Universitas Gajah Mada serta Kompetisi East Java Economic Forum
(Ejavec) II yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga
dan Bank Indonesia.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya


penulisan proposal skripsi yang berjudul Hubungan Partisipasi Anggota terhadap
Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), ditujukan untuk memenuhi
syarat kelulusan MK Kolokium (KPM 497) Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Sofyan Sjaf, MSi
selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama
penulisan proposal skripsi ini berjalan. Penulis pun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada keluarga dan teman-teman atas doa dan dukungan selama proses
penulisan proposal skripsi. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi, dan juga bermanfaat bagi pembaca lain.

Bogor, Februari 2016

Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
9

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................... 3
Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
Kegunaan Penelitian.................................................................................. 5
TINJAUAN TEORITIS................................................................................. 5
Tinjauan Pustaka........................................................................................ 5
Definisi Partisipasi ............................................................................... 5
Tahap Partisipasi .................................................................................. 5
Bentuk Partisipasi ................................................................................. 6
Faktor-Faktor Partisipasi ...................................................................... 7
Definisi Karakteristik Individu.............................................................. 7
Aspek Karakteristik Individu ............................................................... 8
Definisi Modal Sosial ........................................................................... 9
Konsep Modal Sosial ............................................................................ 10
Definisi Badan Usaha Milik Desa ........................................................ 11
Manajemen dan Prinsip Badan Usaha Milik Desa ............................... 11
Peran dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa ......................................... 13
Kerangka Pemikiran................................................................................... 15
Hipotesis Penelitian ................................................................................... 16
PENDEKATAN LAPANGAN....................................................................... 16
Metode Penelitian ...................................................................................... 16
Lokasi dan Waktu ..................................................................................... 16
Teknik Penentuan Responden dan Informan............................................. 17
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 17
Teknik Pengolahan dan Analisis Data....................................................... 19
Definisi Operasioanal................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23
10

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Teknik pengumpulan data........................................................................18

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka berpikir.................................................................................15

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian........................................................................25
Lampiran 2. Jadwal penelitian..............................................................................26
Lampiran 3. Kerangka sampling...........................................................................27
Lampiran 4. Kuesioner..........................................................................................28
Lampiran 5. Panduan pertanyaan/pengamatan.....................................................34
Lampiran 6. Format catatan lapang.......................................................................37
Lampiran 7. Dummy Table...................................................................................38
Lampiran 8. Rancangan skripsi.............................................................................39
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan unit pemerintahan terkecil
desa yang jumlahnya cukup tinggi. Menurut UU No 6/2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) jumlah desa di Indonesia, baik
secara administrasi desa maupun administrasi kelurahan mencapai 72.944 desa.
Jumlah desa yang cukup tinggi tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Adapun
tingkat pembangunan desa sendiri masih belum merata, terlebih diperkuat dengan
sistem otonomi daerah seperti sekarang ini yang memberikan kebebasan pada
setiap daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah tangganya, hal inilah
yang dapat memicu kesenjangan antar daerah termasuk antar desa.
Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk
memajukan bangsa, termasuk proses perwujudan cita-cita negara untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pembangunan desa harus dilakukan
secara berencana dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat desa. Oleh karena itu
pembangunan desa harus didasarkan pada potensi dan kelemahan desa. Untuk
mewujudkan pembangunan desa tersebut, dibutuhkan peran partisipasi
masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang lebih mengetahui
permasalahan dan potensi desa, sehingga dalam hal ini masyarakat adalah sentral
dari proses pembangunan desa itu sendiri.
Menurut Sumodingrat (1988), partisipasi sebagai salah satu elemen
pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang
sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting
dalam pembangunan, dimana untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
dibutuhkan keikutsertaan anggota masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Conyers (1991) memberikan tiga alasan utama pentingnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, yaitu: (1) partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal,
(2) masyarakat mempercayai program pembagunan jika dilibatkan dalam proses
persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih mengetahui seluk beluk
proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, (3) partisipasi merupakan hak
demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014, Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) merupakan suatu badan usaha yang ada di desa yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
desa. Secara teknis BUMDes yang ada mengacu kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa dan UU
Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yang
mana kedepan desa mendapat peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan. Dalam hal ini
BUMDes dapat menjadi instrumen yang dioptimalkan perannya sebagai lembaga
ekonomi lokal yang legal yang berada ditingkat desa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa. Bila bercermin kepada peran
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat selama
ini, maka melalui model BUMDes ini diharapkan terjadi revitalisasi peran
Pemerintah Desa dalam pengembangan ekonomi lokal/pemberdayaan
masyarakat1. Sehingga dalam hal ini peran dan partisipasi masyarakat sangat
dibutuhkan agar program BUM Des tepat guna dan tepat sasaran.
Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini program pembangunan
yang ada belum melibatkan peran partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaannya. Padahal keterlibatan masyarakat dalam
proses pembangunan sangat penting dalam mewujudkan kepentingan atau
kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam proses pembangunan. Menurut hasil
penelitian Latif (2014) menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap
pembangunan di desa masih kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan
pembangunan. Kurang aktifnya masyarakat dalam tahapan pembangunan desa ini
disebabkan masih kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya partisipasi.
Selain itu Potoboda (2011) menyebutkan bahwa dalam perencanaan program
pembangunan, peran partisipasi masyarakat juga belum secara maksimal
dilibatkan.
Menurut Fukuyama (2001) , bahwa modal sosial memiliki peran penting
dalam keberhasilan pembangunan (sosial, budaya, ekonomi, dan politik), tidak
terkecuali pembangunan desa. Modal sosial yang lemah akan meredupkan
semangat gotong royong, memperparah kemiskinan, meningkatkan
pengangguran, kriminalitas, dan menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
Berdasarkan hal di atas, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan
perencanaan BUMDes menjadi penting. Urgensi pembentukan BUM Des sebagai
suatu bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat diperlukan
oleh desa-desa di Indonesia sebagai sumber ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan desa serta masyarakat desa. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat
dibutuhkan baik dalam pembentukan, pelaksanaan maupun pengelolaan BUM Des
tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des dapat dirasakan tidak hanya oleh
pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
BUMDes Sumber Arta Makmur, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno,
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu BUMDes yang bergerak di bidang
1 Risadi A A. 2014. UU Desa Sumber Spirit Baru BUMDes.
http://www.kemendesa.go.id/artikel/86/uu-desa-sumber-spirit-baru--bumdes
3

pertanian, jasa, dan ekonomi. Unit Usaha yang dinaungi oleh BUMDes ini
diantaranya Pasar Desa, BPS Air Minum, Gedung Badminton, LKM, Gapoktan,
Telaga Rawa dan UP2K. BUMDes Sumber Arta Makmur ini sudah beroperasi
sejak beberapa tahun lalu, dan pada November 2015 BUMDes ini ditetapkan
sebagai salah satu BUMDes percontohan yang ada di Kabupaten Wonogiri karena
mampu melakukan pengelolaan aset desa untuk pembangunan desa.
Keberhasiloan pengelolaan BUMDes tersebut tidak terlepas dari peran serta
masyarakat desa. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui hubungan
partisipasi anggota BUMDes terhadap keberhasilan peranan BUMDes

Rumusan Masalah
Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan dan suatu proses aktif dari
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program
pembangunan. Kecenderungan dalam program pembangunan desa, keterlibatan
partisipasi masyarakat masih rendah. Beberapa studi menyebutkan bahwa
program pembangunan yang ada sejauh ini belum melibatkan peran partisipasi
masyarakat sepenuhnya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun
evaluasinya. Keterlibatan seorang anggota BUMDes dalam pengelolaan BUMDes
tidak terlepas dari karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik dapat dijadikan
penentu anggota masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan program
BUMDes. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk menganalisis Bagaimana
hubungan karakteristik anggota dengan partisipasi anggota BUMDes?
Menurut Fukuyama (1995) modal sosial merupakan serangkaian nilai-nilai
atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu
kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. Cox
(1995) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan
antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial
yang memungkinkan efisiensi dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk
keuntungan dan kebajikan bersama. Modal sosial yang diikat melalui hubungan
sikap saling percaya yang diatur melalui norma-norma informal sehingga
membentuk suatu jaringan sosial dapat dijadikan penentu setiap anggota untuk
ikut berpartisipasi dalam program BUMDes. Oleh karena itu, dapat ditulis
rumusan masalah Bagaimana hubungan modal sosial dengan partisipasi
anggota BUMDes?
Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu lembaga usaha yang didirikan
oleh pemerintah desa bersama dengan masyarakat desa. Seperti halnya lembaga
usaha lainnya, BUMDes memiliki struktur organisasi yang akan mengurus dan
mengatur pengeolaan BUMDes tersebut. Pendirian BUMDes tidak terlepas dari
peran partisipasi masyarakat. Pengurus dan anggota BUMDes merupakan warga
masyarakat setempat, sehingga manfaat pendirian BUMDes dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat desa. Peran serta masyarakat yang tergabung
dalam anggota BUMDes diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap
keberhasilan pengelolaan BUMDes, sehingga dapat ditulis rumusan masalah
Bagaimana hubungan partisipasi anggota dengan keberhasilan peranan
BUMDes?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan
penelitian, yaitu:
1. Menganalisis hubungan karakteristik anggota BUMDes dengan partisipasi
anggota BUMDes
2. Menganalisis hubungan modal sosial dengan partisipasi anggota BUMDes
3. Menganalisis hubungan partisipasi anggota dengan keberhasilan peranan
BUMDes

