Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBIDAIAN FRAKTUR CRURIS DEXTRA


DI RUANG IGD RSUD KOTA SALATIGA

Di Susun Oleh
ANI ARIYANTI
NIM : 1608008

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA SEMARANG
2016

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


PEMBIDAIAN FRAKTUR CRURIS DEXTRA DEKSTRA

1
Nama klien : Nn. R
Diagnosa Medis : Suspect Fraktur cruris dekstra
No register : 16 17 - 333065

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Trauma berhubungan dengan kerusakan intregitas tulang (fraktur).
DS:
- klien mengatakan kaki kanan klien sulit dan sakit jika digerakkan.
- klien mengatakan mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor saat hendak meyebrang
jalan.

DO:
- TD : 118/71 mmHg
- N : 108 x/menit
- T : 360C
- RR : 24 x/menit
- Kaki kanan terdapat pembengkakan.

Dasar pemikiran:
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
trauma langsung, misalnya benturan pada kaki yang menyebabkan patah tulang cruris dan
dapat berupa trauma tidak langsung.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari adanya fraktur diantaranya:
a. Terputusnya pembuluh darah arteri
b. Avaskulerisasi nekrosis
c. Fat embolism syndrome
d. Sindrom compartemen
e. Infeksi

Berdasarkan teori tersebut maka diagnosa yang muncul pada kasus Nn. R adalah Trauma
berhubungan dengan kerusakan intregitas tulang (fraktur).

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemasangan bidai pada fraktur cruris dekstra.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Tujuan Pembidaian:

1) Imobilisasi.
2) Mengurangi nyeri.
3) Mencegah kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah & syaraf di sekitarnya.

2
b. Syarat dilakukannya pembidaian:
1) Imobilisasi spinal.
2) Pasien multiple trauma.
3) Jika terdapat tanda patah tulang pada ekstremitas.
c. Prinsip umum pembidaian:
1) Lihat bagian yang mengalami cedera dengan jelas.
2) Periksa dan catat sensasi, motoris & sirkulasi distal sebelum dan sesudah pembidaian.
3) Jika terdapat angulasi hebat dan denyut nadi tak teraba, lakukan traksi dengan
lembut.
4) Jika terdapat tahanan angulasi, bidai ekstremitas dalam posisi angulasi.
5) Tutup luka terbuka dengan kassa steril sebelum dibidai, pasang bidai di sisi yang jauh
dari luka tersebut.
6) Gunakan bidai yang dapat mengimobilisasi satu sendi di proksimal dan distal jejas.
7) Pasang bantalan yang memadai.
8) Jangan mencoba untuk menekan masuk kembali segmen tulang yang menonjol. Beri
tahu dokter segera. Beri bantalan pada segmen tulang yang menonjol. Jaga agar ujung
segmen fraktur tetap lembab.

4. Analisa tindakan keperawatan


Fraktur yang terjadi pada kasus Nn. R termasuk fraktur tertutup sebab patahan tulang
tidak menembus kulit sehingga tidak terjadi robekkan kulit. Setelah keadaan darurat pada
klien teratasi yakni meliputi penanganan ABC, kemudian lakukan penanganan dasar pada
patahan tersebut. Penanganan dasar pada patahan tersebut adalah reposisi (mengembalikkan
kembali tulang pada posisi semula) dan pembidaian. Pembidaian adalah pemasangan alat
untuk mempertahankan kedudukan tulang. Tujuan dari pembidaian itu sendiri yaitu
mencegah pergerakan tulang yang patah, mengurangi nyeri, mencegah cedera lebih lanjut,
mengistirahatkan daerah patah tulang, mengurangi perdarahan.
Pembidaian dapat dilakukan dengan segera untuk mengurangi pergerakan dari patahan
tersebut dan dilakukan tanpa terlalu banyak melakukan manuver gerakan yang berlebihan.
Pemasangan bidai juga dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto
rontgen.

5. Bahaya yang mungkin muncul


Bahaya yang dapat timbul dari pemasangan bidai adalah fiksasi dengan posisi yang tidak
benar dan bisa memperparah fraktur. Bidai yang tidak sesuai dengan lokasi fraktur dapat
menyebabkan imobilisasi yang tidak optimal sehingga menganggu proses penyembuhan.

3
Perawat harus bisa melakukan pengkajian dengan teliti lokasi dan tipe fraktur sebelum
pembidaian.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S : klien mengatakan bahwa sudah terpasang bidai
O : Bidai terpasang pada kaki kanan yang mengalami fraktur.
A : Masalah teratasi.
P : Monitor kondisi klien, pemeriksaan rontgen.

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
a. Kaji TTV khusunya nadi pada area distal
b. Pemeriksaan rontgen

8. Evaluasi diri
Pemasangan bidai perlu kecermatan dan kehati-hatian dalam melakukan reposisi.

9. Kepustakaan
Brunner & Suddarth.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.1997.EGC.Jakarta.
Doenges E. Marlynn.Rencana Asuhan Keperawatan.2000.EGC.Jakarta.
Gallo & Hudak.Keperawatan Kritis, edisi VI.1997.EGC.Jakarta.
Noer Staffoeloh et all.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.1999.Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.

Preseptor Preseptee

( Dewi Ratna W, SST.) ( Ani Ariyanti, S.Kep )

Anda mungkin juga menyukai