Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pemberian ASI ekslusif dengan...( Abd. Rahman & A.

Fahira Nur)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN PENYAKIT


INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA ANAK BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANAGAISAKI
Abd. Rahman1, A. Fahira Nur2
1
Bagian AKK , Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
2
Bagian Kebidanan, STIKes Widya Nusantara Palu

Abstract
Background: In Indonesia respiratory disease often located on the first cause of death in the group
of infants and toddlers. In addition, ARI also often on the list of 10 most prevalent diseases.
Mortality survey conducted by the ISPA 2005 Subdit put pneumonia as a cause of infant mortality
in Indonesian is 22.3% of all infant deaths. In the same survey says that as many as 23.6% of
deaths in children under five are caused by pneumonia, which is the largest proportion of all-cause
mortality in infants Objective: Knowing the relationship between exclusive breastfeeding and other
factors with the incidence of respiratory disease in Childhood in the Region Occupational Health
Center Managaisaki. method: analytical study with cross sectional study (potonglintang), the
samples in this study were 60 respondents with sampling techniques consecutive sampling. Results:
The results showed the majority of children experiencing respiratory disease which 33 (55%), most
toddlers are not given exclusive breastfeeding in the amount of 41 (68.3%), most of the mother has
a good knowledge of which around 54 Mother (90 %), large dansebagian children getting
complete immunization that are 45 children (76.3%) variable statistical test results of exclusive
breastfeeding and immunization status associated with the incidence of respiratory diseases while
maternal knowledge was not associated with the incidence of disease ISPA.Kesimpulan: There is a
significant relationship between exclusive breastfeeding and immunization status with the
incidence of respiratory disease and no association between maternal knowledge and ISPA.
Suggestion disease events: For Managaisaki health centers are expected to socialize and
dissemination to the mother about the importance of exclusive breastfeeding for infants in order to
provide immunity so as not susceptible to disease Acute Respiratory Infection.

Key words: Exclusive Breastfeeding and incidence of ARI.

Abstrak

Latar Belakang :Di Indonesia penyakit ISPA sering berada pada urutan pertama penyebab
kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu, ISPA juga sering berada pada daftar 10
penyakit terbanyak. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan
pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia yaitu 22,3% dari seluruh
kematian bayi. Pada survei yang sama menyebutkan bahwa sebanyak 23,6% kematian pada balita
disebabkan oleh penyakit pneumonia, yang merupakan proporsi terbesar dari seluruh penyebab
kematian pada balita Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif
dan faktor lainnya dengan kejadian penyakit ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Managaisaki.. Metode Penelitian :Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study
( potonglintang), sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden dengan tekhnik pengambilan
sampel secara consecutive sampling. Hasil Penelitian : hasil penelitian menunjukkan sebagian
besar anak mengalami penyakit ISPA yaitu 33 (55%), sebagian besar anak balita tidak diberikan
ASI secara Eksklusif yaitu sebesar 41 (68,3%), sebagian besar Ibu mempunyai pengetahuan baik

Healthy Tadulako Journal 39


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

yaitu berjumlah 54 Ibu (90%), dansebagian besar anak mendapatkan imunisasi secara lengkap
yaitu berjumlah 45 Anak (76,3%) hasil uji statistic variable pemberian ASI eksklusif dan status
imunisasi berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA sementara pengetahuan ibu tidak
berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA.Kesimpulan :Terdapat hubungan bermakna
antarapemberian ASI eksklusif dan status imunisasi dengan kejadian penyakit ISPA dan tidak ada
hubungan antara pengetahuan ibu dan kejadian penyakit ISPA..Saran: Bagi Puskesmas
Managaisaki diharapkan adanya sosialisasi dan diseminasi kepada ibu tentang pentingnya
pemberian ASI secara Eksklusif kepada bayi agar dapat memberikan kekebalan tubuh sehingga
tidak mudah terkena penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut.