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan
program BUMDes, dari segi proses hasil pelaksanaan program, sehingga
dapat dijadikan bahan perbaikan dalam pelaksanaan program di masa
depan.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan bukti bahwa peran
masyarakat sangatlah penting bagi pembangunan, khususnya di bidang
ekonomi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan gambaran pelaksanaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam upaya pembangunan ekonomi
desa, serta peranan partisipasi masyarakat maupun anggota BUMDes
dalam upaya tersebut.
5

TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Partisipasi
Definisi Partisipasi
Partisipasi merupakan peran serta warga desa baik dalam merencanakan,
melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima hasil-hasil
pembangunan (Latief, 2014). Selain itu Damanik dan Tahitu (2007) juga
mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan yang dinilai berdasarkan empat tahap kegiatan,
yaitu: (1) tahap perencanaan pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan,
(3) tahap pemanfaatan hasil pembangunan, dan (4) tahap evaluasi. Nasdian (2006)
mendefinisikan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga
komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan
menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat
menegaskan kontrol secara efektif. Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan,
bertindak, kemudian mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang
sadar. Dengan demikian, partisipasi dimaksudkan sebagai peran serta warga
masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi.
Partisipasi masyarakat mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan untuk meningkatkan pembangunan desa, dalam rangka
mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut.
Kebijaksanaan pembangunan desa perlu terus ditingkatkan terutama melalui
pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk penciptaan iklim
yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat pedesaan untuk
berproduksi, serta mengolah dan memasarkan hasil produksinya, sekaligus
menciptakan lapangan kerja (Beratha 2004). Sehingga dalam pelaksanaan
kebijakan pembangunan, partisipasi masyarakat perlu dilibatkan.

Tahap Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan
masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud
disini yaitu keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat perencanaan dan
pelaksanaan suatu program.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,
sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi
pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk
sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai
anggota proyek.
3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan
pelaksanaan proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu,
dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin
besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai
sasaran.
Hasil penelitian Kogowa et al (2015), peran partisipasi masyarakat
terhadap pembangunan infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan. Pada tahap
perencanaan pembangunan dibutuhkan keikutsertaan masyarakat melalui
penggalian gagasan pada tingkat musyawarah desa (musdes) kegiatan
musyawarah pembangunan ini dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat
desa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada program tersebut. Bentuk
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam tahap perencanaan adalah kehadiran
dalam rapat serta keaktifan dalam member saran atau usulan. Pada tahap
pelaksaan program, partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk
partisipasinya, diantaranya sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan tanam
tumbuh. Tingkat Partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas
sumbangan tenaga dan uang.

Bentuk Partisipasi
Davis yang dikutip Sastropoetro (1988) mengungkapkan jenis-jenis
partisipasi yang meliputi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan tenaga; (4)
keahlian; (5) barang); (6) money. Secara umum partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang diberikannya baik yang nyata maupun
yang abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah
partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi
representatif (Huraerah 2008).
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa (a) partisipasi
masyarakat dalam bentuk tenaga, seperti kemauan masyarakat untuk ikut serta
kerja bakti (b) partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda, seperti adanya
kemauan masyarakat untuk memberikan sumbangan berupa uang untuk kegiatan-
kegiatan (c) partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang ditunjukkan
dengan adanya keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti forum musyawarah
desa.
Dengan demikian bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam
pembangunan:
(1) Tahap perencanaan program
Bentuk partisipasi tidak nyata(abstrak), berupa keaktifan dalam memberi
saran atau usulan; partisipasi buah pikiran dan pengambilan keputusan.
Partisipasi dalam memberikan usulan atau saran dapat dilihat dari
keaktifan masyarakat dalam pelaksanaan musyawarah perencanaan
7

program, seberapa besar keterlibatan masyarakat dalam menyampaikan


argumen baik usulan maupun saran serta keterlibatan dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan rapat.
(2) Tahap pelaksanaan program
Bentuk partisipasi nyata yaitu partisipasi yang dapat dilihat dapat berupa:
uang; harta benda; tenaga; keterampilan yang diberikan oleh masyarakat
dalam proses pembangunan. Uang, tenaga, keterampilan yang diberikan
masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan ini dapat berupa
inisiatif masyarakat maupun kesepakatan hasil musyawarah, sehingga
nominal uang maupun lama dan besarnya tenaga yang diberikan dapat
dipergunakan dalam kelancaran proses pelaksanaan program
pembangunan.
(3) Tahap evaluasi program
Bentuk partisipasi yang dapat diberikan dapat berupa partisipasi abstrak
(tidak nyata). Berupa usulan, saran dan kritikan demi perbaikan
pelaksanaan proyek selanjutnya. Usulan, saran dan kritikan diberikan
setelah maupun selama program pembangunan berlangsung. Usulan, saran
maupun kritikan dapat disampaikan dalam rapat maupun musyawarah.

Faktor-Faktor Partisipasi
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infastruktur desa dikelompokan dalam 2 (dua) aspek: (1) aspek
ekonomi, yaitu kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk dan mayoritas
pekerjaan penduduknya, tingkat kesejahteraan masyarakat secara langsung akan
mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam kontribusinya menyumbang dana,
tenaga, material bahkan tanah pekarangan; (2) aspek sosial budaya, berhubungan
dengan interaksi sosial yang lebih besar diantara para anggotanya dibandingkan
dengan penduduk di luar batas teritorialnya. Karakteristik desa yang ditinjau dari
aspek sosial budaya masyarakat desa memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap besarnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur jalan desa (Kogowa et al 2015).

Karakteritik individu

Definisi Karakteristik Individu


Pembangunan ekonomi desa yang dinaungi dalam BUMDes tidak akan
berjalan lancar apabila tidak diimbangi dengan partisipasi anggota BUMDes.
Partisipasi anggota ditentukan berdasarkan karakteristik yang melekat pada
anggota. Gibson, James L yang dialih bahasakan oleh Ardiani (1996:123) bahwa
yang dimaksud dengan karakteristik individu adalah kemampuan dan kecakapan,
latar belakang dan demografi. Klasifikasi dari demografi adalah jenis kelamin dan
ras. Sedangkan Menurut Noermijanti (2008) berjalan atau tidaknya suatu tujuan
organisasi tergantung dari karakteristik individu penyusunnya. Situasi
karakteristik individu yang berbeda akan mempengaruhi sikap, kemampuan dan
pergaulan serta akan mempengaruhi kesuksesan dalam suatu pekerjaan.
Karakteristik individu sangat spesifik, sehingga satu orang dengan yang lainnya
berbeda-beda. Sehingga karakteristik anggota merupakan kecakapan dan
kemampuan seorang individu berdasarkan latar belakang dan demografi yang
akan mempengaruhi sikapnya dalam bertindak
.
Aspek Karakteristik Individu
Menurut Ardana dkk (2008: 31), karakteristik individu dapat dilihat dari
beberapa aspek (a) Minat; (b) Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi
pekerjaan; (c) Kebutuhan individual; (d) Kemampuan dan kompentensi (e)
Pengetahuan tentang pekerjaan (f) Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan
nilai-nilai. Noermijanti (2008) menambahkan bahwa indikator dari karakteristik
individu meliputi (1) karakteristik biografi, yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
status kawin, banyaknya tanggungan, masa kerja; (2) kemampuan
intelektual/pendidikan, fisik, kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan;
(kepribadian meliputi keturuan, lingkungan, situasi; (4) pembelajaran; (5) sikap;
(6) pendapatan; (7) pengalaman. Selanjutnya menurut Peoni (2014) karakteristik
individu dapat dilihat dari (1) kemampuan, (2) karakteristik-karakteristik
biografis, (3) pembelajaran, (4) sikap, (5) kepribadian, (6) persepsi, dan (7) nilai.
Sementara itu, menurut Yuliana dan Winata (2012) karakteristik anggota dapat
diukur dengan beberapa aspek diantaranya (1) umur; (2) Tingkat pendidikan; (3)
pengalaman; (4) kedudukan sosial; (5) motivasi.
Menurut penelitian Ainiya (2014), karakteristik anggota yang LKM
Posdaya yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi hanya kepemilikan
usaha, sementara karakteristik lain seperti umur, tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi. Disis lain
penelitian yang dilakukan Yuliana dan Winata (2012) pada anggota Pokmaswas
menjelaskan bahwa karakteristik angota yang secara signifikan dapat
mempengaruhi persepsi anggota adalah karakteristik tingkat pendidikan dan
pengalaman menjadi anggota Pokmaswas. Adapun karakteristik anggota dalam
penelitian ini adalah:
1. Umur
Umur merupakan lama hidup seseorang terhitung dari tahun dilahirkan
hingga tahun saat ini ia hidup. Umur diharapkan dapat mempengaruhi partisipasi
individu atau kelompok untuk menyampaikan pendapat atau idenya. Umur juga
menentukan seseorang untuk dapat mengambil keputusan. Usia tua dinggap
memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga mereka cenderung memberi
pendapat lebih besar.
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diterima seseorang yang
memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta pengalaman baik secara formal
maupun informal. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi partisipasi karena
pengetahuan yang luas yang dimiliki individu, cenderung memberikan pendapat
yang lebih banyak, sehingga tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang untuk
berpartisipasi.
3. Tingkat pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh individu setelah melakukan
kerja. Tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi partisipasi, karena tingkat
penghasilan yang tinggi cenderung akan memberikan partisipasi berupa dana,
sementara individu yang memiliki pendapatan rendah cenderung akan ikut
9

berpartisipasi dalam bentuk tenaga atau pikiran. Individu yang memiliki


pendapatan rendah cenderung memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam
kegiatan yang bertujuan untuk mensejahterkan dirinya.
4. Motivasi
Motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak
kemauan bekerja seseorang, oleh sebab itu motivasi adalah suatu alasan
(reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya (Setiawan dan Bodroastuti 2012)
Menurut Sutrisno dalam Setiawan dan Bodroastuti (2012) Pada dasarnya
ada tiga karakteristik pokok motivasi, yaitu: (1) usaha, (2) kemauan yang kuat, (3)
arah atau tujuan.
1. Usaha: karakteristik pertama dari motivasi, yakni usaha, menunjuk kepada
kekuatan perilaku kerja seseorang atau jumlah yang ditunjukan oleh
seseorang dalam pekerjaannya.
2. Kemauan Keras: karakteristik pokok motivasi yang kedua menunjuk kepada
kemauan keras yang ditunjukkan oleh seseorang ketika menerapkan
usahanya kepada tugas-tugas pekerjaannya. Dengan kemauan yang keras,
maka segala usaha akan dilakukan.
3. Arah atau tujuan: karakteristik motivasi yang ketiga berkaitan dengan arah
yang dituju oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang.
5. Pengalaman
Pengalaman dalam hal ini merupakan periode waktu lama tidaknya seseorang
menjadi keanggotaan dalam BUMDes.

Modal sosial

Definisi Modal Sosial


Modal sosial sangat tinggi pegaruhnya terhadap perkembangan dan
kemajuan berbagai sektor ekonomi termasuk pembangunan perekonomian di
pedesaan. Fukuyama (2001) menyebutkan bahwa modal sosial memiliki peran
penting dalam keberhasilan pembangunan (sosial, budaya, ekonomi, dan politik).
Anam (2013) menjelaskan bahwa masyarakat pedesaan dikenal memiliki modal
sosial yang tinggi, hal tersebut terlihat dari tingginya solidaritas antar warga dan
juga kuatnya rasa kekeluargaan , sehingga kepercayaa, norma dan jaringan
(persaudaraan) dikatakan masih tinggi, dalam hal ini akan menjadi modal yang
baik untuk dikembangkan menjadi keuntungan secara ekonomi.
Eva Cox (1995) dalam Inayah (2012) menyebutkan modal sosial
merupakan suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh
jaringan, norma-norma dan kepercayaan social yang memungkinkan efisien dan
efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.
Sementara itu, Inayah (2012) menambahkan bahwa modal sosaial adalah
sumberdaya yang muncul dari hasil interaksi dalam suatu komunitas, baik antar
individu maupun institusi yang melahirkan ikatan emosional berupa kepercayaan,
hubungan-hubungan timbal balik, dan jaringan-jaringan sosial, nilai-nilai dan
norma-norma yang membentuk struktur masyarakat yang berguna untuk
koordinasi dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut Cahyono dan Adhiatma (2012) modal sosial merupakan norma-
norma dan nilai-nilai bersama yang dibangkitkan oleh kepercayaan (trust), dimana
trust merupakan dasar bagi sikap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif
yang muncul dari dalam sebuah komunitas masyarakat yang didasarkan pada
norma-norma yang dianut bersama oleh para anggotanya. Dengan demikian
modal sosial dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan antar manusia yang
melahirkan ikatan sosial yang berupa nilai dan norma sosial, kepercayaan,
kerjasama dan jaringan-jaringan sosial.

Konsep Modal Sosial


Menurut Putnam (1993) konsep modal sosial adalah karakteristik
organisasi sosial, seperti jejaring, norma-norma dan kepercayaan sosial, yang
memudahkan koordinasi dan kerjasama untuk manfaat bersama. Cahyono dan
Adhiatma (2012) menambahkan bahwa dimensi modal sosial menekankan pada
aspek kepercayaan menjadi komponen utama pembentuk modal sosial di
pedesaan, sementara aspek lainnya (kerjasama, jaringan kerja), tidak akan
terbentuk dengan baik jika tidak dilandasi oleh terbentuknya hubungan saling
percaya (mutual-trust) antar anggota masyarakat. Kekuatan kerjasama dan
jaringan kerja yang terbentuk di masyarakat adalah pengembangan operasional
dan hubungan saling percaya antar anggota masyarakat di bidang sosiobudaya,
ekonomi dan pemerintahan.
Sementara itu Ridell, dalam Suharto (2007) menjelaksan tiga parameter
modal sosial:
(1) Kepercayaan (trust)
Harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat, yang ditunjukkan oleh
adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang
dianut bersama;
(2) Norma-norma (norms),
Norma terdiri pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan, dan
tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang;
(3) Jaringan-jaringan (networks),
Merupakan infrastruktur dinamis yang berwujud jaringan-jaringan kerjasama
antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan
interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan mem-perkuat
kerjasama.
Penelitian Cahyono dan Adhiatma (2012) menjelaksan bahwa modal sosial
yang ada di Kecamatan Kertek merupakan modal yang kuat bagi masyarakat
pedesaan sebagai bentuk kepercayaan diantara warga desa. Nilai-nilai
kepercayaan dan daya tanggap di antara anggota akan menimbulkan kerjasama
11

dan solidaritas. Nilai kepercayaan diantara anggota dan keuntungan bersama akan
menciptakan jaringan dan kebijakan.
Sementara itu, hasil penelitian Putri dan Fitrayati (2014) terdapat pengaruh
yang signifikan antara modal sosial yang meliputi: Kepercayaan/ Trust, Imbal
Balik/ Resiprocity, Partisipasi Anggota, Nilai Sosial dan Norma Sosial secara
simultan terhadap Perkembangan Unit Usaha KUD Adil Makmur Kecamatan
Kertosono - Nganjuk. Kepercayaan yang tinggi ini merupakan suatu modal dasar
yang sangat penting di dalam melakukan aktivitas kolektif yang berkenaan dengan
perkembangan unit usaha pada KUD.
Hasil penelitian Anam (2013) pada kelompok tani Ali Wafa menjelaskan
bahwa modal sosial dalam kelompok tani tebu adalah hasil akumulasi segala
bentuk modal sosial yang dibawa oleh individu anggota ke dalam kelompok tani
untuk kemudian dimanfaatkan secara kolektif dan memberikan benefit bagi
kelompok tani tersebut yang mana kondisi modal sosial yang ada dalam kelompok
tersebut cukup tinggi, tingkat kepercayaan, kerjasama, solidaritas, tindakan
kolektif dan partisipasi dalam kondisi baik.

Badan Usaha Milik Desa

Definisi Badan Usaha Milik Desa


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan sebuah lembaga yang
dibentuk dan dirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat (Ramadana et al
2013). BUMDes merupakan pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang
berpihak pada kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan (Meirinawati
dan Dewi 2013). Selain itu Ibrahim (2013) mengungkapkan bahwa Badan Usaha
Milik Desa merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh suatu desa untuk
menghasilkan suatu produksi yang dapat meningkatkan keuangan desa.
Menurut UU No.6/2014, BUMDes mendorong desa sebagai subjek
pembangunan secara emansipatoris untuk pemenuhan pelayanan dasar kepada
warga, termasuk menggerakan aset-aset ekonomi lokal. Posisi BUMDes menjadi
lembaga yang memunculkan sentra-sentra ekonomi di desa dengan semangat
ekonomi kolektif. Hal tersebut terlihat dari tujuan BUMDes sebagai lembaga yang
meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UU
No 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 3 juga menyebutkan BUMDes dapat menjalankan
usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan berbagai
usaha, mulai dari pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan
pengembangan ekonomi lainnya.
Manajemen dan Prinsip Badan Usaha Milik Desa
Unsur Manajemen pada BUMDes terdiri atas, (1) Mencakup manusia yang
memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia. (2) Money,
mencakup uang yang dikelola, yaitu sumber dana yang dikelola badan usaha. (3)
Material, bahan baku serta sarana dan prasarana untuk produksi. (4) Method,
mencakup teknik dan prosedur yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan
barang dan jasa. (5) Market, pasar sebagai tempat penyaluran produk dan jasa.
Prinsip Bumdes kooperatif, partisipatif, demokrasi, transparansi, emansipatif,
akuntabel, dan sustainable (Gunawan 2013).
Strategi manajemen aset BUMDes terdiri dari mengamati lingkungan,
penyusunan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi atau kontrol dalam
kaitannya dengan pengelolaan aset desa. Adapun strategi yang digunakan oleh
BUMDes diantaranya meliputi strategi pengembangan produk, penetapan harga
dan strategi keuangan. Faktor penghambat dari strategi manajemen aset yang
dilakukan BUMDes yaitu mengenai kesulitan dalam melakukan pengembangan
usaha baru, terbatasnya inovasi dalam mengembangakan produk lokal, kurangnya
sarana pemasaran, terbatasnya dana dan dukungan dari pemerintah (Hayyuna dkk
2014). Kendala pelaksanaan BUMDes diantaranya; pengorganisasian sistem yang
belum baik dalam pembentukan dan pengelolaan BUMDes, selain itu adanya
kendala operasional seperti kurangnya sumberdaya manusia yang memadai dan
ketidakjelasan badan hukum BUMDes (Ibrahim 2013).
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan tentang bagaimana
prinsip pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Hal ini penting diuraikan agar
dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh pemerintah desa,
anggota (penyerta modal), BPD, pemkab dan masyarakat. Terdapat 6 (enam)
prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu sebagai berikut ini:
1) Kooperatif. Semua komponen yang terlibat dalam BUMDes harus mampu
melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan
hidup usahanya.
2) Partisipatif. Semua komponen yang terlibat dalam BUMDes harus bersedia
secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang
dapat mendorong kemajuan usaha.
3) Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes, harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku dan agama.
4) Transparan. Aktivitas yang mempengaruhi terhadap kepentingan masyarakat
umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah
dan terbuka.
5) Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis maupun administratif.
6) Sustainable. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan
oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.
Sementara itu menurut Ramadhana et al (2013) ciri utama yang
membedakan BUM Desa dengan lembaga komersial lainnya adalah :
1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;
2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui
penyertaan modal (saham atau andil);
13

3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya


lokal (local wisdom);
4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi
pasar;
5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village
policy);
6. Difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Pemerintah desa
7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,
anggota).

Peran dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa


Menurut Ramadhana et al (2013), keberadaan BUMDes memiliki
kontribusi untuk peningkatan pendapatan desa dan memenuhi kebutuhan pokok
desa. Peran BUMDes pada jurnal yang telah dianalisis terlihat pada sumber dana
untuk peningkatan pendapatan, kebutuhan masyarakat yang harus dirasakan oleh
masyarakat keseluruhan. pembangunan desa secara mandiri yang diartikan
sebagai keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan
tidak hanya bergantung pada anggaran dana bantuan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peran BUMDes terhadap
pembangunan perekonomian di desa sangatlah penting. Ramadhana et al (2013)
menjelaskan bahwa BUMDes memiliki peran-peran penting diantaranya: (1)
penguatan ekonomi lokal; (2) peningkatan pendapatan desa; (3) peningkatan
pendapatan masyarakat. Selain itu, Gunawan (2011) juga menambahkan peranan
BUMDes, diantaranya; (1) menekan laju urbanisasi; (2) mendorong
berkembangnya perekonomian masyarakat desa; (3) sebagai sumber pendapatan
asli desa; (4) pemberi pinjaman dengan suku bunga yang rendah. Peranan
BUMDes tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan asli desa maupun
mengembangkan potensi perekonomian desa, penelitian yang dilakukan Dewi dan
Meirinawati (2013) menjelaskan bahwa BUMDes juga mampu menciptakan
lapangan pekerjaan dan juga mampu mengentaskan kemiskinan. Hal yang sama
juga disebutkan oleh Tama dan Yanuardi (2013) dalam penelitiannya.
Selain peran BUMDes dalam pembangunan desa, beberapa penelitian
menyebutkan tujuan dari pembentukan BUMDes. Menurut Ibrahim (2013), tujuan
pendirian BUMDes diantaranya; (1) mengelola sumberdaya desa, penyedia jasa
pembiayaan; (2) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; (3) mengembangkan usaha
produktif di desa; (4) menciptakan lapangan pekerjaan dan juga sebagai sumber
pendapatan asli desa. Selain itu Hayyuna et al (2014) menambahkan bahwa tujuan
BUMDes yaitu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan pengelolaan aset desa. Hal yang sama diungkapkan oleh Sayuti
(2011), bahwa tujuan pembentukan BUMDes untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan juga meningkatkan pendapatan asli desa.
Adapun tujuan pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah
pertama, Meningkatkan perekonomian desa. Kedua, meningkatkan pendapatan asli
desa. Ketiga, meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Keempat, menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi pedesaan.
Ramadhana et al (2013) menyatakan bahwa pendirian dan pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan
ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif,
transparansi, akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk
menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien,
profesional dan mandiri. Untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara
memenuhi kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan
distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes. Pemenuhan
kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes akan
menjadi usaha desa yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa.
Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (di
luar desa) dengan menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar.
Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama,
sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang
dijalankan oleh BUMDes.
Ramadhana et al (2013) juga menambahkan bahwa dilihat dari fungsinya
kelembagaan BUM Desa merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi
sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercialinstitution).
BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui
kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga
komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal
(barang dan jasa) ke pasar. Dalam menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan
efektifitas harus selalu ditekankan. BUMDes sebagai badan hukum, dibentuk
berdasarkan tata perundang-undangan yang berlaku, dan sesuai dengan kesepakatan
yang terbangun di masyarakat desa.
15

Kerangka Pemikiran

BUM Des merupakan suatu bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah
desa dan masyarakat diperlukan oleh desa-desa di Indonesia sebagai sumber
ekonomi untuk meningkatkan pendapatan desa serta masyarakat desa. Dalam hal
ini, partisipasi masyarakat dibutuhkan baik dalam pembentukan, pelaksanaan
maupun pengelolaan BUM Des tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des dapat
dirasakan tidak hanya oleh pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses aktif dari masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program pembangunan. Tahapan
partisipasi masyarakat dalam program pembangunan desa meliputi tahap
perencanaan program, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi program, dan
tahap menikmati hasil. Tahapan-tahapan partisipasi tersebut memiliki hubungan
terhadap keberhasilan peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dimana
indikator keberhasilan peran BUMDEs dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) hal
yaitu; (1) Penyedia pelayanan sosial (2) Penyedia manfaat ekonomi.
Karakteristik anggota BUMDes merupakan kecakapan dan kemampuan
seorang individu berdasarkan latar belakang dan demografi yang akan
mempengaruhi sikapnya dalam bertindak. Karakteristik individu BUMDes terdiri
dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat motivasi dan tingkat
pengalaman menjadi anggota. Karakteristik anggota BUMDes tersebut memiliki
hubungan dengan partisipasi anggota yang dapat dilihat melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menikmati hasil. Sementara itu modal
sosial merupakan suatu proses hubungan antar manusia yang melahirkan ikatan
sosial yang berupa nilai dan norma sosial, kepercayaan, kerjasama dan jaringan-
jaringan sosial. Modal sosial ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempermudah akses terhadap suatu program sehingga akan mempengaruhi
partisipasi suatu individu. Modal sosial memiliki hubungan dengan partisipasi
anggota dalam BUMDes

Karakteristik Anggota
Umur
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendapatan
Tingkat Motivasi Peranan BUMDes
Tingkat Pengalaman menjadi Tingkat Pelayanan Sosial
Manfaat Ekonomi
Tingkat Partisipasi Anggota dalam BUMDes
Peranan Modal Sosial
Kepercayaan
Jaringan
Norma

Keterangan:
: Hubungan -------------- : Fokus Penelitian
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Karakteristik anggota BUMDes memiliki hubungan dengan tingkat
partisipasi anggota
2. Peranan modal sosial diduga memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi
anggota BUMDes
3. Tingkat partisipasi anggota BUMDes diduga memiliki hubungan dengan
keberhasilan peranan BUMDes
17

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang menjabarkan dan menjelaskan hubungan tahapan
partisipasi masyarakat dengan keberhasilan pengelolaan BUMDes dalam upaya
pembangunan ekonomi desa. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian survey, yaitu penelitian yang menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
dikembangkan dari definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam
penelitian (Singarimbun dan Effendi 2006). Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari
pendekatan kuantitatif yang terbatas hanya dari kuesioner. Pendekatan kualitatif
diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi dengan panduan
pertanyaan sebagai instrumen. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti
menggali informasi yang tidak tercakup dalam kerangka pemikiran, dan dapat
membantu memperkuat data yang telah diperoleh.

