KASUS
Nama : By. S
Umur : 5 bulan
N0.CM : 664162
Bangsal : Samolo I
Alloanamnesis
Menurut ibu pasien saat usia 2,5 bulan mengetahui adanya lubang diantara
kemaluan dan anus. Ibu pasien baru menyadari saat usia os 4 bulan BAB keluar
dari lubang tersebut dan tidak keluar dari anus. BAB normal warna kuning, darah
(-), lendir (-) nyeri (-). BAK tidak ada keluhan, kembung (-), demam (-). Muntah
(-).
Riwayat kelahiran :
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan Os.
Riwayat Pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital:
TD :-
Respirasi : 30 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Status Gizi :
Kepala: normochepal
Mata :
Eksoftalmus : -/-
Thorax :
Paru-paru
Jantung
BJ I dan II reguler
Inspeksi
Terdapat benjolan
Hiperemis (+)
Palpasi
Konsistensi keras
Batas tegas
Terfiksir
Rectal Touche
Pulmo:
Kesan:
Resume :
Bayi perempuan uasia 5 bulan BAB lewat lubang diantara kemaluan dan anus,
menurut ibu pasien saat usia 2,5 bulan mengetahui adanya lubang diantara
kemaluan dan anus. Ibu pasien baru menyadari saat usia os 4 bulan BAB keluar
dari lubang tersebut dan tidak keluar dari anus. BAB normal warna kuning, darah
(-), lendir (-) nyeri (-). BAK tidak ada keluhan, kembung (-), demam (-). Muntah
(-). 1 Bulan yang lalu os sudah dilakukan operasi yang sama namun lubang
tersebut terbuka kembali.
Palpasi : Ukuran diameter 1 x 0,5 cm, nyeri tekan (+), konsistensi keras,
batas tegas, permukaan tidak berbenjol-benjol, terfiksir
1. Fistula ani
2. Abses perianal
Working diagnosis :
Fistula ani
Prognosis :
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Epidemiologi
Prevalensi fistula ani secara umum adalah 8,6 kasus per 100.000 populasi.
Prevalensi pada pria 12,3 kasus per 100.000 populasi dan pada wanita 5,6 kasus
per 100.000 populasi. Perbandingan antara pria dan wanita adalah 1,8:1. Rata-rata
semua usia beresiko terkena fistula ani.2
Dalam sebuah penelitian dari 458 pasien fistula ani di sebuah kota di
Helsinki tahun 1969-1978, tercatat 90,4% sebagai fistula ani non spesifik, 0,2%
fistula ani tuberculosis, 3,3% fistula ani akibat post operasi atau trauma, 3,3%
sebagai fistula ani akibat fisura ani, 1,5% berhubungan dengan colitis ulseratif dan
1,3% berhubungan dengan Crohn disease.2
2.3 Definisi
Fistula adalah hubungan abnormal dari dua atau lebih saluran epitelium
permukaan. Fistula ani adalah saluran atau ruangan abnormal dengan external
opening pada daerah perianal yang berhubungan dengan rektum atau canalis
analis dengan internal opening yang dapat diidentifikasi. Banyak fistula
disebabkan oleh adanya infeksi dari cryptoglandular.3
Fistula ani selalu disebabkan oleh riwayat abses anorectal. Kelenjar di anal
canal tepat pada dentate line memberikan jalan masuknya bakteri menginfeksi
ruang intramuskular. Fistula lain berhubungan dengan trauma, Crohn disease,
fissura ani, kanker, terapy radiasi, actinomycoses, tuberculosis dan infeksi
chlamydia.
2.4 Anatomi
Dentate lain adalah bagian anatomi yang terpenting dari anus dan rectum.
Merupakan garis yang memutar pada canalis analis yang menggambarkan
hubungan yang baik dari epitel squamous anoderm dan columnar mukosa rectum.
Merupakan point yang penting untuk menggambarkan semua lesi di anorectal.
Lesi di atas dentate line biasanya tidak begitu nyeri dibandingkan dengan lesi
dibawah dentate line, karena ada zona transisional di atas dentate line yang
memiliki persarafan sehingga bisa terasa nyeri di daerah tersebut. Dentate line
dikelilingi oleh lipatan mucosa longitudinal yang disebut columna Morgagni,
menuju ke ruangan kosaong di anus (crypta) dan sering menjadi sumber
terjadinya abses cryptoglandular. 4,5
Vaskularisasi
Drainase dari vena paralel terhadap suplay arteri. Vena rectus superior
drain ke sistem portal melalu vena mesenterica inferior. Vena rectus medial drain
ke nena illiaca interna. Vena rectus inferior drainke vena pudendal
internakemudian ke vena iliaca interna. Sebuah plexus submukosa profunda ke
columna Morgagni dari plexus hemorrhoid dan drain menuju ke tiga vena
tersebut.5
Persarafan
Aliran limfe
Darinase dari limfe di rectum paralel dengan suplai pembuluh darah.
Saluran limfatik pada superior dan media rectum drain superior ke node limfatik
mesenterica inferior. Saluran limfatik pada rectum inferior drain menuju node
limfatik mesenterica superior dan inferior dan di lateral menuju node limfatk
illiaca interna. Canalis analis merupkan gambaran yang complex pada drainase
limfatik. Proximal ke dentate line, saluran limfe menuju node limfe mesenterica
inferior dan illiaca interna. Distal dari dentate line, drain limfe munuju ke node
limfe inguinal tetapi dapat juga menuju node limfe mesenterica inferior dan node
limfe iliaca interna.5
2.5 Fisiologi
Motilitas
Defekasi
o Transsphincteric
Fistula transsphincter biasanya bervariasi, merupakan akibat dari
adanya abses ischioanal dan mewakili 23% dari semua kejadian fistula ani.