Kata Kunci : Pemberian ASI Eksklusif dan Kejadian ISPA

PENDAHULUAN ISPA juga sering berada pada daftar 10


penyakit terbanyak. Survei mortalitas
Salah satu tujuan Millennium
yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun
Development Goals (MDGs) adalah
2005 menempatkan pneumonia sebagai
menurunkan Angka Kematian Anak
penyebab kematian bayi terbesar di
(AKABA) sebesar dua pertiganya, antara
Indonesia yaitu 22,3% dari seluruh
tahun 1990 dan 2015, termasuk di
kematian bayi. Pada survei yang sama
dalamnya adalah angka kematian bayi
menyebutkan bahwa sebanyak 23,6%
(AKB). Menurut perkiraan World Health
kematian pada balita disebabkan oleh
Organization (WHO) selama tahun 2002-
penyakit pneumonia, yang merupakan
2003 dalam 10 juta kematian anak balita
proporsi terbesar dari seluruh penyebab
sebagian besar disebabkan oleh penyebab
kematian pada balita (Depkes RI, 2008).
neonatal (37%), Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) (19%), penyakit Angka kematian bayi di Propinsi Sulawesi
diare (17%), malaria (8%) dan penyakit Tengah berdasarkan Survei Demografi
lainnya (10%) (WHO, 2004). Angka dan Kesehatan Indonesia masih cukup
kematian anak balita di Indonesia tinggi yaitu sebesar 60 per 1000 kelahiran
cenderung menurun dari 46 per 1000 hidup (SDKI, 2007). Berdasarkan Profil
kelahiran hidup selama periode 2002-2003 Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah
menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menunjukkan bahwa angka
tahun 2007. Begitu juga dengan angka kematian bayi di Kabupaten Tolitoli
kematian bayi dari 46 per 1000 kelahiran sebesar 42 jiwa dan merupakan tertinggi
hidup pada tahun 1997 menjadi 35 per ke 4 di Propinsi Sulawesi Tengah dimana
1000 kelahiran hidup selama periode salah satu penyebabnya adalah ISPA.
2002-2003 dan pada tahun 2007 angka Dari beberapa studi diketahui bahwa
kematian bayi menurun menjadi 34 per banyak faktor yang dapat meningkatkan
1000 kelahiran hidup (Depkes, 2008).. risiko kejadian ISPA. Penelitian Broor et
Di Indonesia penyakit ISPA sering berada al. (2001) menyebutkan bahwa faktor
pada urutan pertama penyebab kematian risiko terjadinya ISPA di negara sedang
pada kelompok bayi dan balita. Selain itu, berkembang adalah pemberian Air Susu

Healthy Tadulako Journal 40


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

Ibu (ASI) yang tidak memadai, bayi immunoglobulin yang melindungi tubuh
dengan berat lahir rendah, gizi buruk, terhadap infeksi saluran pencernaan dan
ketidaktepatan usia pada saat imunisasi. saluran pernapasan. ASI mampu memberi
Risiko mortalitas berasosiasi dengan not perlindungan baik secara aktif maupun
breastfeeding, adalah lebih besar untuk pasif, karena ASI tidak saja menyediakan
bayi low birth weight (berat lahir rendah) perlindungan terhadap infeksi, tetapi juga
dan bayi yang ibunya memiliki merangsang perkembangan sistim
pendidikan formal yang rendah. Jumlah kekebalan bayi. Dengan adanya zat anti
keluarga besar, kepadatan hunian, infeksi dari ASI, maka bayi ASI eksklusif
pencemaran udara dalam rumah seperti akan terlindung dari berbagai macam
bahan bakar memasak dapat infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri,
meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus, jamur atau parasit dan ASI juga
saluran pernapasan pada anak balita. mengandung zat anti peradangan (Roesli,
2001).
Pemberian ASI merupakan hal penting
pada bayi terutama pemberian ASI awal Penelitian Utomo B, (2009) tentang
(kolostrum) karena kaya dengan antibodi Pengaruh Pemberian ASI eksklusif
yang mempunyai efek terhadap penurunan dengan kejadian Infeksi Saluran
risiko kematian. ASI berguna untuk Pernafasan Akut pada anak usia 6 23
perkembangan sensorik dan kognitif, bulan di Kabupaten Konawe menyatakan
mencegah bayi terserang penyakit infeksi riwayat pemberian ASI tidak eksklusif
dan kronis. ASI terutama ASI eksklusif berhubungan dengan prevalensi ISPA
menurunkan kematian bayi dan kejadian pada anak usia 6-23 bulan. Prevalensi
sakit pada anak yaitu diare atau ISPA, dan ISPA 1,8 kali lebih tinggi pada anak yang
membantu kesembuhan dari penyakit diberi ASI tidak eksklusif dibandingkan
(WHO, 2004). dengan anak yang diberi ASI secara
eksklusif.
Menyusui atau pemberian air susu ibu
(ASI) telah lama diyakini dengan baik Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
sebagai cara untuk melindungi terhadap menyusui dapat menolong kehidupan bayi
infeksi pada bayi, meningkatkan dan sekitar 1,5 juta bayi yang meninggal tiap
mendukung kesehatan bayi dan anak usia tahun karena penyakit diare dan ISPA.
dini. Proteksi terhadap infeksi melalui Memberikan ASI utamanya ASI eksklusif
ASI, terutama untuk infeksi saluran kepada bayi bukan hanya untuk
pernapasan, walaupun belum secara memenuhi kebutuhan dasar anak sebagai
uniform (seragam) dibuktikan dalam studi hak anak tetapi juga sangat bermanfaat
di negara berkembang. untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia dan membina hubungan kasih
ASI yang keluar pada hari pertama setelah
sayang antara bayi dan ibunya. Secara
bayi lahir terdiri dari cairan yang
ekonomi pemberian ASI sangat
berwarna kuning yang disebut kolostrum
menguntungkan baik ditingkat rumah
sangat baik untuk bayi karena di dalamnya
tangga maupun secara nasional
terdapat zat-zat penolak penyakit infeksi
(Soetjiningsih, 1997).
antara lain zat kekebalan tubuh yaitu

Healthy Tadulako Journal 41


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah
Sulawesi Tengah Tahun 2010, prevalensi semua anak balita di wilayah kerja
penyakit ISPA masih cukup tinggi yaitu Puskesmas Managaisaki . Adapun besar
322.326 kasus atau sebesar 33.46%, yang sampel yang didapatkan pada saat
menduduki peringkat paling atas dalam 10 penelitian sebanyak 60 sampel. Teknik
besar penyakit terbanyak. Cakupan ASI pengambilan sampel dalam penelitian ini
eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di dengan cara consecutive sampling, yaitu
Propinsi Sulawesi Tengah dari 52.371 pengambilan sampel yang memenuhi
sasaran bayi hanya 18.940 bayi diberi ASI kriteria inklusi dan eksklusi sampai
secara eksklusif atau 36,2% sedangkan di dengan kurun waktu tertentu, sehingga
Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011 dari jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi
4202 sasaran bayi hanya 1471 diberi ASI (Sastroasmoro dan Ismael, 2008). Adapun
secara eksklusif atau baru mencapai 35%, kriteria sampel yang termasuk dalam
sementara di Puskesmas Managaisaki dari kriteria inklusi adalah 1) Anak yang
569 bayi sasaran cakupan ASI eksklusif berusia 6 bulan 2 tahun, 2) Setiap anak
hanya 35 bayi yang diberikan secara yang dijadikan sampel mewakili seluruh
eksklusif atau sebesar 6,2% dan wilayah kerja Puskesmas Managaisaki.
merupakan cakupan terendah di kriteria eksklusi adalah tidak bersedia jadi
Kabupaten Tolitoli (Profil Kesehatan responden.
Kabupaten Tolitoli, 2011). Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang di
Sebagaimana telah dipaparkan
peroleh dari responden dengan
sebelumnya, tingginya angka kejadian
menggunakan kuesioner dan di lakukan
ISPA serta masih rendahnya cakupan ASI
observasi langsung terhadap responden
eksklusif merupakan suatu masalah yang
dan data sekunder yang di peroleh
perlu mendapat perhatian. Berdasarkan
dari instansi yang terkait dalam penelitian
latar belakang tersebut penulis mencoba
ini yaitu: Dinas Kesehatan Kabupaten
melakukan penelitian tentang Hubungan
Tolitoli, Puskesmas Managaisaki.
Pemberian ASI Eksklusif dengan
Pengolahan data dilakukan setelah
Kejadian Penyakit ISPA Pada anak Balita
pengumpulan data dilaksanakan dengan
di Wilayah Kerja Puskesmas
maksud agar data yang dikumpulkan
Managaisaki.
memiliki sifat, setelah itu dianalisis
meliputi analisis univariat yaitu
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Menggambarkan karakteristik masing
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
masing variabel penelitian dengan
analitik study dengan rancangan cross
distribusi frekuensi dan persentase masing
sectional study (potong lintang) untuk
- masing kelompok data yang di tampilkan
mengetahui hubungan pemberian ASI
dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik dan
eksklusif dengan Kejadian Penyakit ISPA
analisis bivariat untuk melihat hubungan
Pada anak Balita di Puskesmas
antara variabel independen dengan
Managaisaki.
variabel dependen dengan menggunakan
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
uji Chi Square (membandingkan variabel
Managaisaki.dari Tanggal 7 23 Pebruari