Lokasi dan Waktu


Penelitian ini akan dilaksanakan pada BUMDes Sumber Arta Makmur di
Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. BUMDes ini
dipilih secara sengaja (purposive) karena memenuhi kriteria dalam penelitian ini,
yaitu BUMDes tersebut merupakan salah satu BUMDes percontohan yang ada di
Kabupaten Wonogiri karena mampu melakukan pengelolaan aset desa untuk
pembangunan ekonomi desa sehingga menarik untuk diteliti partisipasi
anggotanya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2016,
meliputi proses penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal
skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft
skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Penentuan Responden dan Informan


Responden penelitian ini adalah anggota masyarakat yang tergabung
dalam BUMDes Sumber Arta Makmur di Desa Sumberejo, Kecamatan
Batuwarno, Kabupaten Wonogiri yang terbagi kedalam beberapa unit usaha yaitu
Pasar Desa, BPS Air Minum, Gedung Badminton, LKM, Gapoktan, Telaga Rawa
dan UP2K. Unit analisis penelitian ini adalah individu. Responden yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 orang. Pemilihan responden disesuaikan
dengan waktu dan biaya yang tersedia. Responden diambil dengan cara
melakukan teknik cluster random sampling dengan cara mengacak nama
responden menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2013. Cluster random
sampling adalah teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil.
Teknik sampling ini dipilih karena individu/anggota BUMDes yang merupakan
calon responden terbagi kedalam beberapa unit usaha BUMDes yang mana tiap
individu dalam cluster/unit usaha diasumsikan heterogen.
Sementara itu, pemilihan terhadap informan akan dilakukan secara
purposive (sengaja) dan jumlahnya tidak ditentukan. Informan penelitian ini
adalah aktor-aktor yang memiliki pengaruh langsung terhadap terlaksananya
BUMDes. Selain itu, dibutuhkan pula informasi mendalam dari tokoh desa
seperti, ketua RT atau RW.

Teknik Pengumpulan Data


Kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini akan
diujikan terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa baik hasil pengukuran di
lapangan dilihat dari validity dan reliability (Singarimbun dan Effendi 2006).
Validity adalah sejauh mana kuesioner sebagai alat pengukur dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk melakukan
tes validitas, yaitu (1) mendefinisikan secara operasional konsep yang akan
diukur, (2) melakukan uji coba skala pengukuran yang telah disusun sebelumnya
kepada sejumlah responden, (3) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, dan (4)
menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total. Setelah
diketahui bagaimana hasilnya, ketidaksesuaian pada kuesioner akan diperbaiki
agar lebih valid.
Reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya dan dapat diandalkan, bila alat ukur digunakan beberapa kali hasilnya
akan relatif konsisten. Dalam melakukan tes reliabilitas, penelitian ini
menggunakan teknik belah dua, yaitu teknik tes reliabilitas dengan menggunakan
cukup banyak pertanyaan maupun pernyataan untuk mengetahui aspek yang sama,
kemudian pertanyaan maupun pernyataan tersebut dibelah dua lalu dihitung
berdasarkan teknik perhitungan tertentu, sehingga dapat diketahui reliabilitasnya.
Tes reliabilitas dilakukan kepada 5 orang yang memiliki karakteristik sama
dengan calon responden. Setelah kuesioner telah dinyatakan valid dan reliabel,
maka kuesioner akan disebar kepada responden.
Selain dengan melakukan pengumpulan data kuantitatif didukung dengan
kuesioner yang telah melewati tes validitas dan reliabilitas, penelitian ini akan
dilengkapi dengan data kualitatif. Data kualitatif digunakan sebagai informasi
tambahan untuk mendukung data kuantitatif serta dapat digunakan sebagai
tambahan informasi ketika terdapat responden pencilan dalam proses
pengumpulan data. Data kualitatif akan diperoleh dengan cara melakukan
pengamatan lapang dan wawancara mendalam. Pengamatan lapang dilakukan
untuk melihat keadaan lingkungan sekitar masyarakat dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tingkat kesehatan masyarakat. Pengamatan lapang
dilakukan dengan melihat keadaan lingkungan masyarakat kemudian
menyesuaikan dengan standar lingkungan yang baik menurut kesehatan.
Pengamatan dilakukan dengan panduan borang khusus keadaan lingkungan.
Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui secara langsung manajemen
pengelolaan BUMDes. Wawancara dilakukan dengan dipandu oleh panduan
pertanyaan yang dibuat sebelum wawancara dilakukan. Proses wawancara
mendalam akan dilakukan dengan merekam seluruh proses wawancara, dan
hasilnya akan dicatat dalam catatan lapang dengan format yang sudah
dilampirkan.
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa jenis data yang akan dikumpulkan
untuk mendukung hasil penelitian yang baik, yaitu:
19

Tabel 1 Teknik pengumpulan data


Metode
Data Wawancara
Survei Pengamata
No Kebutuhan Data sekunder mendalam
(sumber n (sumber
(sumber (sumber
data) data)
data) data)
1 Daftar nama masyarakat - - -
yang menjadi anggota Pihak
BUMDes pemerintah
desa
2 Karakteristik Anggota - - -
Umur (Kuesioner)
Tingkat Pendapatan disebarkan
Tingkat Pendidikan kepada
Tingkat Pengalaman responden
Tingkat Motivasi
Modal Sosial
Norma
Jaringan
Kepercayaan
Partisipasi Anggota
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Menikmati hasil
Keberhasilan BUMDes
Penyedia layanan sosial
Penyedia sumber ekonomi
desa
3 Informasi tambahan - - -
(Panduan
Pertanyaan)Pe
merintah dan
tokoh desa
seperti kepala
desa, Badan
Permusyawara
tan Desa, RT
dan RW

Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis,
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Pada data kuantitatif pengolahan data
menggunakan aplikasi Microsoft Excell 2013 dan SPSS 2.1. Pembuatan tabel
frekuensi dilakukan untuk melihat data awal responden untuk masing-masing
variabel secara tunggal menggunakan aplikasi Microsoft Excell 2013. Aplikasi
SPSS 2.1. digunakan untuk membantu dalam uji statistik yang akan menggunakan
Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak
menentukan prasyarat data terdistribusi normal.
Data kualitatif yang diperoleh akan diolah dengan melakukan reduksi atau
meringkas, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan untuk melengkapi perolehan
data kuantitatif. Data yang diperoleh dari proses wawancara akan dikumpulkan
dan dipetakan berdasarkan kelompok data dari suatu variabel. Apabila informasi
yang diperoleh dari proses wawancara sebelumnya tidak tergambarkan dalam
kerangka berpikir, maka akan ditambahkan sebagai variabel tambahan dan akan
dijelaskan keterkaitan antara variabel baru dan variabel lama.
Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses
pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara
mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak
perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan
data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam
sebuah laporan. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan
kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi.

Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berbagai
macam pendefinisian. Definisi yang dipaparkan pada bab sebelumnya merupakan
definisi konseptual, yaitu definisi yang diperoleh dari kajian berbagai pustaka dan
diramu menjadi sebuah definisi yang jelas. Dalam melakukan penelitian survey,
dibutuhkan definisi variabel yang memungkinkan peneliti untuk menjabarkan
definisi tersebut ke dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner, sehingga definisi
yang digunakan harus sudah sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan.
Definisi yang demikian disebut sebagai definisi operasional. Berikut adalah
definisi operasional dalam penelitian ini.
1. Karakteristik Anggota
Karakteristik merupakan sifat atau ciri yang melekat pada diri seseorang.
Karakteristik tersebut terdiri dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
dan tingkat motivasi
a. Umur adalah lama hidup seseorang dari lahir hingga sekarang (dilakukannya
penelitian). Umur diukur menggunakan skala rasio yang selanjutnya
digolongkan menjadi tiga, yaitu umur muda (skor 1), umur sedang (skor 2)
dan umur tua (skor 3).
b. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh
responden. Tingkat pendidikan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori dan diukur dalam skala ordinal
Rendah : belum lulus SD/ sudah lulus SD diberi skor 1
Sedang : lulusan SMP/MTS atau sederajat diberi skor 2
Tinggi : lulusan SMA/Perguruan Tinggi diberi skor 3
c. Tingkat pendapatan merupakan penghasilan yang didapatkan seseorang
setelah melakukan kerja selama sebulan. Tingkat pendapatan diukur
menggunakan skala nominal, kemudian digolongkan dengan menggunakan
skala ordinal kedalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Data
diperoleh secara emik.
d. Tingkat motivasi adalah hal-hal yang mendorong/menyebabkan responden
mengikuti program BUMDes. Motivasi diukur berdasarkan jumlah skor
21

jawaban pernyataan dorongan mengikuti BUMDes, untuk jawaban Sangat


Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Setuju
(S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4. Pengukuran dalam skala
ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 5-9
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 10-14
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 15-20
e. Tingkat pengalaman merupakan periode waktu lama tidaknya seseorang
menjadi keanggotaan dalam BUMDes yang dapat digolongkan
menggunakan skala ordinal kedalam kategori lama, sedang, singkat. Data
diperoleh secara emik
2. Partisipasi adalah keikutsertaan individu pada setiap kegiatan meliputi tahapan-
tahapan program. Tahapan program diukur berdasarkan indikator berupa
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menikmati hasil.
Indikator diukur dengan skala ordinal. Untuk menganalisis lebih lanjut tingkat
partisipasi berdasar gradasi derajat kekuasaan, maka tingkat partisipasi dalam
tahapan program pembangunan sebagai berikut:
a. Perencanan Program adalah keterlibatan individu dalam semua kegiatan
yang dilakukan dalam mempersiapkan pembentukan BUMDes. Seperti
menyampaikan pendapat dalam merumuskan dan merancang program.
Perencanaan diukur berdasarkan jumlah skor jawaban pernyataan untuk
jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak Setuju (TS) diberi
skor 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4.
Pengukuran dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
b. Pelaksanaan adalah keterlibatan individu dalam kegiatan implementasi
BUMDes, berupa keikutsertaan dalam setiap kegiatan maupun aturan yang
telah ditetapkan. Tahap pelaksanaan diukur berdasarkan jumlah skor
jawaban pernyataan untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1,
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS)
diberi nilai 4. Pengukuran dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
c. Monitoring dan evaluasi adalah keterlibatan individu dalam kegiatan
pendampingan dan pelaporan hasil pengelolaan/pemanfaatan usaha yang
dijalankan. Pendampingan dan pelaporan dilakukan oleh pengurus
BUMDes. Tahap monitoring dan evaluasi diukur berdasarkan jumlah skor
jawaban pernyataan untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1,
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS)
diberi nilai 4. Pengukuran dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
d. Menikmati hasil adalah kegiatan dimana individu/anggota telah
melaksanakan program BUMDes dan ikut menikmati hasilnya. Tahap
menikmati hasil diukur berdasarkan jumlah skor jawaban pernyataan untuk
jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak Setuju (TS) diberi
skor 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4.
Pengukuran dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
3. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk saling berhubungan dan
bekerjasama yang saling menguntungkan meliputi kepercayaaan, jaringan, dan
norma yang mengaturnya. Modal sosial dalam pengukuran ini sebagai berikut:
a. Kepercayaan adalah perasaan yakin dan rasa percaya yang terbangun antara
responden dengan orang lain yang berhubungan pelaksanaan BUMDes.
Kepercayaan diukur dengan pernyataan untuk YA diberi skor 2, dan TIDAK
diberi skor 1. Pengelompokan dalam beberapa kategori dan diukur dalam
skala ordinal sebagai berikut:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-9
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 10-12
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 13-14
b. Jaringan adalah simpul-simpul jaringan yang ada serta keterlibatan
responden dalam berhubungan dengan individu ataupun organisasi yang
berhubungan dengan BUMDes. Jaringan diukur dengan pernyataan untuk
YA diberi skor 2, dan TIDAK diberi skor 1. Penjumlahan keseluruhan skor
lalu dikelompokan dalam beberapa kategori dan diukur dalam skala ordinal
sebagai berikut:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-9
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 10-12
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 13-14
c. Norma adalah peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
dipatuhi dalam kehidupan responden dalam keikutsertaannya di lembaga
BUMDes. Norma diukur dengan pernyataan untuk YA diberi skor 2, dan
TIDAK diberi skor 1. Pengelompokan dalam beberapa kategori dan diukur
dalam skala ordinal sebagai berikut:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-9
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 10-12
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 13-14
4. Peranan BUMDes adalah sesuatu yang memiliki arti positif (manfaat) yang
diharapkan akan mempengaruhi sesuatu yang lain dari pelaksanaan
BUMDes. Peranan BUMDes dapat dibagi menjadi dua: (1) Sebagai pelayanan
sosial; (2) manfaat ekonomi. Peranan BUMDes dalam pengukuran ini sebagai
berikut:
a. Tingkat Pelayanan Sosial
Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang diberikan seseorang atau
lembaga untuk memenuhi dan atau melayani kebutuhan orang lain.
Pelayanan sosial adalah kegiatan atau aktivitas yang memberikan jasa
kepada angggota BUMDes agar mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya melalui pemanfaatan sumber-sumber yang ada di
masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Pernyataan diukur
dengan alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak
23

Setuju (TS) diberi skor 2, Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS)
diberi nilai 4. Pengukuran dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
b. Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi merupakan suatu keuntungan atau hal positif dari segi
ekonomi yang diperoleh oleh seseorang setelah keikutsertaannya dalam
BUMDes. Manfaat ekonomi diukur diukur dengan alternatif jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2,
Setuju (S) diberi nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4. Pengukuran
dalam skala ordinal, dikategorikan menjadi:
Rendah (Skor 1) : Skor kumulatif 7-13
Sedang (Skor 2) : Skor kumulatif 14-20
Tinggi (Skor 3) : Skor kumulatif 21-28
25

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Tahun 2013


[Permendagri] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
[PP] Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
[UU] Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Ainiya R. 2014. Tingkat Partisipasi Dan Efektivitas Lembaga Keuangan Mikro Di
Posdaya Sauyunan. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor
Anam K. 2013. Identifikasi Modal Sosial Dalam Kelompok Tani Dan
Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani.
[Jurnal]. Malang [ID]: Universitas Brawijaya.
Cahyono B dan Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo.
[Prosiding] Vol. 1 No. 1 December 2012.
Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial Di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar.
Yogyakarta. Gajah Mada University Pers.
Cox dalam Cahyono dan Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo.
[Jurmal].
Damanik IPN Dan Tahitu ME. 2007. Studi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa (Kasus: Masyarakat Desa Layeni, Kecamatan Teon
Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah). Jurnal Agroforestri. Diunduh
Pada 7 April 2015 Pukul 19.46 Wib. Dapat Diunduh Di
Https://Jurnalee.Files.Wordpress.Com/2013/06/Studi-Tingkat-
Partisipasi-Masyarakat-Dalam-Pembangunan-Desa4.Pdf
Fukuyama dalam Cahyono dan Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten
Wonosobo. [Jurmal]. Semarang [ID]: Universitas Sultan Agung. Dapat
diunduh di http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/128
Inayah. 2012. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan. [Jurnal]. Jurnal
Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012. Semarang [ID]:
Politeknik Negeri Semarang.
Kogoya T, Olfie B, Laoh OE. 2015. Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pembangunan Infrastruktur Jalan Desa Di Kabupaten Lanny Jaya-
Papua. [Jurnal Berkala Ilmiah Volume 15 Nomer 2]. Diunduh Pada 7
Oktober 2015 Pukul 21.52 WIB. Dapat diunduh di
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/8343
Latif A. 2014. Peran Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Pembangunan
Desa Di Kecamatan Posigadan. Jurnal Madani Volume 4 Nomer 1.
Diunduh Pada : 9 Desember 2015 Pukul 10.09 Wib. Dapat Diunduh
Di :Http://Journal.Iaingorontalo.Ac.Id/Index.Php/Ma/Article/View/177
Nasdian, F.T. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community Development).
Institut Pertanian Bogor : Bogor
Noermijati. 2011. Peranan Karakteristik Individu dan Stree Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Anggota Kepolisian Resor Malang. Jurnal Aplikasi
Manajemen Volume 9 Nomer 2 Maret 2011.
26

