Laporan Kedokel Mengwi
Laporan Kedokel Mengwi
Oleh:
Kadek Mien Dwi Cahyani (1102005026)
Ni Luh Jayanti Wulan Sari (1102005068)
Vimalabarati Sekaraam (1102005207)
Pembimbing:
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ni Kadek Manis
Tempat/tgl.lahir : Mengwi, 31 Desember 1951
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gang Langsat, Bringkit, Mengwi
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Janda
Pekerjaan : Tidak bekerja
Kewarganegaraan : WNI
2.1 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sakit Kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengunjungi Puskesmas Mengwi I untuk melakukan kontrol rutin
terhadap penyakit tekanan darah tinggi yang dideritanya. Pada saat datang
pasien mengeluhkan sakit kepala. Sakit kepala dikeluhkan mulai muncul
sejak kemarin, terasa seperti ditusuk-tusuk pada bagian belakang kepala.
Sakit kepala dikatakan hilang-timbul, dan terjadi sepanjang hari. Sakit kepala
terasa membaik ketika pasien tidur, dan memberat saat pasien mengalami
stress atau aktivitas berlebih.
Riwayat Pengobatan
Pasien mendapat obat anti hipertensi berupa Amlodipin 1x1, Captopril 2 x
25 mg dan vitamin B kompleks 1x1 satu tahun yang lalu saat didiagnosis
hipertensi. Namun pasien mengatakan tidak melanjutkan kontrol dan
mengkonsumsi obatnya.
Riwayat Keluarga
Dikatakan ayah pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Riwayat penyakit
sistemik lain dalam keluarga seperti jantung koroner, stroke dan diabetes
disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien sehari-harinya menjaga warung di rumahnya. Saat ini pasien hanya
tinggal di rumah bersama anak dan menantunya. Pasien sering mengerjakan
pekerjaan rumah yang sangat banyak diantaranya membuat banten terutama
menjelang hari raya, karena pasien juga menjual banten tersebut dqalam
jumlah yang banyak. Dikatakan sehari-hari pasien membuat banten hingga
larut malam dan tidak ada yang membantu karena anak pasien dan
menantunya bekerja bersama hingga malam pula dimana lokasi kerja
anaknya tidak di rumah melainkan di kantor yang beralamat di Denpasa.
Pasien memiliki 2 orang cucu perempuan. Cucu pertama pasien sudah
menikah dan tinggal bersama suaminya, sedangkan cucu kedua tinggal di
kos karena lebih dekat dengan tempat kuliahnya. Pasien hanya memiliki
satu orang anak laki-laki. Pasien mengatakan dirinya stress karena tidak
dapat bertemu cucunya dan sering merasa kelelahan. Pasien mengatakan
saat ini dirinya merasa kesepian.
Untuk aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, dan BAB atau BAK
pasien dikatakan masih bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Pasien mengaku dulunya tidak pernah memperhatikan pola makan.
Dikatakan bahwa dulu pasien suka makan sembarangan terutama yang
berlemak karena hobi. Pasien tidak merokok dan tidak minum-minuman
beralkohol. Namun dikatakan pasien sering minum kopi karena setiap ada
upacara adat di banjar selalu disuguhkan kopi.
Status General
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, replek pupil +/+ isokor
THT : kesan tenang
Thorax:
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : Ves+/+, Rh-/-, Wh-/-
Abdomen : Bising Usus (+) Normal, distensi (-)
Ekstremitas : akral hangat ++/++, edema --/--
2.3 DIAGNOSIS
Hipertensi grade II
2.4 PENGOBATAN
Pasien diberikan pengobatan Amlodipin 1x1 dan Captopril 2 x 25 mg
sebagai obat antihipertensi dan pasien mendapatkan vitamin B kompleks 1 x
1.
III. KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan pertama dilakukan 3 hari setelah penderita berobat di puskesmas,
yaitu pada tanggal 26 April 2016. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui
lokasi rumah penderita. Kunjungan rumah yang kedua dilakukan pada tanggal 27
April 2016 pada pukul 14.30-16.30 WITA di Gang Langsat, Bringkit, Mengwi.
Pada saat kunjungan ini, penderita sedang berada di rumah menjaga warung
miliknya. Kami berbincang-bincang mengenai keadaan pasien, keluarga pasien
dan keadaan rumah pasien. Penderita tampak ramah dalam wawancara dan
bersedia berbagi pengalaman.
