Anda di halaman 1dari 3

Woc Narasi

Ileus obstruktif adalah blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus, dan
makanan, dapat secara mekanis atau fungsional (Iin Inayah, 20013 : 202). Ileus obstruktif
terjadi ketika terdapat rintangan terhadap aliran normal dari usus, bisa juga karena hambatan
terhadap rangsangan saraf untuk terjadinya peristaltik atau adanya blokade. (Barbara C,
Long, 1996 : 242). Penatalaksanaan yang di lakukan adalah pembedahan laparatomy yang
merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga
ke cavitas abdomen (Long, 2000).

Post op atau Post operatif Laparatomi merupakan tahapan setelah proses pembedahan
pada area abdomen (laparatomi) dilakukan. Tindakan post operatif dilakukan dalam 2 tahap
yaitu periode pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase post operatif.
Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan
cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan
kematian (Ullah et al., 2009).

Etiologi : Pembedahan Abdomen , Trauma abdomen : Tumor yang ada dalam dinding
usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus
Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis, Pneumonia, Sepsis, Serangan Jantung,
Ketidakseimbangan elektrolit khususnya natrium, penurunan kemampuan filtrasi ginjal (jam
sampai hari), retensi produk buangan dari nitrogen, gangguan elektrolit dan asam basa.
Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot, Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi,
Mesenteric ischemia

Penyebab gagal ginjal akut ( AKI) secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
pre-renal (gagal ginjal sirkulatorik), renal (gagal ginjal intrinsik), dan post-renal (uropati
obstruksi akut). Penyebab pre-renal adalah hipoperfusi ginjal, ini disebabkan oleh (1,7,8):
1 Hipovolemia, penyebab hipovolemi misalnya pada perdarahan, luka bakar, diare,
asupan kurang, pemakaian diuretik yang berlebihan. Kurang lebih sekitar 3%
neonatus masuk di ICU akibat gagal ginjal prerenal.
2 Penurunan curah jantung pada gagal jantung kongestif, infark miokardium,
tamponade jantung, dan emboli paru.
3 Vasodilatasi perifer terjadi pada syok septic, anafilaksis dan cedera, dan pemberian
obat antihipertensi.
4 Gangguan pada pembuluh darah ginjal, terjadi pada proses pembedahan, penggunaan
obat anestesi, obat penghambat prostaglandin, sindrom hepato-renal, obstruksi
pembuluh darah ginjal, disebabkan karena adanya stenosis arteri ginjal,embolisme,
trombosis, dan vaskulitis.

Patofisiologi Post Laparatomi a.i Ileus Obstruksi dengan diagnosa AKI dan Sepsis

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan
untuk menyeimbangkan fungsi ginjal secara normal, untuk beberapa kasus apabila
keseimbangan cairan terganggu akan menyebabkan komplikasi serius pada ginjal.
menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok
bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus
kembali normal.
Pada pasien ini diterapi dengan pemberian RL, dekstrosa 10 % dan renosan sebagai
terapi pengganti elektrolit dan pengganti kalori dan protein karena pasien dengan ileus
obstruksi mengalami malnutrisi. Untuk menghilangkan peregangan dan muntah dipasang
naso gastric tube (NGT), dan obat antibiotic dengan spectrum luas untuk mencegah infeksi
seperti peritoniti, sepsis. Antibiotic yang diberikan berupa metronidazole 3 x 500 mg,. Post
pembedahan laparatomi pencegahan infeksi untuk mengembalikan fungsi normal usus juga
sangat di perhatikan,
Pada pasien ini dilakukan tindakan laparotomy untuk mencari penyebab obstruksi
usus. Intervensi pembedahan diindikasikan pada pasien dengan obstruksi usus lengkap
dengan gejala dan tanda adanya strangulasi, atau pasien dengan obstruksi sederhana namun
tidak membaik dengan pengobatan non-operatif. Banyak ahli yang setuju untuk dilakukan
laparotomy darurat pada pasien dengan nyeri menetap, demam atau gejala peritonitis.
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat
segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi
atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau
40%.3 Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.5
Pasien ini memiliki prognosis cenderung baik karena telah dilakukan tindakan operasi
dan pengobatan namun perlu dilakukan tindakan pembedahan lanjut untuk mengangkat tumor
pada system reproduksi yang dilakukan oleh dokter spesialis obgin untuk mencegah obstruksi
lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai