DISUSUN OLEH :
Silsia Fitri
06101181419073
DOSEN PENGASUH :
Jawab : Masalah penelitian adalah mencari jawaban atas masalah yang diajukan
B) Masalah Penelitian
Jawab : Berdasarkan uraian diatas permalasahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
apakah penggunaan software interaktif efektif untuk mengurangi miskonsepi siswa pada
Jawab: Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara eksplisit pertanyaan-
pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya.
Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan
masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan
rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah
dan pembatasan masalah.Sedangkan Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang
menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.
Tujuan penelitian berkaitan dengan rumusan masalah. Jika memperhatikan tujuan penelitian,
sesungguhnya isinya sama dengan jawaban yang dikehendaki dalam rumusan masalah.
Apabila rumusan masalah dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, maka tujuan penelitian
dirumuskan dalam bentuk pernyataan. Untuk Manfaat yaitu merupakan tindak lanjut dari
rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Iya, karena sebuah penelitian yang dilakukan tentu saja memiliki tujuan yang jelas, yaitu
untuk menemukan pemecahan dari suatu permasalahan atau fakta-fakta. Meskipun tidak
dapat memberikan jawaban secara lansung dari permasalahan atau fakta yang di investigasi,
namun hasil dari sebuah penelitian nantinya harus dapat berkontribusi dalam menyelesaikan
masalah atau fakta tersebut. Tujuan dari sebuah penelitian harus lebih dari sekedar
menunjukkan perbedaan yang ada diantara subject yang menjadi contoh atau sample
penelitian. Tujuan ini saling berhubungan dengan manfaat dari penelitian yang dilakukan.
Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan multimedia interaktif
a. Bagi Siswa
terhadap materi pokok larutan penyangga dan membantu siswa untuk mengatasi adanya
b. Bagi Guru
pertimbangan bagi uru dalam upaya mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa.
c. Bagi Sekolah
memberikan sumbangan untuk perbaikan mutu pendidikan sekolah, khususnya dalam mata
d. Bagi Peneliti
peneliti sebagai calon uru dalam memilih tindakan alternatif untuk mengatasi miskonsepsi
Saya harap metode pembelajaran ini dapat Mengurangi Miskonsepsi Siswa tentang Sel
Elektrokimia di Kelas XI SMAN 1 INDRALAYA
Jawab: Iya harus ada karena tinjauan memperkuan alasan dari penelian yang dilakukan.
b) Tinjauan Pustaka :
1. Teori belajar
2. Media Pembelajaran
3. Miskonsepsi
4. Sel Elektrokimia
5. Hipotesis Penelitian
a) Tulis hipotesis pada penelitian dari judul no 1!
Jawab : Penggunaan software multimedia interaktif untuk meminimalkan siswa pada materi
sel elektrokimia
Jawab : Hipotesis nol berfungsi untuk menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y)
6. Variabel Penelitian
a) Mengapa Variabel penelitian harus ada pada suatu penelitian?
Jawab: Karena Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian,
sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan
diteliti
b) Apakah Mungkin suatu penelitian hanya terdiri dari satu variabel saja?
Jawab : Dalam satu penelitian mungkin saja ada satu variabel karena makin sederhana
sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit
jumlahnya, dan sebaliknya.
Variabel Penelitian :
Jawab : Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili dari
seluruh populasi. Bila sampel tidak representative maka resiko yang didapatkan adalah
kesimpulan yang didapat tidak sesuai dengan kenyataan.
Jawab : Ada 2 :
A. PROBABILITY SAMPLING
Probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap anggota populasi memiliki
peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain, semua anggota tunggal dari populasi
memiliki peluang tidak nol.
Teknik ini melibatkan pengambilan acak (dikocok) dari suatu populasi. Ada bermacam-
macam metode probability sampling dengan turunan dan variasi masing-masing, namun
paling populer sebagai berikut:
Sampling Stratifikasi
Populasi dibagi ke dalam kelompok strata dan kemudian mengambil sampel dari tiap
kelompok tergantung kriteria yang ditetapkan. Misalnya, populasi dibagi ke dalam anak-anak
dan orang tua kemudian memilih masing-masing wakil dari keduanya.
