Anda di halaman 1dari 3

Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik merupakan batuan hasil letusan gunung berapi akibat


adanya gaya endogen. Material hasil letusan gunung berapi tersebut kemudian
terendapkan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es.
setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi ) yang
kemudian menjadi batuan piroklastik. Batuan piroklastik disebut juga batuan
fragmental yang secara khusus terbentuk dari hasil kegiatan gunungapi dapat
berupa aliran lava berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang bersifat
padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut bumi.
Proses pembentukan batuan piroklastik diawali oleh meletusnya
gunungapi, mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang
sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh
gunung itu terhempas ke udara, sehingga magma tersebut membeku dan
membentuk gumpalan yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan
tersebut memiliki tekstur dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu
tadi yang telah mengalami prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan
air, maka batuan tersebut disebut dengan batuan epiklastik. Batuan epiklastik ini
yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan yang mengakibatkan
terjadinya pengikisan pada batuan oleh media air dan angin yang membawanya.
Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan oleh air
dan angin yang membawanya ke tempat yang rendah disekitar gunung api
Terbentuknya batuan piroklastik diawali dengan meletusnya gunungapi yang
mengeluarkan magma dari dalam bumi akbiat energi yang sangat besar yaitu
gaya endogen dari pusat bumi. Magma tersebut terhempas ke udara kemudian
membeku dan membentuk gumpalan yang mengeras (disebut batu). Batu-batu
tersebut mengalami pengangkutan (tertransportasi) oleh angin dan air yang
disebut dengan batuan epiklastik. Perbedaan batuan epiklastik dan piroklastik
yaitu batuan epiklastik mengalami transportasi oleh air dan angin, sedangkan
batuan piroklastik terendapkan dan menjadi batuan sebelum mengalami
transportasi (reworked) oleh air dan es.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil
lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam
batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang
bersifat fragmental dari semuBatuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai
macam ukuran clast; dariagglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tuffs
abu. Pyroclasts denganukuran yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom
vulkanik, lapilli dan abuvulkanik. Abu dianggap piroklastik karena debu halus
terbuat dari batu vulkanik.Salah satu bentuk yang paling spektakuler adalah
deposito piroklastik ignimbrites,deposito dibentuk oleh suhu tinggi gas dan abu
campuran dari aliran piroklastik acara.Tiga jenis transportasi dapat dibedakan:
aliran piroklastik, aliran piroklastik, dan piroklastik jatuh. Selama letusan Plinian,
batu apung dan abuyang terbentuk ketika magma silicic terpecah dalam saluran
vulkanik, karenadekompresi dan pertumbuhan gelembung. Pyroclasts kemudian
entrained dalamletusan apung membanggakan yang dapat naik beberapa
kilometer ke udara danmenyebabkan bahaya penerbangan. Partikel jatuh dari
awan letusan bentuk lapisan di tanah (ini jatuh atau tephra piroklastik).
Piroklastik kerapatan arus, yangdisebut sebagai 'aliran' atau 'gelombang',
tergantung pada konsentrasi partikel dantingkat turbulensi, kadang-kadang
disebut bercahaya longsoran. Deposit batuapung yang kaya aliran piroklastik
dapat disebut ignimbrites.a bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan
jalan erupsi.

KOMPONEN PENYUSUN BATUAN PIROKLASTIK

Menurut Fisher, 1984 dan Williams, 1982 :


a. Kelompok Material Esensial (juvenil)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah material langsung dari magma
yang diletuskan baik yang tadinya berupa padatan atau cairan serta buih
magma. Massa yang tadinya berupa padatan akan menjadi blok piroklastik,
massa cairan akan segera membeku selama diletuskan dan cenderung
membentuk bom piroklastik dan buih magma akan menjadi batuan yang
porous dan sangat ringan, dikenal dengan batuapung.
b. Kelompok material Asesori (Cognate)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah biia materialnya berasal dari
endapan letusan sebelumnya dari gunungapi yang sama atau tubuh
volkanik yang lebih tua.
c. Kelompok Asidental (bahan asing)
Yang dimaksud dengan material asidental adalah material hamburan dari
batuan dasar yang lebih tua di bawah gunung api tersebut, terutama
adalah batuan dinding di sekitar leher volkanik. Batuannya dapat berupa
batuan beku,endapan maupun batuan ubahan.
KLASIFIKASI ENDAPAN PIROKLASTIK
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu
hasil lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke
dalam batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif
yang bersifat fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang
dikeluarkan dengan jalan erupsi. Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat
adanya jatuhan pada saat gunung api meletus, dan pada saat pengendapan
memiliki ukuran ketebalan yang sama pada endapannya. Piroklastik lainnya
yaitu piroklastik aliran akan membentuk penebalan apabila pada proses
pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik surge penyatuan antara
piroklastik endapan dan piroklastik aliran.
Berikut adalah klasifikasi endapan batuan piroklastik:
1. Piroklastik Jatuhan (Fall )
Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang
meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki
ketebalan endapan yang relative berukuran sama.
2. Piroklastik Aliran (Flow)
Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan
gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran.
Endapan aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.
3. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang
kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran

MINERAL PENYUSUN BATUAN PIROKLASTIK


Susunan mineral dari batuan piroklastik tidak jauh berbeda dengan
mineral pembentuk batuan beku. Hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung
dalam mineral penyusunnya sama, yaitu magma. Dan yang membedakannya
hanyalah bentuk dari butirannya. Pada batuan beku butirannya campuran dari
beberapa butir, dan batuan piroklastik gabungan dari butiran.
TIGA JENIS FRAGMEN DALAM ENDAPAN PIROKLASTIK
1. Fragmen Lava Baru
2. Fragmen Litik
3. Kristal Individu
STRUKTUR BATUAN PIROKLASTIK
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai
struktur vesikuler, scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan
keudara dan kemudia terendapkan dalam kondisi masih panas,
berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya.
Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan
Piroklastik yang lain adalah :
1. Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam.
2. Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai
ketebalan kurang dari 1 cm.
3. Berlapis : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan
lebih dari 1 cm.
TEKSTUR

Anda mungkin juga menyukai