Fistulanya berasal dari canalis analis sedangkan salurannya berjalan ke
spinchter internal dan external dari fossa ischioanal. Fistula high blind
tract dapat terjadi pada keadaan ini jika cabang teratas dari saluran
melewati apex fossa ischioanal atau memanjang sampai musculus levator
ani sehingga bisa menuju ke pelvis.3,4
o Suprasphinteric
Fistula suprasphincter merupakan akibat dari adanya abses
supralevator dan mewakili 5% dari seluruh kejadian fistula ani. Fistula ini
berasal dari dentate line sedngkan salurannya dapat melewati bagian atas
dari puborectalis setelah menjadi abses di intersphincter. Salurannya
berputar ke lateral bawah menuju sphincter external pada ruang ischional
dan menembus ke perineum. Fistula high blind tract dapat terjadi pada
variasi ini dan berakhir sebagai horseshoe extension.3,4
o Extrasphinteric
Fistula extrasphinteric merupakan fistula yang paling jarang dan
hanya mewakili 2% dari seluruh kejadian fistula ani. Fistula ini berasal
dari rectum sedangkan salurannya berjalan diatas levator ani menuju ke
perineum dengan melewati ruang ischioanal. Fistula ini biasanya
merupakan akibat dari adanya penetrasi benda asing ke rectum dengan
drainase melewati levator ani, atau bisa disebabkan karena sepsis dari
pelvis, trauma peritoneum, divertikulitis, Crohns disease, kanker atau
operasi pada daerah peritoneum. 3,4
2.7 Diagnosis
Anamnesis
Pasien dengan fistula ani akan mengeluhkan adanya riwayat abses perianal
yang sudah sembuh sendiri atau dengan operasi. Pasien juga akan mengeluhkan
adanya benjolan atau saluran, nyeri saat defekasi, perdarahan diakibatkan adanya
granulasi pada pembukaan internal, bengkak, dan penurunan nyeri dengan
drainase. Gejala saluran pencernaan akan dikeluhkan jika fistula merupakan efek
sekunder dari adanya protocolitis, Crohns disease, actinomicosis atau anorectal
carcinoma. Kadang merupakan gejala dari adanya penyakit sistemik seperti HIV,
kanker dan limfoma.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan yang dilakukan biasanya digital rectal tuse, yaitu memasukan
telunjuk ke anus dan dari bagian luar jempol menekan massa fistul yang terlihat,
dari pemeriksaan tersebut dapat diperiksa ketebalan subcutaneus fibrosis sehingga
dapat diperkirakan panjang dari suatu fistul. Fluktuasi dan kekakuan dari canalis
analis dapat mengindikasikan adanya suatu abses primer.4
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Anoscopy
Fistulography
Fistulography dengan barium sulfate kadang dapat menunjukan saluran dari fistula
tersebut. 4
CT scan dapat mengidentifikasi hubungan fistula dengan sepsis dari ron gga pelvis
bagian dalam.4
2.9 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan pada fistula ani adalah eradikasi sepsis tanpa mengorbankan
kemampuan rectum dalam membatasi feses. Karena saluran fistula mengelilingi kompleks
sfingter, penanganan operatif dilakuakan sesuai dengan terlihat sebuah penonjolan kemerahan
dari jaringan granulasi dengana atau tanpa discharge. Pembukaan internal jauh lebih sulit untuk
diidentifikasi. Injeksi hidrogen perioxide atau pengenceran dengan metilen blue cukup
membantu. Penanganan ini harus hati-hati untuk mencegah terjadinya pembukaan internal fistula
artificial (sering terjadi single fistula menjadi complex fistula). 5
Simple fistula dapat ditangani dengan fistulotomy (membuka saluran fistula), kuretase
dan penyembuhan dengan secondary intention. Horseshoe fistula biasanya mempunyai
pembukaan interna di sepanjang midline posterior dan sepanjang anterior dan lateral atau
keduanya pada ruang ischiorectal melalui ruang dalam di postanal. Penanganan fistula
transsphincter tergantung pada kompleks spinchter. Kadang dapat diobati dengan sphincterotomy
tanpa resiko mayor terjadi inkontinensia.5 Seton adalah drain sekeliling fistula untuk
mempertahankan drainase dan menginduksi fibrosis. Cutting seton terdiri dari menjahit rubber
band dari fistula dan menepelkannya pada sfingter. Noncutting seton adalah drain plastik yang
lembut ditempatkan di fistula untuk drainase. Fistula letak tinggi dapat diatasi dengan endorectal
advancment flap dan fibrin glue unuk persisten fistula.5
- Transspinchter : Fistulotomy dengan atau tanpa seton atau endorectal mucosal advancment flap
Extraspinchter : fistulotomy dengan atau tanpa seton, endorectal mucosal advancment flap,
colostomy dan pengobatan etiologi
DAFTAR PUSTAKA
1. Towsend, M. Jr, dkk. Comon Benign Anal Disorder at Sabiston textbook of Surgery.
Elsivier. United State of America. 2008
2. Sainio P. Fistula-in-ano in a defined population. Incidence and epidemiological aspects.
Ann Chir Gynaecol. 1984;73(4):219-24. [Medline].
3. Vasilevsky, caro-An, dkk. Benign Anorectal at The ACRS textbook of Colon and Rectal
Surgery. 2003
4. Madoff, Robert D, dkk. Anorectal Disease at Digestive Tract Surgery
5. Brunicardi, F. Charles, dkk. Fiatula in ano at Schwartzs Principles of Surgery Eight
Edition. Mc Graw Hill: United State of America. 2005