BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
pembuatan obat dan formulasi sediaan obat. Peningkatan kualitas obat dan
yang digunakan pada permukaan luar telinga, hidung, rongga mulut termasuk
macam-macam dari sediaan farmasi dalam bentuk larutan, suspense dan salep
yang semuanya dibuat dalam keadaan steril sehingga disebut dengan sediaan
yang termasuk kedalam sediaan steril. Guttae adalah sediaan cair berupa
larutan, emulsi atau suspensi yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
kronik dibandingkan dengan antibiotik yang lain. Selain itu, tetes telinga
diresepkan.
Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas. Kloramfenikol
bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada
tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. Efek toksik kloramfenikol
B. Tujuan
chloramphenicol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk
penggunaan pada telinga luar misalnya larutan otic benzokain dan antipirin,
larutan otic neomisin dan polimiskin sulfat dan larutan otic hidrokortison
(Anonim, 1995).
Guttae auriculars atau tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan
dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
agar obat mudah menempel pada dinding telinga, umumnya digunakan gliserol
(Anonim, 1979).
1. Cuci tangan
2. Berdiri atau duduk depan cermin
3. Buka tutup botol
4. Periksa ujung penetes dan pastikan tidak pecah atau patah
5. Jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun usahakan tetap bersih
6. Posisikan kepala miring dan pegang daun telinga agar memudahkan
penutupnya.
Komposisi pada sediaan steril tetes telinga yakni sebagai berikut (Syamsuni,
2006).
heksilenglikol
b) Antioksidan : alfa tokoferol, asam ascorbat, Na-Disulfida, Na-Bisulfit
c) Pengawet : Klorbutanol (10,5 %) dan kombinasi paraben
d) Pensuspensi : Span dan Tween
Zat aktif yang digunakan untuk sediaan tetes telinga biasanya adalah sebagai
benzokain.
fosfat
5. Untuk membersihkan telinga, misalnya : spiritus
BAB III
FORMULA
Tiap 10 mL mengandung
R/ Chloramphenicol 0,1 %
Dr.ReskyPratama
SIP. 08/056/2010
Propylenglikol
Jl. Made sabaraNo.1adKendari
10 mL
Telp (0401) 3190023
No.01 Kendari, 10 Januari 2017
B. Kelengkapan Formula
R/ Chloramphenicol 0,1 %
Propilenglikol ad 10 mL
(Tjay, 2007).
b. Penggunaan Bahan Tambahan
kontak obat dengan telinga sehingga dapat menimbulkan efek yang baik
(Stefanus, 2006).
dalam propylenglikol
pH : Antara 4,5 dan 7,5
khasiat : Antibiotik dan antibakteri
penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Sinonim : Propilenglikol
viskositas.
BAB IV
METODE KERJA
1. Autoklaf
2. Batang Pengaduk
3. Corong kaca
4. Gelas kimia 10 mL
5. Gelas Ukur 10 mL
6. Timbangan Digital
7. Sendok Tanduk
1. Kertas perkamen
2. Kertas saring
3. Kloramfenikol
4. Propilenglikol
B. Perhitungan Bahan
0,1
1. Kloramfenikol 0,1 % = 100 x 10 mL = 0,01 gram
5
Dilebihkan 5 % = 100 x 0,01gram =
0,0005 gram
Jadi yang ditimbang = 0,01 gram + 0,0005 gram = 0,0105 gram
2. Propylenglikol = 10 mL
5
Dilebihkan 5 % = 100 x 10 mL = 0,5 mL
C. Cara Kerja
selama 15 menit.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu membuat guttae auriculares atau obat tetes telinga.
Sebagaimana telah diketahui definisi guttae auriculares adalah obat tetes yang
antibiotik spektrun luas sehingga lebih efektif dibandingkan antibiotik yang lain dan
merupakan obat tetes telinga yang selalu diresepkan untuk pengobatan otore.
karena pemeriannya yang kental lebih memungkinkan kontak yang lama antara
obat dengan jaringan telinga, selain itu propilenglikol merupakan pelarut yang
ada. Bahan pembuatan tetes telinga harus mengandung bahan yang sesuai untuk
sengaja saat wadah dibuka pada waktu penggunaan atau dikatakan bersifat
bakteriostatik. Dalam hal ini kloramfenikol yang menjadi zat aktif yang berfungsi
semua alat dan bahan yang akan digunakan, tujuannya agar alat dan bahan yang kita
gunakan dalam keadaan steril dan bebas dari mikroba yang bersifat patogen. Lalu
larut. Setelah itu dimasukkan dalam wadah botol yang berwarna gelap agar
terlindung dari cahaya. Sebelum wadah botol tetes telinga diberi etiket, brosur dan
dikemas, terlebih dahulu kita lakukan uji pemeriksaan hasil sediaan atau evaluasi
yaitu 6 hal ini sesuai dengan pH stabil kloramfenikol yaitu 4,5-7,5 dan sesuai
dengan pH tetes telinga menurut Farmakope Indonesia yaitu 5,5-6,5. Kemudian uji
kejernihan, uji ini bertujuan agar obat tetes telinga yang kita buat dapat jernih dan
bebas dari bahan yang tidak larut serta bebas partikel kasar yang dapat
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang sampai saat ini belum tergantikan sebagai obat tetes telinga yang
bertujuan agar obat tetes telinga yang kita buat dapat jernih dan bebas
dari bahan yang tidak larut serta bebas partikel kasar yang dapat
yang harus dikenakan pada saat berada dalam laboratorium sediaan steril agar
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. ETIKET
Clhoram Guttae Auriculars
Tiap 10 mL mengandung :
Kloramfenikol.....0,1%
No.Reg : GKL1700300648A1
No.Batch : 1700648
Diprodiksi oleh:
Kendari - INDONESIA
B. BROSUR
Kontraindikasi : Contra-indications :
1. Bagi penderita yang snsitif terhadap 1.for people who are sensitive to chloramfenicol
Chloramphenicol. 2.proforasi tympanic membrane
2. Proforasi membrane timpani.
Dosis : Dose :
3-4 tetes pada telinga yang sakit 2-3 kali sehari. 3-4 drops in the affected ear 2-3 times daily
Ken
dari-INDONESIA
C. KEMASAN
KLORAM
EAR DROP