Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH STRUKTUR KAYU

UNIVERSITAS SAMAWA

KULTAS TEKNIK DAN INFORMA


SUMBAWA BESAR
Oleh :

ABDUL RAUF

13.01.05.0.002-01

PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SAMAWA

SUMBAWA BESAR

2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga Laporan MAKALAH STRUKTUR
KAYU ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tugas ini untuk memenuhi persyaratan akademik pada Fakultas Teknik,


Program Studi S1 Teknik Sipil, UNIVERSITAS SAMAWA ( UNSA ) SUMBAWA
BESAR, dengan maksud agar para mahasiswa memahami dan menguasai MATA
KULIAH STRUKTUR KAYU.

Dengan selesainya Makalah ini tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen Pembimbing Pak Trisatriawansyah ST.MT. dan Rekan - rekan
mahasiswa yang telah membantu sehingga terselesainya Makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan dari makalah ini.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Khususnya
rekan mahasiswa teknik sipil.

Sumbawa Besar, 02 Januari 2017

Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kayu berasal dari batang pohon yang besar dan kokoh yang kegunaanya
hanya sebagai kayu bakar. Tapi seiring berkembangnya jaman kayu tidak lagi
disepelekan melainkan mulai memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.

Mungkin dalam kehidupan di bidang konstruksi beton, batu bata, besi,


baja dan lain sebagainya adalah barang yang paling baik untuk bangunan karena
selain baik bahan tersebut juga awet, kokoh, dan tahan lama. Tapi zaman yang
semakin maju dan teknologi yang semakin berkembang membuat pikiran
manusia lebih kritis. Manusia mulai berpikir untuk memanfaatkan bahan dasar
kayu sebagai bahan utama dari suatu bangunan.

Awalnya mungkin hanya menjadi gubug biasa namun seiring berjalanya


waktu kayu mulai bisa diolah menjadi bangunan seperti rumah , gedung dll.
Contoh nyata di Indonesia, masih banyak sekali bangunan-bangunan yang
terbuat dari kayu seperti rumah-rumah adat di daerah-daerah di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud dengan Anatomi Kayu...?
2. Apa tu sifat- sifat kayu...?
3. Apa itu jenis jenis kayu...?
4. Jenis Jenis kayu yang ada dipasaran..?

BAB I
ANATOMI KAYU

Kulit Kayu, terdapat pada bagian paling luar pada batang. Kulit kayu terdiri
dari kulit luar dan kulit dalam. Kulit luar yang mati berfungsi sebagai pelindung
jaringan yang lain yang letaknya di dalam. Kulit dalam berfungsi sebagai transportasi
hasil fotosintesis dari daun.

Kambium, merupakan satu lapisan sel yang bertugas membentuk sel-sel


baru. Ke arah dalam membentuk kayu, ke luar membentuk kulit baru.

Kayu Gubal, adalah bagian kayu yang masih hidup. Umumnya berwarna
lebih muda dan terang. Kayu gubal berfungsi sebagai saluran bahan makanan dari
akar ke daun untuk diolah lebih lanjut dan sebagai penyimpan cadangan makanan.
Kayu Teras, adalah kayu yang sudah mati. Umumnya berwarna lebih gelap
dan mengandung ekstraktif. Untuk kayu yang ekstraktifnya bersifat racun terhadap
orgnisme perusak kayu, kayu teras menjadi lebih awet dibanding kayu gubal.

Hati Kayu, terletak pada pusat lingkaran tahun. Merupakan kayu awal yang
dibentuk oleh pohon bersifat lunak dan rapuh.

Jari-Jari Kayu, merupakan jalur-jalur sel kayu dari pusat lingkaran ke arah
kulit pohon. Tersusun atas sel-sel kayu yang berbaring. Berfungsi sebagai saluran
makanan ke arah radial.

Lingkaran Tahun, terlihat sebagai lingkaran-lingkaran yang mengelilingi


hati kayu. Perbedaan pertumbuhan pada musim penghujan dan musim kemarau
terlihat pada perbedaan besarnya sel-sel yang dibentuk. Pada musin kemarau, sel
yang dibentuk lebih kecil dengan dinding sel yang lebih tebal dibanding dengan sel-
sel yang dibentuk pada musim penghujan.

