Warnata Fix
Warnata Fix
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
Anamnesis (autoanamnesis dan alloanamnesis) :
- Dialami sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien terlihat sering tertidur
tetapi pasien masih bisa berkomunikasi, namun memberat sejak 1 hari terakhir
pasien masih bisa berkomunikasi tapi sering berbicara ngelantur, dan kadang
tidak nyambung ketika diajak berbicara
- Nyeri perut kanan atas sejak kurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.
benjolan diperut kanan sejak 2 bulan yang lalu, dan ada penurunan berat badan
sekitar 10 kg dalam 2 bulan terakhir ini
- Mata kuning ada baru disadari sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
- Mual muntah ada dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga cepat
merasa kenyang dan perut terasa kembung, sehingga makan pasien sedikit dan
tidak teratur.
- Demam tidak ada. Riwayat demam sebelumnya tidak ada.
- Batuk tidak ada, nyeri dada tidak ada. Riwayat batuk lama sebelumnya tidak
ada.
- Sesak napas tidak ada.
- Pasien riwayat dirawat di rumah sakit sorong papua dengan keluhan yang
sama, disana pasien dijelaskan bahwa hatinya membengkak dan karena tidak
ada perubahan dirujuk ke RSWS
1
- Bab : Pasien belum bab sejak 5 hari yang lalu. Ada riwayat bab hitam encer 1
minggu yang lalu selama 2 hari. Riwayat bab darah segar tidak ada
- Bak : biasa, warna kuning pekat, volume kesan cukup
Riwayat Keluarga
Ibu : Sudah meninggal, penyebab tidak diketahui
Ayah : Sudah meninggal , penyebab tidak diketahui.
Saudara : 1 orang adik, hidup, sehat
Anak : 2 orang, hidup, sehat
Riwayat Pribadi
Riwayat pekerjaan : Pasien bekerja sebagai wiraswasta di papua
Riwayat alergi : tidak ada
Olahraga : tidak ada yang spesifik
Kebiasaan makanan : tidak ada yang khusus
Merokok : riwayat merokok ada 2 bungkus (32 batang) perhari selama 10
tahun
Obat-obatan : tidak ada
Alkohol : riwayat alcohol ada sejak 10 tahun mengkonsumsi alcohol
botol yang dijual bebas, minum alcohol 3x dalam seminggu. Terakhir konsumsi 1
minggu yang lalu.
DESKRIPSI UMUM
Kesan : Sakit berat
Status gizi : Gizi cukup
Kesadaran : Somnolen (E3M6V4)
Berat badan : 55kg
Tinggi badan : 168 cm
IMT : 19,5
2
TANDA VITAL
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 96x/mnt , reguler, kuat angkat
Pernapasan : 20 kali / mnt
Suhu axilla : 36,5oC
VAS Score : 7/10
PEMERIKSAAN FISIS
Kepala : normocephal, rambut hitam pendek, tidak mudah tercabut.
Mata : pupil isokor, diameter 2 mm/2mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
anemis, sklera ikterik
Telinga : tidak tampak adanya sekret.
Hidung : bentuk normal, tidak ada sekret,epistaksis tidak ada
Mulut : tonsil T1-T1, tidak hiperemis, stomatitis tidak ada, leukoplakia ada
Leher : DVS R-1 cmH2O, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada deviasi trakea. Kaku kuduk
tidak ada
Thoraks :
Inspeksi :Simetris kiri sama dengan kanan.
Palpasi :tidak teraba massa tumor maupun nyeri tekan
Vokal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Bunyi pernapasan :Vesikuler
Bunyi tambahan : Rhonki tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : Batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kanan di ICS IV, linea parasternalis dextra;
Batas jantung kiri di ICS VI, linea medioclavicularis sinistra;
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni, reguler. Gallop S3 tidak ada
3
Abdomen :
Inspeksi : cembung, ikut gerak napas, spider nevi (-)
Auskultasi : Peristaltik ada, kesan normal
Palpasi :hepar teraba 5 jari BAC dengan tepi tumpul permukaan berbenjol-
benjol, nyeri tekan ada, konsistensi keras. Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani.
Ekstremitas : Udem tidak ada, teraba hangat, eritema palmaris ada, flapping tremor
ada.
Rectal Touche: sfingter mencekik, ampulla kosong, mukosa licin tidak teraba
benjolan, HS : feses kuning, darah tidak ada, lendir tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI 10/06/2016
WBC 10.500 10^3/uL 4.00 11.00
RBC 3,66 10^6/uL 4.50 5.50
HGB 12,4 g/dL 13.0 16.0
HCT 34,4 % 40.0 50.0
MCV 94 fL 80.0 100.0
MCH 31.0 Pg 27.0 34.0
MCHC 33.0 g/dL 31.0 36.0
PLT 324.000 10^3/uL 150 450
NEUT 69,4 % 50.0 70.0
LYMPH 15,2 % 20.0 40.0
MONO 12,9 % 2.00 8.00
EO 1,4 % 1.00 3.00
BASO 1,1 % 0.00 1.00
4
Kalium 4,6 Mmol/L 3.5-5.1
Klorida 98 Mmol/L 97-111
GDS 120 Mg/dl 140
Albumin 2,7 Gr/dl 3.5-5.0
Globulin 3,2 Gr/dl 1,5-5
Bil.total 5,39 Mg/dl <1,1
Bil. Direk 4,25 Mg/dl <0,30
GOT 69 U/L <38
GPT 90 U/L <41
PT 20,1 Detik 10-14
INR 1,9 --
APTT 31.4 Detik 22.0-30.0
HbsAg Non Reaktif COI <0.13
Anti HCV Reaktif COI <1.00
ICT Malaria Negative Negative
5
Kesan :
- Hepatomegally dengan multiple lesi nodular suspek metastase ke hepar dd/
Diffuse hepatoma
- Ascites
- Kista ginjal kanan
- Suspek kista lien dd/ Tumor metastasis ke lien
- Efusi pleura sinistra
EKG (10/06/2016):
DAFTAR MASALAH
1. Kesadaran menurun ec. Ensefalopati hepatikum grade II
6
2. Hepatoma CTP C BCLC D ec. HCV dd/ Tumor hati sekunder\
3. Koagulopati hepatikum
4. Cancer pain
7
Pemeriksaan fisis didapatkan sklera ikterus, hepar teraba 5 jari BAC dengan
tepi tumpul permukaan berbenjol-benjol, nyeri tekan ada. Pada pemeriksaan
CT Scan abdomen didapatkan hepatomegaly dengan multiple lesi noduler
suspek metastase ke hepar.
Dipikirkan diagnose hepatoma CTP C (Skor 12) BCLC D ec. HCV dd/ Tumor
hati sekunder karena adanya keluhan perut membesar yang dialami sejak 2
bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisis abdomen didapatkan hepar teraba
membesar 5 jari BAC dengan tepi tumpul permukaan berbenjol-benjol, nyeri
tekan ada, pada pemeriksaan penunjang didapatkan anti HCV reaktif. Pada
pasien dengan Hepatoma biasanya datang dengan keluhan nyeri dikuadran
kanan atas, disertai pada pasien ini mempunyai faktor resiko yaitu peminum
alcohol sejak 10 tahun terakhir dan didapatkan pada pemeriksaan penunjang
anti HCV reaktif.
Rencana terapi : -
Rencana diagnose :
- AFP, CEA, Gamma GT
- MSCT Abdomen dengan kontras
3. Koagulopati hepatikum
Anamnesis : adanya riwayat sakit kuning sebelumnya, dan terdapat benjolan
pada bagian perut kanan atas yang dirasakan sejak 2 bulan terakhir disertai
rasa nyeri.
Pemeriksaan fisis : hepar teraba membesar 5 jari BAC, dengan permukaan
berbenjol-benjol tepi tumpul, nyeri tekan ada. Eritema palmaris (+)
Pemeriksaan penunjang : didapatkan pemanjangan faktor intrinsic dan
ekstrinsik PT 20,1 INR 1,9 APTT 31,4, Anti HCV (+)
Plan terapi :
- Vit K 10mg/12jam/intravena selama 3 hari
Plan diagnose :
- Ddimer dan fibrinogen
Plan monitoring :
- kontrol PT APTT post pemberian vit K
- awasi manifestasi perdarahan
8
4. Cancer Pain
Anamnesis : berdasarkan adanya keluhan nyeri perut kanan atas sejak kurang
lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Benjolan diperut kanan sejak 2
bulan yang lalu, dan ada penurunan berat badan sekitar 10 kg dalam 2 bulan
terakhir ini.