Healthy Tadulako Journal 42


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

kategori) dengan tingkat kepercayaan


95%, bila nilai P 0,05 berarti Ho ditolak
(Ada hubungan) dan bila P >0,05 berarti
Ho diterima (Tidak ada hubungan) dengan
memperhatikan nilai rasio prevalensi (RP)
dalam hal ini sebagai variabel independen
adalah Pemberian ASI eksklusif,
Pengetahuan ibu dan Status imunisasi
sementara yang menjadi variabel
dependennya adalah Kejadian penyakit
Gambar 2: Tingkat Pendidikan Responden
ISPA.
Analisis Univariat
Responden dalam penelitian ini adalah
HASIL
Anak yang berusia 6 24 Bulan di
Karateristik Umum Variabel yang di teliti
Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki
Umur Ibu
dan Ibu anak.
Dari hasil penelitian didapatkan klasifikasi
Kejadian penyakit ISPA
umur responden sebagian besar pada
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian
kelompok umur 25-29 Tahun yaitu
besar anak mengalami penyakit ISPA
berjumlah 19 orang (31.67%). dilihat pada
yaitu 33 (55%). Dapat dilihat pada gambar
gambar 1 berikut:
3 berikut:

Gambar 1 : Klasifikasi Umur Responden


Gambar 3. Jumlah Penyakit ISPA dan
Tidak ISPA pada Anak Balita
Tingkat pendidikan Ibu
Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata
Pemberian ASI Eksklusif
pendidikan responden adalah SMA yaitu
Dari hasil peneltian didapatkan sebagian
berjumlah 28 (46,67%) dapat dilihat pada
besar anak balita tidak diberikan ASI
gambar 2 berikut:
secara Eksklusif yaitu sebesar 41 (68,3%)
dapat dilihat pada gambar 4 berikut:

Healthy Tadulako Journal 43


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

Gambar 4. Jumlah Anak Balita yang


diberikan ASI Eksklusif dan Tidak Gambar 6. Jumlah Anak yang
diberikan ASI Eksklusif Mendapatkan Imunisasi Lengkap dan
tidak lengkap

Pengetahuan Ibu Analisis Bivariat


Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Analisis bivariat di lakukan untuk
sebagian besar Ibu mempunyai mengetahui tingkat kemaknaan dan
pengetahuan baik yaitu berjumlah 54 Ibu hubungan antara variabel independen
(90%), dapat dilihat pada gambar 5 dengan variabel dependen. Uji statistik
berikut: yang di gunakan dalam analisis ini adalah
chi square dengan perhitungan confidence
interval (CI) 95% serta tingkat kemaknaan
p < 0,05
Hubungan pemberian ASI Eksklusif
dengan Kejadian Penyakit ISPA dapat di
lihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Analisis hubungan pemberian
ASI Eksklusif dengan Kejadian
Penyakit ISPA pada Anak Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki
Gambar 5. Jumlah Ibu yang Mempunyai
Pemberian Kejadian Penyakit ISPA
Pengetahuan Baik dan Pengetahuan ASI ISPA Tidak ISPA p CI
(95%)
Kurang Eksklusif n % n %
Eksklusif 6 31.58 13 68.42 0.0 0.238
Tidak 27 65.85 14 34.15 13
Status Imunisasi Eksklusif 0.963
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Keterangan : Signifikansi
sebagian besar anak mendapatkan Berdasarkan hasil uji statistik variabel
imunisasi secara lengkap yaitu berjumlah pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian
45 Anak (76,3%) dapat dilihat pada Penyakit ISPA ada hubungan secara
gambar 6 berikut:

Healthy Tadulako Journal 44


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

bermakna, hal ini di ketahui dari nilai p = PEMBAHASAN


0,013 (CI 95% 0.238 0.963 ). Hubungan pemberian ASI Eksklusif
dengan kejadian penyakit ISPA pada
Hubungan pengetahuan ibu dengan Anak Balita di Wilayah Kerja
Kejadian Penyakit ISPA dapat di lihat Puskesmas Managaisaki.
pada tabel 2 berikut. Hasil analisis bivariat menunjukkan
Tabel 2. Analisis hubungan bahwa ada hubungan yang bermakna
Pengetahuan Ibu dengan Kejadian antara pemberian ASI Eksklusif dengan
Penyakit ISPA pada Anak Balita di kejadian penyakit ISPA. Hal ini
Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki menunjukkan Prevalensi kejadian ISPA
lebih besar pada anak yang diberi ASI
Kejadian Penyakit ISPA CI tidak eksklusif dibandingkan pada anak
Pengetahuan ISPA Tidak p (95%
Ibu ISPA ) yang diberi ASI secara eksklusif.
n % n %
Baik 28 51.85 26 48.15 0.1 0.400
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Kurang 5 83.33 1 16.67 41 penelitian Broor et al. (2001) yang
0.966
menyatakan bahwa faktor risiko terjadinya
Keterangan : Tidak signifikansi
ISPA di negara sedang berkembang
Berdasarkan hasil uji statistik variabel
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI)
pengetahuan Ibu dengan Kejadian
secara eksklusif yang tidak memadai.
Penyakit ISPA tidak ada hubungan secara
Mihrshahi et al., (2007) menyatakan 55%
bermakna, hal ini di ketahui dari nilai p =
kematian bayi di Amerika Latin dan
0,141 (CI 95% 0.400 0.966).
Caribbean yang disebabkan oleh diare dan
ISPA dapat dicegah dengan pemberian
Hubungan Status imunisasi dengan
ASI eksklusif dimana yang menjadi
Kejadian Penyakit ISPA dapat dilihat
responden adalah anak yang berusia <12
pada tabel 3 berikut
bulan. Penelitian Arifeen et al. (2001) ASI
Tabel 3. Analisis hubungan Status
yang diberikan secara eksklusif kepada
Imunisasi dengan Kejadian Penyakit
bayi hingga usia 6 bulan selain sebagai
ISPA pada Anak Balita di Wilayah
bahan makanan bayi juga mengandung
Kerja Puskesmas Managaisaki
kolostrum yang merupakan zat kekebalan
alami yang berfungsi melindungi dari
Kejadian Penyakit ISPA
Status ISPA Tidak p CI infeksi karena dapat mencegah invasi
Imunisasi ISPA (95%) saluran pernapasan oleh bakteri atau virus.
n % n %
Lengkap 21 45.65 25 54.35 0.0 0.363 Hubungan pengetahuan Ibu dengan
Tidak 12 85.71 2 14.29 08
Lengkap 0.779 kejadian penyakit ISPA pada
Keterangan : Signifikansi Anank Balita di Wilayah Kerja
Berdasarkan hasil uji statistik variabel Puskesmas Managaisaki.
status imunisasi dengan Kejadian Penyakit Hasil analisis bivariat menunjukkan
ISPA tada hubungan secara bermakna, hal bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
ini di ketahui dari nilai p = 0,008 (CI 95% antara pengetahuan Ibu dengan kejadian
0.363 0.779). penyakit ISPA. Hasil ini tidak sejalan