Sel Kayu, beberapa jenis dan pola susunan sel serta pengaturannya dalam
kayu akan mempengaruhi sifat-sifat kayu. Ada beberapa perbedaan penting dalam sel
kayu berdaun jarum & kayu berdaun lebar.
BAB II

FIFAT SIFAT KAYU

A. SIFAT KAYU
a) Sifat Umum Kayu

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan


barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan
kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-
sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab
dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat
serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih
kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang
bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :

1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan


susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan
hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat


yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal,
radial dan tangensial).

3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat


menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.

4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar
terutama dalam keadaan kering.
b) Sifat Fisik Kayu

1. Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar
air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding
lurus dengan berat jenisnya.Umumnya makin tinggi Berat jenis kayu,
kayu semakin berat dan semakin kuat pula.

2. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur


perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll.Keawetan kayu
tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada
saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya
kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

3. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi


warna dalam kayu yang berbeda-beda.

4. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya,


kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim),
kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling) dan kayu bertekstur
kasar (contoh: kempas, meranti).

5. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu,
serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba


permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan lain-
lain). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur
kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

7. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan
untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur), dan lain sebagainya.

8. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,


tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola
gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

9. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin


lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi
kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut
kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :

a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan


erat dengan elastisitas kayu.

b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang


suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga
kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang,
gitar, biola, dan lain-lain).
11. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan
untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan
sumber panas.

12. Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk


aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air
kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang
baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu
basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar
air.

c) Sifat Mekanik Kayu

1. Keteguhan Tarik

Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya


yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik
yaitu :

a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / Kompresi

Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan


muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan

b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.


Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada
keteguhan kompresi sejajar arah serat.

3. Keteguhan Geser

Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya


yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain
di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :

a. Keteguhan geser sejajar arah serat

b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan

c. Keteguhan geser miring

Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada
keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan lengkung (lentur)

Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-


gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban
mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam
keteguhan yaitu :

a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang


mengenainya secara perlahan-lahan.

b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang


mengenainya secara mendadak.

5. Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan


bentuk atau lengkungan.Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus
elastisitas.

6. Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga


yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-
tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan
sebagian.

7. Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang


membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan
keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap
pengausan kayu.

8. Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya


yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah
sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar.Sebaliknya keteguhan
belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung).Pada
umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada
arah tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu


atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan
menjadi dua kelompok :

a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,


pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga
perusak kayu.

b. Faktor dalam kayu (internal): Berat jenis, cacat mata kayu, serat
miring, dan lain sebagainya.
BAB III

PENGENALAN JENIS JENIS KAYU

Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan


cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan
memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada
umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti
penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.

Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian,


moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan
sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona
grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu
tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat
dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat
dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat
anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana
antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam
penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat
makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif,
sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau
makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk
mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini
dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat
struktur dalam menentukan jenis.

Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan
sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam
sifat kasar antara lain adalah :
a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
g. lingkaran tumbuh,
h. bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10
kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
a. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah
longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori
terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun
besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran,
jumlah dan bidang perforasi).
b. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu
bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih
cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan
berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu
parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak
berhubungan dengan pori).
c. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-
garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna
sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan
keseragaman ukurannya.
d. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang
berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada
pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu,
misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain
meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus
spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya,
saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah
longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada
bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran
interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel
kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
e. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya
seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu,
tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
f. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan
biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu
dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti
kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
g. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu,
yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit.
Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu
yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati
(Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).

Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan
sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori
kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.

Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus


dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat
kasarnya. Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka
terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan
mempergunakan loupe.

Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat


mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada
dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah
dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut kemudian
didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan
dua (sistem dikotom).

Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran
kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan
pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan
ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat
kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai
ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara
yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil
pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang
tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi.

Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas


dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya
diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom,
dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama
jenis kayu yang dimaksud.

Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan
sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila
kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun
sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu,
keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang
dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai
dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem
dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu.
BAB IV

JENIS JENIS KAYU YANG ADA DIPASARAN

Menurut jenisnya kayu dipasaran di bagi menjadi dua yaitu:

A. Kayu Berdaun Jarum ( Konifer )


Yang termasuk dalam kategori kayu berdaun jarum seperti
Kayu Agatis ( damar, damar pilau ), kayu melur (kayu putri, kayucina, kayu emb
un, jamuju ), Tusam ( hujam, pinus, markus, pine,sumatera pine )
B. Kayu Berdaun Lebar
Yang termasuk kayu yang berdaun lebar antara lain: Kayu balsa, kayu jati,
kayu cendana, bungur, dan sebagainya.
Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :
a. Kelas Kayu Istimewa
b. Kelas Kayu Awet
c. Kelas Kayu Cukup Awet
d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet
Yang termasuk kayu jenis kelas istimewah antara lain :
1. Kayu Balsa
2. Kayu Jati
3. Kayu Ebony
4. kayu Cendana
5. Kayu Salimuli, dsb.
Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain :
1. Kayu Rengas
2. Kayu Cempaka
3. Kayu Gofasa
4. Kayu Sono Kembang
5. Kayu Ulin
6. Kayu Bungur, dsb
Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain :
1. Kayu Mahoni
2. Kayu Sindur
3. Kayu Sungkai
4. Kayu Meranti Merah, dsb
Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain :
1. Kayu Jelutung
2. Kayu Medang
3. Kayu Surian
4. Kayu Durian, dsb

Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan mengukir adalah jeniskayu yang memil
iki seratyang halus dan padat, seratnya lurus, tidakbanyak mata kayunya, dan kemba
ng susutnya sedikit. Berikut adalahjenis kayu yang biasa di gunakan untuk Pekerjaan
mengukir ataumebel.
a. Kayu Jati : Kayu jati ini banyak di gunakan untuk perabot rumahtangga danp
ekerjaan mengukir, karena sifatnya yang renyah (mudah dikerjakan ) seratnya
padat dan tidak mudah di seranghama kayu. Kayu jati apabila sudah tua berw
arna coklat muda,jika telah lama terkena sinar matahari dan udara warnanyam
enjadi sawo matang.
b. Kayu Mahoni : Jenis kayu ini juga memiliki serat yang padat danjarang mata
kayunya,kayu mahoni juga bagus untuk pekerjaanperabot rumah tangga dan
kerajinan ukir. Sifat kayu ini sedangdalam pengerjaanya, kembang susutnya s
edang, tekstur dandaya retaknya sedang.
c. Kayu Sono keling : Kayu sono keling juga bagus untukkerajinan ukir, serat
kayunya padat. Sifatnya kayunya agak kerasdan cukup liat. Warna kayu cokla
t kehitam-hitaman.
d. Kayu Ebony: Sebenarnya kayu ini juga bagus untuk pekerjaanmengukir, nam
un karena sifat kayunya yang mudah retak dankembang susutnya yang cukup
tinggi maka perlu penangananyang lebih ekstra. Kayu ini berwarna hitam kel
abu diselang-seling warna lebih muda.
e. Kayu Balsa: Warna kayu putih keabu-abuan, pengerjaannyamudah karena tid
ak terlalu keras, serat kayulurus bergelombangatau berpadu dengan tekstur ya
ng sangat halus, maka kayu inicocok untuk seni ukir.
f. Kayu Rengas : Istilah lain kayu ingas, jingah, umpah. Kayu iniberwarna cokla
t merah darah kekuning-kuningan dengan garis-garis gelap atau kuning. Sifat
kayu ini sedang sampai kerassehingga agak sulit dalam pengerjaannya, kemb
ang susutnyakecil tapi kelemahan kayu ini daya retaknya terlalu tinggi, seratl
urus terpadu sementara teksturnya agak kasar.
g. Kayu Jelutung : Kayu ini berwarna putih atau kekuning-kuningan,mudah dike
rjakan, kembang susutnya kecil, seratnya lurus danteksturnya agak halus dan
merata.
h. Kayu Surian : Warna kayu merah daging mudah dikerjakankelemahan kayu i
ni adalah daya retak dan kembang susutnyabesar, seratnya lurus, bergelomban
g dengan tekstur agak halus
i. Kayu Sono Kembang : Warna kayu ini kuning / coklat tua,mudah dikerjakand
aya kembang susutnya kecil dan dayaretaknya kecil teksturnya halus sampai
dengan agak kasar danseratnya lurus, berpadu, atau bergelombang.

Anda mungkin juga menyukai