8 Metoda Chromatografi 2
8 Metoda Chromatografi 2
Adalah pemisahan suatu solute dari campuran solute lainnya dalam solven tertentu (fasa
mobile) yang didasarkan pada mudah-sulitnya suatu solute melewati unggun (bed) padatan
(fasa stationer) yang berfungsi sebagai media separator sehingga masing-masing solute akan
mempunyai kecepatan melewati bed yang berbeda-beda dan keluar bed dengan waktu yang
berbeda-beda pula. Hal ini yang mendasari pemisahan secara chromatography. Larutan feed
yang mengandung berbagai macam solute diumpankan ke kolom chromatograf yang berisi
unggun bead kemudian dituangkan cairan eluant . Unggun bead separator akan secara
selektif memperlambat laju masing-masing solute sehingga semakin panjang unggun bead
akan semakin tinggi tingkat separasinya dan saat keluar dari bawah kolom solute akan
terpisah-pisah dengan selang waktu tertentu.
Walaupun metoda separasi-purifikasi ini baru mulai berkembang diakhir perang dunia II, saat
ini semakin banyak industri khususnya bioproses yang menggunakannya. Hal ini didukung
oleh kemajuan pembuatan resin bead yang lebih selektif dan sistem kontrol otomatis yang
memungkinkan pemisahan bisa dilakukan secara akurat.(penggunaan on line measurement &
automation system)
Bentuk penurunan kemampuan adsorben ini diikuti dengan kenaikan konsentrasi solute yang
tidak terserap di effluent.
Influent
effluent
Tahapan operasi adsorpsi :
Skema system kolom adsorben : dengan tujuan kesempurnaan adsorbsi bisa dipilih berbagai
macam skema, masing-masing dg kelebihan dan kekurangannya.
Bahan yang sering digunakan sebagai eluant adalah : 2 butanone; 2 propanone; acetone; 1
butanol; 1 propanol; methanol, ethanol; dan air.
Beberapa jenis adsorben yang terkenal dan banyak digunakan saat ini dalam pemurnian
produk-produk bioteknologi adalah :
Karbon active
Oksida Silicon dan Aluminum contoh : zeolit
Senyawa-senyawa polimer crosslink organic
Pemilihan adsorben tergantung pada ukuran dan sifat solute yang diinginkan serta harga
produk dan biaya operasional system adsorbsi.
II. Ion Exchanger Chromatograf terjadi ikatan kimiawi heteropolar diantara
ion-ion dalam fasa stationer dan fasa mobile. Bead ion exchanger baik yang hidrophobik
maupun yang hidrophilik diberi gugus fungsional untuk memungkinkan mekanisme
pengikatan solute tertentu secara ionik. Sebagai cairan eluant untuk produk-produk bioproses
biasanya air ataupun larutan buffer.
Operasi separasi dan purifikasi dengan menggunakan resin ion exchange didasari oleh
pertukaran ion secara reversible (bolak-balik) antara resin padat yang mempunyai gugus
fungsional dengan solute yang terionisasi didalam larutan.
Secara kimiawi tidak terjadi perubahan struktur yang utama, sehingga prosesnya dapat
dilakukan secara bolak-balik dan berulang-ulang. Untuk itulah resin ion exchange dapat di-
regenerasi / dielusi sebelum digunakan kembali.
Aplikasi metoda ini dalam bioproses industri adalah untuk proses-proses recovery dan
purifikasi a.l : antibiotik, vitamin, asam amino, protein, enzym, plasma dll.
Berdasarkan pada type solute yang bisa dipisahkan, pemisahan chromatografi dapat
diklasifikasikan menjadi 3 type :
Affinity differences
Ion exclusion
Size exclusion
Karena selektivitas separasinya lebih tinggi dari metoda yang lain, maka pemurnian dengan
metoda affinitas ini dapat mempersingkat proses sekaligus menurunkan biaya pemurnian. Hal
inilah yang membuat metoda ini sangat cepat berkembang dan digunakan dalam industri
bioproses secara luas.
Peranan resin sangat dominan dalam affinity separasi ini, sehingga banyak dikembangkan
berbagai resin untuk keperluan purifikasi solute tertentu pula. Secara skematik dapat
digambarkan sebagai berikut.
Perbedaan affinitas solute pada fasa stasioner dan fasa mobile didasarkan pada koeffisien
distribusi solute Kd yaitu perbandingan konsentrasi solute dalam resin dan dalam larutan
atau
Kd = Cr / Cl
Sedangkan faktor separasi adalah perbandingan antara koeff distribusi solute satu dengan
solute yang lain atau
= Kd1 /Kd2
harga ini dapat dipakai untuk mengetahui urutan separasi yang terjadi dalam kolom
chromatograf untuk suatu jenis resin tertentu yang digunakan sebagai fasa stasionernya.
Contoh rasio koeffisien distribusi individu formaldehyde : aceton sering disebut faktor
separasibilitas dalam resin Dowex 50WX8(H+) adalah 2,03 dan dalam resin Dowex 1X8 (Cl-)
adalah 1,02 . Maka berdasarkan definisi tersebut diatas akan lebih baik digunakan resin
Dowex 50WX8(H+) karena lebih besar affinitasnya terhadap solute. Sedangkan yang akan
keluar duluan dari kolom adalah aseton, sesuai rule of thumb : yang keluar duluan adalah
yang berfungsi sebagai penyebut bila nilai rasionya lebih besar dari 1, atau akan terjadi
sebaliknya bila kurang dari 1.
Type pemisahan seperti ini sudah digunakan secara luas di industri untuk pemisahan fructose
dari glucose untuk membuat fructose syrup dari 55 hingga 90 %. Penggunaan lain affinity
separation ini antara lain untuk pemurnian enzyme, protein, antibody,asam-asam nukleat.
Penggunaan lain ion exclusion dalam industri adalah pemisahan MSG dari asam-asam amino
lainnya yang juga telah ternetralkan oleh penambahan NaOH. Larutan asam amino mula-
mula dinetralkan dengan NaOH hingga pH 7.2 maka akan membentuk garam sodium dari
asam amino, kemudian dilewatkan resin tipe kation asam kuat dari asam sulfonat. MSG akan
terelusi pertama kali, baru kemudian garam sodium dari asam-asam amino lainnya.