Pemeriksaan fisis : didapatkan sklera ikterik, pada pemeriksaan fisis abdomen
hepar teraba 5 jari BAC dengan tepi tumpul permukaan berbenjol-benjol,
nyeri tekan tidak ada.
Pemeriksaan penunjang CT Scan abdomen didapatkan hepatomegaly dengan
multiple lesi noduler suspek metastase ke hepar, hasil pemeriksaan Anti HCV
reaktif
Dipikirkan diagnosa Cancer Pain berdasarkan adanya keluhan nyeri perut
kanan atas yang dicurigai sebagai suatu hepatoma, dengan VAS score 7/10
Plan terapi :
- metamizole 1 amp/12jam/intravena
PENATALAKSAAN AWAL :
1. Diet Hepar III
2. IVFD Asering : Dextrose 5% 1:1
3. Comafusin hepar/24jam/drips
4. Hepamerz LOLA 4 ampul dalam D5% 100cc habis dalam 8jam
5. Metamizole 1 amp/ 8jam /IV
6. Metronidazole 0,5mg/8jam/iv
7. Vit K amp/12jam/IM selama 3 hari
8. Klisma laktulosa
RENCANA DIAGNOSTIK
1. AFP
2. CEA
3. Ca 19-9
4. Gamma GT, ALP
5. Ddimer, fibrinogen
6. Foto thoraks
7. MSCT Abdomen dengan kontras
9
RENCANA MONITORING
1. Pantau tanda vital
FOLLOW UP
10
plt 324.000 CEA
ureum 51 Ca 19-9
creatinin 0,91
Foto thoraks
albumin 2,7
MSCT abdomen tanpa
Na/K/Cl 132/4,6/98
kontras
Bil.total 5,39
Bil. Direk 4,26
Monitoring :
Globulin 3,2
Monitoring tanda vital
GOT 69
GPT 90
PT 20,1, INR 1,91
APTT 31,4
GDS 120 mg/dl
A:
1. Kesadaran menurun ec. Ensefalopati
hepatikum grade II
2. Hepatoma CTP C BCLC D dd/ Tumor
hati sekunder
3. Koagulopati hepatikum
4. Cancer pain
11
tidak ada hepar/24jam/drips
sonor kiri kanan, BP vesiculer, Ronki Hepamers LOLA 4 amp
dan wheezing -/- dalam D5% 100cc
Abdomen : Peristaltik ada kesan menurun habis 8 jam
Teraba massa hepar 5 jari BAC, Vit K
dengan permukaan keras, tepi amp/12jam/intravena
tumpul. (II)
extremitas : eritema palmaris (+), flapping Edukasi pasang kateter
tremor sulit dinilai keluarga menolak
GDS : 104 mg/dl
A: Plan :
1. Kesadaran menurun ec. Ensefalopati
Rencana foto thoraks
hepatikum grade III
bila memungkinkan
2. Hepatoma CTP C BCLC D dd/ Tumor
Monitoring :
hati sekunder
Monitoring tekanan
3. Koagulopati hepatikum
darah
4. Cancer pain
12
teraba membesar 5 jari bawah arcus costae, Plan :
dengan tepi tumpul, permukaan berbenjol- 1. MSCT Scan Abdomen
benjol, lien tidak teraba. dengan kontras
Ekstremitas : eritema palmaris +/+, 2. AFP, CEA, Ca 19-9
flappingg tremor sulit dinilai
albumin 2,7
Bil.total 5,39
Bil. Direk 4,26
Globulin 3,2
GOT 69
GPT 90
PT 20,1, INR 1,91
APTT 31,4
A:
1. Ensefalopati hepatikum grade III
2. Hepatoma CTP C, BCLC D
3. Koagulopati hepatikum
11/06/2016 S : kesadaran menurun (+) kontak (-) Terapi :
Interna O : E1M1V1 (GCS 3) - O2 8 liter/menit via NRM
19.40 TD : 90/60 mmhg - Edukasi keluarga keadaan
N : 98x/menit pasien
P : 28x/menit - Metamizol amp STOP
S : 36,8oCelcius - Terapi lain lanjut
A:
1. Kesadaran menurun ec. Ensefalopati Plan :
hepatikum grade IV - Monitoring tanda
2. Hepatoma CTP C, BCLC D vital/jam
3. Koagulopati hepatikum
4. Cancer pain
12/06/2016 S : kesadaran menurun (+) Terapi :
Interna O : TD 70/40 mmhg - O2 liter/menit via NRM
06.00 N 70x/menit - Loading cairan 250cc
P 24x/menit - Keluarga pasien menolak
13
S 36,5oCelcius tindakan
A:
1. Kesadaran menurun ec. Ensefalopati Plan :
hepatikum grade IV - monitoring
2. Hepatoma CTP C, BCLC D tanda vital
3. Koagulopati hepatikum
4. Cancer pain
11/06/2016 S : apnue (+) Terapi :
