Oleh :
Kelompok : VII
Nama : Rahma Elyana Ajie 131424024
Rita Inayah 131424025
Wyne Raphaela 131424027
Kelas : 3A-TKPB
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Limbah cair adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga berasal
dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Pengolahan air limbah secara biologi anaerob merupakan pengolahan air limbah
dengan mikroorganisme tanpa injeksi udara/oksigen kedalam proses pengolahan.
Pengolahan air limbah secara biologi anaerob bertujuan untuk merombak bahan organic
dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana yang tidak berbahaya. Disamping
itu pada proses pengolahan secara biologi anaerob akan dihasilkan gas-gas seperti gas
CH4 dan CO2. Proses ini dapat diaplikasikan untuk air limbah organic dengan beban
bahan organic (COD) yang tinggi.
Dalam pengolahan air limbah secara anaerobik mempunyai kelebihan dan
kekurangan bila dibandingkan dengan proses pengolahan lainnya. Kelebihan dan
kekurangannya antara lain sebagai berikut (Metcalf and Eddy, 2003): kelebihan
pengolahan anaerob : efisiensi yang tinggi, mudah dalam konstruksi dan
pengoperasiannya, membutuhkan lahan/ruang yang tidak luas, membutuhkan energi
yang sidikit, menghasilkan lumpur yang sedikit, membutuhkan nutrien dan kimia yang
sedikit. Sedangkan kekurangan dari pada pengolahan anaerob : penyisihan kandungan
nutrient dan patogen yang rendah, membutuhkan waktu yang lama untuk start-up,
menimbulkan bau.
Gambar 2.1. Skematis tiga tahapan reaksi degradasi air limbah secara anaerobik
(Sumber http://www.slideshare.net/IffaMarifatunnisa/anaerobik-digester)
Gambar 2.2 Skema susunan alat Pengolahan Anaerobik Dua
(Sumber http://www.slideshare.net/IffaMarifatunnisa/anaerobik-digester)
Air limbah beserta mikroba tersuspensi dalam air limbah tersebut biasa disebut
dengan mixed liquor. Untuk mengetahui kuantitas mikroba tersuspensi pendekomposisi
atau pendegradasi air limbah maka ditentukan dengan mengukur kandungan padatan
tersuspensi yang mudah menguap (mixed liquor volatile suspended solids/MLVSS)
dalam reaktor.
Berdasarkan baku mutu limbah cair yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan
Hidup (KEP-51/MENLH/10/1995) nilai COD yang diizinkan untuk dibuang ke
lingkungan adalah 100 mg/L untuk golongan 1, dan 300 mg/L untuk golongan 2.
b. Mesophilic 20 45 25 40
c. Thermophilic 45 75 55 65
c. Konsentrasi Substrat
Sel mikroorganisme mengandung Carbon, Nitrogen, Posfor dan Sulfur dengan
perbandingan 100 : 10 : 1 : 1. Untuk pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur di
atas harus ada pada sumber makanannya (substart). Konsentrasi substrat dapat
mempengaruhi proses kerja mikroorganisme. Kondisi yang optimum dicapai jika
jumlah mikroorganisme sebanding dengan konsentrasi substrat.
Kandungan air dalam substart dan homogenitas sistem juga mempengaruhi
proses kerja mikroorganisme. Karena kandungan air yang tinggi akan memudahkan
proses penguraian, sedangkan homogenitas sistem membuat kontak antar
mikroorganisme dengan substrat menjadi lebih intim.
Parameter Anaerob
Kebutuhan energi Rendah
Tingkat pengolahan 95 %
Produksi lumpur Rendah
Stabilitas proses terhadap toksik Rendah sampai sedang
dan perubahan beban
Kebutuhan nutrien Rendah
Bau Berpotensi menimbulkan bau
Kebutuhan alkalinitas Tinggi untuk beberapa Indistri
Produksi biogas Ada (dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi)
Start-up time 2 4 bulan
BAB III
METODOLOGI
1 Susunan Alat dan Bahan yang Digunakan
Gambar 3.1. Skematis tiga tahapan reaksi degradasi air limbah secara anaerobik
(Sumber http://www.slideshare.net/IffaMarifatunnisa/anaerobik-digester)
1 Lakukan aklimatisasi mikroba dengan jelas memberikan umpan pada laju alir yang
rendah ( 0,3 L/detik). Kemudian naikkan laju alir sebesar 0,2 L/detik hingga
mencapai laju 1,5 L/detik. Setelah laju alir mencapai 1,5 L/detik hentikan kenaikan
laju alir dan biarkan reaksi berlangsung selama beberapa hari.
2 Tentukan konsentrasi organic (COD) awal dalam reaktor 1 maupun reaktor 2 sebelum
penambahan umpan/nutrisi bagi organisme dalam tangki tersebut.
3 Tentukan konsentrasi organic (COD) dari umpan.
4 Tentukan kandungan mikroorganisme dalam Reaktor 1 maupun Reaktor 2 dengan
cara menentukan konsentrasi Mix Liqour Volatile Suspended Solid (MLVSS) secara
gravimetric.
5 Lakukan percobaan inti yang meliputi pengaruh pengolahan dua tahap, pengaruh
suhu, dan pembebanan hidrolis (detil prosedur percobaan lihat penjelasan di bawah).
6 Tentukan konsentrasi organic (COD) dari efluen Reaktor 1 maupun Reaktor 2 setelah
proses berjalan selama seminggu untuk mengetahui efisiensi pengolahan.
7 Catat total gas yang terbentuk pada Reaktor 1 maupun Reaktor 2 setelah proses
berjalan selama seminggu untuk mengetahui efisiensi pembentukan gas.
Tit
4.2 Data Penentuan Kandungan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS)
Berat konstan cawan pijar ( a gram) = 35,6417 gram
Berat konstan kertas saring (b gram) = 0,9267 gram
Berat konstan cawan pijar + kertas saring + endapan (c gram) = 37,012 gram
Berat konstan cawan pijar hasil furnace (d gram) = 35,6457 gram
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2 Pembahasan
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini
No. Data Percobaan Satuan Hasil Percobaan
1. TSS mg/L 34257,5
2. MLVSS mg/L 34157,5
3. FSS mg/L 100
4. COD umpan mg O2/L 1771,2
5. COD reaktor 1 mg O2/L 393,6
6. Efisiensi Pengolahan % 77,77
1 Glukosa 10 g
2 NH4HCO3 0.75 g/L
3 KH2PO4 0.75 g/L
4 NaHCO3 2.5 g/L
5 K2HPO4 2.5 g/L
6 Trace Metal Solution 5 mL
A
7 Trace Metal Solution 5 mL
B
ke-tujuh bahan tersebut dicampurkan kemudian dilarutkan dalam air 1000 mL.
5.2 Saran
Disarankan pada saat praktikum, pastikan alat yang digunakan terutama reaktor
berfungsi dengan baik sehingga data yang diperoleh kumplit dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
( ab ) c 1000 d p
COD ( mgO2 /l ) =
ml sampel
COD Reaktor 1
Dik :
a (mL FAS untuk blanko) = 1,2 mL
b1 (mL FAS untuk umpan) = 0,975 mL
c (normalitas FAS) = 0,123 N
d (berat equivalen oksigen) =8
p (pengenceran) = 20
COD Umpan :
( 1,2 ml0,975 ml ) 0,123 N 1000 8 20
COD umpan=
2,5 ml
COD umpan=1771,2mg O2 /l
COD Reaktor 2
Dik :
a (mL FAS untuk blanko) = 1,2 mL
b2 (mL FAS untuk reaktor 1) = 1,15 mL
c (normalitas FAS) = 0,123 N
d (berat equivalen oksigen) =8
p (pengenceran) = 20
COD Reaktor 1 :
( 1,2 ml1,15 ml ) 0,123 N 1000 8 20
COD Reaktor 1=
2,5 ml
Diketahui :
COD umpan = 1771,2 mg O2/L
COD reaktor 1 = 393,6 mg O2/L
Effisiensi :
1771,2mg O2 /l393,6 mgO2 /l
Effisiensi ( )= 100
1771,2 mgO2 /l
Effisiensi ( )=77,77
l
( ca) 6
mg/ = 10
ml sampel
TSS
Diketahui :
Berat konstan cawan pijar + kertas saring + endapan (c gram) = 37,012 gram
Berat konstan cawan pijar ( a gram) = 35,6417 gram
mL sampel = 40 mL
(37,012 gr3 5,6417 gr )
TSS : TSS= 106
40 mL
TSS=34257,5mg /l
l
(cd) 6
mg/ = 10
ml sampel
VSS
Diketahui :
Berat konstan cawan pijar + kertas saring + endapan (c gram) = 37,012 gram
Berat konstan cawan pijar hasil furnace (d gram) = 35,6457 gram
mL sampel = 40 mL
VSS :
(37,012 gr3 5,6457 gr)
VSS= 106
40 mL
VSS=34157 ,5 mg/l
FSS=TSSVSS
Diketahui :
TSS = 34257,5 mg/L
VSS = 34157,5 mg/L
FSS :
FSS=TSSVSS
F SS=3 4257,5 mg/l34157 ,5 mg/l
FSS=100 mg/l
4. Perhitungan Komposisi Nutrisi Bagi Mikroorganisme
Kedalam sampel limbah ditambahkan nutrisi, nutrisi yang ditambahkan adalah
sumber makanan untuk mikroorganisme yang akan mendekomposisi bahan organik,
hal ini yang menyebabkan kandungan organik dalam sampel dapat diturunkan. Nutrisi
yang ditambahkan adalah sebagai berikut :
1 Glukosa 10 g
2 NH4HCO3 0.75 g/L
3 KH2PO4 0.75 g/L
4 NaHCO3 2.5 g/L
5 K2HPO4 2.5 g/L
6 Trace Metal Solution A 5 mL
7 Trace Metal Solution B 5 mL
5. ke-tujuh bahan tersebut dicampurkan kemudian dilarutkan dalam air 1000 mL.
6. Dokumentasi Praktikum
No Foto Keterangan
1
Sebelah Kiri Reaktor-1 : Tempat
mengambil sampel 1
Sebelah Kanan Reaktor-2 : Tempat
mengambil sampel 2, namun ketika
praktikum tidak ada isinya, sehingga
sampel 2 diambil dari umpan.
2
Sebelah Kiri sampe yang diambil
dari reaktor-1. Dan sebelah kanan
sampel diambil dari umpan.
3
Tabung Hach, tempat menyimpan
sampel.
4 H2SO4 3,5 ml + 1,5 Kalium
bikromat + 2,5 ml sampel = larutan
berubah menjadi warna kuning
seperti digambar.
Kemudian, dimasukan kedalam
digester selama 2 jam.
5
Sampel di beri indikator ferroin,
kemudian di titrasi dengan
menggunakan FAS 0,123 N.