Genetik
a. Genetik
Pada penderita dapat diidentifikasi mengenai faktor genetik penyakit
hipertensinya. Penderita mengatakan ayah pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Dikatakan ayah pasien sudah meninggal sejak lama dikatakan tidak
diketahui penyebabnya.
b. Perilaku
Perilaku berperan penting dalam perjalanan penyakit hipertensi. Penderita
tidak pernah merokok, namun suka mengkonsumsi makanan yang berlemak
dan sering minum kopi. Dikatakan juga bahwa penderita sering tidak
memperhatikan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Pasien juga
tidak mengkonsumi obat yang diberikan secara rutin, namun pasien
mengkonsumsi minuman herbal yang diberikan anaknya. Penderita
mengatakan baru mulai mengikuti program lansia di banjar untuk melakukan
senam sehat saat ada waktu luang.
c. Lingkungan
Pada lingkungan keluarga kemungkinan ditemukan penyebab penderita selalu
merasa stress karena permasalahan dalam keluarga yaitu kesibukan anak dan
cucunya serta kelelahan akibat aktivitas berlebih. Stress yang berlebihan dapat
memicu perburukan penyakit hipertensi. Hal tersebut berkaitan dengan
pengobatan penyakit hipertensi yang diderita oleh pasien akan terganggu
apabila pasien merasa stress. Selain stress karena permasalahan keluarga,
dikatakan stress penderita juga karena pekerjaan rumah untuk upacara agama
sangat banyak dan terkadang sulit diselesaikan sendirian
2. Paripurna (Komprehensif)
Komprehensif artinya meliputi semua aspek tingkat pencegahan (primer,
sekunder, dan tersier).
Pencegahan Primer
Memberikan edukasi tentang hipertensi mengenai perjalanan penyakitnya.
Memberi penjelasan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin tekanan
darah, pemeriksaan lain seperti kadar gula darah, profil lipid, fungsi
jantung, fungsi ginjal, dan fungsi hati.
Pencegahan Sekunder
Memberikan pengobatan yang tepat dan sesuai untuk penyakit
hipertensinya
Penjelasan tentang obat yang digunakan, tujuan pengobatan, serta akibat
yang dapat terjadi apabila tidak patuh pengobatan.
Pencegahan Tersier
Menyarankan penderita untuk mengatur pola makan.
Menyarankan penderita untuk mengurangi stress dan beban pikiran.
Jika penderita mengalami keluhan akut maupun kronis, segera mendatangi
layanan medis.
3. Berkesinambungan
Berkesinambungan artinya melakukan sistem monitoring untuk meningkatkan
kepatuhan penderita dalam perubahan perilaku dan pengobatan.
Penderita harus rutin melakukan kontrol ke puskesmas untuk mengecek
tekanan darah dan untuk mendapat obat lanjutan jika obat habis
Di samping pemeriksaan tekanan darah, penderita dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan lain seperti kadar gula darah, profil lipid, fungsi
ginjal, jantung, dan hati untuk mengetahui ada tidaknya komplikasi.
Penderita disarankan mengatur pola makan dengan mengurangi asupan
garam dalam makanan, serta berolahraga rutin.
5. Mengutamakan Pencegahan
Pencegahan diutamakan pada anggota keluarga dan masyarakat yang berisiko
(belum sakit). Pada penderita ini, faktor genetik, perilaku dan lingkungan
berperan penting dalam perjalanan penyakit hipertensi sehingga perubahan
perilaku dan dukungan dari lingkungan keluarga akan dapat memperlambat
perjalanan penyakit dan keberhasilan pengobatan. Genetik merupakan salah
satu faktor lain penyakit hipertensi. Maka disarankan untuk anggota keluarga
lain untuk memeriksakan diri apabila mengalami keluhan-keluhan yang
berhubungan dengan hipertensi seperti sakit kepala. Intervensi yang dapat
dilakukan adalah menjaga pola makan untuk menghindari obesitas serta rajin
berolahraga.
KAMAR MANDI
KESIMPULAN:
Kasus ini erat kaitannya dengan kegiatan kedokteran keluarga. Dimana perjalanan
penyakit yang panjang sehingga diperlukan intervensi yang lama, kerja sama antar
berbagai pihak, baik pihak pasien, keluarga, dan penyedia pelayanan kesehatan.
Intervensi bukan hanya terhadap penyakitnya saja. Akan tetapi, melihat manusia
seutuhnya. Kunjungan rumah dilakukan untuk mewujudkan hal ini dimana
pendekatan terhadap pasien beserta keluarganya dengan menggunakan prinsip-prinsip
kedokteran keluarga menjadi prioritas