Peoni H. 2014. Pengaruh Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan. [Jurnal]. Manado [ID]
Potoboda AC. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Menunjang Pelaksanaan
Pembangunan Dalam Pembangunan Di Desa Tarohan Kec.Beo Selatan.
[Jurnal]. Diunduh Pada : 9 Desember 2015 Pukul 10.15 Wib. Dapat
Diunduh Di
Http://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jurnaleksekutif/Article/Viewfil
e/7816/7379
Putnam, R.D. 1993. The Prosperous Community: Social Capital and Public
Life. AmericanProspect, 13, Spring, 35- 42. In Elinor Ostrom and T.K.
Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Edward Elgar
PublishingLimited: Massachusetts. Schumpeter, Joseph A. History of
Economic Analysis, New York: Oxford University Press: 1996: New
York.
Putri YE dan Fitrayati D. 2014. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perkembangan
Unit Usaha Koperasi Unit Desa (Kud) Adil Makmur Kecamatan
Kertosono Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pendidikan Ekonomi Volume 2
Nomor 3. Dapat diunduh di
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/9310
Putri YE dan Fitrayati D. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perkembangan Unit
Usaha Koperasi Unit Desa (Kud) Adil Makmur Kecamatan
Kertosono Kabupaten Nganjuk. [Jurnal]. Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Surabaya. Surabaya [ID]
Setiawan A dan Bodroastuti T. 2012 . Pengaruh Karakteristik Individu dan
Faktor-Faktor Pekerjaan Terhadap Motivasi. [Jurnal]. Semarang [ID]:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala.
Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Yani DE, Pertiwi PR, Sigit A. 2013. Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam
Menganalisis Data Keadaan Pada Usahatani Sayuran. [Jurnal]. Jurnal
Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 14 Nomor 1, Maret 2013,
62-72.
Yuliana E dan Winata A. 2012. Pengaruh Karakteristik Dan Persepsi
Terhadaptingkat Partisipasi Anggota Dalam Kelompok Masyarakat
Pengawas (Pokmaswas) Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan. Jurnal
Bumi Lestari, Volume 12 No. 2, Agustus 2012, hlm. 251 259.

LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian
34

Lampiran 2 Jadwal Penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei


Penyusunan
proposal
skripsi
Uji petik
dan revisi
Kolokium

Pengambila
n data
lapangan
Draft 1
skripsi
Draft 2
skripsi
Draft 3
skripsi
Pendaftaran
sidang
Pendaftaran
SKL
35

Lampiran 3 Kerangka sampling

Anggota BUMDes Unit Alamat


No Nama
Usaha (...)
36

Lampiran 4 Kuesioner
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN
PERANAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
Nama :
Alamat :
Nomor Telepon :
Pekerjaan :

Petunjuk Jawablah pertanyaan dengan mengisi titik-titik yang


tersedia dan berilah tanda () pada salah satu pilihan
jawaban yang sesuai
Keterangan
TST : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

A. KARAKTERISTIK MASYARAKAT
1. Berapa umur anda saat ini?
......... tahun
2. Pendidikan formal terakhir Anda saat ini?
Tidak bersekolah
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/SMK/sederajat
D1/D2/D3
Sarjana
3. Berapa besar pendapatan Anda dalam sebulan?
Rp.........
4. Saya menjadi anggota unit usaha BUMDes...
a. Unit Pasar Desa
b. Unit BPS air minum
c. Unit Gedung badminton
d. Unit LKM
e. Unit Gapoktan
f. Unit Telaga Rowo
g. Unit UP2K
Tingkat Motivasi
No Pernyataan STS TS S SS
37

5 Saya bergabung menjadi anggota BUMDes karena


keinginan sendiri
6 Kepala desa/ staff desa menawari saya untuk menjadi
anggota BUMDes
7 Saya bergabung menjadi anggota BUMDes karena
diajak oleh anggota lain
8 Saya bergabung menjadi anggota BUMDes bukan
karena paksaan
9 Saya bergabung menjadi anggota BUMDes karena
untuk mencukupi kebutuhan hidup

Tingkat Pengalaman
10 Saya menjadi anggota Unit Usaha (...............) BUMDes selama ..... (tahun)

B. TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA


No Tahap Perencanaan STS TS S SS
11 Saya selalu mengikuti kegiatan rapat untuk merumuskan
kegiatan/program BUMDes

Rapat dilakukan sebanyak.... kali (per bulan)


12 Saya selalu menjadi struktur anggota (sekretaris,
moderator, notulen, lainnya) pada saat rapat persiapan
program BUMDes
13 Saya selalu memberikan pendapat dalam rapat
14 Saya selalu ikut memberikan solusi atas permasalahan
yang dihadapi dalam rapat
15 Saya ikut berperan dalam menentukan jadwal kegiatan
yang akan dilaksanakan
16 Saya ikut bertanya dalam rapat
17 Saya ikut menanggapi ketika rapat
No Tahap Pelaksanaan STS TS S SS
18 Saya aktif dalam menjalankan unit usaha BUMDes
19 Saya tidak pernah terlambat membayar uang kas (jika
ada)
20 Saya menaati aturan yang telah ditetapkan BUMDes
21 Saya selalu mengikuti kegiatan dari unit usaha BUMDes
yang saya ikuti
22 Saya ikut memberikan sumbangan tenaga/uang/ide dalam
pelaksanaan unit usaha BUMDes yang saya ikuti
23 Saya ikut mengelola inventaris usaha BUMDes yang saya
ikuti (jika ada)
24 Saya ikut membantu anggota lain ketika ada masalah
No Tahap Evaluasi STS TS S SS
38

25 Saya hadir dalam kegiatan evaluasi program BUMDes


26 Saya ikut serta dalam pembuatan laporan/pembukuan
setiap bulan
27 Saya ikut memberikan laporan lisan tentang hasil
pelaksanaan BUMDes
28 Saya ikut mengidentifikasi mengenai hambatan-hambatan
pada program BUMDes
29 Saya memberikan solusi mengenai permasalahan yang
ada dalam pelaksanaan BUMDes
30 Saya ikut dalam pembuatan dokumentasi tentang kegiatan
program
No Menikmati Hasil STS TS S SS
31 Saya dapat menikmati pelayanan dari BUMDes
32 Saya ikut memelihara unit usaha BUMDes yang saya
ikuti
33 Saya mendapatkan modal usaha dari BUMDes
34 Saya dapat mengakses air bersih dengan lebih mudah
35 Saya merasa kebutuhan rumah tangga lebih mudah
terpenuhi
36 Saya dapat meningkatkan usaha ekonomi
37 Saya mendapatkan pelayanan pasar desa
C.Modal Sosial
No Tingkat Kepercayaan YA TIDAK
38 Saya percaya dengan pihak penyelenggara unit usaha BUMDes
yang saya ikuti

Jika tidak, alasan...........................................................................


39 Saya percaya dengan semua tindakan anggota unit usaha BUMDes
untuk tujuan bersama

Jika tidak, alasan...........................................................................


40 Saya percaya akan dapat melakukan kerjasama dengan pihak
penyelenggara Unit usaha BUMDes

Jika tidak, alasan............................................................................


41 Saya mengetahui resiko jika bergabung dengan unit usaha BUMDes
yang saya ikuti/ unit usaha BUMDes lain

Jika tidak, alasan............................................................................


42 Saya tertarik untuk mengikuti unit usaha BUMDes yang lainnya

Jika tidak, alasan............................................................................


43 Saya sering menyampaikan hal positif mengenai BUMDes yang
saya ikuti kepada orang lain
39

Jika tidak, alasan...........................................................................


44 Saya mengetahui kelebihan dan kekurangan unit usaha BUMDes
yang saya ikuti

Jika tidak, alasan............................................................................


No Tingkat Jaringan YA TIDAK
45 Saya berinteraksi dalam unit usaha BUMDes ini karena alasan saya,
anggota kelompok termasuk masih kerabat

Jika tidak, alasan............................................................................


46 Saya berinteraksi dalam unit usaha ini tidak berdasar atas dasar
kekerabatan

Jika tidak, alasan............................................................................


47 Saya berinteraksi juga dengan unit usaha lain, selain unit usaha
yang diikuti

Jika tidak, alasan............................................................................


48 Saya dan anggota unit usaha yang saya ikuti dapat bekerjasama
dengan baik

Jika tidak, alasan...........................................................................


49 Saya lebih mudah mendapatkan akses komunikasi ke pemerintahan
desa

Jika tidak, alasan..........................................................................


50 Saya dan pihak program pihak penyelenggara unit usaha BUMDes
yang saya ikuti dapat bekerjasama dengan baik

Jika tidak, alasan.........................................................................


51 Saya mempunyai banyak relasi setelah bergabung dengan BUMDes

Jika tidak, alasan........................................................................


No Tingkat Ketaatan Norma YA TIDAK
51 Seluruh Aktivitas unit usaha BUMDes yang saya ikuti memiliki
aturan tertulis untuk mengatur semua aktivitas anggota

Jika tidak, alasan........................................................................


52 Seluruh Aktivitas unit usaha BUMDes yang saya ikuti memiliki
aturan tidak tertulis untuk mengatur aktivitas anggota dalam
kelompok

Jika tidak, alasan.........................................................................


53 Saya taat pada peraturan unit Usaha BUMDes yang menguntungkan
diri sendiri
40

Jika tidak, alasan.........................................................................


54 Saya taat pada peraturan unit usaha BUMDes yang menguntungkan
semua anggota

Jika tidak, alasan........................................................................


55 Saya taat pada sangsi yang berlaku jika saya salah

Jika tidak, alasan........................................................................