Sampling Rumpun
Teknik non-probability sampling bahwa setiap anggota populasi memiliki peluang nol.
Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu seperti judgment, status, kuantitas,
kesukarelaan dan sebagainya.
Ada bermacam-macam metode non-probability sampling dengan turunan dan variasinya, tapi
paling populer sebagai berikut:
Convenience Sampling
Consecutive sampling
Consecutive sampling ini merupakan jenis non probability terbaik, dan seringkali
merupakan cara yang paling mudah. Pada consecutive sampling, setiap pasien yang
memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi. Agar consecutive sampling dapat
menyerupai probability sampling, maka jangka waktu pemilihan pasien tidak terlalu
pendek, khususnya apabila suatu penyakit bersifat musiman. Contohnya; pengambilan
pasien demam berdarah dengue selama bualn Agustus dan September mungkin tidak
menggambarkan karakteristik pasien demam berdarah secara keseluruhan, mengingat
puncak insidens demam berdarah dengue biasanya pada bulan April-Juni.
Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quota sampling.
Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling
baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang
bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer
produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai information rich.
Misalnya; untuk meneliti pendapat ibu tentang perbandingan pemberian ASI dan
susu botol, dipilih ibu-ibu yang pernah memberikan ASI dan pernah pula memberi susu
formula kepada bayinya. Atau yang pendidikannya cukup sehingga dapat memberikan
keterangan yang akurat.
Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan sampel yang
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti atau bisa saja secara
kebetulan
Misalnya; Peneliti ingin mengetahui informasi tentang penempatan karyawan yang
tinggal di perumahan Pondok Hijau, dalam kategori jabatan tertentu dan pendapatannya
termasuk kelas tertentu pula. Dalam pemilihan orangnya (pengambilan sampel) akan
ditentukan pertimbangan oleh peneliti sendiri atau petugas yang diserahkan mandat..
secara kebetulan saja.
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa
dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada
sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga
perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan
wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa
mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil
diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian
lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-
kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup)
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster random sampling dari populasi
normal dan homogen dengan pertimbangan siswa duduk pada jenjang kelas yang sama,guru
mempunyai kemampuan yang sama,materi berdasarkan pada kurikulum yang sama dan
pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.
8. Instrumen Penelitian
a) Apakah ada penelitian tanpa instrumen?
Jawab : Tidak karena instrumen dalam penelitian sangat penting sebagai tolak ukur
keberhasilan dalam melakukan penelitian. Karena instrumen merupakan semua alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis
Jawab : Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel. Namun, hal ini masih dipengaruhi oleh kondisi objek yang
diteliti dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.
Selain memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, instrumen hendaknya memenuhi
persyaratan kepraktisan. Artinya instrumen tersebut praktis untuk dilaksanakan, ringkas,
mudah dimengerti, dan hemat biaya.
Instrumen Penelitian :
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes diagnostik
miskonsepsi.Soal tes diagnostik miskonsepsi digunakan pada saat pre-test dan post-test.Tes
diagnostik miskonsepsi yang digunakan berupa tes benar salah beralasan.Dan menggunakan
angket yang diberikan kepada siswa.
9. Dalam penelitian seperti judul pada nomor 1, apakah digunakan uji statistik? Uji statistik
apa?
Jawab : Analisis data merupakan langkah paling penting dalam penelitian,karena dalam
analisis data akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hipotesis yang sudah diajukan.
Data yang digunakan untuk uji tahap awal ini adalah nilai ulangan akhir semester ganjil siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya pada mata pelajaran sel elektrokimia. Data yang sudah
diperoleh selanjutnya dianalisis normalitasnya,homogenitasnya dan kesamaan keadaan awal
populasiya.
c) Generalisasi no 1
siswa apabila:
a. Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada kelas eksperimen lebih rendah
kelas kontrol.
c. Rata-rata jawaban yang tergolong miskonsepsi pada kelas eksperimen lebih rendah