Anda di halaman 1dari 2

Faktor manajemen sangat erat waktu lama dan menyebabkan kegemukan

hubungannya dengan faktor pakan/nutrisi. Jika (obesitas) dapat juga menyebabkan gangguan
tubuh. Kekurangan nutrisi terutama untuk reproduksi. Pemberian ransum sebanyak 40%
jangka waktu yang lama maka akan diatas kebutuhan baku, pada awal proses
mempengaruhi fungsi reproduksi, efisiensi reproduksi mungkin belum terlihat pengaruh
reproduksi menjadi rendah dan akhirnya terhadap kesuburan ternak, tetapi bila
produktifitasnya rendah. Kekurangan nutrisi diperhatikan pada periode reproduksi
akan mempengaruhi fungsi hypofisis anterior berikutnya, pengaruh itu mudah terlihat dengan
sehingga produksi dan sekresi hormon FSH dan munculnya gangguan reproduksi pada induk
LH rendah (karena tidak cukupnya ATP), ternak tersebut. Pada sapi yang menderita
akibatnya ovarium tidak berkembang obesitas ada timbunan lemak di berbagai organ
(hipofungsi). Pengaruh lainnya pada saat tubuh, antara lain terjadi penimbunan lemak
ovulasi, transport sperma, fertilisasi, pembelahan disekitar ovarium dan bursa ovari. Timbunan
sel, perkembangan embrio dan fetus. lemak ini menyebabkan sel telur yang
Kekurangan nutrisi yang terjadi pada masa diovulasikan terhalang masuk tuba falopii dan
pubertas sampai beranak pertama maka tetap tertahan pada bursa ovarium, sehingga
kemungkinannya adalah birahi tenang, defek tidak terjadi proses pembuahan.
ovulatory (kelainan ovulasi) gagal konsepsi, Beberapa mineral (trace element)
kematian embrio/fetus. mempunyai peranan penting dalam proses
Nutrisi yang sangat menunjang untuk reproduksi yang normal pada ternak. Beberapa
saluran reproduksi diantaranya: protein, vitamin mineral yang umumnya mempunyai peranan
A, mineral atau vitamin. Selain nutrisi tersebut dalam proses reproduksi baik pada hewan betina
di atas, yang perlu diperhatikan adalah adanya maupun jantan adalah ; Posfor (P), Kalsium
ransum yang harus dihindari selama masa (Ca), dan unsur jarang seperti iodium (J),
kebuntingan karena dapat menyebabkan abortus, Selenium (Se), Ferrum (Fe), Kuprum (Cu),
diantaranya: racun daun cemara, nitrat, Kobalt (Co), Mangan (Mn), dan Magnesium
ergotamin, naphtalen, khlor, dan arsenik. Kalau (Mg). Semua bahan mineral ini bila kekurangan
pakan yang kurang atau kondisi lingkungan dalam tubuh hewan akan diikuti timbulnya
yang buruk berjalan lama, maka hipofungsi gangguan reproduksi khususnya pada betina,
ovarium selanjutnya akan berubah menjadi diakhiri dengan kemajiran.
atropi ovarium. Atropi avarium adalah ovarium Kekurangan pospor dapat terjadi
yang ukuran lebih kecil dari normal, permukaan misalnya karena dalam ransum terjadi
licin, karena tidak ada pertumbuhan folikel kekurangan protein, atau pakan hanya terdiri
sehingga dari rumput kering atau rumput yang berasal dari
proses reproduksi sama sekali tidak berjalan. tanah yang kekurangan pospor. Gejala yang
Kondisi fisik tubuh ternak ini buruk, gejala ditimbulkan pada hewan betina adalah bulu yang
gejala klinisnya juga anestrus yang tidak mengkilat, kekurusan, tidak ada nafsu
berkepanjangan. Keadaan atropi ovarium harus makan. Pada hewan muda lambat mencapai
dibedakan dengan hipoplasia ovarium yang dewasa kelamin, pada hewan dewasa ditandai
disebabkan oleh faktor genetis. Kondisi anestrus, birahi tidak teratur, dan sulit menjadi.
ovariumnya sama yaitu lebih kecil dari ukuran Pada induk yang sedang bunting dapat
normal, tetapi penderita hipoplasia ovarium menyebabkan kematian embrio dini.
memiliki keadaan fisik tubuh yang jauh lebih Kekurangan Ca dalam ransum dapat
baik. Pakan sebagai faktor yang menyebabkan menurunkan kesuburan ternak. Yang tidak kalah
gangguan reproduksi dan kemajiran sering pentingnya adalah perbandingan antara kalsium
bersifat mejemuk, artinya kekurangan suatu zat dan posfor dalam pakan harus seimbang. Proses
dalam ransum pakan diikuti oleh kekurangan zat reproduksi akan terganggu bila dalam ransum
pakan lainnya. Sebagai contoh sapi perah, pakan, kadar Ca lebih kecil dari kadar P. Mineral
kekurangan protein dalam ransum sering diikuti jarang mempunyai peranan dalam dalam
oleh kurangnya mineral dan vitamin. Kelebihan mengatur kesuburan ternak adalah Y (Yodium),
pakan dalam ransum yang berlangsung dalam
Se (Selenium), Fe (Ferrum), Cu (Cuprum), Co manusianya sendiri, baik sebagai pemilik atau
(Cobalt), Mn (Mangan), dan Mg penunggu ternak, baik pelaksana IB, maupun
(Magnesium). sebagai sarjana peternakan atau dokter hewan
Kekurangan Yodium pada hewan betina yang melayani peternakan tersebut.
mengakibatkan munculnya birahi yang tidak Beberapa kegagalan reproduksi berupa
teratur, pertumbuhan fetus yang terganggu, kesalahan tatalaksana yang bersumber dari
abortus dan retensi sekundinarum. Kekurangan faktor
Se pada hewan bunting tua sering menyebabkan manusia antara lain :
terjadinya retensio secundinarum setelah 1. Kegagalan mendeteksi birahi, kegagalan
melahirkan. Fe, Cu, dan Co menyebabkan melaporkan dan mengawinkan sapi
anemia sehingga secara tidak langsung juga betina pada saat yang tepat.
mempengaruhi proses reproduksi. 2. Telampau cepat mengawinkan kembali
Kekurangan Mangan (Mn) dalam pakan setelah partus.
dapat menurunkan libido dan degenerasi testis 3. Kegagalan memeriksa kebuntingan
pada hewan jantan, sedangkan kekurangan sebelum sapi diafkir karena majir. Kira-
Magnesium (Mg) dapat diikuti kematian pedet kira 40 sampai 60 prosen sapi yang
setelah lahir disebabkan kadar magnesium dalam dipotong dirumah potong karena majir
darah rendah.Kegagalan reproduksi pada ternak ternyata mengandung foetus di dalam
pada umumnya bersumber pada 3 faktor utama uterusnya.
(Toelihere, 1985), yaitu faktor manusia yang 4. Kealpaan melaporkan kepada atau
mempertemukan kedua jenis kelamin atau memanggil dokter hewan apabila ada
gamet. Faktor hewan jantan dan faktor hewan tanda-tanda ketidakberesan reproduksi.
betina. Dalam banyak hal manusia telah berhasil 5. Sering mengganti pejantan jika seekor
mempertinggi daya reproduksi ternak. Tetapi di sapi betina tidak langsung menjadi
lain pihak campur tangan manusia dalam bunting pada perkawinan pertama atau
persoalan perkembangbiakan ternak dengan kedua
sendirinya menambah variabel baru dalam
faktor-faktor kegagalan reproduksi, yaitu faktor

Anda mungkin juga menyukai