Healthy Tadulako Journal 45


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

dengan teori Simon-Morton (1995), yang yang dapat dicegah dengan imunisasi
menyatakan bahwa merupakan proses (PD3I). Pemberian imunisasi dapat
kegiatan mental yang dikembangkan melindungi terhadap terjadinya infeksi
melalui proses belajar dan disimpan saluran pernapasan akut dan pada anak
dalam ingatan, serta digali pada saat yang mendapat imunisasi mempunyai
dibutuhkan. Pengetahuan merupakan resiko lebih rendah dari pada yang tidak
domain yang sangat penting bagi diimunisasi.
pembentukan perilaku seseorang, karena Imunisasi yang banyak berhubungan
pengetahuan akan merangsang dengan kejadian ISPA adalah imunisasi
terjadinya perubahan sikap bahkan DPT dan Campak. Pada kenyataannya
tindakan seseorang individu. dilapangan imunisasi inilah yang sering
Pengetahuan merupakan faktor tidak lengkap, imunisasi DPT sering tidak
mendasar yang harus dimiliki oleh lengkap karena efek demam sesudah
seseorang untuk mengubah perilaku dan imunisasi yang membuat ibu tidak
gaya hidupnya. Menyikapi hasil kembali membawa bayinya sehingga
penelitian dengan membandingkan teori menyebabkan drop out, sementara untuk
yang ada bahwa pengetahuan tidak imunisasi campak sering terlupakan oleh
berhubungan dengan kejadian penyakit orang tua karena jarak waktu dengan
ISPA dan melihat jawaban responden imunisasi lain yang terlalu jauh.
yang rata-rata benar dan hasil Hasil penelitian ini sesuai dengan
pengetahuan mereka dikategorikan baik, penelitian yang dilakukan oleh Savitha
hal ini terjadi karena kejadian penyakit (2007) yang menunjukkan adanya
ISPA pada anak tidak hanya disebabkan hubungan yang signifikan antara status
oleh faktor pengetahuan semata tetapi imunisasi dengan kejadian ISPA.
ada beberapa faktor lain yang Imunisasi pada bayi dapat melindungi dari
menyebabkan terjadinya penyakit ISPA beberapa penyakit yang dapat dicegah
seperti pemberian ASI eksklusif, status dengan imunisasi.
gizi, pendidikan ibu dan status pekerjaan
ibu. Penelitian ini juga sesuai dengan pendapat
Black dan Lanata (2006) yang
Hubungan status imunisasi dengan mengatakan bahwa status imunisasi yang
kejadian penyakit ISPA pada diterima oleh balita akan mempengaruhi
Anak Balita di Wilayah Kerja kejadian infeksi pada seorang balita,
Puskesmas Managaisaki karena pemberian imunisasi bertujuan
Hasil analisis bivariat menunjukkan untuk memberi kekebalan kepada balita
bahwa ada hubungan yang bermakna terhadap penyakit-penyakit yang dapat
antara status imunisasi dengan kejadian dicegah dengan imunisasi. Pendapat yang
penyakit ISPA. Hasil penelitian ini sejalan sama dikemukakan oleh Nelson (2000)
dengan penelitian Deb (1998) bahwa yang mengatakan bahwa imunisasi
imunisasi yang lengkap pada usia bayi merupakan salah satu cara pencegahan
diharapkan dapat menurunkan angka penyakit infeksi serius yang paling efektif
kesakitan dan kematian karena penyakit biayanya.