56 Saya yakin dengan adanya norma/aturan akan menciptakan
hubungan yang kuat dan juga kelancaran bagi semua anggota unit
usaha BUMDes

Jika tidak, alasan........................................................................


57 Saya yakin aturan-aturan yang dibuat sesusai dengan tujuan
penyelenggaraan unit usaha BUMDes

Jika tidak, alasan.......................................................................


C. PERANAN BUMDes
No Tingkat Pelayanan Sosial STS TS S SS
58 BUMDes memudahkan saya mendapatkan
pelayanan dari pemerintah desa

59 Penyelenggara BUMDes memberikan pelayanan


modal usaha untuk saya

60 Penyelenggara unit usaha BUMDes memberikan


pelayanan yang sama kepada semua anggota

61 Anggota diperbolehkan complain terhadap


pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara unit
usaha BUMDes

62 Saya lebih mudah mengakses air bersih dengan


adanya BUMDes

63 Saya lebih mudah melakukan pembelanjaan ke


pasar desa dengan adanya BUMDes

64 Saya mudah mendapatkan akses terhadap


pemanfaatan objek rawa

No Tingkat Manfaat Ekonomi STS TS S SS


65 Saya mendapatkan modal usaha dari keikutsertaan
menjadi anggota BUMDes
41

66 Penghasilan saya mengalami peningkatan setelah


menjadi anggota BUMDes

67 Saya mudah meningkatkan usaha saya

68 Saya dapat mencukupi kebutuhan saya dan keluarga


setelah mengikuti unit usaha BUMDes

69 Setelah menjadi anggota BUMDes pengeluaran


saya juga mengalami peningkatan

70 Tersedia berbagai unit usaha ekonomi dari


BUMDes yang dapat saya akses

71 Saya mudah untuk mengembalikan pinjaman


modal/hutang setelah menjadi anggota BUMDes
42

Lampiran 5 Panduan Pertanyaan/Pengamatan


PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM HUBUNGAN
PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUMDES)

Tujuan : Menggali informasi tentang tingkat partisipasi anggota dalam


pengelolaan BUMDes serta manajemennya
Informan : Penyelenggara Unit Usaha BUMDes

Hari/tanggal wawancara :
Lokasi wawancara :
Nama dan umur informan :
Pekerjaan :
Pertanyaan Penelitian
1. Apakah setiap anggota unit usaha BUMDes berpartisipasi aktif dalam
perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi unit usaha BUMDes? Jelaskan
2. Bagaimana menejemen pengelolaan BUMDes?
3. Siapa saja yang dilibatkan dalam menejemen BUMDes?
4. Siapa saja sasaran anggota/penerima program BUMDes?
5. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengelolaan BUMDes?
6. Bagaimana peran pemerintah desa dalam pengelolaan aset desa yang akan
dikelola BUMDes?
7. Apa saja peraturan yang harus ditaati anggota BUMDes?
39

8. PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM


HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP
KEBERHASILAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
9. Tujuan : Menggali informasi tentang keberadaan dan
pengelolaan BUMDes
10. Informan : Aparatur/kepala Desa
11.
12. Hari/tanggal wawancara :
13. Lokasi wawancara :
14. Nama dan umur informan :
15. Pekerjaan :
16.
17. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana birokrasi pembentukan BUMDes?
2. Apa saja aset-aset desa yang perlu dikelola oleh BUMDes?
3. Apakah BUMDes telah mampu meningkatkan pendapatan asli desa?
Jelaskan
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pembentukan BUMDes?
5. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai keberadaan BUMDes?
6. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan BUMDes?
7. Adakah persyaratan khusus yang harus disiapkan jika ingin menjadi
anggota BUMDes?
8. Bagaimana proses sosialisasi penyelenggaraan unit usaha BUMDes
kepada masyarakat?
9. Bagaimana sejarah pembentukan BUMDes Sumber Artha Makmur?
10. Siapa saja yang dilibatkan dalam pengelolaan BUMDes?
18.
40

19. PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM


HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP
KEBERHASILAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
20. Tujuan : Menggali informasi tentang manajemen BUMDes
21. Informan : Masyarakat yang bukan anggota BUMDes
22.
23. Hari/tanggal wawancara :
24. Lokasi wawancara :
25. Nama dan umur informan :
26. Pekerjaan :
27.
28. Pertanyaan Penelitian
1. Tahukah Anda mengenai BUMDes Sumber Artha Makmur? Jelasakan
2. Mengapa Anda tidak menjadi anggota BUMDes?
3. Bagaimana kinerja pemerintah desa dalam menyediakan lapangan
pekerjaan untuk masyaarakat desa?
4. Apakah pelayanan yang diberikan pemerintah desa sudah baik?Jelaskan
5. Apa harapan anda untuk kebijakan pemerintah desa kedepan?
29.
41

30. Lampiran 6. Format catatan lapang


31. CATATAN LAPANG

32. Nama 33. 34. (sebutkan)


:
35. NIM 36. 37. (sebutkan)
:
38. Departe 39. 40. (sebutkan)
men/Fakultas :
41.
42. Topik 43. 44. (Topik penggalian infromasi)
:
45. Metode 46. 47. (Pengamatan/Wawancara
: Mendalam/Diskusi/FGD/lainnya)
48. Informan/ 49. 50. (Nama dan Jabatan)
Partisipan :
51. Hari & 52. 53. (sebutkan)
Tanggal :
54. Waktu & 55. 56. (sebutkan)
Durasi :
57. Tempat 58. 59. (sebutkan)
:
60. Kondisi & 61. 62. (kondisi yang terjadi ketika
Situasi : menggali informasi)
63.
64. DESKRIPSI
65. (Info yang didapatkan)
66.
67.

68.
69. KESIMPULAN
70. (simpulan dari info yang didapatkan)
71.
72.
73.
74.
75.
76.
42

77. Lampiran 7 Dummy Table


78. Dummy Table
79. Tabel 1 Hubungan karakteristik anggota terhadap partisipasi anggota
BUMDes
80. Kara 81. Partisipasi anggota BUMDes
kteri 83. Rendah 84. Sedang 85. Tinggi
stik 87. n 88. n 89. n
Ang % % %
gota
90. Rend 91. 92. 93.
ah
94. Seda 95. 96. 97.
ng
98. Ting 99. 100. 101.
gi

102. Tabel 2 Hubungan modal sosial terhadap partisipasi anggota


BUMDes
104. Partisipasi anggota BUMDes
106. R 108. Ti
103. 107. Sedang
endah nggi
Modal
110. 111. n 112.
Sosial
n % n
% %
113. 114. 115. 116.
Rendah
117. 118. 119. 120.
Sedang
121. 122. 123. 124.
Tinggi

125. Tabel 3 Hubungan partisipasi anggota terhadap keberhasilan


peranan BUMDes
127. Keberhasilan peranan BUMDes
126. P 129. R 130. Seda
131. Tinggi
artisipa endah ng
i 133. 134. 135. n 136. n
anggota n % %
%
137. R 138. 139. 140. 141.
endah
142. S 143. 144. 145. 146.
edang
147. T 148. 149. 150. 151.
inggi
43

152.
44

153. Lampiran 8 Rancangan Skripsi


1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Masalah Penelitian
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
2. PENDEKATAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.2. Kerangka Pemikiran
2.3. Hipotesis
2.4. Definisi Operasional
3. PENDEKATAN LAPANG
3.1. Lokasi dan Waktu
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.3. Teknik Pengeolahan dan Analisis Data
4. GAMBARAN UMUM
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2. Gambaran Umum Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberejo
5. KARAKTERISTIK ANGGOTA BUMDES DESA SUMBEREJO
5.1. Umur
5.2. Tingkat Pendidikan
5.3. Tingkat Pendapatan
5.4. Tingkat motivasi
5.5. Tingkat Pengalaman
6. PARTISIPASI ANGGOTA BUMDES
154. 6.1 Tahap Perencanaan Program
155. 6.2 Tahap Pelaksanaan Program
156. 6.3 Tahap Evaluasi Program
157. 6.4 Tahap Menikmati Hasil
7. MODAL SOSIAL
7.1. Tingkat Kepercayaan
7.2. Tingkat Jaringan Sosial
7.3. Tingkat Ketaatan terhadap Norma
8. KEBERHASILAN PERANAN BUMDES
8.1. Tingkat Pelayanan Sosial
8.2. Penyediaan Usaha Ekonomi
9. PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
9.1. Hubungan Karakteristik Anggota dengan Partisipasi Anggota BUMDes
9.2. Hubungan Modal Sosial terhadap partisipasi anggota BUMDes
9.3. Hubungan Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan Peranan BUMDes
10. PENUTUP
10.1. Kesimpulan
10.2. Saran
158. DAFTAR PUSTAKA
159. LAMPIRAN

160.

Anda mungkin juga menyukai