OLEH :
KEDIRI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam berjalannya kegiatan ekonomi di kehidupan sehari-hari ada beberapa faktor
penggerak kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan ekonomi, sebagai
berikut :
1. Kebutuhan ekonomi, sifatnya tidak terbatas.
2. Kelangkaan (scarcity), ketersediaannya terbatas.
3. Pilihan (alternatif)/opportunity cost, penggunaan sumberdaya untuk tujuan tertentu.
4. Konsep ekonomi, dibedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan (want).
Dalam menjalani kehidupannya, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam
barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga
meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan
barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
Seiring dengan peradaban manusia yang terus berkembang, maka perekonomian pun terus
berkembang karena. Seiring dengan peradaban manusia yang terus berkembang, maka
perekonomian pun terus berkembang karena manusia adalah faktor utama dari
berkembangnya perekonomian tersebut. Mengapa? Karena manusia adalah pelaku utama dari
perekonomian itu.
Keberadaan koperasi harus mampu memperkuat nilai-nilai jati diri koperasi dalam
kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya meningkatkan daya dukung koperasi yang
berkemampuan dalam menyediakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Koperasi
sebagai Soko Guru dan merupakan ujung tombak perekonomian rakyat diharapkan mampu
memiliki daya saing yang sehat.
Kehadiran lembaga keuangan mikro selama ini sangat membatu terutama bagi usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan rumah tangga terutama di pedesaan. Berbagai
kemudahan persyaratan dan pelayanan ditawarkan menjadikan lembaga kuangan mikro
menjadi alternatif menarik bagi mereka yang membutuhkan akses dana. Lembaga keuangan
mikro tersebut antara lain: ada koperasi, BMT, Lembaga Perkreditan Desa (LPD), BUKP, dan
Credit Union (CU).
Globalisasi, persaingan bebas dan sistim perekonomian yang kapitalistis ditengerai
menjadi biang kerok hancurnya sendi-sendi ekonomi dan kedaulatan negara dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Negara semakin tidak mampu lagi menentukan nasib
negaranya termasuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingan rakyatnya. Negara
terlalu sering tidak hadir di tengah penderitaan rakyatnya sendiri. Kapitalisme global begitu
menjerat, menyandera dan merebut kedaulatan sosial ekonomi di Indonesia.
Pembangunan menggusur orang miskin dan menjadikan mereka semakin
termarginalisasi bukan menggusur kemiskinan. Maka rakyat dengan segala kekuatan
transformatif yang dimilikinya mau tidak mau harus siap menyelamatkan dirinya sendiri
untuk terhindar dari kondisi yang lebih buruk. Rakyat memiliki potensi kekuatan
transformatif luar biasa seperti koperasi credit union dan UMKM sebagai penggerak ekonomi
rakyat. Apabila kekuatan-kekuatan transformatif dikelola dengan baik maka rakyat mampu
membentuk konstruksi masyarakat yang dicita-citakan. Masyarakat yang berdaulat secara
sosial ekonomi, sejahtera dan lebih bermartabat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah kami
sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Koperasi
Bagi masyarakat Indonesia, koperasi sudah tidak asing lagi karena kita sudah merasakan
jasa koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat. Secara harfiah koperasi
yang berasal dari bahasa Inggris coperation terdiri dari dua suku kata :
Operation = bekerja
Jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi.
Pengertian pengertian pokok tentang koperasi, yaitu :
2. Menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak dan
kewajiban yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam ekonomi.
6. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai syarat
menjadi anggota.
Sebetulnya suatu definisi itu meskipun banyak persamaannya, tetapi orang banyak yang
memberi tekanan pada salah satu unsurnya. Hal ini tergantung pada perbedaan segi
pandangan palsafah hidup orang yang mengemukakan tentang Koperasi, sebagai pelengkap
dari pengertian koperasi menurut UU No. 12 tahun 1967 (undang-undang pertama mengenai
Koperasi Indonesia), diantaranya :
Dr.C.C. Taylor
Beliau adalah seorang ahli ilmu Sosiologi, dapat diperkirakan tinjauan beliau adalah
tinjauan yang menganggap bahwa Koperasi adalah konsep sosiologi. Menurutnya koperasi
ada dua ide dasar yang bersifat sosiologi yang penting dalam pengertian kerja sama :
a. Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara langsung.
Hubungan paguyuban lebih disukai daripada hubungan yang bersifat pribadi.
b. Manusia (orang) lebih menyukai hidup bersama yang salig menguntungkan dan damai
daripada persaingan.
Sesuai dengan pandangan Taylor tersebut Koperasi dianggap lebih bersifat perkumpulan
orang daripada perkumpulan modal, selain dari sudut pandang etis atau religius dan sudut
pandang ekonomis.
b. Bersifat sukarela
Margaret Digby
Menulis tentang The World Cooperative Movement mengatakan bahwa koperasi adalah:
b. Adalah suatu usaha swasta tetapi ada perbedaan dengan badan usaha swasta lain
dalam hal cara untuk mencapai tujuannya dan penggunaan alatnya.
..suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang
lemah dan diusahakan selalu dengan semangan tidak memikirkan diri sendiri sedemikian
rupa. Sehingga masing masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan
mendapat imbalan sebanding dengan tingkat hubungan mereka dengan perserikatan itu.
Dr. G. Mladenata
H.E. Erdman
d. Tiap anggota mempunyai hak satu suara dalam rapat anggota tahunan. Partisipasi
anggota lebih diutamakan daripada modal yang dimasukan.
f. Koperasi membayar bunga pinjaman sesuai dengan batas yang berlaku yaitu sesuai
dengan tingginya yang berlaku di masyarakat.
g. SHU ( Sisa Hasil Usaha ) dibayar pada anggota yang besarnya sesuai dengan jasa
anggota.
Frank Robotka
c. Koperasi adalah suatu kebalikan dari persaingan yaitu bahwa anggota lebih bersifat
kerja sama daripada bersaing diantara mereka
d. Koperasi bukan perkumpulan modal dan tidak mengejar keuntungan, lain dengan
badan usaha bukan koperasi yang mengutamakan modal dan berusaha mendapatkan
keuntungan
a. Solidaritas
b. Individualitas
d. Jujur
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
Modal yang didapat dari cara ini bukan merupakan modal yang langsung digunakan
oleh koperasi tetapi mengambil manfaat dari kemampuan operasi itu sendiri dalam rangka
menekan biaya, caranya antara lain menunda pembayaran yang seharusnya dikeluarkan;
memupuk dana cadangan; melakukan kerja sama-usaha; mendirikan Bdang-Badan Bersubsidi
B A B III
PENUTUP
Kesimpulan
Koperasi dibentuk, dibangun dan dikembangkan serta mempunyai
tujuan untuk mensejahterakan oleh dan untuk anggotanya. walaupun
koperasi menjadi beragam, itu hanya pada kegiatan keseharian sebagai
akibat dari karakter masyarakat kita yang beragam. Sebagai sebuah
lembaga koperasi, aktualisasi prinsip dan nilai tidak harus menyimpang
dari jatidirinya. Segala penyimpangan, secara konsisten patut ditindak
tegas, mulai dari peringatan hingga tindakan hukum. Untuk sampai pada
pemahaman makna nilai dasar dan jatidiri koperasi diperlukan secara
terus menerus pengkajian dan pembelajaran yang benar dan aktual
tentang itu. Tentunya tepat sasaran. Pembelajaran Perkoperasian
Indonesia dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, maupun di
masyarakat, perlu disesuaikan dengan karakter dan kondisi mereka.
Karena itu, perlu selalu dikaji ulang, dicermati dan disesuaikan dengan
perkembangan dan kemurniannya.
Untuk itu koperasi harus selalu bisa memperbaiki organisasinya
agar selalu bisa mengikuti perkembangan dan dinamika pasar sehingga
tujuan koperasi dapat tercapai. Memperbaiki organisasi secara internal
maupun eksternal haruslah selalu berkesinambungan, agar koperasi bisa
bertahan ditengah era globalisasi yang penuh denganhal-hal baru.
Saran
Karena masih banyaknya kekurangan dalam organisasi
perkoperasian Indonesia, pemerintah harus memfasilitasi berbagai
macam perbaikan tersebut salah satunya dengan pembangunan sistem
pendidikan dan pelatihan yang diusahakan memenuhi kebutuhan pasar
dan dunia usaha dalam kerangka pengembangan ekonomi kerakyatan.
Dalam hal ini kalangan perguruan tinggi seyogyanya memantau orientasi
pembangunan masa depan dan juga fleksibel/luwes dalam menyesuaikan
antara silabus pendidikan dengan kebutuhan koperasi, dunia usaha serta
industri. Dalam masa industriallisasi mendatang, dorongan peningkatan
penyerapan tenaga kerja terutama pada industri menengah dan kecil.
Karena pada kedua kelompok inilah, proporsi tenaga kerja diharapkan
dapat terserap sekitar 70-80% dari tambahan angkatan kerja baru.
Dengan demikian, penekanan pembangunan mendatang sejalan dengan
dorongan gerakan pengentasan kemiskinan nasional.