Interna O : TD : tidak terukur - pasien dinyatakan
09.00 N : tidak teraba meninggal
RESUME
14
Hepatoma, CTP C BCLC D ec. HCV dd/ Tu. Hati sekunder, koagulopati hepatikum,
Cancer pain
DISKUSI
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis, ditegakkan diagnosa kesadaran
menurun yang disebabkan oleh ensefalopati hepatikum grade III. Mekanisme
terjadinya ensefalopati hepatikum adalah akibat terjadinya hiperammonia, terjadi
penurunan hepatic uptake sebagai akibat dari intrahepatic portal-systemic shunts dan/
atau penurunan sintesis urea dan glutamik. Faktor presipitasi timbulnya ensefalopati
hepatikum di antaranya perdarahan gastrointestinal (pecahnya varises esophagus,
konstipasi, dan protein porsi tinggi), imbalance elektrolit, penggunaan obat-obatan
(pemberian obat sedative, narkotika), infeksi, serta penggunaan alkohol. Ensefalopati
hepatikum dapat diturunkan risikonya dengan mencegah atau menangani faktor
presipitasi. Disamping itu pemberian lactulose untuk membantu pasien mengeluarkan
ammonia, neomisin (antibiotika yang tidak diabsorpsi mukosa usus) mengurangi
bakteri usus penghasil ammonia, metronidazole juga merupakan terapi alternative
dan diet rendah protein 0,5gr/kgBB/24jam terutama yang diperkaya asam amino
rantai cabang. Pada pasien ini untuk penatalaksanaan ensefalopati hepatikum kami
berikan klisma laktulosa dan pemberian asam amino rantai cabang perhari. Dan
pemberian metronidazole
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang
ditegakkan diagnose hepatoma CTP C BCLC D ec. HCV dd/ Tu. Hati sekunder
karena pada pasien ini ada riwayat nyeri perut sebelumnya yang dialami sejak 2 bulan
terakhir. Pada pemeriksaan fisis didapatkan hepar teraba membesar 5 jari bawah arcus
costae, dengan tepi tumpul, permukaan berbenjol-benjol. Pada pasien ini diperkirakan
penyebab dari hepatoma ialah hepatitis C dan alcohol dimana pada pasien ini
mempunyai riwayat konsumsi alcohol selama 10 tahun. Alkoholisme juga
meningkatkan risiko terjadinya sirosis hati dan HCC pada pengidap infeksi HBC atau
HCV.
Peningkatan PT dan aPTT pada pasien ini disebabkan karena pada pasien
dengan penyakit dapat terjadi koagulopati hepatik, oleh karena itu diberikan vitamin
K. Pemberian vitamin K biasanya tidak terlalu efektif dalam mengatasi
hipoprotrombinemia, karena pada pasien penyakit hati sudah terjadi penurunan
sintesis faktor faktor koagulasi.
15
Pasien ini masuk dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dirasakan sejak
2 bulan terakhir. Pada pasien ini didiagnosa dengan hepatoma, pada pasien hepatoma
kebanyakan datang nyeri perut kanan atas. Terdapat tiga tipe dari nyeri berdasarkan
respon yang dirasakan, yaitu nyeri somatik. nyeri visceral, nyeri neuropati. Menurut
WHO ada tiga tingkatan terapi yaitu pada tingkatan pertama (ringan VAS SCORE 1-
3) dapat diberikan obat golongan asetaminofen, dengan dosis maksimal 3 gram/hari,
untuk tingkatan sedang (Vas 4-6) dapat ditambahkan opioid ringan seperti kodein
dengan dosis maksimal 6 x 30 mg,dan tramadol dengan dosis maksimal 600mg/hari.
Untuk tingkatan nyeri berat (VAS 7-10), maka diberikan opioid, seperti golongan
morfin dan fentanyl
KERANGKA KONSEP
Kesadaran
menurun
Intrakranial ekstrakranial
16
Hepatoma Anti HCV (+)
Alkohol (+)
Ensefalopati
hepatikum
DEATH
17