Healthy Tadulako Journal 46


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

KESIMPULAN Arifeen, S., Black, R.E., Antelmen, G.,


Baqui, A., Caulfield, L. &
Dari hasil penelitian di Wilayah Kerja Becker, S. (2001) ASI
Puskesmas Managaisaki Tahun 2013 Eksklusif mengurangi infeksi
tentang hubungan pemberian ASI pernafasan akut dan kematian
eksklusif dengan kejadian penyakit ISPA diare di kalangan bayi di
dapat disimpulkan bahwa :1) Terdapat daerah kumuh Dhaka.
hubungan yang bermakna antara Pediatrics,108:67-74.
pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian
penyakit ISPA, 2) Tidak terdapat Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi
hubungan yang bermakna antara Keluarga Berencana Nasional,
pengetahuan dengan kejadian penyakit Departemen Kesehatan & ORC
ISPA, 3) Terdapat hubungan yang Macro. (2008) Survey
bermakna antara pemberian Status demografi dan kesehatan
Imunisasi dengan kejadian penyakit ISPA. Indonesia 2007. Calverton,
Maryland, USA: ORC Macro.
SARAN
Saran dalam penelitian ini adalah :1) Bagi Broor, S., Pandey, R.M., Ghosh, M.,
Puskesmas Managaisaki, melihat hasil Maitreyi, R.S., Lodha, R.,
penelitian ini bahwa pemberian ASI Singhal, T., Kabra, S.K. (2001)
Eksklusif berhubungan dengan kejadian Faktor risiko yang parah
penyakit ISPA dan melihat cakupan ASI infeksi saluran pernapasan
Eksklusif di Puskesmas Managaisaki bawah akut di balita. Indian
masih sangat rendah maka diharapkan Pediatrics, 38:1361-1369.
adanya sosialisasi dan diseminasi kepada
ibu tentang pentingnya pemberian ASI Deb, S.K. (1998) Survey penyakit
secara Eksklusif kepada bayi agar dapat pernapasan akut di Tripura
memberikan kekebalan tubuh sehingga dalam kasus anak-anak di
tidak mudah terkena penyakit Infeksi bawah usia lima tahun. Jurnal
Saluran Pernafasan Akut, 2) Melihat Asosiasi Medis India 96(4):111-
status imunisasi bayi masih ada sebagian 116.
yang tidak lengkap olehnya diharapkan
identifikasi program imunisasi perlu Depkes RI. (2009) Sanitasi Pemukiman
ditingkatkan agar seluruh bayi dapat dan Perumahan. Direktorat
terimunisasi secara lengkap. Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan
DAFTAR PUSTAKA Penyehatan Lingkungan
Pemukiman, Jakarta.
Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli,
Panduan Karya Tulis Ilmiah __________ (2005) Manajemen Laktasi,
(KTI) 2012. Jakarta.

Healthy Tadulako Journal 47


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, Januari 2015 : 39-48

__________ (2005) Rencana Kerja Soetjiningsih (1997) ASI Petunjuk


Jangka Menengah Nasional Untuk Tenaga Kesehatan.
Penanggulangan Pneumonia EGC, Jakarta.
Balita Tahun 2005-2009,
Sastroasmoro dan Ismail (2008) Dasar-
Jakarta.
dasar metodologi penelitian
klinis, edisi ke-3, CV sagung
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Seto. Jakarta.
Tengah (2010) Profil
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Kesehatan Sulawesi Tengah
Kuntitatif Kualitatif dan R&D,
tahun. Palu.
Cetakan IV, Alfabeta, Bandung.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli Victora, C.G., Kirkwood, B.R., Ashworth,
(2011) Profil Kesehatan A, (2009) Potensi intervensi
Kabupaten Tolitoli, Tolitoli. untuk pencegahan pneumonia
anak di negara berkembang,
Labbok, M. & Krasovec, K. (1990) Am J Clin Nutr, 70:309-320.
Menuju konsistensi dalam
definisi menyusui. Studi di WHO. (2004) Pentingnya pengasuh
Keluarga Berencana, Vol anak-interaksi untuk
21.Jul-Augs (4), pp. 226-230. kelangsungan hidup dan
perkembangan yang sehat dari
Mihrshahi, S., Ichikawa, N., Shuaib, anak-anak: tinjauan [internet].
(2007) Prevalensi pemberian WHO Library Cataloguing-in-
ASI eksklusif di Bangladesh Publication Data. Available
dan hubungannya dengan from:
diare dan infeksi saluran <http://www.who.int/child-
pernapasan akut: hasil survei adolescent-health/pdf/ISBN 92
klaster beberapa indikator, 4 159134 X.
Jurnal Kesehatan Popul Nutr; WHO. (2002) Gizi kecukupan ASI
Jun; 25 (2):195-204. eksklusif untuk bayi cukup
Roesli, U. (2005) Mengenal ASI bulan selama enam bulan
Eksklusif. Trubus Agriwidya, pertama kehidupan. WHO
Jakarta. Library Cataloguing-in-
Publication Data. Available
Roesli, U.(2001) Bayi Sehat Berkat ASI from:
Eksklusif, Elex Media <http://www.who.int/child-
Komputindo, Jakarta adolescent-health/pdf/ ISBN 92
4 156211 0.
Soekirman (2000) Ilmu gizi Dan
Aplikasinya : Untuk Keluarga
Dan Masyarakat, Jakarta.

Healthy Tadulako Journal 48


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 1, November 2014 : 27-36

Healthy Tadulako Journal 27

Anda mungkin juga menyukai